Bandara Internasional Bali Utara, Simbol Pemerataan Pembangunan Era Prabowo
- account_circle Admin
- calendar_month Sab, 27 Sep 2025

BULELENG – Pembangunan Bandara Internasional Bali Utara (North Bali International Airport) di Kubutambahan, Buleleng, kini memasuki tahap penting setelah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Payung hukum pembangunannya telah dituangkan dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2025 yang ditandatangani Presiden Prabowo Subianto pada 10 Februari 2025. Komitmen itu sejatinya telah disampaikan Prabowo sejak 3 November 2024 lalu di Sanur, Bali, ketika ia menegaskan pembangunan bandara di Bali Utara bukan sekadar infrastruktur transportasi, melainkan instrumen pemerataan ekonomi.
“Kita harus berani berpikir besar. Apa yang dianggap mustahil harus kita buktikan bisa,” tegas Presiden kala itu.

Dukungan terhadap proyek ini tampak nyata dalam acara peluncuran desain bandara yang digelar 24 September 2025 di Kantor PT BIBU Panji Sakti, Buleleng. Hadir CEO PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko, Komisaris Utama yang juga mantan Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman, Wakil Presiden Komisaris Marsekal (Purn) Ida Bagus Putu Dunia, Komisaris Komjen (Purn) I Made Mangku Pastika, serta 13 penglingsir puri yang tergabung dalam Paiketan Puri-Puri se-Jebag Bali (P3SB).

Selain mereka, tampak pula para perbekel, tokoh agama, dan tokoh masyarakat lainnya. Kehadiran tokoh-tokoh penting ini memperlihatkan legitimasi sosial-budaya yang kuat bagi pembangunan bandara yang sejak lama diimpikan masyarakat Bali Utara.
Penglingsir Puri Buleleng, Anak Agung Ugrasena, bahkan menegaskan bahwa proyek ini akan menjadi tonggak perubahan besar.
“Selama ini pembangunan terpusat di Bali Selatan. Bandara di Buleleng akan membawa keseimbangan sekaligus menjadi warisan penting bagi generasi mendatang,” ujarnya.

Desain bandara ini dirancang oleh Alien Design Consultant (Alien DC) di bawah kepemimpinan Hardyanthony Wiratama. Hardy menjelaskan bahwa rancangan bandara mengusung filosofi Tri Hita Karana yang menekankan harmoni manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam.
Terminal penumpang utama seluas 200.000 meter persegi akan dibangun dengan konsep hijau, ramah lingkungan, memanfaatkan energi terbarukan, serta menyatu dengan lanskap alam pegunungan dan laut Buleleng.
Bandara ini dirancang memiliki dua landasan pacu internasional sepanjang 3.600 meter yang mampu melayani pesawat berbadan lebar seperti Airbus A380 dan Boeing 777, dengan kapasitas awal 20 juta penumpang per tahun dan potensi pengembangan hingga 50 juta. Selain itu, fasilitas kargo berkapasitas 250.000 ton per tahun akan mendukung logistik dan rantai pasok nasional.
Dampak ekonomi dari pembangunan bandara ini diperkirakan sangat besar, dengan penyediaan lebih dari 200.000 lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung.
Kehadirannya diyakini akan meningkatkan pariwisata Bali Utara, memperkuat akses pasar bagi produk lokal, mempercepat distribusi hasil pertanian, hingga membuka peluang investasi baru di sektor perhotelan, transportasi, dan ekonomi kreatif.
Marsekal (Purn) Ida Bagus Putu Dunia menyebut desain bandara ini sebagai contoh nyata perpaduan teknologi global dengan akar budaya Bali. “Inilah simbol Bali masa depan: modern, hijau, sekaligus berakar pada tradisi,” katanya.
Dengan terwujudnya Bandara Internasional Bali Utara, visi Presiden Prabowo Subianto tentang pemerataan pembangunan akhirnya menemukan bentuk konkret. Infrastruktur kelas dunia berpadu dengan kearifan lokal, menghadirkan sebuah pintu gerbang baru yang tidak hanya membuka Bali Utara kepada dunia, tetapi juga menjadikan Bali semakin mendunia tanpa kehilangan jati dirinya. (Ray)

https://shorturl.fm/50hn8
30 September 2025 11:18 PMhttps://shorturl.fm/6OBtr
30 September 2025 1:30 AMhttps://shorturl.fm/43dIP
28 September 2025 10:54 AMhttps://shorturl.fm/155uE
28 September 2025 8:40 AMhttps://shorturl.fm/cI9cK
28 September 2025 12:18 AM