Bali Bakal Punya Pintu Baru! Marina Internasional di KEK Kura Kura Bali Mulai Dibangun
- account_circle Admin
- calendar_month Jum, 3 Okt 2025

Denpasar, 2 Oktober 2025 – Pulau Dewata kembali menorehkan langkah besar dalam pengembangan pariwisata berkelas dunia. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, yang dikenal sebagai destinasi pariwisata berkualitas dan industri kreatif berbasis budaya, resmi memulai pembangunan Marina Internasional ekosistem marina berstandar global pertama di Indonesia.
Pembangunan ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan visi Bali sebagai destinasi pariwisata regeneratif dan mendukung cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Momentum bersejarah ini semakin kuat dengan kunjungan kerja Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana pada Rabu (1/10). Dalam kunjungannya, ia menegaskan komitmen pemerintah terhadap percepatan pengembangan KEK Kura Kura Bali sebagai prototipe destinasi regeneratif yang menggabungkan kemajuan teknologi, pelestarian budaya, dan keberlanjutan lingkungan.

“Kami baru pertama kali ke sini, luar biasa bagus sekali. Bangunan ini (UID Bali Campus) adalah bukti nyata implementasi SDGs. Dengan hadirnya marina ini, harapannya kawasan ini dapat menghadirkan wisatawan yang berkualitas,” ujar Widiyanti.
Pembangunan marina saat ini berfokus pada infrastruktur bawah laut, termasuk sistem pengendalian kekeruhan air (turbidity control) menggunakan silt curtain sementara yang telah disesuaikan dengan izin dan regulasi lingkungan.
Setelah rampung, marina ini akan mampu menampung hingga 146 super yacht, menjadikannya fasilitas maritim paling modern di Tanah Air. Selain menjadi magnet baru bagi wisatawan kapal pesiar, proyek ini juga akan membuka ribuan lapangan kerja dan memperkuat posisi Bali sebagai gerbang maritim Asia Pasifik.
KEK Kura Kura Bali, yang ditetapkan pemerintah pada April 2023 dan dikembangkan oleh PT Bali Turtle Island Development (BTID), berdiri di atas lahan seluas 498 hektare di kawasan Serangan, Denpasar.
Kawasan ini dirancang sebagai model pariwisata masa depan yang menggabungkan kearifan lokal Bali, pelestarian alam, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan berdasarkan filosofi Tri Hita Karana, harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Sejak awal pembangunannya, KEK Kura Kura Bali telah menanam ratusan ribu pohon dan menjadi habitat bagi sekitar 160 spesies burung dari kawasan Asia Pasifik. Dalam proses pengembangannya, kawasan ini juga aktif melibatkan Desa Adat Serangan, memastikan masyarakat lokal berperan langsung dalam ekonomi kawasan.
BTID bersama Bappenas dan Kementerian Pariwisata juga mendampingi proses transisi menuju terbentuknya Desa Wisata Serangan, sebagai bentuk nyata penerapan konsep regeneratif yang melibatkan komunitas.
Presiden Komisaris BTID, Tantowi Yahya, menegaskan bahwa pembangunan Marina Internasional menjadi prioritas utama dalam agenda percepatan investasi kawasan.
“Fokus kami dalam beberapa tahun ke depan adalah pembangunan Marina Internasional sebagai bagian dari percepatan investasi. Kami ingin KEK Kura Kura Bali tumbuh sebagai destinasi pariwisata berkualitas yang berpijak pada budaya Bali serta memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan,” tegas Tantowi.
Selain proyek marina, sejumlah pembangunan lain juga berjalan beriringan. Sekolah ACS Bali telah menerima siswa baru sejak Juli lalu, The Grand Outlet Bali yang dikembangkan bersama Mitsubishi Estate telah mencapai lebih dari 50 persen progres konstruksi, dan Azur Bali (Vila Residensial) akan segera diluncurkan.
Setiap proyek dijalankan dengan memperhatikan aspek teknis, budaya, dan kepatuhan lingkungan, termasuk menjaga akses bagi nelayan tradisional dan kegiatan persembahyangan di pura-pura yang ada di kawasan tersebut.
Kura Kura Bali tidak hanya berfokus pada pariwisata, tetapi juga menjadi ruang kolaborasi ilmu pengetahuan dan lingkungan. Di kawasan ini akan berdiri International Mangrove Research Center (IMRC), hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab.
Fasilitas penelitian ini diharapkan menjadi pusat riset mangrove terbesar di kawasan Asia, sekaligus memperkuat Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali dalam mendorong ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Menurut Tantowi, konsep pariwisata regeneratif dan berkelanjutan yang diterapkan di KEK Kura Kura Bali akan menjadi magnet baru bagi pariwisata Indonesia.
“Kami memproyeksikan marina dan proyek-proyek lainnya dapat mendatangkan tambahan 1,6 juta wisatawan setiap tahun serta menyerap lebih dari 50.000 tenaga kerja. Ini bukan sekadar proyek pariwisata, melainkan percontohan bagaimana budaya, teknologi, dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan,” tutupnya.
Dengan semangat Tri Hita Karana, KEK Kura Kura Bali berkomitmen menghadirkan pariwisata yang bukan hanya mendatangkan wisatawan, tetapi juga memulihkan alam, memperkuat budaya, dan menyejahterakan masyarakat lokal.
Marina Internasional yang tengah dibangun menjadi simbol langkah nyata menuju era baru pariwisata Bali yang lebih cerdas, hijau, dan manusiawi. (Tim)

Saat ini belum ada komentar