Daerah
Pilih Hotel atau Hostel? Sobat Petualang Wajib Cermati Keborokannya Masing – Masing

GatraDewata⌊Denpasar⌋ Halo sahabat petualang, tau nggak kalau akomodasi itu ada banyak sekali jenisnya. Jika dihitung secara cermat maka totalnya mencapai 57 jenis yang tersebar di planet kita ini. Jika Elon Musk berhasil membawa turis ke luar angkasa, kemudian mendarat dan bermalam di planet lain, maka daftarnya akan lebih panjang lagi. Hmmm, andai saja ada yang berbaik hati memberikan kesempatan untuk mencoba semua jenis penginapan itu. Pasti menyenangkan.
Ironisnya, dari total jenis penginapan yang seabrek tadi hanya 21 saja yang eksis di negeri kita. Sisanya ada diluar sana. Keduapuluh satu jenis penginapan itu meliputi Apartement, Boutique Hotel, Bed & Breakfast, Cottage, Chalet, Camp, Capsule, Eco, Guesthouse, Hotel, Hostel, Inn, Lodge, Mansion, Penthouse, Resort, Timesahre, Treehouse, Villa dan yang terakhir adalah Yacht.
Lebih ironis lagi, kebanyakan orang hanya mengenal sebagian saja dari 21 jenis penginapan tersebut.
Kemudian, lebih ironis dari yang ironis tadi, kita akan bandingkan hanya 2 jenis saja kali ini, yaitu Hotel dan Hostel. Hotel, karena jenis ini yang paling populer. Hostel, karena memang keduanya terdengar mirip; hanya ada sisipan huruf ‘s’ ditengahnya. Sesederhana itu, ga usah ruwet.
Namun, suka atau tidak, penginapan jenis hotel telah memonopoli alam bawah sadar manusia sehingga jenis lain jadi tersamarkan. Misalnya, kalo si Udin ditanya menginap dimana saat kunjungan kerja yang sama sekali ga penting itu, ia akan menjawab tanpa perlu mikir, “nginep di hotel, mas bro.” Padahal beliau semalaman ngorok di sebuah penginapan paket irit setingkat Guesthouse.
Walaupun berbeda, keduanya memiliki kesamaan. Pertama, yang pasti kedua ownernya makin kaya, trus yg kedua, sama – sama untuk menginap.
Lantas apa sejatinya yang berbeda antara keduanya?
Mari kita bahas hotel terlebih dahulu. Hotel sendiri tidak akur secara internal, bahkan sedikit rasis. Gmana ga rasis, mereka kerap digolongkan berdasarkan fasilitas secara umum maupun fasilitas kamarnya itu sendiri. Hotel dengan fasilitas super lengkap dengan kualitas kelengkapan mewah kerap menduduki golongan Bintang Lima. Semakin fiturnya berkurang semakin rendah golongannya dan yang paling miskin fitur harus puas menyandang gelar Bintang Satu. Yang fiturnya lebih minim lagi disebut hotel melati.
Perseteruan tipe masih berlanjut hingga ke sektor kamar. Kita semua tahu jika kamar tipe Standard dan Deluxe merupakan tipe paling lumrah dan hampir setiap hotel memilikinya. Masing – masing tipe kamar ini biasanya dibedakan berdasarkan luas, pemandangan dan fasilitas pendukungnya. Penentuan tipe kamar ini diputuskan sepenuhnya oleh pihak hotel itu sendiri.
Keuntungan menginap di hotel yakni soal privasi, karena tamu yang menginap berhak atas sebuah kamar yang disewa. Namun, kapasitas setiap kamarnya dibatasi hanya untuk dua orang saja, selebihnya akan dikenakan biaya tambahan. Udah ongkos kamarnya kerap lebih mahal dari hostel, ada pula biaya tambahan.
Ampun bang jago, aku cuma mau tidur nyenyak, ga peduli golongan atau apalah itu.
Di lain pihak, Hostel merupakan jenis penginapan kelas ekonomi dimana fitur – fiturnya tidaklah begitu lengkap alias seadanya. Tidak ada pemecahan golongan di dunia Hostel seperti gelar Bintang di dunia Hotel. Entah Hostel itu punya kolam renang atau tidak ia tetap disebut hostel. Bedanya lagi, di hostel kapasitas kamar dibatasi oleh jumlah tempat tidur yang tersedia. Ada hostel yang menawarkan 4 dan bahkan sampai 12 tempat tidur tiap kamarnya. Dari sini saja kita sudah tahu bahwa privasi bukanlah yang utama. Orang yang menginap di Hostel merupakan sosok yang outgoing alias gampang bergaul, sehingga tidak kagok ketika bertemu, apalagi sekamar, dengan orang baru. Miskinnya privasi di hostel juga berarti tidak cocok bagi pasangan siap tempur yang baru habis resepsi kemarin sore. Kecuali mereka mau melakukan ritualnya secara masal maka lain lagi cerita. Soal privasi ini tidak berhenti sampai di kamar aja, tapi berlanjut hingga kamar mandi. Di hostel, kamar mandi tidak disediakan sesuai jumlah tempat tidur jadi ada pelunag antri ketika kepentingan datang secara bersamaan.
Mengingat satu tempat tidur untuk satu tamu maka pembiayaan juga dikenakan per tamu, bukan per kamar layaknya di hotel. Baik jika itu sendiri maupun rame – rame, menginap di hostel jatuhnya kerap lebih murah. Untuk itulah hostel sering dipilih oleh kalangan anak muda yang doyan ngerumpi sambil gitaran, atau sekedar membahas hobi masing – masing. Bagi mereka, kehadiran hostel merupakan anugerah; bisa ngumpul tanpa perlu rebutan tempat tidur.
Berani mencoba untuk bermalam di hostel? Monggo kunjungi besthostels.co.id untuk memilih ratusan hostel yang tersebar di Bali hingga Lombok. Anda juga bisa unduh aplikasinya di Google Apps Store untuk kenyamanan proses bookingnya. Selamat mencoba! <swn>

Daerah
Dukung Penuh Petani, Bupati Kembang Salurkan ribuan Bibit Tanaman dan Pupuk Organik

Jembrana – Kakao menjadi komoditas unggulan di kabupaten Jembrana yang mendapat perhatian khusus dari Pemkab Jembrana mulai dari hulu sampai hilir sehingga kakao Jembrana mampu merambah pangsa pasar dunia Internasional.
Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, Pemkab Jembrana terus mendorong mewujudkan kebun-kebun kakao yang bersertifikasi yang mampu menghasilkan produk kakao fermentasi dengan kualitas “Organik Aromatik Spesifik”.
Upaya itu pun direalisasikan dengan pemberian bantuan 19.999 bibit kakao unggul dan 99,9 ton pupuk organik kepada 8 subak abian dan kelompok tani di Kabupaten Jembrana oleh Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, Minggu (11/5) di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

Bupati Kembang saat melakukan simbolis penyerahan bibit kakao di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.
“Hari ini saya ingin bibit yang diterima cukup banyak ini dengan anggaran hampir setengah miliar yang murni dianggarkan dari APBD supaya bisa betul-betul bermanfaat,” ucap Bupati Kembang, usai acara penyerahan secara simbolis.
Diharapkan, pemberian bantuan bibit unggul dan pupuk organik dapat memicu peningkatan produktivitas dan daya saing produk kakao, yang pada saat ini produksinya mencapai 3.000 ton pertahun.
Kakao Jembrana yang telah berhasil menembus pasar ekspor, menjadi pemacu semangat Bupati Kembang Hartawan dan Wabup Patriana Krisna untuk terus mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas kakao ini. Salah satu upayanya juga dengan meminta dana bagi hasil melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) di bawah Kementerian Keuangan RI.
“Karena kakao kita sudah menembus pasar ekspor, maka kita akan bersurat, sehingga nanti harapannya kita mendapat dana bagi hasil cukai kakao, dan kita akan gunakan dana itu sepenuhnya untuk petani kakao,” ujar Bupati Kembang.
Pihaknya menegaskan tidak akan mengembangkan terlalu banyak jenis komoditi perkebunan, pengembangan kakao akan menjadi prioritas untuk semakin meningkatkan posisi Jembrana sebagai produsen kakao berkualitas dunia.
“Tidak banyak jenis yang kita kembangkan, yang kita utamakan justru kakao. Mudah-mudahan, kita doakan petani kita sukses semua,” tutupnya.
Daerah
Tegas! Polsek Gilimanuk Kembalikan Anak Punk Tanpa Identitas

Jembrana – Sebanyak lima orang anak punk yang masuk ke Bali tanpa dilengkapi identitas resmi berhasil diamankan di kawasan SPBU Gilimanuk, Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Rabu (30/4) siang. Penanganan cepat dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Babinsa, Satpol PP dan Linmas Kelurahan Gilimanuk dengan didampingi aparat setempat, demi menjaga kondusivitas wilayah pintu gerbang Bali tersebut.
Kejadian bermula sekitar pukul 12.30 Wita, saat petugas melakukan patroli rutin di seputaran Pelabuhan Gilimanuk. Mereka menemukan lima pemuda bergaya punk yang mencurigakan tanpa membawa kelengkapan identitas diri. Dari hasil pendataan, kelima orang tersebut masing-masing bernama Trian (21), Dean (27), Ahmad Bajuri (32), Edi (24), dan Hisan Fauzi (25), seluruhnya berasal dari Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, kelima anak punk ini mengaku berangkat dari Bandung dengan tujuan Denpasar. Namun, untuk menghindari pemeriksaan petugas di pintu masuk resmi Pelabuhan Gilimanuk, mereka memilih berjalan kaki melewati jalur pesisir pantai.

Kelima anak punk tanpa identitas dikembalikan ke pulau jawa dengan dikawal ketat anggota kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk
Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Kompol I Komang Muliyadi, S.H., M.M., menyatakan bahwa pihaknya memang rutin memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang keluar-masuk Bali, khususnya di area pelabuhan. “Kami selalu tekankan personel di pos-pos pemeriksaan, termasuk mengawasi jalur-jalur tidak resmi yang kerap dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Selanjutnya, Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma yang didampingi Kasi Trantib, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan personel Pol PP setempat, langsung memberikan pembinaan dan imbauan kepada para anak punk tersebut. Mereka diingatkan agar tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum maupun lalu lintas jalan.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kelima anak punk itu akhirnya diputuskan untuk dikembalikan ke daerah asal. Pada pukul 14.20 Wita, mereka diberangkatkan menggunakan KMP Trisakti Elfina melalui Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. Pengawalan ketat dilakukan hingga mereka naik ke atas kapal oleh personel Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Lurah Gilimanuk, Satpol PP, Linmas, dan Bhabinkamtibmas.
Daerah
Bersama dalam Sunyi, Warga Serangan dan BTID Bangun Masa Depan

DENPASAR – Di tengah dinamika pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Desa Adat Serangan dan PT Bali Turtle Island Development (BTID) menunjukkan kolaborasi yang kuat dan konsisten. Tanpa banyak sorotan, keduanya terus berjalan beriringan membangun kawasan dengan semangat kebersamaan dan saling percaya.
Sejak lama, hubungan antara warga Serangan dan BTID tidak hanya bersifat formal, tapi juga personal dan kekeluargaan. Dalam setiap aspek kehidupan—adat, budaya, lingkungan, hingga pembangunan—masyarakat dilibatkan secara aktif.
“Keterbukaan untuk berkomunikasi selalu kita jaga. Tidak semua harus diumumkan, yang penting kepercayaan dan niat baik,” ujar Jro Ketut Sudiarsa, Mangku Pura Pat Payung.
Jro Ketut menyampaikan dukungan penuh terhadap pembangunan KEK Kura Kura Bali, seraya berharap berkah dari Ida Betara Dalem Pat Payung agar semua rencana berjalan lancar.
Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, menegaskan pentingnya menjaga harmoni. Ia menyebut bahwa komunikasi adalah kunci untuk merawat hubungan yang baik, termasuk dengan investor seperti BTID.
“Kami ingin pembangunan ini membawa manfaat dan kesejahteraan bagi warga. Kura Kura Bali adalah bagian dari desa kami,” ujarnya.
Kontribusi nyata BTID selama ini juga tak sedikit. Sejak kesepakatan tahun 1998, BTID telah menyerahkan lahan lebih dari 7 hektar, menyediakan fasilitas umum, dan membantu akses ibadah. Salah satu hal yang paling dikenang adalah keputusan BTID untuk tidak melakukan PHK terhadap karyawan asal Serangan saat pandemi Covid-19.
“Saat perusahaan lain memberhentikan pegawai, warga kami tetap digaji. Itu sangat berarti,” kata Gede Pariatha.
Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami, turut menyampaikan hal senada. Ia mengapresiasi komunikasi baik yang terus dibangun antara warga dan BTID, termasuk dalam pengembangan infrastruktur seperti jembatan ke Pura Sakenan yang dulunya hanya bisa diakses dengan berjalan kaki atau jukung.
“Kontribusi BTID banyak dan positif. Hubungan tetap harmonis dan kondusif,” ujarnya.
Kolaborasi ini membuktikan bahwa pembangunan yang berakar pada budaya dan keharmonisan bukan hanya mimpi. Ia sudah berjalan nyata, meski tanpa hingar-bingar. (Tim)
-
Mangku Bumi6 years ago
HIDUP DHARMA
-
News1 year ago
Diduga Gelapkan Dana Ratusan Calon Pekerja Migran, Pengusaha Ibukota Diajukan Ke Meja Hijau
-
News2 years ago
Geger!! Siswi Kelas 2 Smp Ditemukan Gantung Diri Di Kandang Sapi
-
News10 years ago
Post Format: Gallery
-
Daerah4 years ago
Jangan Sampai Jadi Pemangku Tanggung, Ikuti Kursus Kepemangkuan Disini!
-
News3 years ago
Kasus Ungasan, Orang Misterius Hadir ditengah Upacara sebut Kutukan Telah Jalan
-
Mangku Bumi7 years ago
Mengenal lebih dekat Sareng Ide Sire Empu Dharma Sunu dari Griya Taman Pande Tonja Denpasar
-
Daerah4 years ago
Miris! Nusa Dua Tampak Seperti Abandoned City