Bali Darurat Travel Ilegal, Tragedi 5 Turis Tiongkok Bukan Kecelakaan, tapi Kegagalan Pemerintah Bali
- account_circle Ray
- calendar_month Sab, 22 Nov 2025

Sumber foto Travel Kompas.
DENPASAR – Kecelakaan lalu lintas yang menewaskan 5 turis Tiongkok di jalur ekstrem Singaraja–Denpasar pada Jumat (14/11) lalu itu yang membuka tabir kelam pengawasan industri pariwisata Bali.
Berita sebelumnya,
Kecelakaan Maut yang Menewaskan 5 Warga Tiongkok, Diduga Dikelola Travel Bodong Asal Tiongkok
Jejak Gelap di balikTragedi Hiace Bali, Sisi Buram Pengawasan Pariwisata Bali
Kendaraan Toyota Hiace yang digunakan bahkan bisa dikatakan ilegal karena tidak memiliki izin angkutan pariwisata, tidak menjalani uji KIR berkala, dan tidak dilengkapi asuransi perjalanan dan disinyalir menggunakan sopir tembak.
Sumber internal transportasi wisata menyebut praktik “pinjam bendera” diduga kerap terjadi, mobil pribadi disewakan harian dan dilegalkan secara liar melalui agen resmi tanpa prosedur sah, sehingga saat kecelakaan terjadi, seluruh penanggung jawab menghilang tanpa jejak.
Sopir bernama Arif selamat, namun pengakuannya justru memunculkan tanda tanya besar. “Saya tidak mengantuk. Saya biasa melalui jalur itu,” ujarnya. Jika benar berpengalaman, mengapa kehilangan kendali di jalur yang disebutnya sudah dikuasai? Jalur Singaraja–Denpasar adalah rute ekstrem yang berkabut, minim rambu, penuh tikungan tajam—namun tetap dipaksakan oleh travel murah demi mengejar jadwal padat, bukan keselamatan.
Kejanggalan makin terlihat ketika polisi menelusuri kontak agen. Nomornya tidak aktif. Alamat kantor diduga palsu. Sopir bukan karyawan tetap, melainkan freelance yang direkrut mendadak tanpa briefing keselamatan, tanpa SOP rute, dan hanya diberi instruksi singkat “antar tamu ke Bedugul lalu Denpasar.”

Hery Sudiarto, Komite Asia Timur Tengah Pasifik DPP ASITA.
Awak media menghubungi Hery Sudiarto selaku Komite Asia Timur Tengah Pasifik DPP Asita, menegaskan Pariwisata memang perlu standar keamanan, legalitas dan taat hukum dan aturan bagi stateholder pariwisata.
“Saya kebetulan tidak ada di Bali. Hanya baca via berita. Dan di hubungi oleh konsulat jenderal Tiongkok untuk memberikan bantuan keluarga korban, ” Ungkapnya melalui pesan elektronik, Kamis 20 November 2025.
Ia menjelaskan juga agar para korban kecelakaan agar diatur oleh Bhante / Suhu untuk mendoakan korban secara agama Buddha, serta membantu mengatur relawan bahasa mandarin di Rumah Sakit dan komunikasi bahasa dengan pihak aparat.
Menghubungi pengamat pariwisata Tiongkok, juga mengatakan bahwa supir tidak cukup istirahat karena perjalanan subuh dan supir hanya tidur 2 – 3 jam saja. Ia juga menanyakan apakah mobil Hiace Commuter dengan kapasitas 13 orang tidak terlalu berat dan full banget? Belum lagi izin pariwisata yang tidak jelas dan apakah tamu / turis ikut agen yang punya perusahaan legal di Bali? Tentu pengamat dan pelaku seperti mereka sangat terpukul juga dengan adanya bisnis ilegal yang pemerintah belum dapat mencegah hal ini.
“Setahu saya tamu ini semua ikut agen dari China dan cuma sewa mobil di bali saja tanpa Guide (pemandu wisata), ” Ungkanya yang mewanti – wanti tidak ingin ditulis namanya.
“Sekarang sudah banyak agen-agen china yang tanpa izin travel jualan di Bali dan cuma sewa mobil saja dengan supir lokal dan transportasi Bali, ” Tekannya.
Tentu hal ini pesannya, pemerintah Provinsi Bali harus mengambil langkah tegas karena kegiatan ilegal seperti ini merugikan penghasilan daerah.
“Jepang dan China lagi juga memanas, tentu sektor pariwisata pastilah terpukul, belum lagi kasus- kasus lain di Bali, ‘ sebutnya sambil mengirimkan berita pembunuhan wisatawan Tiongkok baru – baru ini.
Ia juga menginformasikan ke awak media bahwa banyak juga ilegal travel yang bermain secara online dengan menyasar pariwisata Pantai Lovina.
“Operasinya (mengatur market) di China, ” Pungkasnya. (Ray)

https://shorturl.fm/O5Pvt
22 November 2025 5:53 AM