AS Dikabarkan Pertimbangkan Tinggalkan Cadangan Emas, Ancaman Dominasi BRICS Jadi Pemicu
- account_circle Admin
- calendar_month Rab, 26 Nov 2025

WASHINGTON, DC – Amerika Serikat dikabarkan mulai mempertimbangkan langkah radikal dalam struktur cadangan (reserve = cadangan atau aset negara yang disimpan untuk menjaga stabilitas mata uang) ekonominya.
Dorongan ini muncul seiring meningkatnya pengaruh ekonomi blok BRICS dan akumulasi emas besar-besaran oleh China yang dinilai dapat menggeser dominasi dolar di panggung global.
Sumber internal dari komunitas analis keuangan di Washington menyebutkan bahwa kalangan pembuat kebijakan AS tengah “mengukur ulang fondasi cadangan mata uangnya,” termasuk kemungkinan mengurangi ketergantungan pada emas sebagai penopang dolar.
Pengamat geopolitik internasional, Dr. Marcus Heller dari Global Monetary Institute, mengatakan bahwa langkah ini tidak muncul tiba-tiba. Menurutnya, China dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan penimbunan emas terbesar dalam sejarah modern, sebuah sinyal kuat bahwa mereka ingin memperkuat mata uang alternatif yang dapat menyaingi dolar.
“Ketika sebuah negara dengan ukuran ekonomi sedemikian besar menimbun emas dalam skala masif, itu adalah pesan langsung bahwa mereka sedang menyiapkan struktur moneter baru yang tidak bergantung pada dolar,” ujarnya.
Di sisi lain, Amerika juga menghadapi tantangan bernama kejatuhan petro-dollar. Selama puluhan tahun, dolar menjadi standar transaksi minyak global dan menjadi salah satu pilar utama kekuatan ekonomi AS. Namun, perubahan besar dalam konsumsi energi dunia, beralihnya negara-negara ke sumber energi terbarukan, hingga kebijakan sejumlah produsen minyak yang mulai menerima pembayaran non-dolar, membuat struktur lama ini perlahan terkikis.
Ekonom energi Universitas Stanford, Prof. Linda Harrows, menyebut situasi ini sebagai ancaman langsung terhadap hegemoni finansial AS.
“Ketika pasar minyak berubah, pondasi dolar pun ikut goyah. Ini bukan lagi isu teknis, tetapi isu strategis bagi Amerika,” ungkapnya.
Dalam tekanan geopolitik tersebut, sejumlah analis memprediksi langkah mengejutkan, Amerika Serikat dapat mengalihkan sebagian cadangan dolar dan cadangan strategis lainnya ke Bitcoin. Financial strategist dari New York Digital Asset Council, Evan Roth, menilai bahwa langkah tersebut mungkin tampak ekstrem, tetapi bukan mustahil.
“Jika AS ingin mempertahankan supremasi finansialnya, mereka tidak bisa hanya mengandalkan emas dan uang kertas. Bitcoin memiliki karakteristik sebagai aset global yang tidak dikendalikan negara manapun dan sangat mungkin menjadi cadangan strategis baru,” katanya.
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pemerintah AS, diskusi internal yang mencuat ini menandakan adanya kegelisahan nyata atas perubahan besar dalam arsitektur ekonomi dunia.
Dengan BRICS yang kini semakin agresif, China yang menyamai pola negara-negara era standar emas, negara-negara Timur Tengah yang mulai melepas petro-dollar, hingga meningkatnya legitimasi aset digital, Amerika Serikat menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dr. Heller menyimpulkan bahwa bila rumor ini benar, dunia mungkin tengah memasuki fase awal kelahiran sistem keuangan global baru. (Tim)

Saat ini belum ada komentar