Kesehatan
Mengapa Asian Para Games Dan Mengapa Harus Didukung

Asian Para Games 2018 adalah event pertandingan olahraga disabilitas terbesar di Asia. Asian Para Games 2018 Jakarta akan mempertemukan 42 negara Asia anggota Asian Paralympic Committee pada 18 cabang olahraga dengan tema yang diangkat adalah “We Are One” yang merupakan perwujudan dari Bhinneka Tunggal Ika. Inapgoc (Indonesia Asian Para Games Organizing Committee) sebagai pihak resmi penyelenggara, terus menggelar persiapan.
Konsep upacara pembukaan Asian Para Games 2018 dipimpin oleh Jay Subiakto sebagai co-creative director yang merepresentasikan wajah Indonesia, termasuk panggung yang akan digunakan nanti. Upacara pembukaan Asian Para Games 2018 juga akan diwarnai musik tradisional asal Indonesia. Di bawah arahan music director Andi Rianto, Magenta Orchestra berkolaborasi dengan beberapa musikus tradisional di Indonesia dan akan dibuka secara resmi oleh Bapak Jokowi Widodo, Presiden Republik Indonesia.
Diperkirakan, sejumlah 2.800 atlet, 1.200 ofisial, dan 500 awak media dari dalam dan luar negeri akan ambil bagian dalam ajang olahraga empat tahunan ini bagi para disabilitas se-Asia. Cikal bakal penyelenggaraan Asian Para Games sendiri adalah FESPIC Games (Far East and South Pacific Games for the Disabled), sebuah multisporting event bagi atlet difabel yang pertama kali digelar pada 1975 di Oita, Jepang.
Tujuan awal dari penyelenggaraan FESPIC Games adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas melalui partisipasi dalam ajang olahraga, memperdalam nilai pengertian dan persahabatan antar-penyandang disabilitas, dan mendukung rehabilitasi bagi penyandang disabilitas melalui aktivitas olahraga.
Indonesia pun pernah terpilih menjadi tuan rumah FESPIC Games IV pada tahun 1986. Kala itu, Kota Surakarta dipercaya menjadi kota penyelenggara. Hingga penyelenggaraan FESPIC Games yang terakhir pada 2006 di Malaysia, FESPIC Games telah digelar sebanyak sembilan kali.
Seiring dengan penghapusan FESPIC Games dan FESPIC Committee pada 2006, Asian Paralympic Committee yang mengambil alih tanggung jawab sebagai wadah organisasi pun menyelenggarakan Asian Para Games pertama pada 2010 di Guangzhou, China. Asian Para Games pun disepakati menjadi ajang multisport empat tahunan yang “satu paket” dengan penyelenggaraan Asian Games di suatu negara/kota.
Asian Para Games Jakarta 2018 sendiri merupakan gelaran edisi yang ketiga setelah Asian Para Games Guangzhou 2010 dan Incheon 2014. Jumlah Bonus pada Asian Para Games sama dengan Asian Games 2018. Anggaran yang disetujui untuk Asian Para Games 2018 Rp 1,7 Triliun. Jack Ma perkenalkan Hangzhou, China, pada penutupan Asian Games 2018 kemarin yang artinya Indonesia resmi serahkan estafet tuan rumah Asian Games kepada China dan peralihan aset Inasgoc ke Inapgoc tahun 2022.
Tiket bisa dibeli lewat situs http://www.asianparagames2018loket.com
Tersedia tiket untuk delapan belas cabang olahraga seharga Rp. 25 ribu rupiah. Sementara tersedia tiket terusan harian, di mana masyarakat bisa bebas masuk ke setiap arena pertandingan satu hari penuh seharga Rp 100.000 untuk sepuluh cabang olahraga. Ke-18 cabang olahraga yang akan dipertandingkan dalam ajang tersebut, antara lain bola basket, bola voli, anggar, tenis meja, renang, menembak, judo, bersepeda, catur, angkat beban, boling, bola gawang, bulu tangkis, lari, panahan, boccia, bola tangan dan tenis.
Acara pembukaan Asian Para Games 2018 akan berlangsung pada 6 Oktober 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan. Sedangkan acara penutupannya akan dilaksanakan pada 13 Oktober 2018 di Stadion Madya, Senayan. Menarik bukan Asian Para Games 2018 untuk dilihat langsung sebagai introspeksi diri dan rasa malu kita yang secara fisik normal namun sering berkeluh kesah tanpa prestasi. Ayo beri dukungan dan semangat buat para atlit disabilitas Indonesia dimana kekurangan dan keterbatasan fisik bukan alasan dan halangan untuk berprestasi khususnya di bidang olah raga demi kebanggaan Indonesia di mata dunia. Https://asianparagames2018.id/ (yd/berbagai sumber)

Kesehatan
Peran Perempuan dalam Aksi Sosial, Srikandi Bali Santhi Bagikan Kacamata di Denpasar

DENPASAR – DPW Srikandi Bali Santhi kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu masyarakat kecil melalui kegiatan sosial, bertempat di area parkir Pasar Tegal Arum, Jalan Subur, Monang Maning, Denpasar, Jumat (22/11/2024), organisasi perempuan ini bersama PT Mega Gloryoung Internasional (MGI) menggelar pemeriksaan mata dan pembagian kacamata gratis untuk masyarakat yang membutuhkan, terutama bagi penderita glaukoma dan mata minus di atas lima.
Ketua DPW Srikandi Bali Santhi, Zakia Said Aljaidi, beserta sejumlah pengurus turut hadir dalam acara tersebut dan ikut membagikan kacamata gratis bagi masyarakat yang membutuhkan.
Wakil Ketua DPW Srikandi Bali Shanti, Alma Marlina, menyatakan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah nyata Srikandi Bali Shanti mendekatkan diri kepada masyarakat bawah dan memberikan manfaat langsung kepada mereka.
“Kami ingin merangkul masyarakat, terutama dari kalangan bawah. Mata itu adalah jendela dunia, sangat penting untuk dijaga. Dengan kegiatan ini, kami harap masyarakat bisa menjadi lebih sehat dan produktif,” ujar Alma.
Ia juga menekankan pentingnya peran perempuan dalam menciptakan perubahan sosial yang nyata.
“Perempuan harus sejajar, saling mendukung satu sama lain. Kehadiran kami tidak hanya di dapur, tapi juga untuk membantu masyarakat. Kita harus turun langsung, mencari mereka yang benar-benar membutuhkan,” tambah perempuan asal Garut ini.
Selain pemeriksaan mata, Alma mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah langkah awal dari berbagai program sosial lainnya, seperti bedah rumah serta bantuan kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil.
Srikandi Bali Santhi ingin menjadi agen perubahan yang mengutamakan welas asih dan solidaritas, terutama bagi perempuan di Bali.
Organisasi ini berkomitmen untuk terus melaksanakan kegiatan sosial dan memperluas jangkauannya, dengan harapan memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat kecil. (Tim)
Kesehatan
SAJAKA, Sinergi Komunitas dan Akademisi Cegah Krisis AMR

TABANAN – Diseminasi Program Desa Bijak Antibiotika (SAJAKA) yang terus didengungkan menjadi informasi baru bagi masyarakat Tabanan. Riset dan pengetahuan ini akan menjadi landasan baru memahami ‘silent’ pandemi Antimicrobial Resistance (AMR) atau resistensi antimikroba.
Efek darinya ketika seseorang ada bakteri resisten baik jangka panjang dan jangka pendek mengalami jatuh sakit menyebabkan penyakit tersebut akan sangat susah untuk disembuhkan.
“Dalam 10 tahun terakhir belum ada lagi antibiotik baru yang ditemukan, ” ungkap narasumber dr I Wayan Agus Gede Manik Saputra, M.Ked.Klin, Sp.MK.
Ia juga menambahkan bila tidak ditangani dengan serius bahayanya bila pisau tidak sengaja tergores pada kulit kita dan terpapar bakteri, kejadian itu dapat menyebabkan kematian.
“Kondisi itulah yang patut kita jaga untuk masa depan”
Prof. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK (K)., dalam paparannya menyebutkan bahwa program ini dibentuk sejak tahun 2016, dengan kegiatan menyebarkan informasi, ide, gagasan, atau hasil penelitian kepada khalayak luas.
Tujuannya agar informasi tersebut diterima, dipahami, dan dimanfaatkan oleh penerima.
Penggunaan antibiotika terhadap ternak juga merupakan bagian dari penelitian. Menggunakan antibiotika secara tidak tepat dapat menyebabkan bakteri menjadi tidak mudah kalah (mati) juga.
“Resistensi tidak hanya pada manusia tetapi juga pada hewan.Tenaga kesehatan perawat, bidan apoteker, anak sekolah dan sektor hewan ternak juga wajib bijak dalam penggunaan antibiotika, ” ungkapnya, Rabu (20/11/2024).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya penggunaan antibiotik sesuai aturan medis guna mencegah resistensi antimikroba (AMR) yang semakin meluas.
Kemudian pola penggunaan Antibiotika yang perlu dipahami bahwa Antibiotik dirancang untuk membunuh bakteri penyebab infeksi, namun sering kali digunakan secara serampangan, seperti untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, misalnya flu atau pilek.
Pola ini terjadi karena kurangnya edukasi dan akses layanan kesehatan yang memadai. Kebiasaan membeli antibiotik tanpa resep dokter atau menghentikan pengobatan sebelum waktunya juga menjadi masalah serius.
apt. I Gede Purna Yogi Suara S. Si., selaku wakil ketua Ikatan Apoteker Indonesia pengurus daerah Provinsi Bali menekankan komitmennya untuk menolak pembelian antibiotik tanpa resep dokter.
“Kita akan menolak masyarakat yang tidak menggunakan resep dokter saat membeli obat, kita akan berupaya berikan obat demam, bila 3 hari berlanjut kita bisa sarankan ke dokter agar diberikan resepnya, ” ungkapnya.
Kemudian menanyakan kepada Khoirul Amin perwakilan dari PT. Pfizer yang merupakan donatur dari program SAJAKA, menyebutkan bahwa Pfizer juga bergerak membantu pengendalian AMR.
“SAJAKA merupakan contoh yang sangat bagus, karena ini merupakan inisiatif untuk mengendalikan AMR dari segi komunitas dan juga bekerja sama dengan akademisi, kesehatan, sekolah dan rumah tangga”
Ia juga berharap tidak hanya 3 desa di Bali saja, tetapi bisa diterapkan di luar Bali dengan support dari lainnya.
Ni Komang Semara Yanti, SKM., MPH., selaku Manajer project, pengembangan program yang sukses di Desa Bengkel (Tabanan) jadi diperluas lagi ke 3 wilayah desa lainnya.
“Kami pengembangannya tidak hanya edukasi dengan ceramah tetapi edukasi interaktif menggunakan media video serta flip chart (papan tulis / kertas), ” jelasnya.
Ia juga ingin program seperti ini bisa disebarluaskan di wilayah lainnya di Bali dengan membuka kerjasama.
apt. I Made Abdi Gunawan, S.Farm.,M.Kes selaku perwakilan dinas kesehatan Tabanan mengungkapkan program SAJAKA dimulai tahun 2022.
” Desa pejaten, Buwit dan Belalang dan hasilnya berubah signifikan, masyarakat kita yang ada di wilayah tersebut yang awalnya tidak begitu paham dan pengaruhnya, sekarang sudah lebih baik. Program ini harus terus berjalan, ” pungkasnya. (Ray)
Kesehatan
Yayasan Kaori Welas Asih Berbagi Kasih di Bangli, Bantuan Sembako dan Kursi Roda untuk Warga Terdampak Stroke

BANGLI – Yayasan Kaori Welas Asih terus menunjukkan komitmennya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya di Kabupaten Bangli. Melalui pendiri yayasan, Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota, mereka mengunjungi beberapa keluarga yang tengah menghadapi kesulitan akibat penyakit dan kondisi ekonomi yang terbatas pada Jumat, (25/10/2024).
Kunjungan pertama dilakukan ke keluarga Wijaya yang tinggal di Banjar Gunaksa, Desa Cempage, Kabupaten Bangli. Istri Wijaya, Ni Wayan Sinar, menerima bantuan berupa paket sembako dan alat persembahyangan. Bantuan ini diberikan karena istrinya telah mengalami kelumpuhan selama setahun, sementara putra pertama mereka, Putu Bima, menjadi tulang punggung keluarga. Usaha kecil-kecilan dari rumah untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Winie Kaori saat mengunjungi Ni Wyn Sinar
Winie Kaori menyatakan harapannya agar bantuan yang diberikan dapat meringankan beban keluarga Wijaya. Pada kesempatan ini, yayasan juga mendoakan kesembuhan bagi Ni Wayan Sinar yang saat ini sedang sakit.
“Semoga bantuan ini bisa bermanfaat dan membawa berkah bagi keluarga Wijaya, terutama dalam kondisi seperti ini,” kata Winie Kaori
Setelah mengunjungi keluarga Wijaya, Yayasan Kaori Welas Asih melanjutkan kunjungan ke Banjar Malet Tengah, Desa Tiga, Kecamatan Susut, untuk bertemu dengan Nengah Agus yang sudah enam tahun mengalami stroke. Nengah Agus hanya ditemani istrinya, Nyoman Nyoblong, karena anak-anaknya telah menikah dan tinggal di tempat lain. Dengan tulus, Yayasan Kaori Welas Asih memberikan bantuan berupa kursi roda, sembako, dan alat persembahyangan.
Winie Kaori berharap bantuan ini dapat menjadi berkah dan memberi semangat baru bagi Nengah Agus dalam menjalani kehidupannya.

Winie Kaori saat memberikan bantuan kursi roda pada Nengah Agus.
“Kami selalu mendoakan kesembuhan Nengah Agus dan semoga dia bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala,” ujar wanita pengusaha asal Gianyar ini.
Yayasan Kaori Welas Asih tak berhenti di situ, mereka melanjutkan perjalanan ke Banjar Malet Tengah untuk mengunjungi Jro Made Buncing dan keluarganya. Di sana, Ketut Praya, kakak dari Jro Made Buncing, sudah lima tahun menderita stroke. Sama seperti kunjungan sebelumnya, yayasan memberikan kursi roda, sembako, dan alat persembahyangan.

Winie Kaori saat memberikan bantuan kursi roda pada Ketut Praya.
“Semoga bantuan ini dapat sedikit meringankan beban keluarga Jro Made Buncing, dan semoga Ketut Praya bisa segera pulih,” ucap Winie Kaori.
Yayasan Kaori Welas Asih berjanji akan terus berbagi kasih kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama mereka yang terdampak penyakit berat seperti stroke. Winie Kaori menegaskan bahwa yayasan tidak akan berhenti menyalurkan bantuan dan mendoakan kesembuhan bagi mereka yang mengalami kesulitan.
“Kami berharap bisa terus membawa berkah bagi orang-orang yang membutuhkan, sehingga mereka dapat menjalani hidup dengan lebih baik,” pungkas wanita yang energik ini.
Aksi sosial Yayasan Kaori Welas Asih ini adalah wujud nyata kepedulian terhadap masyarakat yang kurang mampu dan mengalami kondisi kesehatan yang berat. Dengan bantuan yang diberikan, yayasan berharap dapat terus membawa kebaikan dan harapan bagi mereka yang sedang berjuang. (E’Brv)
-
Mangku Bumi6 years ago
HIDUP DHARMA
-
News1 year ago
Diduga Gelapkan Dana Ratusan Calon Pekerja Migran, Pengusaha Ibukota Diajukan Ke Meja Hijau
-
News2 years ago
Geger!! Siswi Kelas 2 Smp Ditemukan Gantung Diri Di Kandang Sapi
-
News10 years ago
Post Format: Gallery
-
Daerah5 years ago
Jangan Sampai Jadi Pemangku Tanggung, Ikuti Kursus Kepemangkuan Disini!
-
News3 years ago
Kasus Ungasan, Orang Misterius Hadir ditengah Upacara sebut Kutukan Telah Jalan
-
Mangku Bumi7 years ago
Mengenal lebih dekat Sareng Ide Sire Empu Dharma Sunu dari Griya Taman Pande Tonja Denpasar
-
Daerah4 years ago
Miris! Nusa Dua Tampak Seperti Abandoned City