Mangku Bumi
Mengenal lebih dekat Sareng Ide Sire Empu Dharma Sunu dari Griya Taman Pande Tonja Denpasar

GATRADEWATA.COM||Denpasar – Keberadaan Griye Taman Pande Tonja jalan Ratna no. 96 Denpasar sudah berdiri sejak tahun 1926 oleh Sri Empu Ketut dengan istrinya Sri Empu Galuh, beliau mediksa tahun 1926 sampai tahun 1969 sedangkan istrinya mediksa tahun 1974. Dari tahun 1974 sempat lowong 32 tahun kemudian semetonan Pande Tonja kebersamaan mengikrarkan diri menunjuk beliau Ketut Kacir almarhum yang tiada lain ayahnda Sri Empu Dharma Sunu untuk mediksa tahun 1996 sampai tahun 2001. Sri empu galuh wafat tahun 2016.
Sri Empu Dharma Sunu mediksa tahun 2010 lantaran pawisik empat kali juga karena Sri Empu Galuh sudah umur mengikuti akhirnya bulan Oktober purnama ke 5 mediksa dengan nabe Ide Sri Empu Dharma Dasi dari Taman Bali, Sri Empu Aruna Putra dari Jembrana untuk nabe saksi Ide Sri Empu Aji dari griye Takasan.
Ide Sri Empu Dharma memgenyam pendidikan SMA dan pernah kuliah di IHD selama 8 semester lanjut bekerja dipariwisata didaerah Seminyak kemudian Kuta terakhir di Nusa Dua tahun 2001 karena orang tua meninggal.
Dapat juga melakoni Pande Besi lanjut tahun 2001 sampai tahun 2015 mengikuti penataran pemangku tiga kali juga mengikuti oendidikan di Dharma Acarya yang ketuanya yayasanya Ida Bagus Sudarsana. Beliau juga mengikuti Pendidikan Upakara didesa Tonja dalam KKN IHD.
Ide Sri Empu Dharma Sunu menjadi sulinggih dari tahun 2010 sampai sekarang.
Tentang kesuliggihan sudah dikenal masyarakat Hindhu muput upakara kecil maupun besar seperti upakara ngenteg linggih Pedudus Agung Penawe Ratna bersama sulinggih lain.
Di Denpasar cuma ada 2 panditanya laki-laki dari Pande bergiliran muput dengan Ide Aji Patasan
Di Parisadha Hindu Dharma Bali dari beberapa loka sabha ikut disabha pandita pernah menjadi wakil Dharma Upe Pati kemudian karena Dharma Upe Pati Ida Pedande Istri Loka dari Klungkung meninggal akhirnya Ide Sri Empu Dharma Sunu ditunjuk menjadi Plt Dharma Upe Pati
Saat ini Ide Sire Empu masih menjabat sebagai Wakil Darma Upe Pati sampai sekarang.
Sebagai Pandita berharap kepada masyarakat Hindhu selalu memohon kerahayuan jagat dan menjalankan Ngeloka Palasraya meliputi 3 kesucian diantaranya memohon kesucian pada diri sendiri lingkup nista, kesucian pada keluarga lingkup madya dan kesucian jagat raya yang utama, memohon kepada Ide Sang Hyang Widi Wase untuk keselamatan jagat raya dan isinya…jelas Ide Sri Empu Dharma Sunu
Sampai sekarang pasramam Griya Taman Pande Tonja sudah beberapa kali melaksanakan kegiatan untuk umat umum seperti Nyekah massal, Metatah massal dllnya yg tampak sangat jelas pada bulan agustus ini yaitu tgl 25 agustus akan di adakan pelatihan Sangging dan di bulan September juga akan di laksanakan Nyekah massal.
( INN.W)

English Corner
Kontribusi LPD terhadap Perekonomian Masyarakat Bali

Oleh: Prof Dr Ida Bagus Raka Suardana, SE.,MM – Dekan Fak. Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar
Meski didera beberapa kasus yang scr prosentase jauh lbh kecil dibandingkan yg berhasil dlm pengelolaan, sjk mulai berdirinya di tahun 1984, eksistensi LPD dpt dikatakan telah menjadi pilar utama dlm menopang perekonomian masyarakat Bali, khususnya di pedesaan.
Sebagai lembaga keuangan berbasis adat yg dikelola oleh Desa Adat, LPD memainkan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan modal usaha, mendukung keberlangsungan upacara adat dan keagamaan, srt membantu pengembangan wirausaha di tk lokal. Keberadaan LPD bkn hanya sekadar institusi keuangan, tetapi juga menjadi simbol kemandirian ekonomi masyarakat yg tetap berakar pada nilai-nilai budaya Bali.
LPD memiliki kontribusi yg sangat signifikan dlm mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) di Bali. Dlm banyak kasus, akses permodalan menjadi tantangan utama bagi masyarakat desa yg ingin mengembangkan usahanya, terutama krn keterbatasan aset sbg jaminan dan prosedur yg kompleks di lembaga keuangan konvensional. Nah, di sinilah LPD hadir sebagai solusi dgn skema kredit yg lebih fleksibel, berbasis kepercayaan, dan disesuaikan dgn kondisi sosial ekonomi masyarakat. Dgn total aset yg mencapai Rp 27 triliun pada akhir 2023 dan jumlah rekening kredit yang dikelola sebanyak 410 ribu, LPD telah berkontribusi besar dalam mendukung sektor usaha kecil sprt pertanian, perdagangan, kerajinan, dan pariwisata berbasis komunitas.
Selain itu, LPD juga memiliki peran yg unik dlm membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pengeluaran untuk upacara keagamaan dan adat. Di Bali, upacara merupakan bagian yg tdk terpisahkan dari kehidupan sosial krmadyarakatan, namun sering kali membutuhkan biaya yg tdk sedikit. Di sinilah LPD memfasilitasi masyarakat dgn memberikan pinjaman khusus untuk kebutuhan adat, shg keberlangsungan tradisi ttp terjaga tanpa membebani ekonomi keluarga scr berlebihan. Hal ini menjadikan LPD sebagai lembaga yg tdk hanya berorientasi pd keuntungan, tetapi juga menjaga keseimbangan antara aspek ekonomi dan budaya sesuai dengan prinsip Tri Hita Karana.
Selain membantu modal usaha dan kebutuhan upacara, LPD juga berperan dlm pengembangan wirausaha masyarakat desa. Dgn memberikan pelatihan dan pendampingan, LPD membantu menciptakan ekosistem bisnis yg lebih mandiri dan kompetitif. Banyak wirausaha di desa yg awalnya hanya memiliki usaha berskala kecil, kini berkembang menjadi bisnis yg lbh besar berkat dukungan permodalan dan edukasi dari LPD. Dukungan tsb mencakup berbagai sektor, mulai dari industri kreatif, pertanian organik, hingga bisnis berbasis digital yg mulai berkembang di desa-desa Bali.
Keberadaan LPD juga berdampak pada peningkatan literasi keuangan masyarakat pedesaan. Dgn semakin banyaknya warga desa yg memiliki rekening tabungan di LPD, yg jumlahnya sekitar 2,1 juta rekening pada 2022, terjadi peningkatan kesadaran akan pentingnya menabung dan mengelola keuangan dgn lebih baik. Tentu hal ituI membantu masyarakat dlm mengantisipasi kebutuhan mendesak dan membangun ketahanan ekonomi keluarga.
Sehingga scr keseluruhan dapat dikatakan bahwa kehadiran LPD telah membuktikan diri sbg institusi keuangan yg memiliki dampak luas bagi perekonomian Bali. Tdk hanya sbg sumber permodalan bagi UKM, tetapi juga sbg lembaga yg menjaga keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Bali. Dgn sistem yg berbasis adat dan dikelola scr kolektif oleh Desa Adat, LPD mampu menjaga keberlanjutan ekonomi masyarakat desa tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisional. Tentunya keberlanjutan dan penguatan peran LPD di masa depan akan sgt bergantung pada sinergi antara pengelola, masyarakat, dan pemerintah dlm memastikan tata kelola yg transparan srt inovatif dlm menghadapi tantangan ekonomi yg semakin kompleks. (***)
Mangku Bumi
Pasraman Griya Ageng Mas Gelar Warak Kruron, Penyucian Atma bagi Janin yang Gugur

GIANYAR – Gatradewata.com
Pesraman Griya Ageng Mas (PGAM) kembali selenggarakan upacara Warak Kruron di pantai Masceti, Gianyar, Sabtu (11/01). Acara digelar sejak jam 3 siang hingga berakhir jam 6 sore. Meski diguyur hujan pada awal acara, namun, cuaca kian bersahabat saat ritual dimulai.
Tampak Ida Nak Lingsir (sapaan akrab ) ,Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Agni Daksa Nata beserta Ida Pandita Mpu Siwa Darma Murti memimpin ritual tersebut.
Disamping sebagai pemuput (pelaksana upacara), Nak Lingsir juga hadir sebagai Pembina Yayasan Bhumi Bali Swari (YBBS), yang sekaligus merupakan Pembina Pasraman Griya Ageng Mas (PGAM), mengatakan jika upacara Warak Kruron ini dilaksanakan atas permintaan masyarakat. “Awalnya Ada beberapa orang yang menghubungi kami, kemudian kami buka pendaftaran. Ternyata, respon masyarakat cukup positif,” ungkapnya. Ketua PGAM, Nyoman Sumerta, ketika ditemui di tempat terpisah juga membenarkan respon masyarakat tersebut. “Kami cukup kaget karena pesertanya mencapai 31 orang, dengan total 51 Sawa,” ungkap Nyoman.
Ketua Yayasan Bhumi Bali Swari, JM Manik, juga tampak hadir di tengah – tengah acara. Beliau membenarkan jika upacara Warak Kruron ini penting dilakukan untuk penyucian jagat.
PGAM mempunyai misi sosial disamping juga misi spiritual. Misi sosial seperti upacara kali ini kalau dilakukan perorangan maka biayanya cukup mahal. Maka dari itulah mereka mensinergikan umat sehingga biayanya bisa ditekan.
Nak Lingsir juga menambahkan jika upacara kali ini merupapan yang ke empat kalinya. Menurutnya, Warak Kruron kerap diasosiasikan sebagai upacara penyucian untuk keguguran, yang mana juga disebut dengan Ngerapuh.
Lantas, apakah itu Upacara keguguran? Upacara ini dilakukan hanya bagi mereka yang pernah mengalami keguguran. Baik itu keguguran yang disengaja maupun tidak.
Upacara Pitra Yadnya ini penting untuk dilakukan karena potensi dampak secara skala (dunia nyata) dan niskalanya (dunia tidak kasat mata) akan terjadi jika tidak dilaksanakan, misalnya, hidup makin terpuruk, karir selalu terhalang, usaha terus merosot, perekonomian keluarga semakin memburuk, kuliah tertunda, sakit yang tak kunjung sembuh, sering mengalami kecelakaan dan apes terus.
Dalam hal keguguran, walaupun masih berupa darah, ia tetap memiliki atma/roh. Nah janin yang tak sempat lahir baik itu karena keguguran ataupun digugurkan atmannya harus dikembalikan ke alamNya.
Ada beberapa macam keguguran antara lain:
Warak Kruron – keguguran umur kandungan sebelum 20 hari (2 Minggu)sampai 3 bulan, dimana masih berupa embrio.
Tujuan Proses Upacara Warak Kruron yaitu:
1 untuk pembersihan/penyucikan kedua orang tua si janin, terutama ibu si janin supaya tidak kebaya – baya, seperti contoh pengalaman diatas.
2 menyucikan pekarangan /pertiwi.
Tempat pelaksanaan bisa di natah (pekarangan) rumah, di Griya Sulinggih, di perempatan dan di segara (pantai). Selain upakara pabersihan, caru pengasih bhuta, ada juga permakluman dengan Banten guru piduka.
Setelah proses ini berjalan, dilanjutkan dengan ngambil/ nyumput tanah di 4 penjuru mata angin (pojok dan tengah pekarangan/natah), tanahnya dialasi daun waru lalu disatukan di pada daun telujungan (pucuk daun pisang), kemudian di anyut ke segara/laut.
Tidak ada proses ngulapin, nebusin maprelina dan ngayut.
Tetapi kalau yang berstatus Warak Kruron, prosesnya dilaksanakan lebih dari 5 bulan, akan diproses lewat upacara Ngelangkir.
2. Ngelangkir – keguguran pada saat umur kandungan mencapai 4 bulan sampai sebelum kepus puser. Yang diupacarai adalah kedua orang tua si janin dan pengrapuhan pertiwi. Adapun kelengkapan upakaranya yaitu:
– pabersihan jangkep,
– sanggah Urip,
– bungkak gading ( sbg pengawak mejinah 11keteng)
– bungkak gadang ( pengentas rare)
– penebusan rare,
– Banten masesepuh kepertiwi
Pelaksanaannya hanya di setra/gumukan. Tapi, karena digelar di segara maka tetap nganyut (lebur ke laut).
3 Ngelungah – Bayi meninggal setelah lahir sampai belum ketus gigi (gigi tanggal). Yang diupacarai yaitu si bayi dan kedua orang tuanya. Juga dilakukan Dengan Pengrapuhan Pertiwi. Upakaranya (sarananya) sama dengan ngelangkir tapi ditambahi bubur pirata 108 dan banten penganyutan.
Jalannya upacara yakni:
– nebusin, Ngulapin, ,meeteh- eteh
– kedua orang tua si janin/ bayi ngelukat
– muspa
– natab Banten guru paduka
– maprelina
– Ngeseng sanggah Urip, nguyeg sampai terakhir nganyut.
– mecaru
Pemilet/peserta
– Nunas Tirta caru lan toyan segara Angge ngelukat pekarangan
– Nunas Tirta guru piduka (angge dasar atur mapiuning rg Ida bhatara hyang guru).
– Nunas Tirta pemuput
Tanah yang dibawa dari Griye, jro, pagar sendiri – sendiri dibuat penglukatan kemudian di rarung/anyut.(Tim/Is)
Mangku Bumi
Kisah Malam Purnama Keenam, Filosofi Bunga Kamboja dengan Enam Kelopak

DENPASAR – Gatradewata.com
Pada malam yang tenang di bulan purnama keenam, di bawah cahaya lembut bulan, bunga kamboja—simbol yang berakar kuat dalam filosofi Hindu—menjadi pusat perhatian. Bunga kamboja dengan enam kelopak sangat dihormati, yang dianggap sebagai representasi harmoni, keseimbangan, kemakmuran, kedamaian, dan ketenangan. Jumlah kelopak yang genap dianggap sebagai cerminan harmoni universal, yang beresonansi secara mendalam dengan nilai-nilai keseimbangan spiritual dan alam.
Makna Filosofis Bunga Kamboja
1. Esensi Alam
Bunga kamboja sering dianggap sebagai “esensi alam,” yang membawa kemurnian dan pencerahan alam. Kehadirannya diyakini membawa kebaikan dan ketenangan.
2. Simbol Dewa Siwa
Dalam tradisi Hindu, bunga kamboja dikaitkan dengan Dewa Siwa. Bunga ini sering digunakan dalam ritual, diletakkan dengan lembut di tangan yang ditangkupkan saat berdoa sebagai tanda pengabdian dan hubungan spiritual.
3. Keindahan Alam
Bagi masyarakat Bali, bunga kamboja melambangkan keindahan alam yang tak tersentuh. Bunganya yang harum dan penampilannya yang cemerlang mencerminkan komitmen pulau ini untuk melestarikan lingkungannya yang hijau dan sakral.
4. Penetral Energi Negatif
Dipercaya memiliki sifat mistis, bunga kamboja dikatakan dapat menghilangkan energi negatif, menciptakan aura damai dan positif di mana pun ia diletakkan.
5. Bunga Makam
Biasanya ditanam di kuburan, bunga kamboja mewujudkan ajaran mulia dan berfungsi sebagai pengingat siklus kehidupan yang abadi. Kehadirannya di tempat-tempat suci tersebut melambangkan rasa hormat kepada leluhur dan keberlangsungan kebijaksanaan.
Makna Budaya dalam Kehidupan Masyarakat Bali, Bunga kamboja ditenun ke dalam jalinan kehidupan sehari-hari masyarakat Bali, menghiasi halaman pura dan rumah dengan keanggunannya. Bunga kamboja memainkan peran penting dalam ritual dan upacara, melambangkan berkat, penghormatan, dan keseimbangan kosmos.
Saat bulan purnama menerangi malam, bunga kamboja mengingatkan kita akan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan. Wangi dan keindahannya menjadi sumber inspirasi abadi, menawarkan ketenangan dan berkat bagi semua.(Ich)
Rahayu Rahayu Rahayu
-
Mangku Bumi5 years ago
HIDUP DHARMA
-
News12 months ago
Diduga Gelapkan Dana Ratusan Calon Pekerja Migran, Pengusaha Ibukota Diajukan Ke Meja Hijau
-
News2 years ago
Geger!! Siswi Kelas 2 Smp Ditemukan Gantung Diri Di Kandang Sapi
-
News10 years ago
Post Format: Gallery
-
News3 years ago
Kasus Ungasan, Orang Misterius Hadir ditengah Upacara sebut Kutukan Telah Jalan
-
Daerah4 years ago
Jangan Sampai Jadi Pemangku Tanggung, Ikuti Kursus Kepemangkuan Disini!
-
Daerah4 years ago
Miris! Nusa Dua Tampak Seperti Abandoned City
-
Global7 years ago
Fakta Keberadaan Yayasan Pengayom Umat Hindu Singaraja