Connect with us

Kesehatan

RSPTN Unud Sambut KTT G20 Jadi Rumah Sakit Rujukan

Published

on

Direktur RSPTN Unud terima tim pendahulu Kemenkes, guna mengecek kesiapan sebagai RS rujukan delegasi KTT G20

GATRA DEWATA | BALI | Kunjungan Tim Pendahulu dari Kementerian Kesehatan ke Rumah sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Udayana adalah merupakan angin segar bagi pariwisata Bali yang terpuruk akibat pandemi yang cukup lama.

Bali yang sangat menginginkan titik awal kebangkitan pariwisatanya ini harus berbenah untuk menyambut kedatangan delegasi konferensi tingkat tinggi G20 mendatang di Bali.

Mereka hadir untuk mengecek fasilitas rumah sakit sebagai rujukan delegasi konferensi tingkat tinggi G20 mendatang. Ini merupakan pertemuan yang ke-17, serta Indonesia mendapatkan Presidensi G20 setelah serah terima dari Italia pada 31 Oktober 2021 di Roma. Tema yang diusung G20 tahun 2022 adalah,

Recover Together, Recover Stronger

Presidensi Indonesia berlangsung dari 1 Desember 2021 hingga KTT pada kuartal keempat tahun 2022. Acara ini dihadiri oleh 20 kepala negara, yang merupakan gabungan negara yang terdiri atas 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.

Posisi yang strategis ini dapat menjadi potensi pasar tidak hanya berdampak terhadap sektor industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), namun juga pada sektor lainnya yang terlibat seperti Rumah Sakit yang memiliki sumber daya manusia (SDM) dengan fasilitas standard International sebagai rujukan delegasi G20.

Menemui Dr. dr. I Dewa Made Sukrama, MSi, SpMk (K) selaku direktur RSPTN Unud mengatakan kesiapannya menjadi rumah sakit rujukan delegasi G20.

“Kami bangga mendapat kunjungan dari kementerian Kesehatan Republik Indonesia, untuk kendala kami tidak ada dalam menyambut even G20 mendatang, sebagai rumah sakit rujukan delegasi G20, ” sebut Dewa Made yang juga merupakan Guru besar ini.

Ia juga mengatakan bahwa persiapan ini meliputi ruangan intensif, ICU, UGD dan fasilitas penunjang, laboratorium, PCR dan swab antigen. Ia juga mengungkapkan tidak khawatir karena SDM RSPTN ini sudah mumpuni dan juga expert dibidangnya masing-masing.

Ia juga berharap masyarakat dapat tetap menaati protokol kesehatan yang ada, seperti insiden dari prevalensi daripada Omicron pada pandemi ini dapat turun. “Tetap menjaga kesehatan dan prokes, jangan lalai karena pandemi ini bisa saja tidak pernah berakhir, “harapnya, Selasa (22/02/2022).

Ditempat yang sama dari tim pendahulu kementerian kesehatan Asral Hasan juga mengatakan kesiapan RSPTN sebagai rujukan rumah sakit delegasi G20 nantinya cukup baik.

“Kami bersyukur dari sisi perawatan UGDnya, rawat inap, juga ruang isolasi intensifnya akan memberikan kemudahan kita untuk dapat menjadi rujukan sebagai rumah sakit untuk delegasi G20 nantinya, “ungkapnya.

Ia juga mengatakan bahwa lokasi rumah sakit ini sangat strategis dari lokasi acara. “G20 merupakan peluang kita sebagai tuan rumah untuk even-even Internasionalnya, kami mempersiapkan rumah sakitnya sebagai rujukannya. Apa yang kita sajikan nanti adalah wajah Indonesia yang sebenarnya bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah kelas dunia, “jelas Asral Hasan.

Ia juga mengharapkan RSPTN ini dapat berkembang lebih baik, karena potensi yang dimiliki cukup besar, dari sisi gedung yang besar, luas dan megah, experience yang dimiliki.

“Kami pasti akan mendukung RSPTN ini menjadi rumah sakit rujukan bagi delegasi G20 nantinya, “pungkasnya mengakhiri. (Ray)


Kebanggaan sebagai wartawan adalah selalu silahturahmi kepada semua pihak, tetap belajar dan selalu konfirmasi dalam pemberitaan yang adil dan berimbang.

Kesehatan

Peran Perempuan dalam Aksi Sosial, Srikandi Bali Santhi Bagikan Kacamata di Denpasar

Published

on

By

Ketua DPW Srikandi Bali Santhi, Zakia Said Aljaidi saat memberikan kaca mata gratis pada masyarakat

DENPASAR – DPW Srikandi Bali Santhi kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu masyarakat kecil melalui kegiatan sosial, bertempat di area parkir Pasar Tegal Arum, Jalan Subur, Monang Maning, Denpasar, Jumat (22/11/2024), organisasi perempuan ini bersama PT Mega Gloryoung Internasional (MGI) menggelar pemeriksaan mata dan pembagian kacamata gratis untuk masyarakat yang membutuhkan, terutama bagi penderita glaukoma dan mata minus di atas lima.

Ketua DPW Srikandi Bali Santhi, Zakia Said Aljaidi, beserta sejumlah pengurus turut hadir dalam acara tersebut dan ikut membagikan kacamata gratis bagi masyarakat yang membutuhkan.

Wakil Ketua DPW Srikandi Bali Shanti, Alma Marlina, menyatakan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah nyata Srikandi Bali Shanti mendekatkan diri kepada masyarakat bawah dan memberikan manfaat langsung kepada mereka.

“Kami ingin merangkul masyarakat, terutama dari kalangan bawah. Mata itu adalah jendela dunia, sangat penting untuk dijaga. Dengan kegiatan ini, kami harap masyarakat bisa menjadi lebih sehat dan produktif,” ujar Alma.

Ia juga menekankan pentingnya peran perempuan dalam menciptakan perubahan sosial yang nyata.

“Perempuan harus sejajar, saling mendukung satu sama lain. Kehadiran kami tidak hanya di dapur, tapi juga untuk membantu masyarakat. Kita harus turun langsung, mencari mereka yang benar-benar membutuhkan,” tambah perempuan asal Garut ini.

Selain pemeriksaan mata, Alma mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah langkah awal dari berbagai program sosial lainnya, seperti bedah rumah serta bantuan kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil.

Srikandi Bali Santhi ingin menjadi agen perubahan yang mengutamakan welas asih dan solidaritas, terutama bagi perempuan di Bali.

Organisasi ini berkomitmen untuk terus melaksanakan kegiatan sosial dan memperluas jangkauannya, dengan harapan memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat kecil. (Tim)

Continue Reading

Kesehatan

SAJAKA, Sinergi Komunitas dan Akademisi Cegah Krisis AMR

Published

on

By

Diseminasi Program Desa Bijak Antibiotika (SAJAKA).

TABANAN – Diseminasi Program Desa Bijak Antibiotika (SAJAKA) yang terus didengungkan menjadi informasi baru bagi masyarakat Tabanan. Riset dan pengetahuan ini akan menjadi landasan baru memahami ‘silent’ pandemi Antimicrobial Resistance (AMR) atau resistensi antimikroba.

Efek darinya ketika seseorang ada bakteri resisten baik jangka panjang dan jangka pendek mengalami jatuh sakit menyebabkan penyakit tersebut akan sangat susah untuk disembuhkan.

“Dalam 10 tahun terakhir belum ada lagi antibiotik baru yang ditemukan, ” ungkap narasumber dr I Wayan Agus Gede Manik Saputra, M.Ked.Klin, Sp.MK.

Ia juga menambahkan bila tidak ditangani dengan serius bahayanya bila pisau tidak sengaja tergores pada kulit kita dan terpapar bakteri, kejadian itu dapat menyebabkan kematian.

“Kondisi itulah yang patut kita jaga untuk masa depan”

Prof. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK (K)., dalam paparannya menyebutkan bahwa program ini dibentuk sejak tahun 2016, dengan kegiatan menyebarkan informasi, ide, gagasan, atau hasil penelitian kepada khalayak luas.

Tujuannya agar informasi tersebut diterima, dipahami, dan dimanfaatkan oleh penerima.

Penggunaan antibiotika terhadap ternak juga merupakan bagian dari penelitian. Menggunakan antibiotika secara tidak tepat dapat menyebabkan bakteri menjadi tidak mudah kalah (mati) juga.

“Resistensi tidak hanya pada manusia tetapi juga pada hewan.Tenaga kesehatan perawat, bidan apoteker, anak sekolah dan sektor hewan ternak juga wajib bijak dalam penggunaan antibiotika, ” ungkapnya, Rabu (20/11/2024).

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya penggunaan antibiotik sesuai aturan medis guna mencegah resistensi antimikroba (AMR) yang semakin meluas.

Kemudian pola penggunaan Antibiotika yang perlu dipahami bahwa Antibiotik dirancang untuk membunuh bakteri penyebab infeksi, namun sering kali digunakan secara serampangan, seperti untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, misalnya flu atau pilek.

Pola ini terjadi karena kurangnya edukasi dan akses layanan kesehatan yang memadai. Kebiasaan membeli antibiotik tanpa resep dokter atau menghentikan pengobatan sebelum waktunya juga menjadi masalah serius.

apt. I Gede Purna Yogi Suara S. Si., selaku wakil ketua Ikatan Apoteker Indonesia pengurus daerah Provinsi Bali menekankan komitmennya untuk menolak pembelian antibiotik tanpa resep dokter.

“Kita akan menolak masyarakat yang tidak menggunakan resep dokter saat membeli obat, kita akan berupaya berikan obat demam, bila 3 hari berlanjut kita bisa sarankan ke dokter agar diberikan resepnya, ” ungkapnya.

Kemudian menanyakan kepada Khoirul Amin perwakilan dari PT. Pfizer yang merupakan donatur dari program SAJAKA, menyebutkan bahwa Pfizer juga bergerak membantu pengendalian AMR.

“SAJAKA merupakan contoh yang sangat bagus, karena ini merupakan inisiatif untuk mengendalikan AMR dari segi komunitas dan juga bekerja sama dengan akademisi, kesehatan, sekolah dan rumah tangga”

Ia juga berharap tidak hanya 3 desa di Bali saja, tetapi bisa diterapkan di luar Bali dengan support dari lainnya.

Ni Komang Semara Yanti, SKM., MPH., selaku Manajer project, pengembangan program yang sukses di Desa Bengkel (Tabanan) jadi diperluas lagi ke 3 wilayah desa lainnya.

“Kami pengembangannya tidak hanya edukasi dengan ceramah tetapi edukasi interaktif menggunakan media video serta flip chart (papan tulis / kertas), ” jelasnya.

Ia juga ingin program seperti ini bisa disebarluaskan di wilayah lainnya di Bali dengan membuka kerjasama.

apt. I Made Abdi Gunawan, S.Farm.,M.Kes selaku perwakilan dinas kesehatan Tabanan mengungkapkan program SAJAKA dimulai tahun 2022.

” Desa pejaten, Buwit dan Belalang dan hasilnya berubah signifikan, masyarakat kita yang ada di wilayah tersebut yang awalnya tidak begitu paham dan pengaruhnya, sekarang sudah lebih baik. Program ini harus terus berjalan, ” pungkasnya. (Ray)

Continue Reading

Kesehatan

Yayasan Kaori Welas Asih Berbagi Kasih di Bangli, Bantuan Sembako dan Kursi Roda untuk Warga Terdampak Stroke

Published

on

Yayasan Kaori Welas Asih berphoto bersama

BANGLI – Yayasan Kaori Welas Asih terus menunjukkan komitmennya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya di Kabupaten Bangli. Melalui pendiri yayasan, Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota, mereka mengunjungi beberapa keluarga yang tengah menghadapi kesulitan akibat penyakit dan kondisi ekonomi yang terbatas pada Jumat, (25/10/2024).

Kunjungan pertama dilakukan ke keluarga Wijaya yang tinggal di Banjar Gunaksa, Desa Cempage, Kabupaten Bangli. Istri Wijaya, Ni Wayan Sinar, menerima bantuan berupa paket sembako dan alat persembahyangan. Bantuan ini diberikan karena istrinya telah mengalami kelumpuhan selama setahun, sementara putra pertama mereka, Putu Bima, menjadi tulang punggung keluarga. Usaha kecil-kecilan dari rumah untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Winie Kaori saat mengunjungi Ni Wyn Sinar

Winie Kaori menyatakan harapannya agar bantuan yang diberikan dapat meringankan beban keluarga Wijaya. Pada kesempatan ini, yayasan juga mendoakan kesembuhan bagi Ni Wayan Sinar yang saat ini sedang sakit.

“Semoga bantuan ini bisa bermanfaat dan membawa berkah bagi keluarga Wijaya, terutama dalam kondisi seperti ini,” kata Winie Kaori

Setelah mengunjungi keluarga Wijaya, Yayasan Kaori Welas Asih melanjutkan kunjungan ke Banjar Malet Tengah, Desa Tiga, Kecamatan Susut, untuk bertemu dengan Nengah Agus yang sudah enam tahun mengalami stroke. Nengah Agus hanya ditemani istrinya, Nyoman Nyoblong, karena anak-anaknya telah menikah dan tinggal di tempat lain. Dengan tulus, Yayasan Kaori Welas Asih memberikan bantuan berupa kursi roda, sembako, dan alat persembahyangan.

Winie Kaori berharap bantuan ini dapat menjadi berkah dan memberi semangat baru bagi Nengah Agus dalam menjalani kehidupannya.

Winie Kaori saat memberikan bantuan kursi roda pada Nengah Agus.

“Kami selalu mendoakan kesembuhan Nengah Agus dan semoga dia bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala,” ujar wanita pengusaha asal Gianyar ini.

Yayasan Kaori Welas Asih tak berhenti di situ, mereka melanjutkan perjalanan ke Banjar Malet Tengah untuk mengunjungi Jro Made Buncing dan keluarganya. Di sana, Ketut Praya, kakak dari Jro Made Buncing, sudah lima tahun menderita stroke. Sama seperti kunjungan sebelumnya, yayasan memberikan kursi roda, sembako, dan alat persembahyangan.

Winie Kaori saat memberikan bantuan kursi roda pada Ketut Praya.

“Semoga bantuan ini dapat sedikit meringankan beban keluarga Jro Made Buncing, dan semoga Ketut Praya bisa segera pulih,” ucap Winie Kaori.

Yayasan Kaori Welas Asih berjanji akan terus berbagi kasih kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama mereka yang terdampak penyakit berat seperti stroke. Winie Kaori menegaskan bahwa yayasan tidak akan berhenti menyalurkan bantuan dan mendoakan kesembuhan bagi mereka yang mengalami kesulitan.

“Kami berharap bisa terus membawa berkah bagi orang-orang yang membutuhkan, sehingga mereka dapat menjalani hidup dengan lebih baik,” pungkas wanita yang energik ini.

Aksi sosial Yayasan Kaori Welas Asih ini adalah wujud nyata kepedulian terhadap masyarakat yang kurang mampu dan mengalami kondisi kesehatan yang berat. Dengan bantuan yang diberikan, yayasan berharap dapat terus membawa kebaikan dan harapan bagi mereka yang sedang berjuang. (E’Brv)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku