Ugrasena Tegaskan Bandara Bali Harus di Utara, Bukan Dialihkan ke Barat!
- account_circle Mega Terorisawati
- calendar_month Sen, 8 Des 2025

BULELENG – Suara tegas kembali bergema dari utara Bali. Ugrasena menolak keras wacana pengalihan proyek Bandara Internasional Bali Utara ke wilayah Bali Barat, termasuk rencana menjadikan kawasan tersebut sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Menurutnya, langkah itu bukan hanya keluar jalur dari semangat pemerataan pembangunan, tetapi juga mencederai arah besar “Membangun Bali” yang seharusnya mendahulukan wilayah-wilayah tertinggal.
Ugrasena mengingatkan, rencana memindahkan proyek strategis ini diduga bertentangan dengan RPJMN Nomor 12 Tahun 2025 dan bisa memicu konsekuensi sosial yang serius. Bali Barat berbatasan langsung dengan Banyuwangi, Jawa Timur—sebuah titik rawan pergeseran sosial dan budaya yang dampaknya harus dihitung ekstrem hati-hati.
Masalah tak berhenti di sana. Kawasan Bali Barat mencakup Taman Nasional Bali Barat, hutan lindung yang menjadi situs UNESCO dan rumah bagi pura-pura sakral seperti Pura Segara Rupek dan Pulau Menjangan. Di dalamnya terdapat kawasan suci, mangrove, taman laut, dan terumbu karang yang dilindungi. “Memaksakan proyek di sana sama saja membuka peluang penggusuran, pengrusakan ekosistem, dan mengganggu kesucian kawasan sakral,” ujarnya.
Ia menyerukan masyarakat Buleleng dan seluruh rakyat Bali untuk tetap kritis dan tidak terkecoh oleh narasi yang membelokkan fokus dari bandara yang memang diperjuangkan untuk Bali Utara. “Keputusan hari ini akan menjadi warisan untuk anak cucu. Jangan sampai kita salah arah,” tegasnya.
Ugrasena meminta ruang dialog dibuka secara profesional dan menyeluruh, melibatkan akademisi, masyarakat, hingga pemerintah pusat. Menurutnya, ketimpangan pembangunan Bali masih menganga: selatan jaya, sementara utara, Karangasem, dan Bangli tetap menjadi wilayah termiskin dengan pariwisata yang tertinggal. “Lalu kenapa pembangunan justru diarahkan ke barat—wilayah yang bukan prioritas pemerataan?” katanya tajam.
Ia menegaskan kembali, kini saatnya duduk bersama, membedah dan mengkaji wacana ini secara jujur dan transparan. Karena masa depan Bali terlalu mahal untuk dipertaruhkan pada keputusan yang salah arah. (Tim)

https://shorturl.fm/rhwPD
9 Desember 2025 1:53 AM