SPMB Masih Sisakan Banyak Siswa Tercecer, Salah Sistem atau Kurang Sosialisasi?
- account_circle Admin
- calendar_month Rab, 23 Jul 2025

Klungkung – Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Suwirta, S.Pd., MM, menyoroti masih banyaknya siswa yang tercecer dalam proses penerimaan peserta didik baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026 untuk jenjang SMA/SMK negeri di Kabupaten Klungkung.
Saat turun langsung memantau proses pengumuman, Suwirta menemukan bahwa sejumlah sekolah negeri masih kekurangan jumlah siswa yang diterima. Misalnya, SMA Negeri 1 Dawan masih kekurangan sekitar 70 siswa, SMA Negeri 1 Banjarangkan kekurangan sekitar 200 siswa, dan SMK Negeri 1 Klungkung kekurangan sekitar 300 siswa.
“Melihat banyaknya siswa yang masih tercecer, kita harus bertanya, apakah ini disebabkan oleh kelemahan sistem SPMB, atau justru karena kurangnya sosialisasi terkait pelaksanaan SPMB di sekolah-sekolah negeri?” ujar Suwirta, Rabu (23/7/2025).
Ia menambahkan, fenomena siswa tercecer bukanlah hal baru, melainkan seperti menjadi ‘tradisi tahunan’. Kondisi serupa juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, Suwirta mendorong Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem SPMB.
“Jangan sampai setiap tahun ajaran baru selalu ada siswa yang tercecer dengan alasan sistem lemah atau sosialisasi yang kurang maksimal. Permasalahan ini harus segera dicarikan solusi agar tidak terus berulang,” tegasnya.
Lebih lanjut, Suwirta juga berpesan kepada para siswa baru agar tidak terlalu terpaku pada label “sekolah favorit”. Menurutnya, sekolah favorit sejatinya hanyalah branding yang dibentuk oleh dukungan orang tua dan lingkungan.
“Yang terpenting adalah kemauan untuk belajar dan berkompetisi secara sehat. Baik sekolah negeri maupun swasta, semuanya sama. Jika rajin belajar, siswa pasti bisa sukses dan berguna di masa depan. Tapi kalau malas, di sekolah mana pun, hasilnya akan sama saja,” pungkasnya.
Ia mengajak siswa untuk bersyukur dengan apa pun pilihan sekolahnya, baik negeri maupun swasta, selama masih bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. (Bud)
Saat ini belum ada komentar