Connect with us

Daerah

KOMPETISI PERAGAAN BUSANA DAN MENYANYI MENGASAH BAKAT SENI ANAK DAN KEBERANIAN ANAK

Published

on


Gatra Dewata | Badung | Bali | Fame Hotel Sunset Road berkolaborasi dengan Vvednue Indonesia menggelar sebuah kompetisi menyanyi dan fashion modeling untuk anak dan remaja bertajuk

“The Royal Kingdom”
1st Anniversary Vvednue Indonesia.

Kompetisi seperti ini dapat mengasah Bakat seni pada anak dan remaja terutama menyanyi dan fashion modeling agar mereka percaya diri saat berada dimuka umum dan mampu mengasah mental agar berani berkompetisi dan hal ini perlu ditumbuhkan sejak usia dini.

Kompetisi saat ini memiliki tema Disney character, di mana peserta fashion modeling akan menggenakan kostum dari tokoh-tokoh film Disney yang sudah familiar dipikiran mereka, sementara peserta menyanyi akan membawakan lagu-lagu dari film ternama Disney seperti Lion King dan Alladin.

Dalam tema “The Royal Kingdom” 1st Anniversary Vvednue Indonesia merupakan sarana bagi anak dan remaja berusia 5-12 tahun untuk merealisasikan bakat menyanyi dan fashion modeling yang ada di dalam diri mereka.

Penjaringan dalam Kompetisi ini sudah berlangsung sejak 17 sampai 18 Agustus 2019 dan akhirnya juri menetapkan 67 finalis terbaik dari menyanyi dan fashion modeling dari total ratusan peserta yang mendaftar dari berbagai sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah musik di Bali.

Mereka yang tergabung dalam 67 finalis tampil di Fame Hotel Sunset Road pada 19 Oktober 2019 pukul 15.00-21.00 WITA tepatnya di lobby area.

Bagi 35 finalis bakat bernyanyi akan menyanyi dan mendapat kesempatan membawakan lagu bertema Disney pada babak final.

Pada hari yang sama juga, 32 finalis fashion modeling akan mempertontonkan berlenggak lenggok dan mencurahkan bakatnya berjalan di atas catwalk.

Semua peserta menampilkan yang terbaik untuk menarik perhatian dan memukau penonton dan empat juri yang terdiri dari Putu Rizky Adithama, Sabina Gloria Donna, Ariesman B. Telaumbanua, dan Yohanes Tjidra.

“Tujuan diadakannya Kompetisi singing dan fashion modeling bukan sebatas meraih kejuaraan tapi mengajak para peserta lebih kreatif, dan innovative. Dalam sebuah kompetisi pasti ada yang menang dan kalah. Bagi perserta yang kalah, kami mengajarkan bukan sepenuhnya gagal, mereka harus menerima kekalahan itu untuk lebih baik lagi di masa depan. Harapan kami, anak dan remaja ini bisa lebih giat berlatih, karena masih banyak kompetisi lain dan akan lebih siap mental untuk menjadi seorang entertainer,” ujar Aries B. Telaumbanua, co-founder Vvednue Indonesia.

Maria Renya Rosalin (Chief Merry), General Manager Fame Hotel Sunset Road menyatakan sangat mendukung kompetisi menyanyi dan fashion modeling ini.

Melalui kompetisi ini diharapkan dapat melahirkan seorang penyanyi atau model terkenal dari Bali di masa depan.

“Fame Hotel Sunset Road mendukung semua kompetisi yang dapat mengasah talenta atau bakat pada anak dan remaja Bali, baik itu kompetisi menyanyi, fashion modeling, modern dance, video game, dan sebagainya. Sebuah kompetisi yang dikelola dengan baik dan profesional pasti akan menghadirkan sebuah prestasi, seperti kompetisi yang diselenggarakan Vvednue Indonesia ini. Masyarakat Bali yang ingin menyelenggarakan event atau kompetisi tidak perlu ragu untuk mengadakannya di Fame Hotel Sunset Road,” ujar Chief Merry.

Setelah melewati perjalanan kompetisi yang panjang akhirnya Shereen Tan dinobatkan sebagai The Best of The Best untuk kategori fashion modeling.

Sedangkan Jessica Christie Maringka mendapatkan predikat The Best of the Best untuk kategori singing. Menurut Aries sudah dimulai dari sejak audisi, karantina, hingga babak final. Selain kostum, make-up, dan bakat yang ditunjukkan saat malam final, kriteria lain yang juga dinilai kedisiplinan, saat mengikuti proses kompetisi ini.

Para pemenang mendapatkan uang tunai, piala, bingkisan, dan voucher dari para sponsor.

Selamat menikmati event Fame Hotel Sunset Road dan STAY FAMOUS! (Red)

***

Tentang Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali
Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali merupakan hotel bintang 3 yang dikelola oleh Parador Hotels & Resorts, berlokasi di Jalan Sunset Road No. 9, Legian, Kuta – Bali. Hotel yang memiliki konsep musik dan film ini terletak di lokasi strategis di pusat kota Legian. Terdiri dari 90 kamar dan dilengkapi dengan sebuah restaurant yang dikenal dengan nama Popcorn Resto, 2 ruang pertemuan, kolam renang dan spa, hotel ini menyajikan pengalaman menginap yang berbeda bagi para tamu. Nuansa nostalgia musik dan film dari era tahun 1980 – Y2K sangat kental dirasakan di setiap lantai hotel yang memiliki tagline “Stay Famous” ini. Pelayanan layaknya seorang “superstar/celebrity” akan sangat dirasakan oleh para tamu.

Tentang Parador Hotels & Resorts
Parador Hotels & Resorts merupakan manajemen hotel yang didirikan pada tahun 2012 dan telah cepat menjadi manajemen yang dikenal di industri perhotelan Indonesia. Dalam 5 tahun, Parador sudah membuka 10 hotel di 6 kota besar di Indonesia; Tangerang, Magelang, Malang, Bali, Semarang dan Jayapura. Di pertengahan 2017, Parador juga membuka brand F&B bernama Legen heritage, konsep F&B terbaru yang mengedepankan cita rasa kuliner asli Indonesia dengan membawa kembali minuman tradisional warisan raja-raja jaman dahulu yaitu Legen. Dengan visi yang jelas, Parador akan terus mendedikasikan diri sebagai perusahaan manajemen hotel yang menginspirasi dengan target mengelola ratusan hotel, resort dan apartemen pada tahun 2024.
Kontak Media: Danang Wibowo
Marketing Communication Executive
E. pr@famehotelsunsetroad.com
M. +62 818 146 085

“And I wonder if I ever cross your mind, for me it happens all the time” – Need You Now by Lady Antebellum

FAME HOTEL SUNSET ROAD BALI
Jl. Sunset Road No. 9 – Legian Kuta – Bali – 80361 (+62 361) 4727-699 (+62 361) 4727-688 info@FameHotelSunsetRoad.com

managed by Parador Hotels & Resorts


Daerah

Dukung Penuh Petani, Bupati Kembang Salurkan ribuan Bibit Tanaman dan Pupuk Organik

Published

on

Jembrana – Kakao menjadi komoditas unggulan di kabupaten Jembrana yang mendapat perhatian khusus dari Pemkab Jembrana mulai dari hulu sampai hilir sehingga kakao Jembrana mampu merambah pangsa pasar dunia Internasional.

Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, Pemkab Jembrana terus mendorong mewujudkan kebun-kebun kakao yang bersertifikasi yang mampu menghasilkan produk kakao fermentasi dengan kualitas “Organik Aromatik Spesifik”.

Upaya itu pun direalisasikan dengan pemberian bantuan 19.999 bibit kakao unggul dan 99,9 ton pupuk organik kepada 8 subak abian dan kelompok tani di Kabupaten Jembrana oleh Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, Minggu (11/5) di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

Bupati Kembang saat melakukan simbolis penyerahan bibit kakao di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

“Hari ini saya ingin bibit yang diterima cukup banyak ini dengan anggaran hampir setengah miliar yang murni dianggarkan dari APBD supaya bisa betul-betul bermanfaat,” ucap Bupati Kembang, usai acara penyerahan secara simbolis.

Diharapkan, pemberian bantuan bibit unggul dan pupuk organik dapat memicu peningkatan produktivitas dan daya saing produk kakao, yang pada saat ini produksinya mencapai 3.000 ton pertahun.

Kakao Jembrana yang telah berhasil menembus pasar ekspor, menjadi pemacu semangat Bupati Kembang Hartawan dan Wabup Patriana Krisna untuk terus mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas kakao ini. Salah satu upayanya juga dengan meminta dana bagi hasil melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) di bawah Kementerian Keuangan RI.

“Karena kakao kita sudah menembus pasar ekspor, maka kita akan bersurat, sehingga nanti harapannya kita mendapat dana bagi hasil cukai kakao, dan kita akan gunakan dana itu sepenuhnya untuk petani kakao,” ujar Bupati Kembang.

Pihaknya menegaskan tidak akan mengembangkan terlalu banyak jenis komoditi perkebunan, pengembangan kakao akan menjadi prioritas untuk semakin meningkatkan posisi Jembrana sebagai produsen kakao berkualitas dunia.

“Tidak banyak jenis yang kita kembangkan, yang kita utamakan justru kakao. Mudah-mudahan, kita doakan petani kita sukses semua,” tutupnya.

Continue Reading

Daerah

Tegas! Polsek Gilimanuk Kembalikan Anak Punk Tanpa Identitas

Published

on

Jembrana – Sebanyak lima orang anak punk yang masuk ke Bali tanpa dilengkapi identitas resmi berhasil diamankan di kawasan SPBU Gilimanuk, Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Rabu (30/4) siang. Penanganan cepat dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Babinsa, Satpol PP dan Linmas Kelurahan Gilimanuk dengan didampingi aparat setempat, demi menjaga kondusivitas wilayah pintu gerbang Bali tersebut.

Kejadian bermula sekitar pukul 12.30 Wita, saat petugas melakukan patroli rutin di seputaran Pelabuhan Gilimanuk. Mereka menemukan lima pemuda bergaya punk yang mencurigakan tanpa membawa kelengkapan identitas diri. Dari hasil pendataan, kelima orang tersebut masing-masing bernama Trian (21), Dean (27), Ahmad Bajuri (32), Edi (24), dan Hisan Fauzi (25), seluruhnya berasal dari Bandung, Jawa Barat.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, kelima anak punk ini mengaku berangkat dari Bandung dengan tujuan Denpasar. Namun, untuk menghindari pemeriksaan petugas di pintu masuk resmi Pelabuhan Gilimanuk, mereka memilih berjalan kaki melewati jalur pesisir pantai.

Kelima anak punk tanpa identitas dikembalikan ke pulau jawa dengan dikawal ketat anggota kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk

Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Kompol I Komang Muliyadi, S.H., M.M., menyatakan bahwa pihaknya memang rutin memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang keluar-masuk Bali, khususnya di area pelabuhan. “Kami selalu tekankan personel di pos-pos pemeriksaan, termasuk mengawasi jalur-jalur tidak resmi yang kerap dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Selanjutnya, Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma yang didampingi Kasi Trantib, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan personel Pol PP setempat, langsung memberikan pembinaan dan imbauan kepada para anak punk tersebut. Mereka diingatkan agar tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum maupun lalu lintas jalan.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kelima anak punk itu akhirnya diputuskan untuk dikembalikan ke daerah asal. Pada pukul 14.20 Wita, mereka diberangkatkan menggunakan KMP Trisakti Elfina melalui Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. Pengawalan ketat dilakukan hingga mereka naik ke atas kapal oleh personel Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Lurah Gilimanuk, Satpol PP, Linmas, dan Bhabinkamtibmas.

Continue Reading

Daerah

Bersama dalam Sunyi, Warga Serangan dan BTID Bangun Masa Depan

Published

on

By

Masyarakat Adat Serangan.

DENPASAR – Di tengah dinamika pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Desa Adat Serangan dan PT Bali Turtle Island Development (BTID) menunjukkan kolaborasi yang kuat dan konsisten. Tanpa banyak sorotan, keduanya terus berjalan beriringan membangun kawasan dengan semangat kebersamaan dan saling percaya.

Sejak lama, hubungan antara warga Serangan dan BTID tidak hanya bersifat formal, tapi juga personal dan kekeluargaan. Dalam setiap aspek kehidupan—adat, budaya, lingkungan, hingga pembangunan—masyarakat dilibatkan secara aktif.

“Keterbukaan untuk berkomunikasi selalu kita jaga. Tidak semua harus diumumkan, yang penting kepercayaan dan niat baik,” ujar Jro Ketut Sudiarsa, Mangku Pura Pat Payung.

Jro Ketut menyampaikan dukungan penuh terhadap pembangunan KEK Kura Kura Bali, seraya berharap berkah dari Ida Betara Dalem Pat Payung agar semua rencana berjalan lancar.

Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, menegaskan pentingnya menjaga harmoni. Ia menyebut bahwa komunikasi adalah kunci untuk merawat hubungan yang baik, termasuk dengan investor seperti BTID.

“Kami ingin pembangunan ini membawa manfaat dan kesejahteraan bagi warga. Kura Kura Bali adalah bagian dari desa kami,” ujarnya.

Kontribusi nyata BTID selama ini juga tak sedikit. Sejak kesepakatan tahun 1998, BTID telah menyerahkan lahan lebih dari 7 hektar, menyediakan fasilitas umum, dan membantu akses ibadah. Salah satu hal yang paling dikenang adalah keputusan BTID untuk tidak melakukan PHK terhadap karyawan asal Serangan saat pandemi Covid-19.

“Saat perusahaan lain memberhentikan pegawai, warga kami tetap digaji. Itu sangat berarti,” kata Gede Pariatha.

Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami, turut menyampaikan hal senada. Ia mengapresiasi komunikasi baik yang terus dibangun antara warga dan BTID, termasuk dalam pengembangan infrastruktur seperti jembatan ke Pura Sakenan yang dulunya hanya bisa diakses dengan berjalan kaki atau jukung.

“Kontribusi BTID banyak dan positif. Hubungan tetap harmonis dan kondusif,” ujarnya.

Kolaborasi ini membuktikan bahwa pembangunan yang berakar pada budaya dan keharmonisan bukan hanya mimpi. Ia sudah berjalan nyata, meski tanpa hingar-bingar. (Tim)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku