Pariwisata dan Budaya
Kisruh Bus Metro Dewata, Samsi Gunarta: Wajib Sediakan Pelayanan Dasar Angkutan Umum

GATRA DEWATA | BALI | Kisruh yang terjadi karena protesnya sekelompok usaha jasa transportasi tentang keberadaan bus Trans Metro Dewata (TMD) ditanggapi langsung oleh IGW Samsi Gunarta selaku Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Provinsi Bali. Ia mengatakan bahwa tidak mengenal namanya penumpang pariwisata tetapi angkutan pariwisata.
Tuduhan bus TMD yang dikatakan menyerobot porsi dari pariwisata dijawabnya itu tidak benar. Karena bus ini adalah cara pemerintah untuk menyediakan pelayanan dasar untuk angkutan umum di Kota Denpasar.
“Ini tidak ada korelasinya terhadap kendaraan pariwisata, karena itu merupakan pelayanan terhadap aktivitas pariwisata yang merupakan lingkup bisnis kepariwisataan baik perorangan maupun rombongan. Bila ia naik Bus TMD tentu itu dikatagorikan penumpang umum yang memerlukan alat transportasi dengan rute tetap dan waktu yang sudah ditentukan, “tekannya, Rabu (19/01/2022), di ruang kerjanya.
Ditanya stop bus menggunakan badan jalan, dirinya menjelaskan bahwa angkutan TMD dibentuk untuk kepentingan umum, jadi prioritas umumlah yang lebih utama posisi kepentingan di jalan raya dan kendaraan pribadi untuk kepentingan pribadilah yang harus menyesuaikan.
Ia juga menjelaskan disana bahwa Bali telah lama kehilangan keberadaan angkutan umum. Kondisi inilah yang perlu terus diupayakan untuk beralih kepada angkutan umum daripada angkutan milik pribadi. Tentu efisiensi jalan umum akan rendah karena banyaknya kendaraan pribadi yang telah lama menjadi pilihan masyarakat Bali.
“Apakah kendaraan pribadi yang banyak itu merata dengan kepemilikan setiap orang, tentu tidak, “sebutnya.
Ia tidak memungkiri bahwa keberadaan halte mungkin ada yang kurang tepat, tetapi ini harus bergerak dan terus dimonitor agar kedepannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat banyak. Tetapi tidak sepenuhnya jelek juga karena dengan adanya titik-titik halte ini dari kebutuhan tentu ada eksersais (kegiatan fisik) yang dapat meningkatkan kesehatan dan keceriaan saat masuk kantor atau lainnya.
“Didalam bus ada kegiatan yang bisa dilakukan juga selain eksersais tadi itu, misal memesan sesuatu dari hape sambil menikmati perjalanan, anak-anak bisa main gadget juga, “terang Samsi Gunarta.
Ditanya soal keberadaan feeder (pengumpan) ia memang setuju terhadap hal itu, dan lagi mengkoordinasikan ini dengan pemerintah Kota Denpasar. Tetapi dirinya juga tidak menampik bahwa beban itu akan berdampak kepada keadaan fiskal daerah (APBD).
Dalam kesempatan itu juga awak media tidak lupa membawa pesan yang sering muncul di perkumpulan jasa transportasi, tentang keberadaan plat luar yang beroperasi menggunakan aplikasi jasa transportasi online.
“Itu memang mengganggu, tetapi kita setidaknya sudah melakukan himbauan kepada semua aplikator untuk mereka tidak memberikan akses kepada kendaraan yang bukan plat Bali, “ujarnya dengan juga menyinggung secara informasi bahwa keberadaan plat Bali di daerah lain juga lebih banyak yang beroperasi misal wilayah Jawa Timur dan NTB.
Angkutan Sewa Khusus (ASK) yang dinaungi koperasi ini dikatakannya harus juga ikut mengawasi keberadaan plat luar yang digunakan, dan selalu berkoordiansi dengan aplikator jasa angkutan (gojek/grab/maxim).
“Sebenarnya dalam pantauan kami ini sudah jauh menurun, foto yang beredar itu adalah foto yang digunakan secara berulang-ulang. Jadi mohon bila ingin melaporkan laporkanlah secara detail, plat nomernya berapa, supirnya siapa, aplikasinya apa jadi kita bisa telusuri. Jangan jadi issue liar, “pungkasnya. (Ray)

Pariwisata dan Budaya
Segenap Manajemen DTW Tanah Lot Mengucapkan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan

“Rahajeng nyanggra rahina jagat Galungan lan Kuningan semeton titiang semuanya. Dumogi Ida Sang Hyang Widhi ngicenin kerahayuan”
I Wayan Sudiana
Manajer DTW Tabah Lot 2021-2026
Pariwisata dan Budaya
Ide Bagus! Kapal Cepat Banyuwangi – Denpasar, Tapi Tidak Ada Koordinasi Apapun

DENPASAR – Santernya pemberitaan yang terdengar dari wilayah Banyuwangi, melalui akun resmi dinsos.jatimprov.go.id, yang menyebutkan bahwa Gubernur Khofifah Meninjau Kesiapan Operasional Kapal Cepat Banyuwangi – Denpasar, 06 April 2025.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa pelayaran kapal cepat jurusan Banyuwangi – Denpasar yang direncanakan beroperasi Juni 2025 melalui Pelabuhan Boom, Banyuwangi dan akan bersandar di Pelabuhan Serangan, Jumat (4/4/2025).
“Menjelang operasional pada Juni 2025 mendatang, saya datang kesini melihat kelengkapan apa yang diperlukan. Dan tadi khusus untuk ruang tunggu saya minta agar desain dengan nuansa Banyuwangi disiapkan dan dikuatkan di sini,” ungkap Gubernur Khofifa.
Menemui Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Denpasar Ketut Sriawan mengutarakan bahwa belum adanya koordinasi apapun dari pihak Banyuwangi atau pun pemerintahan Jawa Timur.
“Tidak mengurangi rasa hormat kepada pimpinan di Jawa Timur, ide ini sangat bagus karena mengintegrasikan wilayah satu dan lainnya yakni Banyuwangi dan Denpasar, “ucap Sriawan, Jumat 11 April 2025.
Ia menjelaskan sebaiknya menggunakan tata cara pemberitaan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dipenuhi terlebih dahulu terkait dengan angkutan kapal cepat ini.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan atau KSOP Benoa dan wilayah Serangan seharusnya tahu tentang rencana ini secara resmi. Statemen tersebut juga tidak bisa hanya dengan kapal cepat semata, tetapi perlu adanya integrasi darat untuk mengatur penumpang yang ada nantinya.
“Tentu ini perlu diatur tentang siapa yang akan mengangkut penumpangnya, tentu harus ada koordinasi antara Pemkot Denpasar dan Pemkab Banyuwangi atau Pemprov Jawa Timur dan Pemprov Bali, ” Jelasnya.
Ketut Sriawan juga menelpon pihak BTID, KSOP Banyuwangi, KSOP Benoa mereka belum paham mengenai hal ini. Tentu ini akan menjadi polemik dalam menangani penumpang nantinya di Denpasar bila tidak adanya sinergi dan koordinasi yang baik antara stakeholder yang ada.
Ditanyakan untuk rampungnya Juni, Ketut Sriawan mengatakan terlalu cepat.
“Disamping SOP untuk dua pemerintahan ini, tentu dari perizinan kapal itu sendiri karena lintas wilayah dan ini perlu atensi yang baik dengan lainnya perlu dilibatkan pemerintahan Desa, Lurah dan masyarakat, ” Pungkasnya. (Ray)
Pariwisata dan Budaya
Laut, Mimpi, dan Generasi Baru, Sukses Grom Challenge 2025 di Pantai Serangan

Denpasar, 5 April 2025 – Riuh rendah suara ombak dan sorakan penonton menjadi saksi semangat para peselancar muda Bali yang berlaga di Grom Challenge 2025. Ajang tahunan yang diselenggarakan oleh komunitas Serangan Board Riders (SBR) ini digelar di Pantai Serangan, dengan dukungan berbagai pihak, termasuk akses kawasan yang difasilitasi oleh PT Bali Turtle Island Development (BTID) selaku pengelola KEK Kura Kura Bali.
Tahun ini, sebanyak 54 anak berlaga dalam kategori Under-12 (pria) dan Under-18 (pria dan wanita). Mayoritas peserta berasal dari Desa Serangan dan berbagai daerah lain di Bali, menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam menaklukkan ombak.
Istilah “grom” yang berasal dari Australia dan kini digunakan secara global merujuk pada peselancar muda yang menekuni olahraga ini dengan semangat tinggi. Semangat pantang menyerah, rasa ingin tahu, dan dedikasi sejak dini menjadi jiwa dari ajang ini.

Peselancar remaja internasional, Matsui Yuki yang tinggal di Desa Serangan, Foto: Serangan Board Riders/Farhan Yahya)
Lebih dari sekadar kompetisi, Grom Challenge merupakan bagian dari perjalanan panjang SBR dalam membina generasi baru peselancar Bali. Selama bertahun-tahun, komunitas ini menjadi ruang tumbuh anak-anak berbakat meniti karier sejak usia dini. Dengan kerja keras dan semangat kebersamaan, SBR konsisten menciptakan ekosistem pembinaan yang sehat dan inklusif.
“Kami bukan hanya bikin kontes, tapi juga merawat mimpi. Anak-anak ini adalah masa depan surfing Bali dan Indonesia,” ujar Wayan Mudira Jaya, Penanggung Jawab Kontes dan tokoh utama SBR. “Kami juga berterima kasih kepada BTID atas dukungannya yang mempermudah mobilisasi peserta dan kelancaran acara. Ini bukti kerja sama komunitas dan pengelola kawasan berjalan baik.”
Salah satu kisah inspiratif datang dari Dharma Wisesa, peselancar Under-12 yang berhasil meraih gelar juara meski hanya berlatih selama tiga jam sehari sebelumnya.
“Senang banget bisa menang, Ombaknya bagus, tempatnya seru, dan banyak yang dukung,” ujarnya dengan antusias.
Kejutan lainnya datang dari peselancar perempuan asal Australia berusia 10 tahun yang meraih posisi kedua di kategori Under-18 putri. Hal ini menunjukkan betapa luas dan inklusifnya jangkauan pembinaan SBR. Selain teknik, para peserta juga belajar tentang disiplin, sportivitas, dan menjadi bagian dari ekosistem yang lebih besar.
Jro Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, turut menyampaikan apresiasi:
“Kegiatan seperti ini sangat positif dan perlu terus dilanjutkan. Semoga semakin banyak anak-anak Serangan yang mampu mengasah kemampuannya hingga ke tingkat internasional. Kami sangat menghargai dukungan dari berbagai pihak, termasuk akses yang diberikan oleh BTID.”
Tidak hanya diramaikan oleh para atlet dan keluarganya, Grom Challenge tahun ini juga menunjukkan peningkatan profesionalitas dalam pelaksanaan mulai dari pengelolaan acara, kebersihan area, hingga aspek keselamatan. Sinergi antara komunitas dan mitra, termasuk BTID, memainkan peran penting dalam kesuksesan ini, terlebih karena acara berlangsung di tengah proses pembangunan kawasan KEK Kura Kura Bali.
“Ini sudah beberapa kali kami mendukung kegiatan bersama SBR, dan yang paling menyentuh adalah melihat semangat anak-anak hari ini. Pantai Serangan punya ombak level internasional, tapi yang lebih luar biasa adalah anak-anak dan komunitasnya,” ujar Zakki Hakim, Kepala Komunikasi BTID.
Momentum ini juga mengingatkan akan keberhasilan SBR dalam melahirkan atlet-atlet berbakat yang berkiprah di panggung dunia, seperti I Made Pajar Ariyana. Pemuda kelahiran 2005 asal Serangan ini telah mewakili Indonesia di berbagai ajang bergengsi, mulai dari Asian Surfing Championship di Maladewa, WSL Manokwari Pro QS 1000 di Papua Barat, hingga Kejuaraan Dunia Junior WSL di La Union, Filipina. Pajar yang mulai berselancar sejak usia enam tahun adalah bukti nyata keberhasilan pembinaan komunitas SBR.
Sinergi antara komunitas dan pengelola kawasan menunjukkan bahwa ombak bukan hanya menciptakan gelombang di laut, tapi juga membangkitkan harapan dan cita-cita tinggi dari Desa Serangan untuk dunia.
Tentang Kura Kura Bali:
Kura Kura Bali adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk Pariwisata Berkualitas dan Industri Kreatif, yang diresmikan oleh Pemerintah Indonesia pada April 2023. Dikelola oleh PT Bali Turtle Island Development (BTID) sebagai Master Developer, kawasan ini mencakup 498 hektar, memadukan semangat Bali modern dengan kekayaan budaya yang berakar pada filosofi Tri Hita Karana, harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Dengan fokus pada gaya hidup marina, komunitas berbasis pengetahuan, dan pencapaian kualitas hidup holistik, Kura Kura Bali menghadirkan beragam peluang di era baru pariwisata dan inovasi. Berlandaskan penghormatan terhadap tradisi dan perencanaan yang matang, kawasan ini berkomitmen menjadi pelopor pembangunan berkelanjutan bagi komunitas lokal maupun global.(Tim/Ich)
-
Mangku Bumi6 years ago
HIDUP DHARMA
-
News1 year ago
Diduga Gelapkan Dana Ratusan Calon Pekerja Migran, Pengusaha Ibukota Diajukan Ke Meja Hijau
-
News2 years ago
Geger!! Siswi Kelas 2 Smp Ditemukan Gantung Diri Di Kandang Sapi
-
News10 years ago
Post Format: Gallery
-
News3 years ago
Kasus Ungasan, Orang Misterius Hadir ditengah Upacara sebut Kutukan Telah Jalan
-
Daerah4 years ago
Jangan Sampai Jadi Pemangku Tanggung, Ikuti Kursus Kepemangkuan Disini!
-
Mangku Bumi7 years ago
Mengenal lebih dekat Sareng Ide Sire Empu Dharma Sunu dari Griya Taman Pande Tonja Denpasar
-
Daerah4 years ago
Miris! Nusa Dua Tampak Seperti Abandoned City