Connect with us

Daerah

Kapopres Buleleng ‘Nyempil’ Diantara 21 Peserta Lari 10k

Published

on


GatraDewata[Singaraja] Pelepasan lomba lari 10 K yang dilaksanakan Sabtu (26/6/2021) dengan start di depan  Mapolres Buleleng dilepas langsung Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Gede Supriatna, S.H., dengan didampingi Ketua Koni Kabupaten Buleleng Nyoman Artha, serta peserta lari sebanyak 21  diantaranya Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinar Subawa, S.I.K.,M.H.

Sebelum peserta mengikuti lomba lari 10 K yang diselengarakan Polres Buleleng dalam rangka hari Bhayangkara ke 75 tahun 2021 yang jatuh pada tanggal 1 Juli 2021, seluruh peserta pada hari Sabtu tanggal 25 Juni 2021 telah mengikuti pelaksanaan swab dan dinyatakan seluruh peserta tidak ada yang terdeteksi virus corona ( Negatif semuanya).

Rute yang ditempuh lari 10K mulai dari halaman Mapolres Buleleng menuju arah selatan Jalan Ngurah Rai, Jalan Udayana, Jalan Sudirman, Jalan Laksamana, Jalan Serma Karma, Jalan A. Yani dan finish di Lovina tepatnya sampai di patung Dolphin.

Terlihat dari awal start peserta bernomor dada 02 memimpin didepan dengan langkah yang pasti dan kosisten, kemudian diikuti peserta lainnya yang penuh semangat dan ceria. Seluruh peserta lari sampai di garis finish dengan sehat, pada saat memasuki garis finish seluruh peserta diberikan medali oleh Waka Polres Buleleng Kompol Loduwyk Tapilaha, S.I.K.,M.H.

Peserta dengan nomor dada 02 Putu Andika Adriawan yang memasuki finish pertama kali dengan waktu tempuh 40.20.13 dan dinyatakan sebagai Juara 1 peserta dari Koni Buleleng, sedangkan peserta dengan nomor dada 22 atas nama I Gede Deni Agus Gunawan memasuki finish yang kedua dengan waktu 46.06.98 dan dinyatakan sebagai Juara 2 peserta dari Polres Buleleng dan peserta yang memasuki finish ke tiga serta dinyatakan sebagai Juara 3 peserta dari Raider 900 SBW dengan nomor dada 07 atas nama Agustinus Silab dengan waktu tempuh 47.26.03 01. Selain 3 juara, terdapat juga juara Favorit dengan nomor dada 13 atas nama Sri Widhari Yuganthari yang peserta satu-satunya Wanita.

Sebagai juara 1 Juara mendapatkan hadia berupa Piala serta 1 unit headset dan uang tunai sebesar Rp. 2.500.000, sedangkan juara 2juga mendapatkan hadiah piala serta 1 unit headset serta uang tunai sejumlah Rp. 1.500.000.- dan juga ke 3 juga mendapatkan piala serta 1 unit headset serta uang tunai sebesar Rp. 750.000.-

Ketua Koni menyampaikan, terimaksih kepada Kapolres Buleleng yang telah menyelenggarakan lomba lari 10 K pertama kali didalam masa pandemic covid 19, dan sangat bermanfaat terhadap kegiatan ini sehingga diketahui bibit-bibit pelari yang ada di wilayah Buleleng yang nantinya dapat mewakili Buleleng disetiap kegiatan lomba lari, ucapnya.
Sedangkan peserta lari yang mendapatkan juara menyampaikan harapan yang besar agar kegiatan ini tetap dilakukan secara berkesinambungan dan tidak putus hanya sampai hari Bhayangkara ke 75 tahun 2021, Polres Buleleng sudah mempeloporinya sehingga diharapkan pihak lain juga dapat menyelenggarakan kegiatan ini untuk mencari bibit pelari yang lebih baik.

Disisi lain Kapolres Buleleng menyampaikan, kegiatan lomba 10 K dilakukan dalam rangka hari Bhayangkara ke 75 tahun 2021, disamping itu juga untuk mencari bibit pelari dari anak-anak muda yang ada di kabupaten Buleleng, cetusnya.
“ saya dalam setiap minggu selalu melaksanakan kegiatan lari 2 kali dengan mengajak tim lari Polres Buleleng, hari ini dengan jarak 10 K saya dapat menempuh waktu 1 jam, 07 detik .54 second”, imbuhnya.(Mga)


Daerah

Dukung Penuh Petani, Bupati Kembang Salurkan ribuan Bibit Tanaman dan Pupuk Organik

Published

on

Jembrana – Kakao menjadi komoditas unggulan di kabupaten Jembrana yang mendapat perhatian khusus dari Pemkab Jembrana mulai dari hulu sampai hilir sehingga kakao Jembrana mampu merambah pangsa pasar dunia Internasional.

Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, Pemkab Jembrana terus mendorong mewujudkan kebun-kebun kakao yang bersertifikasi yang mampu menghasilkan produk kakao fermentasi dengan kualitas “Organik Aromatik Spesifik”.

Upaya itu pun direalisasikan dengan pemberian bantuan 19.999 bibit kakao unggul dan 99,9 ton pupuk organik kepada 8 subak abian dan kelompok tani di Kabupaten Jembrana oleh Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, Minggu (11/5) di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

Bupati Kembang saat melakukan simbolis penyerahan bibit kakao di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

“Hari ini saya ingin bibit yang diterima cukup banyak ini dengan anggaran hampir setengah miliar yang murni dianggarkan dari APBD supaya bisa betul-betul bermanfaat,” ucap Bupati Kembang, usai acara penyerahan secara simbolis.

Diharapkan, pemberian bantuan bibit unggul dan pupuk organik dapat memicu peningkatan produktivitas dan daya saing produk kakao, yang pada saat ini produksinya mencapai 3.000 ton pertahun.

Kakao Jembrana yang telah berhasil menembus pasar ekspor, menjadi pemacu semangat Bupati Kembang Hartawan dan Wabup Patriana Krisna untuk terus mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas kakao ini. Salah satu upayanya juga dengan meminta dana bagi hasil melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) di bawah Kementerian Keuangan RI.

“Karena kakao kita sudah menembus pasar ekspor, maka kita akan bersurat, sehingga nanti harapannya kita mendapat dana bagi hasil cukai kakao, dan kita akan gunakan dana itu sepenuhnya untuk petani kakao,” ujar Bupati Kembang.

Pihaknya menegaskan tidak akan mengembangkan terlalu banyak jenis komoditi perkebunan, pengembangan kakao akan menjadi prioritas untuk semakin meningkatkan posisi Jembrana sebagai produsen kakao berkualitas dunia.

“Tidak banyak jenis yang kita kembangkan, yang kita utamakan justru kakao. Mudah-mudahan, kita doakan petani kita sukses semua,” tutupnya.

Continue Reading

Daerah

Tegas! Polsek Gilimanuk Kembalikan Anak Punk Tanpa Identitas

Published

on

Jembrana – Sebanyak lima orang anak punk yang masuk ke Bali tanpa dilengkapi identitas resmi berhasil diamankan di kawasan SPBU Gilimanuk, Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Rabu (30/4) siang. Penanganan cepat dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Babinsa, Satpol PP dan Linmas Kelurahan Gilimanuk dengan didampingi aparat setempat, demi menjaga kondusivitas wilayah pintu gerbang Bali tersebut.

Kejadian bermula sekitar pukul 12.30 Wita, saat petugas melakukan patroli rutin di seputaran Pelabuhan Gilimanuk. Mereka menemukan lima pemuda bergaya punk yang mencurigakan tanpa membawa kelengkapan identitas diri. Dari hasil pendataan, kelima orang tersebut masing-masing bernama Trian (21), Dean (27), Ahmad Bajuri (32), Edi (24), dan Hisan Fauzi (25), seluruhnya berasal dari Bandung, Jawa Barat.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, kelima anak punk ini mengaku berangkat dari Bandung dengan tujuan Denpasar. Namun, untuk menghindari pemeriksaan petugas di pintu masuk resmi Pelabuhan Gilimanuk, mereka memilih berjalan kaki melewati jalur pesisir pantai.

Kelima anak punk tanpa identitas dikembalikan ke pulau jawa dengan dikawal ketat anggota kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk

Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Kompol I Komang Muliyadi, S.H., M.M., menyatakan bahwa pihaknya memang rutin memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang keluar-masuk Bali, khususnya di area pelabuhan. “Kami selalu tekankan personel di pos-pos pemeriksaan, termasuk mengawasi jalur-jalur tidak resmi yang kerap dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Selanjutnya, Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma yang didampingi Kasi Trantib, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan personel Pol PP setempat, langsung memberikan pembinaan dan imbauan kepada para anak punk tersebut. Mereka diingatkan agar tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum maupun lalu lintas jalan.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kelima anak punk itu akhirnya diputuskan untuk dikembalikan ke daerah asal. Pada pukul 14.20 Wita, mereka diberangkatkan menggunakan KMP Trisakti Elfina melalui Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. Pengawalan ketat dilakukan hingga mereka naik ke atas kapal oleh personel Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Lurah Gilimanuk, Satpol PP, Linmas, dan Bhabinkamtibmas.

Continue Reading

Daerah

Bersama dalam Sunyi, Warga Serangan dan BTID Bangun Masa Depan

Published

on

By

Masyarakat Adat Serangan.

DENPASAR – Di tengah dinamika pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Desa Adat Serangan dan PT Bali Turtle Island Development (BTID) menunjukkan kolaborasi yang kuat dan konsisten. Tanpa banyak sorotan, keduanya terus berjalan beriringan membangun kawasan dengan semangat kebersamaan dan saling percaya.

Sejak lama, hubungan antara warga Serangan dan BTID tidak hanya bersifat formal, tapi juga personal dan kekeluargaan. Dalam setiap aspek kehidupan—adat, budaya, lingkungan, hingga pembangunan—masyarakat dilibatkan secara aktif.

“Keterbukaan untuk berkomunikasi selalu kita jaga. Tidak semua harus diumumkan, yang penting kepercayaan dan niat baik,” ujar Jro Ketut Sudiarsa, Mangku Pura Pat Payung.

Jro Ketut menyampaikan dukungan penuh terhadap pembangunan KEK Kura Kura Bali, seraya berharap berkah dari Ida Betara Dalem Pat Payung agar semua rencana berjalan lancar.

Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, menegaskan pentingnya menjaga harmoni. Ia menyebut bahwa komunikasi adalah kunci untuk merawat hubungan yang baik, termasuk dengan investor seperti BTID.

“Kami ingin pembangunan ini membawa manfaat dan kesejahteraan bagi warga. Kura Kura Bali adalah bagian dari desa kami,” ujarnya.

Kontribusi nyata BTID selama ini juga tak sedikit. Sejak kesepakatan tahun 1998, BTID telah menyerahkan lahan lebih dari 7 hektar, menyediakan fasilitas umum, dan membantu akses ibadah. Salah satu hal yang paling dikenang adalah keputusan BTID untuk tidak melakukan PHK terhadap karyawan asal Serangan saat pandemi Covid-19.

“Saat perusahaan lain memberhentikan pegawai, warga kami tetap digaji. Itu sangat berarti,” kata Gede Pariatha.

Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami, turut menyampaikan hal senada. Ia mengapresiasi komunikasi baik yang terus dibangun antara warga dan BTID, termasuk dalam pengembangan infrastruktur seperti jembatan ke Pura Sakenan yang dulunya hanya bisa diakses dengan berjalan kaki atau jukung.

“Kontribusi BTID banyak dan positif. Hubungan tetap harmonis dan kondusif,” ujarnya.

Kolaborasi ini membuktikan bahwa pembangunan yang berakar pada budaya dan keharmonisan bukan hanya mimpi. Ia sudah berjalan nyata, meski tanpa hingar-bingar. (Tim)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku