Connect with us

Daerah

Datang dan Saksikan Kiprah Memukau Doddy Obenk Pada Pameran Fotografi Bertema ‘Hidup Dalam Gerak’ di Gajah Mas Gallery Ubud!

Published

on


 

Salah satu jarya Doddy Obenk

GatraDewata[Gianyar] Dalam persembahan karya kali ini disuguhkan koleksi foto dari tahun 2006 dimana mulai dari perkenalan dengan Gus Aji (Ida Bagus Blangsinga). Semua penari dari karya ini merupakan sahabat, keluarga, maupun murid dari Gus Aji. Penari yang ditampilkan kali ini adalah Ida Bagus Blangsinga (Ida Bagus Oka Wirjana (1929-2017), I Gusti Ayu Raka Rasmi (1939-2018), Ni Luh Menek (1939), DR.dr. AA Ayu Bulantrisna (1947-2021), AA Arini, Ni Ketut Arini, Komang Nanik, Gusde Witara, Tilin Karismayana.

Dalam eksplorasi seni fotografi ada beberapa hal yang menjadi dasar pemilihan, yaitu: keindahan , informasi dan dokumentasi yang akan memberikan pesan ataupun cerita dalam karya seni fotografi tersebut. Fotografi menangkap sepersekian detik fragmen dalam sebuah gerakan, sehingga diperlukan sebuah hubungan yang kuat antara penari dan fotografer.

Karya – karya fotografi Doddy Obenk yang ingin ditampilkan dalam pameran ini (18 – 30 April 2021) mencoba menangkap bentuk jiwa ataupun dimensi halus dari sebuah gerakan tari Bali yang dibawakan oleh masing-masing penari.  Sehingga karya yang dihasilkan menampilkan ekspresi dari sesuatu yang suci seperti bidadari, jiwa kesatria maupun kelembutan.

Mari kita telusuri sosok Doddy Obenk secara lebih dekat!

Beliau lahir pada tanggal 25 Maret 1968 di Bandung, Jawa Barat. Tamat sekolah di ITB (institut Teknologi Bandung) jurusan teknik Penerbangan (aeronotics) pada tahun 1994.

Karir dalam dunia fotografi :
• Workshop tahun 2001 oleh Sarah Silver & Dennis Savini
• Workshop tahun 2002 oleh Nadia Wintsgerard & Geraldo Pace
• Workshop tahun 2003 oleh Hans Neleman
• Workshop tahun 2004 oleh Eric Victor Victor & Urs Rechter
• Buku dan Majalah : Digicom, Dewi, Bazaar, Esquire, Api-magazine, Garuda inflight mag, Nikkei Gallery, Mapple, Travel days, Power spot, Bellydance Japan, Indonesian tatler, Kansai Yamamoto, family of broncolor, Indonesian recipe

Pameran Fotografi
• Tahun 2004, “Motions’ di Plasa Semanggi Jakarta
• Tahun 2006, “Motions” ,di Istana Kuta Galerai, Bali
• Tahun 2007, “Aksi Seni” Still Life Still Life Bali
• Tahun 2008, “Life in Motion” Veranda Galeri Bali
• Tahun 2009,  “7 Eternal Diamond”, laguna resort Bali
• Tahun 2009,  “Dancing with Time” museum Runa Bali
• Tahun 2010, “Life in every breath” sagamihara Tokyo
• Tahun 2011, “Spiritual Dancer”, Ginza, Tokyo
• Tahun 2013, “Dance Vibration”, Sanur
• Tahun 2013, “IKAT”, Sanur
• Tahun 2013, “Pitu”, ICAD (Indonesia Contemporary Art and Design), Jakarta
• Tahun 2013, “A Tribute To Maestro”, Bentara Budaya Bali
• Tahun 2015, “Tejakula dan Blangsinga#, Grya Santrian Sanur Bali

Diharapkan karya – karya yang ditampilakan ini dapat memberikan perspektif dan inspirasi yang baru dalam budaya seni tari.<swn>


Daerah

Dukung Penuh Petani, Bupati Kembang Salurkan ribuan Bibit Tanaman dan Pupuk Organik

Published

on

Jembrana – Kakao menjadi komoditas unggulan di kabupaten Jembrana yang mendapat perhatian khusus dari Pemkab Jembrana mulai dari hulu sampai hilir sehingga kakao Jembrana mampu merambah pangsa pasar dunia Internasional.

Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, Pemkab Jembrana terus mendorong mewujudkan kebun-kebun kakao yang bersertifikasi yang mampu menghasilkan produk kakao fermentasi dengan kualitas “Organik Aromatik Spesifik”.

Upaya itu pun direalisasikan dengan pemberian bantuan 19.999 bibit kakao unggul dan 99,9 ton pupuk organik kepada 8 subak abian dan kelompok tani di Kabupaten Jembrana oleh Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, Minggu (11/5) di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

Bupati Kembang saat melakukan simbolis penyerahan bibit kakao di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

“Hari ini saya ingin bibit yang diterima cukup banyak ini dengan anggaran hampir setengah miliar yang murni dianggarkan dari APBD supaya bisa betul-betul bermanfaat,” ucap Bupati Kembang, usai acara penyerahan secara simbolis.

Diharapkan, pemberian bantuan bibit unggul dan pupuk organik dapat memicu peningkatan produktivitas dan daya saing produk kakao, yang pada saat ini produksinya mencapai 3.000 ton pertahun.

Kakao Jembrana yang telah berhasil menembus pasar ekspor, menjadi pemacu semangat Bupati Kembang Hartawan dan Wabup Patriana Krisna untuk terus mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas kakao ini. Salah satu upayanya juga dengan meminta dana bagi hasil melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) di bawah Kementerian Keuangan RI.

“Karena kakao kita sudah menembus pasar ekspor, maka kita akan bersurat, sehingga nanti harapannya kita mendapat dana bagi hasil cukai kakao, dan kita akan gunakan dana itu sepenuhnya untuk petani kakao,” ujar Bupati Kembang.

Pihaknya menegaskan tidak akan mengembangkan terlalu banyak jenis komoditi perkebunan, pengembangan kakao akan menjadi prioritas untuk semakin meningkatkan posisi Jembrana sebagai produsen kakao berkualitas dunia.

“Tidak banyak jenis yang kita kembangkan, yang kita utamakan justru kakao. Mudah-mudahan, kita doakan petani kita sukses semua,” tutupnya.

Continue Reading

Daerah

Tegas! Polsek Gilimanuk Kembalikan Anak Punk Tanpa Identitas

Published

on

Jembrana – Sebanyak lima orang anak punk yang masuk ke Bali tanpa dilengkapi identitas resmi berhasil diamankan di kawasan SPBU Gilimanuk, Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Rabu (30/4) siang. Penanganan cepat dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Babinsa, Satpol PP dan Linmas Kelurahan Gilimanuk dengan didampingi aparat setempat, demi menjaga kondusivitas wilayah pintu gerbang Bali tersebut.

Kejadian bermula sekitar pukul 12.30 Wita, saat petugas melakukan patroli rutin di seputaran Pelabuhan Gilimanuk. Mereka menemukan lima pemuda bergaya punk yang mencurigakan tanpa membawa kelengkapan identitas diri. Dari hasil pendataan, kelima orang tersebut masing-masing bernama Trian (21), Dean (27), Ahmad Bajuri (32), Edi (24), dan Hisan Fauzi (25), seluruhnya berasal dari Bandung, Jawa Barat.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, kelima anak punk ini mengaku berangkat dari Bandung dengan tujuan Denpasar. Namun, untuk menghindari pemeriksaan petugas di pintu masuk resmi Pelabuhan Gilimanuk, mereka memilih berjalan kaki melewati jalur pesisir pantai.

Kelima anak punk tanpa identitas dikembalikan ke pulau jawa dengan dikawal ketat anggota kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk

Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Kompol I Komang Muliyadi, S.H., M.M., menyatakan bahwa pihaknya memang rutin memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang keluar-masuk Bali, khususnya di area pelabuhan. “Kami selalu tekankan personel di pos-pos pemeriksaan, termasuk mengawasi jalur-jalur tidak resmi yang kerap dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Selanjutnya, Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma yang didampingi Kasi Trantib, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan personel Pol PP setempat, langsung memberikan pembinaan dan imbauan kepada para anak punk tersebut. Mereka diingatkan agar tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum maupun lalu lintas jalan.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kelima anak punk itu akhirnya diputuskan untuk dikembalikan ke daerah asal. Pada pukul 14.20 Wita, mereka diberangkatkan menggunakan KMP Trisakti Elfina melalui Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. Pengawalan ketat dilakukan hingga mereka naik ke atas kapal oleh personel Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Lurah Gilimanuk, Satpol PP, Linmas, dan Bhabinkamtibmas.

Continue Reading

Daerah

Bersama dalam Sunyi, Warga Serangan dan BTID Bangun Masa Depan

Published

on

By

Masyarakat Adat Serangan.

DENPASAR – Di tengah dinamika pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Desa Adat Serangan dan PT Bali Turtle Island Development (BTID) menunjukkan kolaborasi yang kuat dan konsisten. Tanpa banyak sorotan, keduanya terus berjalan beriringan membangun kawasan dengan semangat kebersamaan dan saling percaya.

Sejak lama, hubungan antara warga Serangan dan BTID tidak hanya bersifat formal, tapi juga personal dan kekeluargaan. Dalam setiap aspek kehidupan—adat, budaya, lingkungan, hingga pembangunan—masyarakat dilibatkan secara aktif.

“Keterbukaan untuk berkomunikasi selalu kita jaga. Tidak semua harus diumumkan, yang penting kepercayaan dan niat baik,” ujar Jro Ketut Sudiarsa, Mangku Pura Pat Payung.

Jro Ketut menyampaikan dukungan penuh terhadap pembangunan KEK Kura Kura Bali, seraya berharap berkah dari Ida Betara Dalem Pat Payung agar semua rencana berjalan lancar.

Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, menegaskan pentingnya menjaga harmoni. Ia menyebut bahwa komunikasi adalah kunci untuk merawat hubungan yang baik, termasuk dengan investor seperti BTID.

“Kami ingin pembangunan ini membawa manfaat dan kesejahteraan bagi warga. Kura Kura Bali adalah bagian dari desa kami,” ujarnya.

Kontribusi nyata BTID selama ini juga tak sedikit. Sejak kesepakatan tahun 1998, BTID telah menyerahkan lahan lebih dari 7 hektar, menyediakan fasilitas umum, dan membantu akses ibadah. Salah satu hal yang paling dikenang adalah keputusan BTID untuk tidak melakukan PHK terhadap karyawan asal Serangan saat pandemi Covid-19.

“Saat perusahaan lain memberhentikan pegawai, warga kami tetap digaji. Itu sangat berarti,” kata Gede Pariatha.

Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami, turut menyampaikan hal senada. Ia mengapresiasi komunikasi baik yang terus dibangun antara warga dan BTID, termasuk dalam pengembangan infrastruktur seperti jembatan ke Pura Sakenan yang dulunya hanya bisa diakses dengan berjalan kaki atau jukung.

“Kontribusi BTID banyak dan positif. Hubungan tetap harmonis dan kondusif,” ujarnya.

Kolaborasi ini membuktikan bahwa pembangunan yang berakar pada budaya dan keharmonisan bukan hanya mimpi. Ia sudah berjalan nyata, meski tanpa hingar-bingar. (Tim)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku