Daerah
DHARMA WACANA IDE PANDITA MPU JAYA ACHARYA NANDA WARNAI PERINGATAN HUT PGRI KE-74 DI BADUNG

Mangupura | Gatra Dewata |
Peringatan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke 74 dan Hari Guru Nasional tahun ini di Kabupaten Badung sepertinya lebih istimewa dari tahun-tahun sebelumnya.
Pasalnya, dalam keseluruhan rangkaian kegiatan tahun ini juga diisi dengan Dharma Wecana Ide Pandita Jaya Acharya Nanda, Jumat (15/11) bertempat di Balai Budaya Giri Natha Mandala, Puspem Badung, Mangupura. Acara tersebut dibuka oleh Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, diikuti tidak kurang dari 2.000 Guru dari jenjang TK, SD, dan SMP di Kabupaten Badung.
Bupati Badung dalam sambutannya mengungkapkan bahwa dirinya merasa optimis terhadap penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Badung. Betapa tidak, faktanya Badung pada tahun 2019 ini berhasil memperoleh penghargaan Ki Hajar Dewantara dari pemerintah pusat, suatu penghargaan bergengsi di bidang pendidikan. Giri Prasta dalam kesempatan itu memuji peran strategis guru dalam memajukan pendidikan di Badung.
“Saya selalu ingat dengan slogan yang mengatakan orang hebat itu hanya bisa menghasilkan beberapa guru; sedangkan Guru hebat bisa menghasilkan ribuan orang hebat,” ungkap Giri Prasta.
Oleh sebab itu, pihaknya berjanji akan selalu mewujudkan anggaran di atas 20% APBD untuk pendidikan di daerahnya. Anggaran tersebut diarahkan untuk peningkatan kualitas pembelajaran siswa, peningkatan sarana prasarana, dan juga peningkatan kesejahtraan guru.
Bangun Dunia Pendidikan dengan Kasih Sayang.
Ide Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda dalam dharma wecananya menekankan bahwa proses pendidikan itu tidak hanya diarahkan untuk penanaman pengetahuan kepada siswa saja, namun yang terpenting adalah penumbuhan attitude siswa sebagai mahluk sosial dan mahluk spiritual.
“Pengetahuan dan emosional mereka harus dibangun dan diarahkan menuju kedewasaan social dan spiritual,” kata Ide Pandita yang terkenal humoris itu.
Guru dalam hal ini memegang peran yang sangat strategis sebagai sopir dari kendaraan pendidikan itu.
Guru seharusnya bisa menempatkan tugas-tugas mereka sebagai Yadnya yang tulus ikhlas dalam konteks profesinya. Dewa Brarma dalam menciptakan alam semesta ini dengan jalan “meyadnyakan” diri Beliau, dengan membentuk jaringan alam semesta seperti jaringan laba-laba (Urnambhawat).
Brahma tidak bisa melakukan semua itu tanpa peran serta kekuatan Saraswati (Pengetahuan) dalam penciptaan semesta ini.
Saraswati memberi sentuhan kasih sayang sebagai layaknya seorang Ibu sejati.
“Demikian juga halnya dengan tugas-tugas guru tidak bisa dilaksanakan tanpa pengetahuan dan etikad beryadnya,” tegas Ide Pandita.
Guru harus tetap memperbarui pengetahuannya,dan dengan landasan kasih sayang meneruskannya kepada para siswa. Dengan kasih sayang, menurut Ide Pandita, akan terbangun proses pendewasaan yang menyejukkan jiwa mereka.
“Guru harus berani bertualang menggali berbagai jurus pengetahuan yang tak pernah berhenti mengalir seiring perkembangan peradaban manusia modern,” tegas Ide Pandita yang juga berlatar belakang guru itu.
Sejatinya, lanjut Ide Pandita Jaya Acharya Nanda, Guru-guru kita yang berlatar belakang Hindu, alangkah baiknya banyak-banyak berliterasi tentang metode-metode pembelajaran ala Pesraman-pesraman Hindu.
Dalam pola-pola pendidikan Hindu guru kita bisa banyak menggali motivasi-motivasi internal yang tercermin dalam epos dan Itihasa kita. Tokoh Bambang Ekalawya misalnya, kendatipun ia tidak diterima oleh Rsi Drona sebagai muridnya, namun dia tidak mau berputus asa.
Bambang Ekalawya terobsesi menjadi siswa Guru Drona, karena Guru Drona sudah sangat terkenal mumpuni dan telah banyak mencetak kesatria-kesatria utama di Astina Pura.
Untuk menyalurkan obsesinya itu, ia membangun sebuah patung Guru Drona untuk dipuja dan dianggap sebagai gurunya. Ia belajar secara otodidak. Karena ketekunannya belajar, akhirnya Bambang Ekalawya berhasil melampaui kemahiran Arjuna – murid utama Guru Drona dalam memanah.
Kisah Bambang Ekalawya tersebut, jelas Ide Pandita, dapat dipetik amanatnya betapa besar peranan motivasi internal seseorang untuk mencapai kesuksesan.
Jika Motivasi internal pada murid-murid kurang, di sinilah peranan Guru memberikan motivasi dan dorongan spirit kepada para siswa secara eksternal.
Guru sebagai pembangkit gairah siswa untuk terus bersemangat dalam belajar menuju kedewasaannya.
“Harapan saya, Guru-guru kita banyak-banyaklah membaca Cerita bernuansa pendidikan Hindu yang sejatinya sarat dengan nilao-nilai moralitas tinggi; sehingga kita sebagai guru bisa menanamkan nilai –nilai moral positif terhadap para siswa kita,” jelas Pandita di akhir Dharma Wecananya. (St.)
Kontributor : I Gede Suta – Jln Sulatri 20 Kesiman.

Daerah
Dukung Penuh Petani, Bupati Kembang Salurkan ribuan Bibit Tanaman dan Pupuk Organik

Jembrana – Kakao menjadi komoditas unggulan di kabupaten Jembrana yang mendapat perhatian khusus dari Pemkab Jembrana mulai dari hulu sampai hilir sehingga kakao Jembrana mampu merambah pangsa pasar dunia Internasional.
Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, Pemkab Jembrana terus mendorong mewujudkan kebun-kebun kakao yang bersertifikasi yang mampu menghasilkan produk kakao fermentasi dengan kualitas “Organik Aromatik Spesifik”.
Upaya itu pun direalisasikan dengan pemberian bantuan 19.999 bibit kakao unggul dan 99,9 ton pupuk organik kepada 8 subak abian dan kelompok tani di Kabupaten Jembrana oleh Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, Minggu (11/5) di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

Bupati Kembang saat melakukan simbolis penyerahan bibit kakao di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.
“Hari ini saya ingin bibit yang diterima cukup banyak ini dengan anggaran hampir setengah miliar yang murni dianggarkan dari APBD supaya bisa betul-betul bermanfaat,” ucap Bupati Kembang, usai acara penyerahan secara simbolis.
Diharapkan, pemberian bantuan bibit unggul dan pupuk organik dapat memicu peningkatan produktivitas dan daya saing produk kakao, yang pada saat ini produksinya mencapai 3.000 ton pertahun.
Kakao Jembrana yang telah berhasil menembus pasar ekspor, menjadi pemacu semangat Bupati Kembang Hartawan dan Wabup Patriana Krisna untuk terus mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas kakao ini. Salah satu upayanya juga dengan meminta dana bagi hasil melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) di bawah Kementerian Keuangan RI.
“Karena kakao kita sudah menembus pasar ekspor, maka kita akan bersurat, sehingga nanti harapannya kita mendapat dana bagi hasil cukai kakao, dan kita akan gunakan dana itu sepenuhnya untuk petani kakao,” ujar Bupati Kembang.
Pihaknya menegaskan tidak akan mengembangkan terlalu banyak jenis komoditi perkebunan, pengembangan kakao akan menjadi prioritas untuk semakin meningkatkan posisi Jembrana sebagai produsen kakao berkualitas dunia.
“Tidak banyak jenis yang kita kembangkan, yang kita utamakan justru kakao. Mudah-mudahan, kita doakan petani kita sukses semua,” tutupnya.
Daerah
Tegas! Polsek Gilimanuk Kembalikan Anak Punk Tanpa Identitas

Jembrana – Sebanyak lima orang anak punk yang masuk ke Bali tanpa dilengkapi identitas resmi berhasil diamankan di kawasan SPBU Gilimanuk, Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Rabu (30/4) siang. Penanganan cepat dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Babinsa, Satpol PP dan Linmas Kelurahan Gilimanuk dengan didampingi aparat setempat, demi menjaga kondusivitas wilayah pintu gerbang Bali tersebut.
Kejadian bermula sekitar pukul 12.30 Wita, saat petugas melakukan patroli rutin di seputaran Pelabuhan Gilimanuk. Mereka menemukan lima pemuda bergaya punk yang mencurigakan tanpa membawa kelengkapan identitas diri. Dari hasil pendataan, kelima orang tersebut masing-masing bernama Trian (21), Dean (27), Ahmad Bajuri (32), Edi (24), dan Hisan Fauzi (25), seluruhnya berasal dari Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, kelima anak punk ini mengaku berangkat dari Bandung dengan tujuan Denpasar. Namun, untuk menghindari pemeriksaan petugas di pintu masuk resmi Pelabuhan Gilimanuk, mereka memilih berjalan kaki melewati jalur pesisir pantai.

Kelima anak punk tanpa identitas dikembalikan ke pulau jawa dengan dikawal ketat anggota kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk
Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Kompol I Komang Muliyadi, S.H., M.M., menyatakan bahwa pihaknya memang rutin memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang keluar-masuk Bali, khususnya di area pelabuhan. “Kami selalu tekankan personel di pos-pos pemeriksaan, termasuk mengawasi jalur-jalur tidak resmi yang kerap dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Selanjutnya, Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma yang didampingi Kasi Trantib, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan personel Pol PP setempat, langsung memberikan pembinaan dan imbauan kepada para anak punk tersebut. Mereka diingatkan agar tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum maupun lalu lintas jalan.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kelima anak punk itu akhirnya diputuskan untuk dikembalikan ke daerah asal. Pada pukul 14.20 Wita, mereka diberangkatkan menggunakan KMP Trisakti Elfina melalui Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. Pengawalan ketat dilakukan hingga mereka naik ke atas kapal oleh personel Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Lurah Gilimanuk, Satpol PP, Linmas, dan Bhabinkamtibmas.
Daerah
Bersama dalam Sunyi, Warga Serangan dan BTID Bangun Masa Depan

DENPASAR – Di tengah dinamika pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Desa Adat Serangan dan PT Bali Turtle Island Development (BTID) menunjukkan kolaborasi yang kuat dan konsisten. Tanpa banyak sorotan, keduanya terus berjalan beriringan membangun kawasan dengan semangat kebersamaan dan saling percaya.
Sejak lama, hubungan antara warga Serangan dan BTID tidak hanya bersifat formal, tapi juga personal dan kekeluargaan. Dalam setiap aspek kehidupan—adat, budaya, lingkungan, hingga pembangunan—masyarakat dilibatkan secara aktif.
“Keterbukaan untuk berkomunikasi selalu kita jaga. Tidak semua harus diumumkan, yang penting kepercayaan dan niat baik,” ujar Jro Ketut Sudiarsa, Mangku Pura Pat Payung.
Jro Ketut menyampaikan dukungan penuh terhadap pembangunan KEK Kura Kura Bali, seraya berharap berkah dari Ida Betara Dalem Pat Payung agar semua rencana berjalan lancar.
Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, menegaskan pentingnya menjaga harmoni. Ia menyebut bahwa komunikasi adalah kunci untuk merawat hubungan yang baik, termasuk dengan investor seperti BTID.
“Kami ingin pembangunan ini membawa manfaat dan kesejahteraan bagi warga. Kura Kura Bali adalah bagian dari desa kami,” ujarnya.
Kontribusi nyata BTID selama ini juga tak sedikit. Sejak kesepakatan tahun 1998, BTID telah menyerahkan lahan lebih dari 7 hektar, menyediakan fasilitas umum, dan membantu akses ibadah. Salah satu hal yang paling dikenang adalah keputusan BTID untuk tidak melakukan PHK terhadap karyawan asal Serangan saat pandemi Covid-19.
“Saat perusahaan lain memberhentikan pegawai, warga kami tetap digaji. Itu sangat berarti,” kata Gede Pariatha.
Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami, turut menyampaikan hal senada. Ia mengapresiasi komunikasi baik yang terus dibangun antara warga dan BTID, termasuk dalam pengembangan infrastruktur seperti jembatan ke Pura Sakenan yang dulunya hanya bisa diakses dengan berjalan kaki atau jukung.
“Kontribusi BTID banyak dan positif. Hubungan tetap harmonis dan kondusif,” ujarnya.
Kolaborasi ini membuktikan bahwa pembangunan yang berakar pada budaya dan keharmonisan bukan hanya mimpi. Ia sudah berjalan nyata, meski tanpa hingar-bingar. (Tim)
-
Mangku Bumi6 years ago
HIDUP DHARMA
-
News1 year ago
Diduga Gelapkan Dana Ratusan Calon Pekerja Migran, Pengusaha Ibukota Diajukan Ke Meja Hijau
-
News2 years ago
Geger!! Siswi Kelas 2 Smp Ditemukan Gantung Diri Di Kandang Sapi
-
News10 years ago
Post Format: Gallery
-
Daerah5 years ago
Jangan Sampai Jadi Pemangku Tanggung, Ikuti Kursus Kepemangkuan Disini!
-
News3 years ago
Kasus Ungasan, Orang Misterius Hadir ditengah Upacara sebut Kutukan Telah Jalan
-
Mangku Bumi7 years ago
Mengenal lebih dekat Sareng Ide Sire Empu Dharma Sunu dari Griya Taman Pande Tonja Denpasar
-
Daerah4 years ago
Miris! Nusa Dua Tampak Seperti Abandoned City