Pariwisata dan Budaya
Ulang Tahun Emas SMP Wisata Sanur, Satukan Langkah Wujudkan Prestasi


Syukuran yang dihadiri tokoh-tokoh masyarakat Sanur, Plt. Disdikpora Kota Denpasar, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur undangan lainnya, foto; alt
GATRADEWATA – HUT ke 50 SMP Wisata Sanur digelar secara sederhana dengan pemotongan tumpeng serta tiup lilin. Dimana acara ini dihadiri Plt. Disdikpora Kota Denpasar, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, Lurah/Prebekel dan Bendesa Adat se-Desa Sanur, DPRD Kota-Provinsi dan DPRI serta tamu undangan lainnya.
Di umur yang ke setengah abad atau sering disebut ulang tahun emas SMP Wisata Sanur mengambil tema “Satukan Langkah Wujudkan Prestasi”, diawali dengan Tari Sekar Jempiring yang dibawakan dengan apik oleh siswi sekolah. Selain itu, di halaman sekolah juga digelar tarian barong serta pementasan Wayang Kulit yang dimainkan oleh dalang cilik, siswa sekolah.
Gusi Made Raka Kepala SMP Wisata Sanur menyampaikan, sebelumnya pihak sekolah melakukan kegiatan bersih-bersih di arel lingkungan sekolah, lomba-lomba tradisonal seperti; lomba nyuun besek, rias wajah serta berbagai kegiatan lainnya.
Sementara dalam menyambut perayaan Hari Saraswati, sekolah juga melakukan lomba membuat penjor, ngililit sate, canang sari yang hasilnya untuk dipersembahkan pada persembahyangan Saraswati.
“SMP Wisata Sanur yang berdiri sejak 23 Januari 1967 silam awalnya berupa bedeng. Namun seiring pertumbuhan dan perkembangan serta kerja keras maupun tanggung jawab warga sekolah yang didukung oleh semua pihak, baik dari warga sekolah sendiri, yayasan, Pemerintah Kota Denpasar serta seluruh masyarakat sehingga sekolah berkembang seperti saat ini,” ungkapnya. Senin, 23/01/2017.
Saat ini dikatakan Kepala Sekolah, sekolah yang dipimpinnya memiliki jumlah siswa-siswi sebanyak 1.240 anak kelas VII, VIII dan IX, yang dibagi ke dalam 32 kelas. Selain itu, sekolah swasta yang berdiri di Sanur Bali ini juga telah mampu meraih berbagai prestasi akademik dan non akademik baik ditingkat Kota, Provinsi maupun Nasional.
“Sekolah kami juga telah menerima berbagai kunjungan dari berbagai sekolah yang ada di Indonesia bahkan kita juga menerima kunjungan dari sekolah Australia dan Taiwan,” paparnya.
Pihaknya juga mengakui bahwa saat ini sekolah yang dipimpinnya ini masih banyak yang belum benahi seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun pihaknya yakin dengan dukungan semua pihak, SMP Wisata Sanur kedepan mampu lebih maju dan jaya.
“Kami juga telah menuliskan buku kecil perjalanan SMP Wisata Sanur yang kita bagikan untuk para undangan,” akhir Gusi Made Raka.
Sedangkan IB Sidharta Ketua Umum Yayasan Pembangunan Sanur menyampaikan, bahwa sekolah milik yayasan mengalami perjalan panjang dan pihaknya sangat bersyukur kepada para pendahulu sekolah maupun yayasan yang fokus membangun sekolah.
“Kami sangat mengapresiasi atas capaian Kepala Sekolah, para guru, seluruh staf sekolah, siswa serta semua pihak yang telah memajukan sekolah,” kata Ketua Yayasan.
Ketua Yayasan mengungkapkan bahwa di yayasan ada dua unit yang telah berhasil maju dan sukses, yakni SMP Wisata Sanur yang sangat membanggakan serta Pasar Tradisional Sindhu yang berhasil menjadi pasar percontohan dan juara sebagai pasar nomor I se-Asia Tenggara.
“Kami sangat bangga tentang perkembangan sekolah yang maju terus, baik secara fisik dari sejak berdirinya, begitu juga dengan prestasi yang setiap tahun berhasil meraih prestasi yang tidak hanya ditingkat lokal saja,” jelasnya.
Pihaknya berharap, kedepan sekolah dapat mengembangkan diri, tetap memberikan ruang kepada masyarakat Sanur untuk dalam hal mencerdaskannya.
Sementara terkait UNBK, Ketua Yayasan belum bisa memastikannya. Pasalnya, memerlukan berbagai infrastruktur, baik perlengkapan maupaun dana yang cukup besar sehingga kedepannya dikawatirkan akan membuat serta membebankan iuran sekolah menjadi naik.
I Wayan Sukana Plt. Disdikpora Kota Denpasar sangat mengapresiasi SMP Wisata Sanur serta Yayasan Pembangunan Sanur yang ikut memajukan pendidikan khususnya di Kota Denpasar.
“Melihat perkembangan SMP Wisata Sanur dari sekolah bedeng hingga sekolah yang megah, ini sangatlah luar biasa. Saya harapkan kedepan Sekolah ini tetap jaya dan terus berinovasi seiring perkembangan ilmu pengetahuan dn teknologi,” akhir Sukana.
Acara ulang tahun emas ini ditutup dengan santap makan siang bersama.
Alt

Pariwisata dan Budaya
I Gede Sujana, Arsitek Inovasi Budaya & Kemewahan di Royal Ambarrukmo Yogyakarta

Yogyakarta – Royal Ambarrukmo Yogyakarta, hotel ikonik yang melekat dengan sejarah dan budaya Jawa, terus menciptakan terobosan di dunia perhotelan mewah. Di tengah transformasi fasilitas dan penyempurnaan layanan, Royal Ambarrukmo kini juga memperkuat peran sosialnya melalui berbagai inisiatif berkelanjutan.
Salah satu program unggulannya adalah tukar sampah dengan pangan sehat, yang menjadi bukti nyata komitmen hotel dalam mendukung pengelolaan sampah dan pemberdayaan masyarakat lokal. Inovasi-inovasi ini hadir berkat kepemimpinan inspiratif dari I Gede Sujana, General Manager yang resmi menjabat sejak April 2025.
Jejak Karier Penuh Dedikasi
Lahir di Bali, I Gede Sujana memiliki rekam jejak panjang di industri perhotelan. Karier manajerialnya dimulai sebagai General Manager Fairfield by Marriott Belitung pada 2016, dilanjutkan ke Four Points by Sheraton Makassar pada 2018, hingga memimpin Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa pada 2022. Kini, ia memegang kendali di Royal Ambarrukmo Yogyakarta dengan visi menyelaraskan kemewahan dan kearifan lokal.
Harmoni Kemewahan dan Budaya
Di bawah arahannya, Royal Ambarrukmo Yogyakarta tampil sebagai rumah kedua bagi para tamu, menggabungkan sentuhan modern dengan kekayaan budaya Jawa yang autentik. Bagi Sujana, hospitality bukan sekadar layanan, tapi seni menghadirkan pengalaman yang menyentuh — dari arsitektur, kuliner tradisional, keramahan staf, hingga nilai budaya yang hidup dalam setiap sudut hotel.
Bergerak Bersama Komunitas
Komitmen terhadap Sustainable Development Goals menjadi prioritas Sujana dalam menjalankan strategi hotel. Dengan menggandeng komunitas lokal, Royal Ambarrukmo memperkuat peran industri perhotelan sebagai penggerak pariwisata yang inklusif dan ramah lingkungan.
Kepemimpinan yang Membumi dan Visioner
Tak hanya memimpin operasional harian, Sujana juga membangun budaya kerja yang kolaboratif, inovatif, dan berbasis pembelajaran berkelanjutan. Di tangannya, Royal Ambarrukmo tidak hanya mempertahankan standar tinggi layanan, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai simbol hidup dari kemewahan yang berpadu dengan warisan budaya.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Royal Ambarrukmo Yogyakarta di (0274) 488 488, kunjungi Instagram @royalambarrukmo, atau akses situs resminya di www.royalambarrukmo.com.
“Kembali ke Jantung Budaya, Menginaplah di Legenda.”
#RoyalAmbarrukmo #LivingLegend #LuxuryMeetsCulture
Pariwisata dan Budaya
Investasi Ilegal WNA Rugikan Bali, Dr. Panudiana Kuhn Desak Penertiban Menyeluruh

DENPASAR — Fenomena pelanggaran hukum yang dilakukan warga negara asing (WNA) di sektor pariwisata Bali menuai sorotan tajam dari Dr. Panudiana Kuhn, Ketua Pembina Apindo Bali sekaligus pengusaha senior yang lama bergelut di industri lokal. Ia menilai praktik-praktik bisnis gelap yang kian marak bukan hanya menggerus pendapatan pajak daerah, tetapi juga mengancam kelangsungan usaha milik warga lokal.
Menurut Dr. Kuhn, modus operandi yang kerap terjadi adalah penyewaan vila oleh WNA yang kemudian kembali disewakan kepada sesama WNA secara diam-diam dari luar negeri, tanpa jejak administratif, tanpa izin usaha, dan tentu tanpa kontribusi pajak. Lebih lanjut, ia mengungkap bahwa banyak transaksi jual beli properti dilakukan menggunakan mata uang asing dan dibayarkan di luar negeri—sebuah pelanggaran serius yang luput dari pantauan otoritas.
“Ironisnya, pemerintah Bali bahkan tidak memiliki data pasti soal jumlah vila yang disewakan tiap tahun, padahal pungutan keamanan dari pecalang terus berjalan,” ujarnya.
Ia menyerukan agar aparat pemerintah, mulai dari dinas hingga imigrasi dan kepolisian, tidak hanya menunggu laporan masyarakat, tetapi aktif melakukan inspeksi ke lapangan. Setiap usaha ilegal harus ditindak tegas—dengan jalan legalisasi melalui SIUP dan NPWP, atau penutupan permanen.
“Persaingan bisnis saat ini tidak sehat. Warga lokal terdesak oleh kekuatan modal asing yang tidak bermain sesuai aturan. Ini harus dihentikan,” tegasnya.
Kuhn juga menyoroti ketidakjelasan implementasi program Golden Visa 10 tahun yang memungkinkan WNA memiliki vila senilai miliaran rupiah serta hak pakai tanah hingga 80 tahun. Ia menilai regulasi yang longgar membuat konflik antara pemodal besar dan pemilik lokal semakin sering terjadi.
“Bila Bali ingin tetap menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan dan adil, maka penegakan hukum terhadap bisnis ilegal WNA bukan lagi pilihan—melainkan kewajiban mendesak,” pungkasnya. (Ray)
Pariwisata dan Budaya
Bayangan Gelap di Surga, Ketika Bali Kehilangan Pemasukan dari Pariwisata Ilegal

BADUNG – Di balik citra glamor dan keindahan Pulau Dewata, terselip sebuah ironi yang menggerogoti perekonomian lokal. Banyak wisatawan asing datang ke Bali, namun tidak tercatat menginap di hotel atau vila resmi. Ternyata, sebagian besar dari mereka memilih akomodasi alternatif seperti vila pribadi atau rumah kos milik warga lokal yang belum memiliki izin operasional lengkap.
Tak hanya itu, marak pula praktik ilegal di mana Warga Negara Asing (WNA) menyewa vila secara daring dan menyewakannya kembali kepada kolega sesama WNA, bahkan sebelum mereka sendiri menempatinya. Aktivitas ini kerap terjadi di luar pengawasan pemerintah dan menghindari kewajiban pajak yang seharusnya dibayarkan.
Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana, Prof. Dr. Drs. I Putu Anom, B.Sc., M.Par., mengungkapkan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap properti-properti yang disewakan kepada orang asing, baik berupa vila, rumah pribadi, maupun bentuk akomodasi lainnya.
“Pernah terjadi kasus di Seminyak di mana seorang tamu asing tinggal melebihi masa izin tinggalnya hingga menyebabkan keributan besar, bahkan menewaskan seorang anggota polisi. Mirisnya, vila tersebut ternyata tidak memiliki izin legal,” ungkap Prof. Anom saat dihubungi, Sabtu (10/5/2025).
Ia juga menyoroti keberadaan guest house mewah dan rumah kos elite yang kerap luput dari pengawasan pajak. Meskipun dimiliki oleh warga lokal, bentuk bisnis ini tak terklasifikasi sebagai akomodasi resmi, sehingga pendapatannya tidak dikenakan pajak hotel dan restoran.
“Bayangkan satu kamar disewakan seharga Rp2–3 juta. Jika ada 10 kamar, bisa menghasilkan Rp30 juta tanpa perlu promosi. Semua langsung masuk ke kantong pribadi, sementara daerah tidak memperoleh apa pun,” tegasnya.
Prof. Anom juga menyoroti praktik pembelian tanah oleh WNA yang memanfaatkan nama warga lokal sebagai perantara melalui akta notaris. Setelah membangun vila di atas tanah tersebut, mereka kemudian menyewakannya kepada turis asing lainnya. Keuntungan pun langsung dinikmati pemilik modal asing, sementara warga lokal hanya menjadi nama di atas kertas.
“Fenomena ini jelas menyebabkan potensi pajak daerah yang sangat besar tidak masuk ke kas negara,” tambahnya.
Untuk itu, ia menyarankan agar desa adat maupun desa dinas dilibatkan aktif dalam pengawasan akomodasi di wilayahnya. Karena mereka yang paling mengetahui siapa pemilik dan penyewa properti di daerah masing-masing, serta dapat melakukan pencatatan rutin untuk memastikan semua berjalan sesuai aturan.
Sebagai penutup, Prof. Anom juga menyinggung soal kebijakan Golden Visa dan retirement visa, yakni visa pensiun yang memungkinkan warga asing tinggal dalam jangka panjang di Indonesia. Menurutnya, kebijakan tersebut perlu dikaji ulang agar tidak membuka celah baru bagi penyalahgunaan izin tinggal untuk kepentingan bisnis ilegal. (Ray)
-
Mangku Bumi6 years ago
HIDUP DHARMA
-
News1 year ago
Diduga Gelapkan Dana Ratusan Calon Pekerja Migran, Pengusaha Ibukota Diajukan Ke Meja Hijau
-
News2 years ago
Geger!! Siswi Kelas 2 Smp Ditemukan Gantung Diri Di Kandang Sapi
-
News10 years ago
Post Format: Gallery
-
Daerah5 years ago
Jangan Sampai Jadi Pemangku Tanggung, Ikuti Kursus Kepemangkuan Disini!
-
News3 years ago
Kasus Ungasan, Orang Misterius Hadir ditengah Upacara sebut Kutukan Telah Jalan
-
Mangku Bumi7 years ago
Mengenal lebih dekat Sareng Ide Sire Empu Dharma Sunu dari Griya Taman Pande Tonja Denpasar
-
Daerah4 years ago
Miris! Nusa Dua Tampak Seperti Abandoned City