Breaking News
light_mode
Beranda » Lingkungan » Jejak Pohon Asem di Jalanan Warisan Kolonial, Strategi, Fungsi, dan Manfaat yang Masih Terasa Hingga Kini

Jejak Pohon Asem di Jalanan Warisan Kolonial, Strategi, Fungsi, dan Manfaat yang Masih Terasa Hingga Kini

  • account_circle Admin
  • calendar_month Sen, 8 Des 2025

BALI — Pohon Asem Jawa yang tumbuh berjajar di berbagai ruas jalan tua bukan ditanam secara kebetulan. Pada masa kolonial Belanda, penanaman pohon ini menjadi bagian dari strategi infrastruktur yang dirancang untuk menjawab kebutuhan praktis, navigasi, hingga keamanan perjalanan di wilayah tropis.

Dalam catatan sejarah, pemerintah kolonial memilih Asem Jawa karena kemampuannya memberikan keteduhan alami bagi para pelintas jalan pada era ketika transportasi masih didominasi kuda, pedati, dan perjalanan kaki. Di bawah iklim tropis yang menyengat, rindangnya daun Asem membuat perjalanan lebih nyaman sekaligus menjaga ketahanan fisik para pengguna jalan.

Namun manfaatnya tak berhenti di sana. Pohon Asem juga berfungsi sebagai penanda jalur dan batas wilayah. Dengan karakteristik batang dan tajuk yang mudah dikenali dari kejauhan, pohon ini membantu tentara kolonial, pedagang, maupun pengangkut barang menavigasi perjalanan antar-kampung dan antar-kota tanpa tersesat. Fungsi ini menjadikan Asem sebagai “rambu alami” pada masa sebelum peta modern dan marka jalan dibuat.

Dari sisi lingkungan, kekuatan akar Asem Jawa menjadi solusi untuk mencegah erosi di sepanjang jalan, terutama di jalur berbukit atau rawan longsor. Ketahanannya terhadap cuaca ekstrem juga membuat perawatan pohon ini relatif mudah dan murah, sehingga ideal bagi pemerintah kolonial yang ingin menekan biaya pemeliharaan infrastruktur.

Buah Asem yang bernilai ekonomis turut memberi manfaat bagi warga desa di sekitar jalur perdagangan. Selain diperdagangkan, Asem digunakan sebagai bahan kuliner dan ramuan kesehatan, menjadikan pohon tersebut aset multifungsi bagi masyarakat.

Menariknya, keberadaan pohon-pohon besar ini secara tidak langsung juga memengaruhi perilaku berkendara. Jalur yang teduh dan sedikit gelap mendorong kereta kuda atau pengendara untuk memperlambat laju demi keselamatan, sehingga mengurangi risiko kecelakaan di masa itu.

Hingga kini, jejak penanaman Asem Jawa masih tampak jelas di banyak daerah. Selain menjadi bagian dari lanskap historis, pohon-pohon ini menyimpan cerita tentang bagaimana unsur alam dipadukan dalam pembangunan infrastruktur pada masa kolonial — sebuah warisan yang tetap memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat modern. (Tim)

Penulis

Pesonamu Inspirasiku

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Ramadhan Kian Dekat, Media Gatra Dewata Hadir dengan Ratusan Sajadah untuk Umat

    Ramadhan Kian Dekat, Media Gatra Dewata Hadir dengan Ratusan Sajadah untuk Umat

    • calendar_month Sen, 27 Mar 2023
    • account_circle Admin
    • 0Komentar

    Karangasem – Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1444 H/2023, Media Gatra Dewata melaksanakan kegiatan berbagi sajadah kepada sejumlah masjid di Bali. Aksi ini diharapkan dapat mendukung kenyamanan umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa dan shalat berjamaah. Kegiatan pembagian sajadah ini salah satunya dilakukan di Masjid Jami Baiturrahim, Kecicang, Karangasem. Pengurus masjid menyampaikan apresiasi dan mengajak […]

  • Terapi Pijat Minyak Tradisional Gaya Balian Bali, Primadona Baru Wisatawan Domestik dan Mancanegara

    Terapi Pijat Minyak Tradisional Gaya Balian Bali, Primadona Baru Wisatawan Domestik dan Mancanegara

    • calendar_month Sab, 21 Jun 2025
    • account_circle Ngurah Wisnawa
    • 0Komentar

    BALI – Di tengah pesatnya modernisasi layanan kesehatan dan wellness, pengobatan terapi pijat dengan minyak tradisional gaya Balian Bali justru terus mencuri perhatian wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Terapi ini tak sekadar pijat biasa, melainkan ritual penyembuhan yang sarat makna spiritual dan filosofi warisan budaya Bali. Wisatawan mancanegara maupun domestik rela antre dan melakukan reservasi […]

  • Narasi Kontra Soal PHK di Sektor Pariwisata Bali, Data Optimis vs Waspada Realistis

    Narasi Kontra Soal PHK di Sektor Pariwisata Bali, Data Optimis vs Waspada Realistis

    • calendar_month Ming, 29 Jun 2025
    • account_circle Admin
    • 0Komentar

    Isu PHK di Tengah Pulihnya Pariwisata Bali DENPASAR – Pernyataan yang kontras antara Gubernur Bali I Wayan Koster pada acara penutupan Bung Karno VII dan Instagram Ketua DPR RI Puan Maharani menunjukkan dua sudut pandang berbeda atas dinamika terkini sektor pariwisata Bali. Di satu sisi, Gubernur Koster menepis isu pemutusan hubungan kerja (PHK) dan menyebut […]

  • Wilson Lalengke Dijadwalkan Berpidato di Komite Keempat PBB tentang Isu Sahara Maroko dan Hak Asasi Manusia

    Wilson Lalengke Dijadwalkan Berpidato di Komite Keempat PBB tentang Isu Sahara Maroko dan Hak Asasi Manusia

    • calendar_month Sel, 30 Sep 2025
    • account_circle Admin
    • 6Komentar

    Jakarta – Aktivis hak asasi manusia dan jurnalis senior Indonesia, Wilson Lalengke, akan menghadiri sesi penting di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, dari tanggal 7 hingga 12 Oktober 2025. Di forum masyarakat dunia itu, ia akan menyampaikan pidato yang berisi petisi kepada Komite Khusus Politik dan Dekolonisasi (Komite Keempat) tentang […]

  • Negara Absen, Intoleransi Merajalela! Kasus Sukabumi Bukti Nyata Pembiaran Sistemik Play Button

    Negara Absen, Intoleransi Merajalela! Kasus Sukabumi Bukti Nyata Pembiaran Sistemik

    • calendar_month Sel, 1 Jul 2025
    • account_circle Admin
    • 1Komentar

    SUKABUMI – Peristiwa perusakan rumah milik keluarga Yongki di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, kembali memunculkan satu pertanyaan yang tak kunjung terjawab: sampai kapan negara akan terus membiarkan intoleransi beragama merusak sendi-sendi kebangsaan? Kejadian pada akhir Juni 2025 ini menggambarkan kegagalan negara melindungi warganya yang memiliki keyakinan berbeda. Di tengah heningnya peran negara, justru […]

  • Sekretaris ARUN Bali Protes Keras Kebijakan Koster Soal Lift Kelingking: “Apakah Tidak Ada Kepastian Hukum Investasi di Tanah Bali?”

    Sekretaris ARUN Bali Protes Keras Kebijakan Koster Soal Lift Kelingking: “Apakah Tidak Ada Kepastian Hukum Investasi di Tanah Bali?”

    • calendar_month Ming, 23 Nov 2025
    • account_circle Admin
    • 0Komentar

    DENPASAR – Sekretaris Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN) Bali, A.A. Gede Agung Aryawan, S.T. (Gung De) melontarkan protes keras terhadap keputusan Gubernur Bali periode sebelumnya, Wayan Koster, yang memerintahkan pembongkaran lift kaca di Pantai Kelingking, Nusa Penida, paling lambat enam bulan ke depan. Ia menilai kebijakan tersebut mencerminkan ketidakkonsistenan pemerintah dan menimbulkan pertanyaan besar mengenai […]

expand_less