Daerah
Nambah Satu Lagi, Inara Hotels & Resorts Akuisisi The Sun Heaven Ubud

GatraDewata[Singaraja] – Inara Hotels & Resorts sebagai bagian dari portofolio Jeevawasa dengan lebih dari 20 koleksi hotel & resor, mengumumkan akuisisi terbarunya dengan rebranding The Sun Heaven Ubud menjadi The Sun Heaven Ubud by Inara pada Agustus 2021. “Inara Hotels & Resorts merupakan serangkaian butik resor pilihan dengan keindahan dan pesona yang mengutamakan keunikan desain, serta mengangkat nilai-nilai autentik dari masing masing resor,” ujar Adiguna Kusuma, CEO Adiwana, Amatara dan Inara Hotels & Resorts.
The Sun Heaven Ubud by Inara dipercayai sebagai resor yang menghadirkan tempat peristirahatan dengan sensasi keindahan surga dengan mengangkat tagline “An Escape to Paradise”, diambil dari filosofi bahwa surga tersembunyi diciptakan oleh Tuhan dan dihadirkan di muka bumi. Dikelilingi oleh hamparan persawahan hijau khas Ubud, khususnya di Desa Kenderan, Tegallalang, resor ini dirancang dengan fokus utama untuk mengekspresikan keindahan surga di bumi. The Sun Heaven Ubud by Inara hadir dengan tujuan untuk menciptakan pengalaman menginap tak terlupakan, dimana tamu dapat terhubung lebih dekat dengan alam, serta menemukan keseimbangan dan kenyamanan selama liburan.

Desain kamar Inara The Sun Heaven
The Sun Heaven Ubud by Inara memiliki 24 unit kamar dan vila yang dibagi dalam lima kategori yaitu delapan Deluxe Garden room, delapan Inara Suite room, dua Heavenly Suite room, empat unit One Bedroom Pool Villa dan dua unit Two Bedroom Pool Villa. Setiap kategori kamar dilengkapi dengan aksen kayu yang dirancang sedemikian rupa untuk kenyamanan tamu dan memberi keindahan saat berada di dalam masing-masing kamar. Pada kategori vila, para tamu dapat menemukan kemewahan melalui sudut-sudut ruangan yang luas, kolam renang pribadi dan ruang tamu nyaman yang dilengkapi dengan speaker audio berkualitas. Ditemani oleh kemewahan dari pemandangan disekitar dan suasana yang tenang, resor ini sungguh-sungguh hadir sesuai dengan namanya.

Lobi Inara The Sun Heaven
Sensasi yang dijanjikan mulai terasa sejak menapaki lobby. Para tamu akan menerima sambutan hangat dan merasakan pengalaman penuh perhatian dan perawatan selama menginap. Mereka juga disuguhkan kesempatan berelaksasi atau bersantai dalam suasana yang menenangkan, dengan menikmati berbagai fasilitas resor, mulai dari indoor hingga outdoor dan berbagai pilihan aktivitas lainnya. Dari infinity pool outdoor, yoga lounge, gym, poolside stage, gazebo, hingga kolam renang anak dan taman bermain, semuanya disiapkan untuk menghibur para tamu selama menginap di resor ramah keluarga ini.
Para tamu juga diundang untuk menikmati sajian khas dari restoran The Sun Heaven Ubud by Inara: Kunang-Kunang Restaurant. Umumnya di musim hujan bulan Agustus hingga Desember, dari senja hingga fajar, para tamu akan sering bertemu makhluk kecil yang indah ini bertengger dan berterbangan di sawah-sawah yang hijau. Seperti kunang – kunang yang memancarkan cahaya mempesona, restoran ini ingin mengekspresikan cahaya bagi resor ini. Kunang-Kunang Restaurant menyediakan beragam makanan lezat yang sangat cocok dipadukan dengan wine terbaik dari Pulau Bali. Terletak tepat di atas lobby, Kunang-Kunang Restaurant menghadirkan pemandangan yang tenang ditemani semilir angin yang sejuk khas dataran tinggi Ubud.

Suasana Taman di Inara The Sun Heaven
Setelah seharian menjelajahi resor dan beragam fasilitas lainnya, Tejas Spa siap hadir dengan penawaran perawatan khas menggunakan rempah-rempah lokal Bali, pilihan yang dirancang khusus untuk mereka yang ingin menjaga kesehatan selama menginap. Dengan dua ruang perawatan, para tamu dapat menikmati berbagai program menarik mulai dari pijat relaksasi hingga program detoksifikasi intensif. Untuk menyempurnakan pengalaman di Tejas Spa, para tamu akan dimanjakan dengan pemandangan dan suara alam yang akan menjadi teman selama sesi perawatan.
Lokasi resor ini terbilang sangat strategis. Disamping berdekatan dengan kawasan persawahan Tegallalang yang terkenal di dunia, The Sun Heaven Ubud by Inara juga berjarak hanya satu jam berkendara dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Bepergian ke pusat kota dengan 20 menit berkendara dari resor, para tamu dapat menemukan berbagai pusat kesenian, restoran hingga beragam destinasi wisata yang unik dan menarik. The Sun Heaven Ubud by Inara menghadirkan liburan pribadi bagi mereka yang mencari tempat peristirahatan yang damai dalam gaya dan kenyamanan kontemporer. Penyempurnaan dalam produk dan pelayanan menjadi hal yang akan menjadi prioritas utama bagi The Sun Heaven Ubud by Inara kedepannya.[SWN]

Daerah
Dukung Penuh Petani, Bupati Kembang Salurkan ribuan Bibit Tanaman dan Pupuk Organik

Jembrana – Kakao menjadi komoditas unggulan di kabupaten Jembrana yang mendapat perhatian khusus dari Pemkab Jembrana mulai dari hulu sampai hilir sehingga kakao Jembrana mampu merambah pangsa pasar dunia Internasional.
Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, Pemkab Jembrana terus mendorong mewujudkan kebun-kebun kakao yang bersertifikasi yang mampu menghasilkan produk kakao fermentasi dengan kualitas “Organik Aromatik Spesifik”.
Upaya itu pun direalisasikan dengan pemberian bantuan 19.999 bibit kakao unggul dan 99,9 ton pupuk organik kepada 8 subak abian dan kelompok tani di Kabupaten Jembrana oleh Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, Minggu (11/5) di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

Bupati Kembang saat melakukan simbolis penyerahan bibit kakao di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.
“Hari ini saya ingin bibit yang diterima cukup banyak ini dengan anggaran hampir setengah miliar yang murni dianggarkan dari APBD supaya bisa betul-betul bermanfaat,” ucap Bupati Kembang, usai acara penyerahan secara simbolis.
Diharapkan, pemberian bantuan bibit unggul dan pupuk organik dapat memicu peningkatan produktivitas dan daya saing produk kakao, yang pada saat ini produksinya mencapai 3.000 ton pertahun.
Kakao Jembrana yang telah berhasil menembus pasar ekspor, menjadi pemacu semangat Bupati Kembang Hartawan dan Wabup Patriana Krisna untuk terus mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas kakao ini. Salah satu upayanya juga dengan meminta dana bagi hasil melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) di bawah Kementerian Keuangan RI.
“Karena kakao kita sudah menembus pasar ekspor, maka kita akan bersurat, sehingga nanti harapannya kita mendapat dana bagi hasil cukai kakao, dan kita akan gunakan dana itu sepenuhnya untuk petani kakao,” ujar Bupati Kembang.
Pihaknya menegaskan tidak akan mengembangkan terlalu banyak jenis komoditi perkebunan, pengembangan kakao akan menjadi prioritas untuk semakin meningkatkan posisi Jembrana sebagai produsen kakao berkualitas dunia.
“Tidak banyak jenis yang kita kembangkan, yang kita utamakan justru kakao. Mudah-mudahan, kita doakan petani kita sukses semua,” tutupnya.
Daerah
Tegas! Polsek Gilimanuk Kembalikan Anak Punk Tanpa Identitas

Jembrana – Sebanyak lima orang anak punk yang masuk ke Bali tanpa dilengkapi identitas resmi berhasil diamankan di kawasan SPBU Gilimanuk, Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Rabu (30/4) siang. Penanganan cepat dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Babinsa, Satpol PP dan Linmas Kelurahan Gilimanuk dengan didampingi aparat setempat, demi menjaga kondusivitas wilayah pintu gerbang Bali tersebut.
Kejadian bermula sekitar pukul 12.30 Wita, saat petugas melakukan patroli rutin di seputaran Pelabuhan Gilimanuk. Mereka menemukan lima pemuda bergaya punk yang mencurigakan tanpa membawa kelengkapan identitas diri. Dari hasil pendataan, kelima orang tersebut masing-masing bernama Trian (21), Dean (27), Ahmad Bajuri (32), Edi (24), dan Hisan Fauzi (25), seluruhnya berasal dari Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, kelima anak punk ini mengaku berangkat dari Bandung dengan tujuan Denpasar. Namun, untuk menghindari pemeriksaan petugas di pintu masuk resmi Pelabuhan Gilimanuk, mereka memilih berjalan kaki melewati jalur pesisir pantai.

Kelima anak punk tanpa identitas dikembalikan ke pulau jawa dengan dikawal ketat anggota kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk
Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Kompol I Komang Muliyadi, S.H., M.M., menyatakan bahwa pihaknya memang rutin memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang keluar-masuk Bali, khususnya di area pelabuhan. “Kami selalu tekankan personel di pos-pos pemeriksaan, termasuk mengawasi jalur-jalur tidak resmi yang kerap dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Selanjutnya, Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma yang didampingi Kasi Trantib, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan personel Pol PP setempat, langsung memberikan pembinaan dan imbauan kepada para anak punk tersebut. Mereka diingatkan agar tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum maupun lalu lintas jalan.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kelima anak punk itu akhirnya diputuskan untuk dikembalikan ke daerah asal. Pada pukul 14.20 Wita, mereka diberangkatkan menggunakan KMP Trisakti Elfina melalui Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. Pengawalan ketat dilakukan hingga mereka naik ke atas kapal oleh personel Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Lurah Gilimanuk, Satpol PP, Linmas, dan Bhabinkamtibmas.
Daerah
Bersama dalam Sunyi, Warga Serangan dan BTID Bangun Masa Depan

DENPASAR – Di tengah dinamika pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Desa Adat Serangan dan PT Bali Turtle Island Development (BTID) menunjukkan kolaborasi yang kuat dan konsisten. Tanpa banyak sorotan, keduanya terus berjalan beriringan membangun kawasan dengan semangat kebersamaan dan saling percaya.
Sejak lama, hubungan antara warga Serangan dan BTID tidak hanya bersifat formal, tapi juga personal dan kekeluargaan. Dalam setiap aspek kehidupan—adat, budaya, lingkungan, hingga pembangunan—masyarakat dilibatkan secara aktif.
“Keterbukaan untuk berkomunikasi selalu kita jaga. Tidak semua harus diumumkan, yang penting kepercayaan dan niat baik,” ujar Jro Ketut Sudiarsa, Mangku Pura Pat Payung.
Jro Ketut menyampaikan dukungan penuh terhadap pembangunan KEK Kura Kura Bali, seraya berharap berkah dari Ida Betara Dalem Pat Payung agar semua rencana berjalan lancar.
Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, menegaskan pentingnya menjaga harmoni. Ia menyebut bahwa komunikasi adalah kunci untuk merawat hubungan yang baik, termasuk dengan investor seperti BTID.
“Kami ingin pembangunan ini membawa manfaat dan kesejahteraan bagi warga. Kura Kura Bali adalah bagian dari desa kami,” ujarnya.
Kontribusi nyata BTID selama ini juga tak sedikit. Sejak kesepakatan tahun 1998, BTID telah menyerahkan lahan lebih dari 7 hektar, menyediakan fasilitas umum, dan membantu akses ibadah. Salah satu hal yang paling dikenang adalah keputusan BTID untuk tidak melakukan PHK terhadap karyawan asal Serangan saat pandemi Covid-19.
“Saat perusahaan lain memberhentikan pegawai, warga kami tetap digaji. Itu sangat berarti,” kata Gede Pariatha.
Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami, turut menyampaikan hal senada. Ia mengapresiasi komunikasi baik yang terus dibangun antara warga dan BTID, termasuk dalam pengembangan infrastruktur seperti jembatan ke Pura Sakenan yang dulunya hanya bisa diakses dengan berjalan kaki atau jukung.
“Kontribusi BTID banyak dan positif. Hubungan tetap harmonis dan kondusif,” ujarnya.
Kolaborasi ini membuktikan bahwa pembangunan yang berakar pada budaya dan keharmonisan bukan hanya mimpi. Ia sudah berjalan nyata, meski tanpa hingar-bingar. (Tim)
-
Mangku Bumi6 years ago
HIDUP DHARMA
-
News1 year ago
Diduga Gelapkan Dana Ratusan Calon Pekerja Migran, Pengusaha Ibukota Diajukan Ke Meja Hijau
-
News2 years ago
Geger!! Siswi Kelas 2 Smp Ditemukan Gantung Diri Di Kandang Sapi
-
News10 years ago
Post Format: Gallery
-
Daerah5 years ago
Jangan Sampai Jadi Pemangku Tanggung, Ikuti Kursus Kepemangkuan Disini!
-
News3 years ago
Kasus Ungasan, Orang Misterius Hadir ditengah Upacara sebut Kutukan Telah Jalan
-
Mangku Bumi7 years ago
Mengenal lebih dekat Sareng Ide Sire Empu Dharma Sunu dari Griya Taman Pande Tonja Denpasar
-
Daerah4 years ago
Miris! Nusa Dua Tampak Seperti Abandoned City