Menkeu Purbaya Ungkap Anggaran Fantastis Rp148 Triliun untuk Pembelian Jet Tempur China
- account_circle Admin
- calendar_month Ming, 19 Okt 2025

JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan anggaran besar untuk rencana pembelian jet tempur buatan China, dengan nilai mencapai USD 9 miliar atau sekitar Rp148 triliun.
Anggaran tersebut, kata Purbaya, merupakan bagian dari strategi modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) nasional yang menjadi prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia.
“Anggaran pembelian jet tempur buatan China ini mencapai sekitar USD 9 miliar atau setara Rp148 triliun. Ini investasi jangka panjang untuk memperkuat sistem pertahanan udara kita,” ujar Purbaya dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (19/10/2025).
Ia menegaskan bahwa kerja sama dengan Tiongkok menjadi langkah penting untuk diversifikasi sumber pengadaan alutsista, setelah sebelumnya Indonesia menjalin kemitraan dengan Amerika Serikat, Prancis, dan Korea Selatan.

“Kita tidak bisa bergantung hanya pada satu negara. Diversifikasi penting agar kita punya fleksibilitas strategis,” tambahnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber internal Kementerian Pertahanan, Indonesia tengah menjajaki dua tipe jet tempur unggulan buatan China, yakni Chengdu J-10C dan Chengdu J-20 Mighty Dragon.
Jet J-10C dikenal sebagai pesawat multirole dengan radar AESA dan sistem persenjataan modern, sedangkan J-20 merupakan jet generasi kelima dengan teknologi siluman (stealth) yang setara dengan F-35 milik Amerika Serikat.
Jika pembelian ini disepakati, Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan jet siluman asal China, menandai lompatan besar dalam kekuatan udara nasional.
Juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI (Purn) Bambang Satrio, menjelaskan bahwa pemerintah tidak hanya fokus membeli pesawat, melainkan juga menekankan aspek transfer teknologi (ToT) agar industri pertahanan dalam negeri seperti PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dapat berpartisipasi dan menguasai teknologi pesawat tempur modern.
“Kami tidak hanya membeli pesawat, tapi juga teknologi. Ada skema transfer teknologi yang sedang dibahas agar kemampuan rekayasa dan produksi dalam negeri meningkat,” ujarnya.

Bambang juga memastikan bahwa pembiayaan akan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2030, menyesuaikan dengan kemampuan fiskal dan prioritas pertahanan nasional.
Sementara itu, analis militer independen Arif Prasetyo menilai langkah pemerintah menggandeng China dalam pengadaan jet tempur ini sebagai manuver strategis di tengah dinamika geopolitik Asia-Pasifik.
Menurutnya, Indonesia berupaya menjaga posisi nonblok yang aktif dengan tidak hanya bergantung pada negara Barat. “Ini langkah berani dan penuh perhitungan. Namun transparansi mutlak diperlukan karena nilai proyeknya sangat besar,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa proyek senilai Rp148 triliun harus diawasi secara ketat agar tidak menimbulkan potensi penyimpangan seperti yang pernah terjadi dalam pengadaan alutsista sebelumnya.
Menanggapi hal itu, Purbaya menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan setiap tahapan pengadaan dilakukan secara transparan dan akuntabel. Ia meminta lembaga terkait seperti Kementerian Pertahanan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan aparat penegak hukum melakukan pengawasan menyeluruh agar tidak ada celah penyalahgunaan anggaran.
“Pengawasan publik sangat penting. Jangan sampai anggaran sebesar itu justru menimbulkan kebocoran. Kami ingin setiap rupiah benar-benar digunakan untuk memperkuat pertahanan negara, bukan memperkaya segelintir pihak,” tegasnya.
Purbaya juga memastikan bahwa pembelian jet tempur dari China tidak akan mengganggu stabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurutnya, pemerintah telah menghitung semua variabel agar keseimbangan antara kekuatan pertahanan dan kesehatan fiskal tetap terjaga.
“Kita ingin pertahanan yang kuat, tapi fiskal juga harus sehat. Pemerintah akan memastikan skema pembiayaan yang aman, efisien, dan berorientasi jangka panjang,” pungkasnya.
Rencana pembelian jet tempur China ini menjadi salah satu proyek pertahanan terbesar dalam sejarah Indonesia. Selain memperkuat postur militer nasional di tengah ketegangan geopolitik kawasan, kebijakan ini juga menjadi ujian transparansi dan profesionalisme pemerintah dalam mengelola proyek strategis bernilai ratusan triliun rupiah. (Tim)
Dikutip dari beberapa sumber media terpercaya

https://shorturl.fm/JV1HJ
21 Oktober 2025 2:28 AMhttps://shorturl.fm/3zIZn
19 Oktober 2025 2:39 PM