Begitu Pikiran Terbuka, Jiwa Mekar Dalam Cahaya
- account_circle Admin
- calendar_month Jum, 21 Nov 2025

Laporan Khusus oleh Guru Gede Prama
DENPASAR – Di Shambala Meditation Center, suasana teduh pagi itu dipenuhi embun dan cahaya lembut. Dalam ruang hening yang menjadi tempat banyak jiwa mencari kedamaian, Guru Gede Prama kembali membagikan pesan mendalam tentang perjalanan batin manusia—sebuah ajakan untuk membuka pikiran, melembutkan hati, dan kembali pada sumber cahaya di dalam diri.
Menurut beliau, ketidaksadaran adalah bagian terdalam dari diri, sebuah ruang sunyi tempat segala kemungkinan dilahirkan. “Ia adalah ibu dari keajaiban,” ujar Guru Gede Prama, sembari menekankan bahwa ruang ini bukanlah sesuatu yang bisa ditembus lewat dahaga akan jawaban, tetapi melalui pelukan lembut terhadap misteri itu sendiri.
Di hadapan para pencari makna, beliau menjelaskan bahwa dalam perjalanan spiritual kerap tiba saat suci ketika pertanyaan-pertanyaan larut, seperti kabut yang hilang disapa cahaya pagi. Pada momen itu, manusia tak lagi mengejar pengetahuan, melainkan belajar beristirahat dalam ketidaktahuan, merangkul yang tak terlihat, dan menjadi sahabat bagi keheningan.
Guru Gede Prama menegaskan bahwa pengetahuan memiliki batas, sementara ketidaktahuan justru membuka gerbang tak terhingga—ruang tempat kesadaran dapat menyanyi dan keajaiban bernapas. “Sebagaimana engkau datang dari Yang Tak Terbatas, engkau pun akan kembali ke sana,” ujarnya, memperingatkan pentingnya membuka pikiran sedini mungkin.
Dengan bahasa puitis yang menjadi ciri khasnya, ia mengajak hadirin untuk tumbuh dari hati yang terluka menuju hati yang mekar. “Hati yang menderita akan melahirkan derita,” katanya, “tetapi hati yang mekar akan tersenyum dalam keindahan.”
Ketika pikiran yang terbuka bersatu dengan hati yang indah, menurutnya, misteri kehidupan tidak lagi menjadi beban. Ia justru mekar menjadi harmoni. Pada titik itu, pencarian berakhir dan keheningan dimulai; keluhan berhenti dan syukur mengalir; doa berubah menjadi senyuman.
Dalam ajaran yang disampaikan dengan penuh kelembutan itu, Guru Gede Prama mengingatkan bahwa tak ada jarak antara matahari dan jiwa, tak ada jarak antara pikiran dan pencerahan. Keindahan dan hati, katanya, bersinar bersama sebagai dua sayap dari satu napas Ilahi.
Pesan ini kembali menegaskan peran Shambala Meditation Center (bellofpeace.org / belkedamaian.org) sebagai ruang pemulihan batin, tempat jiwa-jiwa belajar kembali mekar dalam cahaya.
Dengan ajaran yang sederhana namun menyentuh inti kehidupan, Guru Gede Prama mengajak setiap manusia kembali menemukan rumahnya: kedamaian di dalam diri sendiri. (Tim)

Saat ini belum ada komentar