Puluhan Warga Coret Agama Resmi, Pilih Kepercayaan Tuhan YME di KTP!
- account_circle Admin
- calendar_month Sab, 26 Jul 2025

BLITAR – Sebuah fenomena mengejutkan mengguncang Blitar! Puluhan warga Kabupaten Blitar secara terbuka mengganti kolom agama di KTP mereka menjadi “Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”.
Langkah berani ini menjadi gelombang baru pasca keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi yang memberi ruang hukum bagi para penghayat kepercayaan untuk diakui secara resmi dalam dokumen kependudukan.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Blitar, Tunggul Adi Wibowo, mengonfirmasi bahwa sebanyak 78 warga telah melakukan perubahan ini sejak tahun 2022 hingga Juni 2025.
“Iya, benar. Mayoritas berusia di atas 40 tahun. Mereka sebelumnya menganut agama resmi, kini memilih kepercayaan terhadap Tuhan YME,” ujar Tunggul saat ditemui Senin (21/7/2025).
Langkah ini tak lepas dari Putusan MK Nomor 97/PUU-XIV/2016 yang menyatakan penghayat kepercayaan berhak mendapat identitas resmi setara pemeluk agama-agama besar. Kini, mereka tak lagi dianggap warga “kelas dua” dalam sistem administrasi negara.
Viralnya potret KTP warga dengan kolom “Kepercayaan” memantik sorotan luas di media sosial, apalagi salah satu pemilik KTP diketahui berprofesi sebagai dosen. Muncul reaksi beragam, ada yang menyebut ini bentuk pembebasan spiritual, ada pula yang menganggap ini pertanda pergeseran kesadaran masyarakat terhadap spiritualitas.
Tunggul menegaskan bahwa semua proses berjalan legal dan sesuai aturan. “Selama melampirkan surat dari organisasi penghayat kepercayaan yang berbadan hukum, tidak ada yang kami tolak,” ucapnya. Organisasi ini harus terdaftar resmi dan diakui Kemenkumham.
Fenomena ini tak hanya terjadi di Blitar, tapi juga menyebar ke berbagai wilayah lain. Pemerintah daerah kini dihadapkan pada realitas baru, kepercayaan tradisional mulai bangkit dan menuntut hak yang setara di mata hukum.
Langkah puluhan warga Blitar ini bukan sekadar formalitas administratif. Ini adalah tamparan keras terhadap diskriminasi keyakinan, sekaligus tonggak penting dalam sejarah pluralisme di Indonesia.
Apakah ini awal dari gelombang spiritual baru yang akan menjalar ke seluruh nusantara? Blitar sudah memulai. Siapa berikutnya? (Ray)

vdwz0y
8 Oktober 2025 11:39 PM