Mangku Bumi
SEKAT

Maha Hidup itu TUNGGAL,
yang hidup yang menjadi seluruh wujud, yang membedakan hanyalah prasangka nya atas wujud pembungkus-nya, yang tunggal itu yang ber kesadaran berbeda-beda sesuai pembungkus-nya, akan tetapi sejatinya seluruh itu yang sama, bina ika tunggal ika, yang membedakan hanyalah SEKATNYA
Sekat ini yang membuat lupa kesejatian dirinya, sekat itu mengandung maya atau lupa yang akhirnya membuat manusia tertipu atas kesempurnaan sadarnya, rata-rata mereka membiarkan jiwanya terpaku pada rasa hidup, terjerat, terseret dan terombang ambing, karena kesadaran (jiwanya)kehilangan tuan kemudian di tuani rasa hdupnya, kesadaran yang tak bertuan inilah yang menjalani penderitaan
Siapakah sesungguhnya tuan dari kesadaran, tuan kesadaran adalah diri, adalah yang hidup itu yang mendapati keeempurnaan kesadaran hidupnya di tubuh Manusia ini, dan kesempurnaan sadar itu pula yang memunculkan rasa penderitaan karena tidak memiliki pegangan karena kehilangan tuan , kesadaran yang kehilangan tuan ini yang tidak melihat ketunggalan dirinya pada seluruh yang hidup, karena kesadaranya terbalut ego dari rasa hidup tempatnya bertuan
Bagaimana caranya menemukan sang tuan, bagaimana cara mengembalikan sang tuan, bukan hanya sekedar atas prasangka atau angan-angan memiliki tuan, tetapi benar-benar menjadi tuan dan berkuasa menjadi pemegang tali kendalinya, tentu saja tidak semudah berteori meditasi sinar suara lalu menjadi, meditasi sinar suara adalah upaya menghilangkan jarak, meniadakan jarak
Mempercepat penuntasan karma kehidupan sebelum-sebelumnya juga yang masa kini, pertarungan dengan kekuatan maya adalah bagian tersulit dari upaya melepaskan kesadaran dari jerat rasa, bahkan rasa hati yang damai sekalipun masih jeratan maya , tidak semudah prasangka pikiran karena maya ini raja penipuan, dia menipu melalui buaian rasa bahkan benar-benar menghancurkan rasa hidupmu pada tahapan tertentu, apa yang hendak kamu lakukan selain tak berdaya menjalaninya
Setiap yang hidup terjerat maya menjalani rasa hidup, tidak ada perlakuan khusus karena maya tidak memihak dia hanya berpihak pada kemayaanya saja, yang dapat dilakukannya adalah berupaya melampaui untuk mengimbangi, untuk tidak terpengaruh pada gejolak rasa dan kesadaran itu merupakan sekat antara wujud tiada wujud, sekat inilah yang mengalami ketertipuan maya karena separuh bagian dari kesadaran adalah maya, yang dapat di upayakan adalah usaha berkesinambungan kedirian agar selalu berada di pusat jiwa dinpusat kesadaran di pineal gland, tarik menarik maya dan jiwa yang sejati ini secara otomatis mencipta sesuai kebijaksanaan semesta
Kerjakan tanpa mengharapkan hasil, mengerjakan sesuatu tanpa berharap pada hasil bukanlah perkara mudah, tidak seperti pemahaman pikiran akan tetapi atas kebijaksanaan sadar, penyadaran atas kebenaran itu sendiri, yang harus dimulai pada pemenuhan intelektual hingga individu melihat kebenaran kesejatian dirinya sekalipun masih sebatas yang di persangkakan,setidaknya itu bisa dijadikan pegangan melangkah, dengan begitu tidak ada lagi pertanyaan
Kesadaran itu batas tiada batas, yang sadar itu yang hidup yang sebagianya lagi maya atas tubuh yang menyodorkan rasa atas hidupnya, tanpa tubuh tidak ada sadar, tanpa hidup tidak ada pencapaian wujud, dualitas tunggal, kesadaran itu yang tertinggi sekaligus terendah, yang terkuat sekaligus yang lemah, begitulah yang di maksud dualitas tunggal, dan kesadaran itu sendiri sekat antara wujud dan tiada wujudnya, menjadi lah engkau yang tterbaik diantaramu, engkau menjadi di antara wujud dan tiada wujudnya dan itu kondisi hidup tterbaik
Meditasi sinar untuk merangsang pineal gland, berproses melepas keterpautan dan kebertuanan lesadaran pada rasa hati, menetap di pusat jiwa mengamati gerak hati, sepanjang itu akan terus-menerus terjadi tarik-menarik karena memang begitulah proses penciptaan berlangsung, hati akan berusaha menarik kesadaran dari pusat jiwa, baik ketika sadar maupun ketika meditasi sinar
Maya akan tetap berusaha menguasai sadar, karena begitulah keadaan alamiahnya, dan dari tarik menarik itu pula muncul pengetahuan bahkan proses tarik menarik masih terjadi hingga ketiga pengetahuan manunggal terkuak, penunggalan dimaksud bukan hanya sebatas pengetahuan tetapi juga penyelarasan getaran semesta mikro dengan semesta makro, begitulah aturan sempurna turun-nya pengetahuan itu secara bertahap hanya atas hukum kebijaksana semesta, agar setiap manusia tidak menyakiti dirinya sendiri
Getaran tarik menarik alam mikro ini berimbas ke semesta agung yang menjadi menara perubahan jaman bahkan pemeliharaan semesta, semakin banyak penggemar semakin cepat perubahan berlangsung, begitulah kehendak semesta itu menjadi
Atlantia Ra

Mangku Bumi
Peringati Hari Pahlawan PEKAT IB Laksanakan Penanaman 100 Bibit Bakau

Denpasar – Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (PEKAT IB)) DPW PEKAT IB Provinsi Bali kali ini mengadakan kegiatan yang sangat positif dalam rangka memperingati hari Pahlawan tahun 2023, di hutan Mangrove Tuban, Kamis /02/11/2023
Widodo Marmer SE, MMA selaku Sekretaris Wilayah PEKAT IB Provinsi Bali mengatakan Program kegiatan DPW PEKAT IB ini diiimplementasikan melalui program kegiatan penanaman bakau.
” Kami rencanakan tanggal 10 November sementara dari hitungan iklim tanggal 10 November itu air laut pasang atau tinggi, maka kegiatan di majukan pada hari ini tanggal 2 November kondisi air memungkinkan menanam bakau dengan mengundang teman – teman organisasi lain yang mau ikut dalam kegiatan ini “ucap Widodo Marmer SE, MMA
Lanjut Widodo Marmer, Kegiatan penanaman pohon bakau kali ini menyediakan 100 pohon bakau saja dan program akan terus berkelanjutan dan ini merupakan program PEKAT IB untuk melestarikan alam atau lingkungan.
Kegiatan ini juga turut serta ormas dan partai, terkait hal tersebut Widodo Marmer menjelaskan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran Rumah Tangga PEKAT IB pasal 7 bahwa PEKAT IB tidak ber afiliasi dengan atau kepada salah satu partai tetapi ada kegiatan di DPP Pusat yang sudah mendukung salah satu partai tetapi kami di DPW tidak mendukung siapapun dan kami murni memiliki tujuan membantu tanah air dan pemerintah melalui organisasi kemasyarakatan
Kami juga akan membantu TNI dan POLRI menjaga keamanan dalam pelaksanaan Pemilu yang akan datang , imbuh Widodo Marmer. (Ich)
Mangku Bumi
Ki Ageng Giring III, Royal Ambarrukmo Ajak Tamu Asal Bali Wisata Spiritual Desa Sodo

YOGYAKARTA – Perjalanan wisata spiritual yang dilaksanakan salah satu tamu Royal Ambarrukmo mendapatkan kisah unik dibelakangnya.
Pengertian tentang pariwisata spiritual juga pernah dikemukakan oleh Bali Travel News (2008) dalam Susanty (2009) di mana pariwisata spiritual merupakan salah satu kegiatan wisata minat khusus, yakni perjalanan wisata menuju tempat- tempat suci untuk melaksanakan kegiatan spiritual berupa sembahyang, yoga, meditasi dan lainnya.
Kali ini ke tempat yang dikeramatkan warga sekitar, Pesarean Ki Ageng Giring III di Sodo, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kisah ini diceritakan oleh Susilo seorang juru kunci makam Ki Ageng Giring III yang sudah 30 tahun.
” Ki Ageng Giring III merupakan keturunan dari Brawijaya IV dari raja Majapahit, yang beliau disuruh mengemban amanah mencari keberadaan wahyu yang pergi (oncat = hilang) dari kerajaan Pajang, ” ujarnya, Sabtu (24/06/2023).
Ki Ageng Giring III bersama dengan Ki Ageng Pemanahan, kemudian Ki Ageng Giring III bertapa di sekitaran wilayah Sodo lalu Ki Pemanahan di wilayah Kembang Lampir.
Lanjut bercerita, suatu saat Ki Ageng Giring III mendapat firasat untuk menanam sabut kelapa kering (Sepet aking) kemudian sabut tersebut tumbuh menjadi tunas kelapa yang dijaga oleh abdi dalem Ki Ageng Giring III yakni Bintulu Aji.
Lalu firasat kembali muncul, ia mengetahui bahwa barang siapa yang meminum air kelapa muda (degan) sekaligus (1 buah) habis akan menurunkan raja – raja tanah Jawa.
Pohon kelapa tersebut berbuah hanya 1 butir, siapapun dikisahkan tidak mampu memetiknya.
” Untuk memetik dari pohon itu harus menepuk batang pohonnya dan kemudian pohon itu akan menunduk dengan sendirinya dan bisalah diambil pleh Ki Ageng Giring III, ” lanjutnya bercerita.
Ki Ageng Pemanahan pun mendapat informasi tersebut dari Ki Sunan Kalijogo bahwa kelapa itu sudah dimiliki oleh Ki Ageng Giring III.
” Ki Ageng Pemanahan pun menuju arah kelapa tersebut yang ditandai oleh cahaya yang tegak lurus ke langit ”
Tidak disangka – sangka Ki Ageng Giring III yang mensucikan diri atau mandi besar di sungai yang meninggalkan buah kelapa tadi. Kemudian Ki Ageng Pemanahan sampailah ke tempat dimana kelapa itu disimpan lalu memaksa meminumnya walaupun sudah dicegah oleh istri dari Ki Ageng Giring III.
Kemudian saat Ki Ageng Giring III melihat air kelapa tersebut sudah habis, maka dikejarlah Ki Ageng Pemanahan dan menanyakan keturunan ke berapa agar keturunannya (Ki Ageng Giring III) dapat Mukti (Jawa = Makmur, Sansekerta = Bebas), agar kekuasaan tanah Jawa bisa bergantian dengan anak keturunannya, kondisi itu belum juga mendapat jawaban.

Jalan menuju Petilasan Gunung Pasar. (Sumber foto : Syaeful Cahyadi)
Konon singkat cerita di wilayah Desa Gunung Pasar (Petilasan Gunung Pasar) di Kecamatan Dlingo, Bantul ada 7 makam tiban (kijing pitu) misterius yang dipercaya sebagai tanda perjanjian antara Ki Ageng Pemanahan dengan Ki Ageng Giring III ihwal penerus tahta Kerajaan Mataram Islam.
” Walahualam kang mas nanti kelak keturunan ke 7 sampai ke 9 kelak keturunanmu akan menjadi raja tanah Jawa ”
Kemudian mendapatkan jawaban tersebut Ki Ageng Pemanahan melanjutkan perjalanan ke Alas (hutan) Mentaok (Bumi Mataram), kemudian Ki Ageng Giring III kembali ke wilayah Desa Sodo menyebarkan syiar Islam sambil menunggu kembali kapan keturunannya akan menjadi raja kelak.
” Itulah kisah singkat cerita sejarah paling sepuh dari Kerajaan Mataram Islam, yaitu disini, ” ujarnya mengakhiri. (Ray)
Mangku Bumi
Kobaborasi Biddokkes dengan Puskor Hindunesia, Bantu Kebutuhan Darah Sulinggih

DENPASAR – Relawan Manawa Dharma Puskor Hindunesia di Tabanan melakukan langkah cepat dalam upaya kemanusiaan. Dikabarkan seorang Sulinggih yang sedang dirawat di RSU Tabanan membutuhkan darah golongan O, segera dengan sigap informasi ini diteruskan ke tim PDDI Polda Bali dibawah pimpinan Kompol I Nyoman Rinda,A.Md.Kep dan A.A Gede Dalem Pemayun, SH.,MAP untuk ditindaklanjuti, Kamis (27/04/2023).
Kondisi ini dilakukan karena ketersediaan cadangan kantong darah di rumah sakit sangat minim.
Tidak membutuhkan waktu lama pihak PDDI Polda Bali bergerak dan akhirnya mendapatkan pendonor dengan segera. Bahkan tim PDDI Polda Bali langsung mengirim ambulance untuk jemput bola mendatangi pendonor agar darah yang dibutuhkan bisa cepat dimanfaatkan.

Ida Bagus Susena selaku Ketua Umum Puskor Hindunesia
“Terimakasih kepada Kapolda dan Kabiddokkes Polda Bali di bawah ke pemimpinan dr. Komang Nurada Mahardana, Sp.THT-KL yang sudah merespon cepat, apa yang kami butuhkan, utamanya untuk kebutuhan darah Sulinggih tersebut, ” ujar Ida Bagus K Susena selaku Ketua Umum Puskor Hindunesia.
Pelayanan cepat tanggap (emergency) ini merupakan sinergitas keberhasilan dari Puskor Hindunesia dengan pihak Biddokkes Polda Bali. Pelayanan ini merupakan layanan kesehatan bergerak (mobile healthy service) untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Tak hanya sebatas itu, dalam upacara besar seperti Bethara Turun Kabeh di Pura Besakih, BIDDOKKES Polda Bali dan Puskor Hindunesia juga melakukan pelayanan kesehatan dari tanggal 5-26 April 2023.
Dalam kesempatan audiensi Puskor Hindunesia dengan Kapolda Bali, Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra, salah satu poin penting yang menjadi pembahasan adalah keberlanjutan dan perluasan jangkauan kerjasama organisasi swadaya keumatan Hindu tersebut dengan Polda Bali. Utamanya untuk bidang Sosial, Kemanusiaan, Kesehatan dan Pembinaan SDM Hindu.
Kapolda Bali sangat mengapresiasi hadirnya Puskor Hindunesia dalam 20 tahun ini melakukan pelayanan, pengabdian dan pemberdayaan umat Hindu.
“Kami siap akan memperluas kerjasama sosial dengan Puskor Hindunesia seperti kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu, bedah rumah dan juga pelayanan kesehatan”, tambah Irjen Pol.Putu Jayan Danu Putra, yang asli Bali juga.
Pihak humas Dekornas Puskor Hindunesia juga mengucapkan terima kasib kepada Kabiddokkes Polda Bali.

Dewa Sudarsana selaku pihak Humas Dekornas Puskor Hindunesia
” Terima kasih dr. Komang Nurada Mahardana Sp. THT – KL atas kebersamaannya dalam melayani anggota jaga dan masyarkat di karya Besakih kemarin, ” pungkas Dewa Sudarsana. (Ray)
-
Mangku Bumi4 years ago
HIDUP DHARMA
-
Daerah2 years ago
Seorang Ibu Muda Tewas Gantung Diri di Setra Buleleng
-
Daerah3 years ago
Biadab! Seorang Anak Bantai Ayah Sendiri Hingga Tewas
-
Daerah3 years ago
Telah Ditemukan Gudang Segala Mesin di Batubulan
-
Daerah3 years ago
Pelajar Tewas Adu Jangkrik di Jalur Air Sanih – Karangasem
-
Daerah3 years ago
Jangan Pernah Nginep di Menzel Ubud! Simak Kenapa.
-
Daerah4 years ago
DUNIA MAYA HEBOH, JRO DALEM SAMUDRA DAPAT PAWISIK PASANG PATUNG
-
News6 years ago
Indonesian Housekeeper Association (IHKA) Bali, Menggelar Talkshow dan Exhibition 2018.