Connect with us

Pariwisata dan Budaya

Juara I LT IV, SMPN 6 Denpasar Maju Wakili Bali

Published

on


Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Denpasar Putri didampingi Guru Pembina dan Kepala Sekolah, foto:alit

Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Denpasar Putri didampingi Guru Pembina dan Kepala Sekolah, foto:alit

GATRADEWATA – Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Denpasar Putri yang diwakili oleh SMP Negeri 6 Denpasar(SPENSIX) kembali berhasil menjadi juara I tingkat provinsi dalam Lomba Tingkat IV Kwartir Daerah Bali tahun 2016 di Bumi Perkemahan Kwartir Daerah Bali, di Margarana Kabupaten Tabanan. Dimana dengan keberhasilan ini, Kwarcab Putri ini maju mewakili Bali dalam Lomba Tingkat V di Cibubur pada Mei 2017 mendatang, yang diikuti oleh seluruh Provinsi se- Indonesia.

Dalam lomba yang diikuti oleh sembilan Kabupten/Kota dan berlangsung dari tanggal 1 sampai dengan 4 Desember 2016, Regu Pramuka yang terdiri dari Putu Ika Darmayanti sebagai Pemimpinan Regu Matahari, Ni Kadek Dwi Suryantari Wakil Pemimpinan Regu Matahari serta Anggota Regu Matahari Ni Nyoman Daiwi Pavtrani T, Ni Putu Devi Septiana, Ni Putu Dian Wardani, Ni Kadek Dwi Yunita Lestari, Prithalia Ibra Cardine dan Ni Kadek Dwita Pebriyanti, berhasil meraih delapan mendali emas, lima perak dan dua perunggu dari 19 cabang yang dipertandingkan.

Dra. Ni Si Luh Ketut Suari Pembina Pendamping mengungkapkan, latihan dalam menghadapi lomba ini berlangsung sejak peserta didiknya menjuarai Lomba LT III, dengan dibantu para pembina dari para alumni peraih juara tahun sebelumnya.

“Lawan kita yang paling berat kita prediksi dari Kabupaten Badung dan Buleleng. Ternyata lawan terberat memang dari Kabupaten Buleleng, yang setiap lomba kita bersaing ketat. Kami hanya selisih satu emas,” ungkapnya penuh semangat.

Sejak awal pertadingan yakni dalam lomba Kliping Dasa Dharma, dikatakan Ibu Guru Kelahiran Lampung tahun 1957, Regu Matahari sudah mampu meraih medali emas dan pencapian tersebut membakar semangat regu yang dibinanya.

“Terakhir sebagai penentu kami berhasil meraih medali emas dalam lomba Peta Pita melawan pesaing terberat kami dari Kwarcab Buleleng. Dan kami bersaing ketat dari hari pertama lomba,” tegasnya.

Menarikanya dalam lomba tahun 2016 ini, dikatakan Ibu Guru yang kini tinggal di Denpasar Selatan ini, sejak awal lomba, hujan sudah turun dengan lebat. Dan dibandingkan dengan peserta lainnya, yang membawa berbagai perbekalan dan segala kelengkapan, pihaknya hanya melakukan persiapan secukupnya.

Sementara, Putu Ika Darmayanti Pemimpinan Regu Matahari mengatakan bahwa persiapan fisik menjadi hal utama dalam menghadapi lomba ini, mengingat cuaca yang tidak menentu, yakni di musim penghujan.

“Perisiapan fisik seperti lari, terus latihan-latihan sebagai persiapan untuk lomba yang dihadapi dan persiapan mental untuk mengatasi grogi mengingat lawan-lawan jauh diatas kita, itu yang kita persiapkan,” kata Ika, seraya menjelaskan bahwa orangtuanya sangat mendukung aktifitasnya tersebut.

Lawan terberat sendiri dikatakan Pemimpinan Regu Matahari ini, untuk LT II dari SMP Wisata Sanur, LT III Denpasar Utara dari SMPN 12 Denpasar dan di LT IV dari Kabupaten Buleleng yang diwakili oleh SMPN 2 Singaraja.

“Kekompakan, tidak ada perpecahan, terus doa yang diiringi dengan niat dan usaha serta sportifitas dan kejujuran, menjadi kunci keberhasilan kami dalam menghadapi lomba ini,” jelasnya dan menambahkan bahwa persiapan ke LT V di Cibubur rencananya akan dilaksanakan sehabis penerimaan rapot.

Sedangkan, Gusti Ayu Putu Tirtawati Kepala SMPN 6 Denpasar, mengapresiasi prestasi yang diraih peserta didiknya tersebut. Dimana, pretasi ini juga berkat kerjasama semua pihak, baik dari siswa, guru pembina dan orangtua siswa yang selalu mensuport berbagai kegiatan sekolah.

“Dibandingkan dengan Kwarcab lain, kami yang paling sedikit perbekelannya. Akan tetapi dengan semangat dan dibawah bimbingan guru pembina yang mampu memanfaatkan minimnya perbekalan serta menyemangati siswi kami, pada akhirnya peserta didik kami kembali berhasil prestasi ini untuk yang ke tiga kalinya,” terangnya.

Prestasi ini, dijelaskan Mantan Wakasek Kurikulum SMPN 10 Denpasar ini, tidak terlepas dari peran Guru Pembina serta para alumni peraih juara LT tahun sebelumnya, yang sudah mampu membawa nama sekolah dan Bali ke Tingkat Nasional untuk ke tiga kalinya.

“Saat lomba kemarin, hujan lebat, becek dan perbekalan sedikit pak, tetapi Ibu Si Luh berhasil mengatasinya,” akhir Tirtawati.

Untuk diketahui,sekolah dengan nama keren SPENSIX ini, sejak tahun 2007, 2012 dan yang akan datang yakni tahun 2017, secara berturut-turut maju mewakili Bali dalam LT V. Dimana hal tersebut menandakan bahwa Regu Putri Pramuka sekolah yang terletak di jalan Gurita Denpasar ini menjadi yang terbaik se Bali.

alt


Advertisement

Pariwisata dan Budaya

Investasi Ilegal WNA Rugikan Bali, Dr. Panudiana Kuhn Desak Penertiban Menyeluruh

Published

on

By

Dr. Panudiana Kuhn, Ketua Pembina Apindo Bali

DENPASAR — Fenomena pelanggaran hukum yang dilakukan warga negara asing (WNA) di sektor pariwisata Bali menuai sorotan tajam dari Dr. Panudiana Kuhn, Ketua Pembina Apindo Bali sekaligus pengusaha senior yang lama bergelut di industri lokal. Ia menilai praktik-praktik bisnis gelap yang kian marak bukan hanya menggerus pendapatan pajak daerah, tetapi juga mengancam kelangsungan usaha milik warga lokal.

Menurut Dr. Kuhn, modus operandi yang kerap terjadi adalah penyewaan vila oleh WNA yang kemudian kembali disewakan kepada sesama WNA secara diam-diam dari luar negeri, tanpa jejak administratif, tanpa izin usaha, dan tentu tanpa kontribusi pajak. Lebih lanjut, ia mengungkap bahwa banyak transaksi jual beli properti dilakukan menggunakan mata uang asing dan dibayarkan di luar negeri—sebuah pelanggaran serius yang luput dari pantauan otoritas.

“Ironisnya, pemerintah Bali bahkan tidak memiliki data pasti soal jumlah vila yang disewakan tiap tahun, padahal pungutan keamanan dari pecalang terus berjalan,” ujarnya.

Ia menyerukan agar aparat pemerintah, mulai dari dinas hingga imigrasi dan kepolisian, tidak hanya menunggu laporan masyarakat, tetapi aktif melakukan inspeksi ke lapangan. Setiap usaha ilegal harus ditindak tegas—dengan jalan legalisasi melalui SIUP dan NPWP, atau penutupan permanen.

“Persaingan bisnis saat ini tidak sehat. Warga lokal terdesak oleh kekuatan modal asing yang tidak bermain sesuai aturan. Ini harus dihentikan,” tegasnya.

Kuhn juga menyoroti ketidakjelasan implementasi program Golden Visa 10 tahun yang memungkinkan WNA memiliki vila senilai miliaran rupiah serta hak pakai tanah hingga 80 tahun. Ia menilai regulasi yang longgar membuat konflik antara pemodal besar dan pemilik lokal semakin sering terjadi.

“Bila Bali ingin tetap menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan dan adil, maka penegakan hukum terhadap bisnis ilegal WNA bukan lagi pilihan—melainkan kewajiban mendesak,” pungkasnya. (Ray)

Continue Reading

Pariwisata dan Budaya

Bayangan Gelap di Surga, Ketika Bali Kehilangan Pemasukan dari Pariwisata Ilegal

Published

on

By

BADUNG – Di balik citra glamor dan keindahan Pulau Dewata, terselip sebuah ironi yang menggerogoti perekonomian lokal. Banyak wisatawan asing datang ke Bali, namun tidak tercatat menginap di hotel atau vila resmi. Ternyata, sebagian besar dari mereka memilih akomodasi alternatif seperti vila pribadi atau rumah kos milik warga lokal yang belum memiliki izin operasional lengkap.

Tak hanya itu, marak pula praktik ilegal di mana Warga Negara Asing (WNA) menyewa vila secara daring dan menyewakannya kembali kepada kolega sesama WNA, bahkan sebelum mereka sendiri menempatinya. Aktivitas ini kerap terjadi di luar pengawasan pemerintah dan menghindari kewajiban pajak yang seharusnya dibayarkan.

Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana, Prof. Dr. Drs. I Putu Anom, B.Sc., M.Par., mengungkapkan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap properti-properti yang disewakan kepada orang asing, baik berupa vila, rumah pribadi, maupun bentuk akomodasi lainnya.

“Pernah terjadi kasus di Seminyak di mana seorang tamu asing tinggal melebihi masa izin tinggalnya hingga menyebabkan keributan besar, bahkan menewaskan seorang anggota polisi. Mirisnya, vila tersebut ternyata tidak memiliki izin legal,” ungkap Prof. Anom saat dihubungi, Sabtu (10/5/2025).

Ia juga menyoroti keberadaan guest house mewah dan rumah kos elite yang kerap luput dari pengawasan pajak. Meskipun dimiliki oleh warga lokal, bentuk bisnis ini tak terklasifikasi sebagai akomodasi resmi, sehingga pendapatannya tidak dikenakan pajak hotel dan restoran.

“Bayangkan satu kamar disewakan seharga Rp2–3 juta. Jika ada 10 kamar, bisa menghasilkan Rp30 juta tanpa perlu promosi. Semua langsung masuk ke kantong pribadi, sementara daerah tidak memperoleh apa pun,” tegasnya.

Prof. Anom juga menyoroti praktik pembelian tanah oleh WNA yang memanfaatkan nama warga lokal sebagai perantara melalui akta notaris. Setelah membangun vila di atas tanah tersebut, mereka kemudian menyewakannya kepada turis asing lainnya. Keuntungan pun langsung dinikmati pemilik modal asing, sementara warga lokal hanya menjadi nama di atas kertas.

“Fenomena ini jelas menyebabkan potensi pajak daerah yang sangat besar tidak masuk ke kas negara,” tambahnya.

Untuk itu, ia menyarankan agar desa adat maupun desa dinas dilibatkan aktif dalam pengawasan akomodasi di wilayahnya. Karena mereka yang paling mengetahui siapa pemilik dan penyewa properti di daerah masing-masing, serta dapat melakukan pencatatan rutin untuk memastikan semua berjalan sesuai aturan.

Sebagai penutup, Prof. Anom juga menyinggung soal kebijakan Golden Visa dan retirement visa, yakni visa pensiun yang memungkinkan warga asing tinggal dalam jangka panjang di Indonesia. Menurutnya, kebijakan tersebut perlu dikaji ulang agar tidak membuka celah baru bagi penyalahgunaan izin tinggal untuk kepentingan bisnis ilegal. (Ray)

Continue Reading

Pariwisata dan Budaya

Segenap Manajemen DTW Tanah Lot Mengucapkan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan

Published

on

“Rahajeng nyanggra rahina jagat Galungan lan Kuningan semeton titiang semuanya. Dumogi Ida Sang Hyang Widhi ngicenin kerahayuan”

 

I Wayan Sudiana

Manajer DTW Tabah Lot 2021-2026

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku