Indonesia Pertimbangkan Akuisisi Kapal Induk Italia Giuseppe Garibaldi
- account_circle Admin
- calendar_month Sel, 16 Sep 2025

JAKARTA – Pemerintah Indonesia mengonfirmasi tengah menjajaki peluang untuk membeli kapal induk ringan Italia, ITS Giuseppe Garibaldi, yang sudah resmi dipensiunkan Angkatan Laut Italia.
Kepastian ini disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Muhammad Ali, saat peresmian KRI Brawijaya-320 di Pelabuhan Tanjung Priok. Ia menegaskan bahwa akuisisi kapal tersebut masih dalam tahap pembicaraan dengan pihak Italia.
“Memang benar ada upaya dari kami untuk memperoleh Garibaldi. Kapal ini sebelumnya melayani Angkatan Laut Italia, dan kami berharap dapat memperkuat armada Indonesia ke depan,” ujar Laksamana Ali.
Jika rencana ini berhasil, Indonesia untuk pertama kalinya akan mengoperasikan kapal induk, yang sekaligus akan mengubah status TNI AL dari kekuatan laut hijau (green-water navy) menjadi kekuatan laut biru (blue-water navy) dengan kemampuan proyeksi di kawasan Indo-Pasifik.
Menurut Laksamana Ali, penggunaan awal kapal induk difokuskan pada Operasi Militer Selain Perang (OMSP), seperti bantuan kemanusiaan, patroli maritim, hingga penanganan bencana. Meski begitu, ia tidak menutup kemungkinan kapal induk digunakan dalam operasi tempur penuh bila kondisi menuntut.
Profil Giuseppe Garibaldi
Diluncurkan: 1985
Bobot: ±14.000 ton
Panjang: 180 meter
Mesin: 4 turbin gas LM2500
Kecepatan: hingga 30 knot
Kapasitas: pesawat AV-8B Harrier II & helikopter anti-kapal selam
Fitur utama, dek ski-jump dan pusat komando NATO
Kapal induk ini telah teruji dalam berbagai misi NATO, mulai dari operasi udara di Kosovo (1999), dukungan koalisi di Afghanistan, hingga intervensi militer di Libya (2011). Rekam jejak tersebut membuatnya dinilai sebagai opsi ekonomis namun tetap tangguh dibanding membangun kapal induk baru dari nol.
Implikasi Regional
Langkah Indonesia ini muncul di tengah meningkatnya persaingan maritim Indo-Pasifik. China saat ini sudah memiliki tiga kapal induk—Liaoning, Shandong, dan Fujian—dan bahkan berencana menambah armada baru pada dekade mendatang.
Walaupun Garibaldi bukan tandingan kapal induk super milik China, kepemilikannya tetap dianggap sebagai lompatan strategis bagi Indonesia, baik secara simbolis maupun operasional. Dengan posisi geografis yang mengapit jalur laut penting seperti Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok, kapal induk dipandang mampu memperkuat pengawasan serta menjaga stabilitas perdagangan global.
Selain itu, kehadiran kapal induk juga berpotensi meningkatkan peran Indonesia dalam kerja sama multilateral, baik melalui latihan gabungan ASEAN maupun misi perdamaian di bawah PBB.
Namun, tantangan tetap besar. Indonesia belum memiliki jet tempur STOVL (Short Take-Off and Vertical Landing) seperti Harrier atau F-35B yang sesuai dengan desain kapal tersebut. Modernisasi radar, sensor, dan sistem pertahanan juga menjadi pekerjaan rumah yang tidak bisa diabaikan.
Meski demikian, proses negosiasi dengan Italia tidak sekadar pembelian alutsista, melainkan cerminan ambisi Indonesia untuk memperluas jangkauan kekuatan maritimnya. Jika terwujud, Garibaldi akan menjadi simbol transformasi TNI AL menuju kekuatan laut biru yang siap memainkan peran lebih besar di Indo-Pasifik. (Tim)

https://shorturl.fm/Q2YYp
17 September 2025 9:23 AMhttps://shorturl.fm/Fj7af
16 September 2025 4:21 AMhttps://shorturl.fm/R4aq4
16 September 2025 3:48 AM