Tikus dan Api, Wajah Kelam Keadilan di Abad Pertengahan
- account_circle Admin
- calendar_month Rab, 29 Okt 2025

DENPASAR – Di masa ketika keadilan sering kali dikendalikan oleh rasa takut, abad pertengahan menyimpan banyak kisah kelam tentang hukuman yang tak hanya menyakiti tubuh, tetapi juga menghancurkan jiwa. Salah satu bentuk penyiksaan paling mengerikan yang pernah tercatat dalam sejarah adalah penyiksaan dengan tikus, metode yang dirancang bukan untuk membunuh dengan cepat, melainkan untuk membuat korbannya tersiksa perlahan—secara fisik maupun psikologis.
Prosesnya mengerikan. Terpidana diikat, pakaiannya dirobek hingga kulit telanjang mereka terekspos. Sebuah kandang kecil berisi tikus kelaparan ditempelkan pada perut mereka. Awalnya, hewan-hewan itu hanya mengendus dan menggali tanpa arah, gelisah namun masih menahan diri. Namun, saat penyiksa menaruh bara api di atas kandang, logam mulai memanas dan tikus-tikus itu panik.
Dalam kepanikan itu, mereka mencari jalan keluar satu-satunya—menembus tubuh manusia di bawahnya. Cakar dan gigi mereka menggali dengan keputusasaan, menjadikan rasa sakit korbannya tak terlukiskan. Kematian tidak datang seketika, dan justru di situlah letak kebengisannya: rasa takut yang semakin dalam seiring waktu menjadi bagian dari hukuman itu sendiri.
Metode ini bukan hanya simbol kekejaman, tetapi juga cerminan bagaimana teror dijadikan alat kekuasaan. Di era ketika keadilan dibalut kegelapan, penyiksaan dengan tikus menjadi bukti bahwa kekejaman pernah dianggap sebagai seni untuk menegakkan hukum.
Sebuah pengingat bahwa di balik sejarah peradaban, selalu ada sisi gelap yang pernah disebut “keadilan.” (Tim)

Saat ini belum ada komentar