Connect with us

News

Uang Kertas yang Pernah Mengukir Sejarah, BI Umumkan Penarikan Pecahan Lama

Published

on

Ilustrasi, sumber foto google picture.

DENPASAR – Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan pengumuman terkait beberapa uang kertas lama yang sudah tidak berlaku lagi, termasuk pecahan Rp10.000 emisi tahun 2005.

Uang tersebut, yang menampilkan gambar Pahlawan Nasional Sultan Mahmud Badaruddin II serta Rumah Limas, ikon arsitektur khas Sumatera Selatan, tidak bisa lagi digunakan sebagai alat pembayaran sejak tahun 2016.

Kepala BI Perwakilan Sumatera Selatan, Ricky Perdana Gozali, menyatakan bahwa masyarakat yang masih memiliki uang ini diberikan waktu lima tahun untuk melakukan penukaran sebelum masa berlakunya habis.

“Kini, uang pecahan Rp10.000 emisi 2022 menjadi yang sah berlaku, dengan gambar utama Pahlawan Nasional Frans Kaisiepo yang mendominasi pecahan baru ini, ” ungkapnya.

Gubernur Penjabat Sumatera Selatan, Elen Setiadi, berharap uang baru ini turut mendukung peningkatan wisata di Sumatera Selatan, terutama dengan nilai sejarah dan budaya yang terkandung dalam desainnya.

Ia juga menyoroti peran uang emisi lama yang menampilkan Rumah Limas sebagai salah satu simbol penting dari kekayaan budaya lokal.

 

Pentingnya Memahami Sejarah Rupiah

Rupiah bukan hanya alat tukar, melainkan juga simbol kedaulatan bangsa. Setiap pecahan membawa pesan sejarah dan budaya, menghubungkan masyarakat dengan pahlawan nasional dan kekayaan arsitektur Nusantara.

Uang pecahan Rp10.000 emisi 2005, misalnya, menampilkan Rumah Limas, ikon Sumatera Selatan yang memperkuat kebanggaan daerah terhadap budaya lokal.

Namun, peredaran uang tidaklah statis. Ada kalanya, uang kertas tertentu harus ditarik dari peredaran karena adanya perubahan standar atau desain. Hal ini telah terjadi pada beberapa pecahan uang yang juga dicabut dari peredaran, seperti:

• Pecahan Rp10.000 tahun emisi 1998 yang menampilkan Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien.

• Pecahan Rp20.000 tahun emisi 1998 dengan gambar Ki Hajar Dewantara.

• Pecahan Rp50.000 tahun emisi 1999 dengan gambar WR. Soepratman.

• Pecahan Rp100.000 tahun emisi 1999 berbahan polymer yang memuat gambar Proklamator, Soekarno dan Hatta.

 

Menghargai Uang Lama sebagai Koleksi

Meski tak lagi berlaku sebagai alat tukar, uang kertas lama tetap memiliki nilai bagi para kolektor. Uang yang telah ditarik dari peredaran ini sering kali menjadi barang berharga di kalangan kolektor, baik untuk alasan historis maupun estetika.

Bagi masyarakat yang masih memiliki uang kertas ini, menyimpannya sebagai memorabilia bisa menjadi cara untuk menjaga kenangan sejarah yang diwakili oleh pecahan-pecahan tersebut.

Sejarah peredaran uang selalu berubah seiring perkembangan zaman.

Setiap emisi baru hadir dengan misi memperkuat identitas bangsa, sekaligus meneguhkan posisi budaya lokal dan nasional di mata dunia.

Masyarakat diharapkan terus memahami dan menghargai makna yang terkandung dalam setiap lembar rupiah yang mereka gunakan. (Ray)


Kebanggaan sebagai wartawan adalah selalu silahturahmi kepada semua pihak, tetap belajar dan selalu konfirmasi dalam pemberitaan yang adil dan berimbang.

News

Pangdam IX/Udayana dan Kapolda Bali Bersinergi, Berbagi Takjil, Amankan Nyepi dan Idul Fitri

Published

on

By

Denpasar – Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat di bulan Ramadan, Pangdam IX/Udayana dan Kapolda Bali turun membagikan takjil kepada masyarakat yang melintas, Kamis 27 Maret di depan Lapangan Puputan.

Demi memastikan keamanan dan ketertiban selama Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni, S.I.P., M.Si., dan Kapolda Bali Irjen Pol. Daniel Adityajaya, S.I.K., M.Si., menegaskan bahwa TNI dan Polri siap bertindak tegas dalam menjaga stabilitas wilayah. Sinergi yang kuat antara kedua institusi ini menjadi kunci utama dalam menciptakan situasi yang kondusif di Bali.

Nyepi, yang merupakan momen sakral bagi umat Hindu dengan pelaksanaan Catur Brata Penyepian, mendapatkan pengamanan ketat guna memastikan ketenangan dan kekhusyukan ibadah tetap terjaga. Patroli intensif dilakukan untuk mencegah gangguan, termasuk tindakan yang dapat mengganggu ketertiban selama prosesi keagamaan berlangsung.

Kegiatan ini juga melibatkan Danrem Brigjen TNI Ida I Dewa Agung Hadisaputra beserta jajaran lainnya, yang menunjukkan komitmen aparat dalam mendukung nilai-nilai kebersamaan dan toleransi antarumat beragama.

Mayjen TNI Zamroni menyampaikan bahwa pembagian takjil ini merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat, khususnya bagi mereka yang masih dalam perjalanan saat waktu berbuka tiba.

“Ini adalah wujud kebersamaan kami dengan warga Bali. Semoga takjil yang kami bagikan membawa keberkahan,” ujarnya.

Senada dengan itu, Kapolda Bali Irjen Pol Daniel Adityajaya menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar membagikan takjil, tetapi juga upaya mempererat hubungan antara aparat keamanan dan masyarakat.

“TNI-Polri tidak hanya hadir untuk mengamankan, tetapi juga untuk berbagi kebahagiaan, terutama di bulan suci Ramadan,” tegasnya.

Menjelang Idul Fitri, aparat TNI dan Polri memperketat pengawasan di lokasi-lokasi strategis, seperti tempat ibadah, pusat keramaian, serta jalur-jalur mudik. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi segala bentuk potensi gangguan keamanan, mulai dari kriminalitas hingga ancaman lainnya.

Dengan pengamanan yang ketat dan koordinasi yang solid, TNI dan Polri memastikan bahwa tidak ada celah bagi pihak-pihak yang ingin mengganggu keamanan dan ketertiban. Bali harus tetap aman, damai, dan harmonis bagi seluruh warganya. (Ich)

Continue Reading

News

The Ancient Martial Arts of Indonesia – Seni Mistis Debus & Makan Beling di Trans Studio Theme Park Bali

Published

on

By

DENPASAR, 26 Maret 2025 – Menyambut kemeriahan Hari Raya Idul Fitri 2025, Trans Studio Theme Park Bali menghadirkan pertunjukan epik yang membawa pengunjung ke dalam dunia mistis seni bela diri kuno Indonesia. The Ancient Martial Arts of Indonesia menampilkan aksi debus, makan beling, pertarungan silat, serta ritual sakral yang menciptakan pengalaman penuh adrenalin dan keajaiban dalam satu panggung.

Pertunjukan ini akan berlangsung pada 27 Maret – April 2025 (kecuali 28 & 29 Maret 2025) dan mengangkat kisah ketahanan, keberanian, serta warisan budaya Nusantara yang diwariskan turun-temurun. Dengan perpaduan seni, aksi ekstrem, dan efek visual yang dramatis, pengunjung akan menyaksikan bagaimana para pendekar menguji batas kekuatan fisik dan spiritual mereka melalui berbagai ritual sakral dan atraksi menantang.

“Sebagai bagian dari perayaan Hari Raya Idul Fitri 2025, kami ingin menghadirkan pertunjukan yang bukan hanya menghibur, tetapi juga memperkenalkan kembali warisan budaya Indonesia yang luar biasa,” ujar Nyoman Sutarjana, General Manager Trans Studio Theme Park Bali. “Melalui The Ancient Martial Arts of Indonesia, kami mengajak para pengunjung menyaksikan keberanian sejati dan kekuatan spiritual dalam seni bela diri kuno.”

Dalam pertunjukan ini, pengunjung akan dibuat terpukau dengan berbagai adegan penuh aksi yang menampilkan ketahanan fisik, kekuatan spiritual, dan keindahan seni tradisional Indonesia.

Salah satu atraksi utama yang paling mendebarkan adalah debus, di mana para pendekar menunjukkan kemampuan luar biasa mereka dengan makan beling, berjalan di atas bara api, serta menusuk tubuh dengan benda tajam tanpa terluka. Aksi ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga mencerminkan filosofi ketahanan dan keyakinan yang telah diwariskan secara turun-temurun.

elain itu, panggung akan semakin memanas dengan duel silat spektakuler antara pendekar Harimau dan pendekar Cimande. Dengan koreografi yang dramatis, mereka memperlihatkan teknik bertarung yang lincah dan penuh ketangkasan, menghadirkan pertarungan intens yang memadukan kecepatan, strategi, dan seni bela diri khas Nusantara.

Tak kalah menegangkan, pertunjukan api menjadi salah satu daya tarik utama dalam acara ini. Para pemain akan menampilkan aksi seperti fire hoop, fire wings, dan cambuk api, menciptakan pemandangan yang menakjubkan dengan nyala api yang menyelimuti panggung. Salah satu momen paling spektakuler adalah ketika seorang pendekar melakukan fire breathing, menghembuskan api besar ke udara, menciptakan efek visual yang luar biasa dan menambah kemegahan pertunjukan.

Untuk memperkuat atmosfer mistis, penonton juga akan diajak menyaksikan ritual sakral yang menggambarkan dunia spiritual Jawa, termasuk tarian Seblang yang penuh makna serta ritual kesurupan, yang memperlihatkan hubungan manusia dengan kekuatan tak kasatmata. Diiringi suara gamelan, suasana mistis semakin terasa, membawa penonton dalam pengalaman yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menyentuh sisi spiritual yang lebih dalam.

The Ancient Martial Arts of Indonesia menjadi salah satu sorotan utama dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri 2025 di Trans Studio Theme Park Bali. Pertunjukan ini memadukan keberanian, seni bela diri kuno, dan kekuatan spiritual dalam sajian spektakuler. Dengan aksi mendebarkan dan efek visual yang memukau, pengunjung akan dibawa dalam perjalanan menuju warisan budaya yang masih hidup hingga kini—sebuah pengalaman yang hanya bisa ditemukan di Trans Studio Theme Park Bali.

Tentang Trans Studio Theme Park Bali

Trans Studio Theme Park Bali adalah salah satu taman hiburan indoor terbesar dan terpopuler di Bali, menawarkan berbagai wahana bertaraf internasional yang cocok untuk segala usia. Terletak di pusat wisata Bali, taman hiburan ini menyuguhkan pengalaman seru dengan berbagai atraksi dan wahana menarik yang dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.

Trans Studio Theme Park Bali merupakan bagian dari Trans Entertainment, perusahaan hiburan terkemuka di Indonesia yang juga mengelola berbagai taman hiburan, seperti Trans Studio Bandung, Trans Studio Cibubur, dan Trans Snow World.

 

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Jodie Gusta (Head of Marketing and Communications) Trans Studio Theme Park Bali

+62 859 2150 7169

 

Continue Reading

News

Pangdam IX/Udayana: Media Adalah Mitra Strategis dalam Membangun Kepercayaan Publik

Published

on

By

TNI Muhammad Zamroni, S.I.P., M.Si.

BADUNG – Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Muhammad Zamroni, menggelar acara simakrama dengan awak media dan Pimpinan Redaksi (Pimpred) se-Bali pada Selasa, 25 Maret 2025. Acara yang berlangsung di Wisma Bayu, Jalan Kubu Anyar, Kuta, Bali ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi serta meningkatkan sinergi antara TNI dan media dalam menjaga stabilitas serta keamanan wilayah, terutama di bulan suci Ramadan.

Dalam sambutannya, Pangdam IX/Udayana menyampaikan rasa terima kasih kepada insan media atas kerja sama yang baik dalam pemberitaan mengenai kegiatan Kodam IX/Udayana. “Terima kasih banyak karena kawan-kawan memberitakan hal yang positif,” ujar Pangdam. Ia menekankan bahwa peran media sangat penting dalam membangun situasi yang kondusif serta membentuk opini publik yang sehat.

Selain itu, Pangdam juga menyinggung Undang-Undang TNI yang baru disahkan, di mana tidak banyak perubahan yang terjadi, kecuali perpanjangan batas usia. Ia juga menyoroti keterlibatan TNI dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk aksi kebersihan di pesisir pantai selatan Bali. “Termasuk kemarin dengan Bapak Gubernur Bali, kita melibatkan Babinsa dalam pengelolaan sampah berbasis sumber,” ungkapnya.

Menanggapi isu kembalinya TNI ke dwi fungsi ABRI, Pangdam menegaskan bahwa hal tersebut tidaklah benar. Ia menjelaskan bahwa masyarakat justru menginginkan kehadiran TNI di tengah kehidupan mereka, baik dalam ketahanan pangan maupun dalam penanggulangan bencana. “Bukan kembali ke dwi fungsi, tapi multi fungsi,” tegasnya.

Kapendam IX/Udayana, Kolonel Inf Agung Udayana, S.E., M.M., M.HI., menegaskan bahwa hubungan erat antara Kodam IX/Udayana dan media adalah kunci dalam membangun citra positif TNI di tengah masyarakat.

“Di era digital yang serba cepat, media memiliki peran vital sebagai penjaga akurasi informasi. Kami sangat menghargai kerja keras insan pers yang turut menjadi jembatan komunikasi antara TNI dan rakyat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua PWI Pusat, Dwikora Putra, menyampaikan apresiasinya terhadap simakrama ini. Menurutnya, sinergi antara TNI dan pers di Bali telah berjalan dengan baik. “Pers di Bali dinilai cukup baik terkait pemberitaan positif,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa selama hampir 10 tahun menjabat sebagai Ketua PWI Bali, tidak pernah ada permasalahan antara awak media dan TNI.

Acara simakrama ini ditutup dengan sesi dialog antara Pangdam dan awak media, serta dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Kegiatan ini mencerminkan semangat kebersamaan serta semakin memperkuat hubungan baik antara Kodam IX/Udayana dan insan media dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Bali.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku