Connect with us

Pariwisata dan Budaya

Pelantikan Ketua PHRI Yang Baru, Kuatkan Anggota Untuk Lestarikan Pariwisata Yang Lebih Baik

Published

on

Ketua PHRI Kabupaten Gianyar, I Gede Paskara Karelio

GIANYAR – Pengukuhan Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berlangsung di The Ubud Village Resort & Spa, Rabu (03/07/2024).

Ketua PHRI Provinsi Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), melantik dan mengukuhkan I Gede Paskara Karilo sebagai ketua PHRI kabupaten Gianyar periode 2024 – 2029

Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) menjelaskan, saat ini Gianyar memiliki daya tarik wisata di bidang kebudayaan, untuk itu PHRI harus punya tanggung jawab jangan secara masif ikut melestarikan apa yang menjadi kekayaan daerah ini.

Untuk itu PHRI juga ikut bertanggung jawab terhadap beberapa permasalahan yang kini terjadi, diantaranya :
1. Pembangunan yang tidak sesuai karena melebihi kapasitas maupun dari bentuk bangunan yang tidak sesuai budaya Bali.
2. Pemilik atau founder juga banyak dari luar Ubud bahkan luar Bali, agar dibina.
3. Kontrol pembangunan atas usaha-usaha yang baru khususnya di sekitar Gianyar.
Saat ini peraturannya sudah ada, tetapi setelah bangunan selesai berapa harga kamar dijual, pemerintah kurang ikut terlibat masuk di hal itu.
Ketika hotel besar banting harga, kalaupun secara hukum tidak boleh melarang menjual murah tetapi secara moral kita berkepentingan, karena kamar hotel akan tidak sesuai dengan yang mereka janjikan.
Oleh karena itu dari awal harus diketahui berapa jumlah yang diperlukan dan pangsa pasar penjualan kamar hotel.
4. Kemasannya harus dibuat menarik, bagaimana menciptakan sesuatu yang bisa membuat wistawan tertarik.

Ketua PHRI Provinsi Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace)

Lanjutnya, banyak terjadi kesemrawutan gara-gara transport yang pemiliknya orang hotel itu sendiri jadi tamunya juga dari tamu hotelnya.

Di Bali diperlukan riset berapa idealnya kapasitas jumlah hotel di Bali, sekarang ini didengungkan Bali hot tourism.

Jumlah wisatawan ke Bali sebelum pandemi belum over tourism tetapi
kondisi sekarang terjadi penumpukan wisatawan di Bali selatan.

Dengan dibukanya Nusa Penida sekarang wisatawan sudah meningkat dan terjadi penumpukan wisatawan termasuk transportasi dan orangnya.

Ini perlu kebijakan strategis bagaimana caranya mendistribusikan agar jangan sampai isu over tourism ini menjadi pengalihan yang seharusnya wisatawan ke Bali dialihkan ke daerah lain.

“Bali belum over tourism dengan hunian hotel 80% tapi tidak semua kondisinya begitu,” ucapnya.

Ditanyakan terkait ulah wisatawan yang tidak baik di Bali, Cok Ace menjelaskan dulu waktu pandemi memang lagi krisis pariwisata ada kebijakan yang relevan yaitu Work From Bali dengan harapan mereka mengelola perusahaan dari Bali dengan sistem komputerisasi dan jaringan yang bagus dari luar negeri.

“Tetapi tidak seperti harapan semula dimana sudah menyimpang dari apa yang diimpikan, mereka bekerja di sini bukan hanya untuk perusahaan di luar negeri tetapi kerja dengan mengambil pekerjaan kita di Bali.
Masa wisatawan ikut ngojek atau jualan kaki lima ?
Itu sudah mengambil pekerjaan kita, ini merugikan nasyarakat,” jelasnya

Terkait pungutan wisatawan dinaikan yang diusulkan oleh DPRD dirinya tidak setuju. “Jangankan dinaikan, yang sekarang berjalan saja kurang baik.
Harus dilihat dari dua sisi apa wisatawan tidak mau bayar atau sistem kita yang belum sempurna.
Ini harus diperbaiki dulu,” tambahnya.

Ketua PHRI terpilih, I Gede Paskara Karilo, menjelaskan tentang program kerja jangka pendek yang rencananya akan menguatkan keanggotaan dulu sehingga bisa menambah kekuatan di organisasi, bertindak bersama untuk menyuarakan pariwisata di Gianyar.

“Kita akan melanjutkan program dan tugas dari ketua sebelumnya, semoga kita dalam masa lima tahun ke depan bisa berjalan lebih baik lagi dan juga semoga pariwisata tidak lagi ada permasalahan-permasalahan baru lagi sehingga pariwisata lebih berkembang dan lebih maju,” jelasnya.

“Jumlah anggota PHRI di Gianyar saat ini ada sebanyak 48 anggota, ke depan kita ingin mengubah mindset dari pengusaha dimana diawal kita ingin tetap meningkatkan SDM tetapi alangkah bagusnya diimbangi perbaikan menagemen bisa berkontribusi balik melalui organisasi dengan skup yang lebih besar buat suatu gebrakan yang berguna bagi masyarakat,” ujarnya

“Kalau kita tidak punya anggota yang kuat suara kita tidak akan didengar. Semakin banyak anggota tentunya kontribusinya juga semakin banyak untuk masyarakat luas,” tambahnya.

Disinggung adanya perang tarif di Gianyar dijelaskannya perang tarif tidak terlalu masalah, permasalahannya ada pada perang komisi terutama restoran.

“Hal ini sangat merusak harga yang terpenting bagaimana kita bisa menjaga kualitas.
Dengan ada komisi, otomatis pembiayaannya berkurang dan akan mengurangi kualitas,” tegasnya.

Untuk Itu dirinya segera akan berkomunikasi serta mengumpulkan anggotanya bagaimana sebaiknya ke depan tidak hanya di pihak restoran saja karena ada tekanan dari travel agent ataupun supir angkutan wisata makanya perlu mengambil langkah mengatasi perang tarif.

“Segmen pasar di Gianyar masih wisatawan dari Australia dan Eropa. Sekarang wisatawan India dan Cina sudah mulai masuk.
Tingkat hunian kamar hotel di bulan Juni Juli diatas 70% masih cukup bagus,” ucapnya.

Dirinya berharap, mudah-mudahan ke depan kita bisa menjaga iklim investasi yang sehat karena sekarang di gempur investasi dari luar yang kita tidak bisa mengontrol.

“Kita pengusaha lokal harus bisa berkontribusi buat masyarakat.
Kepada pemerintah daerah kami berharap agar mengaktifkan peran desa adat ataupun instansi-instansi terkait agar setiap pembangunan bisa di chek dan di nilai apa layak atau tidak khususnya di Gianyar sehingga tidak sampai bentuk bangunan tidak sesuai dengan ciri seni budaya kita,” pungkasnya (E’Brv)


Pariwisata dan Budaya

Pameran “The Soft Wild” di Ubud, Pesan Filosofis dari Dunia Hewan untuk Manusia

Published

on

By

GIANYAR – Gajah Mas Gallery di Purana Suite Ubud resmi membuka pameran tunggal keenam pelukis I Made Somadita bertajuk “The Soft Wild,” Jum’at (20/12/2024)

Mengusung tema yang menggabungkan kelembutan dan keliaran hewan, pameran ini menghadirkan 23 karya seni yang mengangkat simbolisme hewan sebagai cerminan nilai-nilai yang jarang disadari oleh manusia.

Pelukis I Made Somadita

Melalui karyanya, Made Somadita mengkritik salah satu aspek paling mendasar dari manusia: keserakahan.

“Saya belajar dari dunia hewan. Mereka hanya mengambil sesuai kebutuhan. Ketika kenyang, mereka tidak menimbun untuk esok hari. Ini kontras dengan kita, manusia, yang sering kali terus menginginkan lebih, bahkan melampaui batas kebutuhan,” ungkapnya.

Pameran ini bukan sekadar eksplorasi artistik, melainkan juga refleksi mendalam tentang bagaimana manusia dapat belajar dari filosofi alam.

“Saya ingin menyampaikan bahwa jika hewan, yang sering dianggap liar dan kasar, mampu hidup harmonis sesuai kodratnya, mengapa manusia yang memiliki akal tidak bisa?” ujar Somadita.

Somadita tidak hanya menampilkan estetika, tetapi juga menyematkan kritik terhadap fenomena sosial modern, termasuk konsumerisme dan eksploitasi berlebihan. Melalui teknik water color on paper, karya-karyanya menggambarkan hewan seperti gajah, kucing, dan ikan sebagai simbol harmoni, keberanian, dan keutuhan alam.

“Saya tidak melihat ini hanya sebagai kritik kepada orang lain, tetapi juga kepada diri saya sendiri. Harapan saya, karya-karya ini bisa menginspirasi audiens untuk melihat bahwa alam dan manusia seharusnya hidup lebih harmonis,” tambahnya.

Melalui lukisan-lukisannya, Somadita juga mengingatkan tentang pentingnya membiarkan hewan liar tetap hidup di habitat alaminya.

“Banyak hewan kehilangan instingnya ketika dirawat manusia. Saya percaya, mencintai hewan berarti membiarkan mereka hidup sesuai kodratnya, bebas di alam,” pungkasnya.

General Manager Purana Suite Ubud, I Ketut Warasana, menekankan pentingnya seni seperti yang ditampilkan Somadita dalam meningkatkan kesadaran lingkungan.

General Manager Purana Suite Ubud, I Ketut Warasana.

“Tema The Soft Wild ini sangat relevan. Hewan yang sering dianggap kasar ternyata punya nilai kelembutan dan harmoni yang bisa kita pelajari. Ini sesuai dengan konsep Tri Hita Karana, di mana manusia, lingkungan, dan Tuhan harus hidup seimbang,” jelasnya.

Ia juga menyoroti peran Ubud sebagai pusat seni lukis di Bali, yang terus berupaya mengangkat karya seniman lokal dan memperkuat warisan budaya.

“Kami ingin menjadikan Ubud tetap sebagai destinasi seni, mendukung para seniman muda dan senior untuk terus berkarya. Pameran seperti ini adalah bentuk apresiasi kami terhadap seni yang menginspirasi,” tambahnya.

Pameran “The Soft Wild” ini menjadi panggung bagi pesan mendalam tentang hubungan manusia dengan alam, dan bagaimana hewan liar dapat menjadi guru yang menginspirasi. Dengan mengangkat keindahan dan makna dari dunia hewan, Somadita mengajak audiens untuk merefleksikan diri, berhenti sejenak dari kerakusan, dan belajar untuk hidup lebih harmoni, seperti yang dilakukan alam itu sendiri.

Pameran yang akan berlangsung selama satu bulan di Gajah Mas Gallery, Purana Suite Ubud ini terbuka untuk umum. Bagi pengunjung, ini bukan hanya kesempatan menikmati seni, tetapi juga merenungi pesan mendalam yang ingin disampaikan: manusia, dengan akalnya, seharusnya mampu hidup lebih baik, sederhana, dan selaras dengan alam. (E’Brv)

Continue Reading

Pariwisata dan Budaya

IHGMA Bali Rayakan Akhir Tahun 2024 dengan Tema “Rock On! The 80’s”

Published

on

By

Tamu undangan dari member IHGMA.

JIMBARAN – Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Bali sukses menggelar acara tahunan bertajuk End Year Gathering 2024 pada Jumat, 20 Desember 2024.

Bertempat di Jimbaran Bay Resort and Spa, acara yang dimulai pukul 16.30 WITA ini mengusung tema unik, “Rock On! The 80’s”, sekaligus menjadi ajang pengukuhan Dewan Pengurus Cabang (DPC) IHGMA Bali.

Ketua IHGMA DPD Bali, Komang Artana, S.Pd, menjelaskan bahwa gathering ini merupakan salah satu dari lima program utama asosiasi untuk mempererat sinergi antara anggota, mitra strategis, akademisi, dan sponsor.

“Acara ini menjadi platform bagi anggota untuk saling berbagi wawasan, memperluas relasi, dan memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang mendukung perjalanan IHGMA Bali,” ungkap Komang.

Komitmen Mencetak Pemimpin Masa Depan

IHGMA Bali berfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui program-program inovatif, seperti GM Lab, yang bertujuan membekali calon general manager dengan keahlian strategis di bidang revenue management, pemasaran, hingga operasional.

“Kami bercita-cita menciptakan pemimpin masa depan yang tidak hanya cakap memimpin, tetapi juga mampu berkontribusi positif bagi perkembangan industri perhotelan di Bali,” tambah Komang.

 

Pertumbuhan Keanggotaan dan Potensi Kolaborasi

Sejak 2020, jumlah anggota IHGMA Bali meningkat signifikan, mencapai sekitar 200 orang per Mei 2023. Namun, masih ada peluang besar karena lebih dari 60% properti perhotelan di Bali belum bergabung dengan asosiasi ini.

“Kolaborasi adalah kunci untuk meningkatkan kualitas SDM perhotelan Bali agar dapat bersaing secara global.

Sebagai general manager, tugas kami tidak hanya memimpin tetapi juga membimbing generasi berikutnya demi keberlanjutan industri perhotelan di Bali,” tegas Komang.

Dengan tema yang nostalgik dan pelaksanaan yang meriah, End Year Gathering 2024 diharapkan menjadi momen bersejarah yang memperkuat posisi IHGMA Bali sebagai pionir perubahan positif di sektor perhotelan Pulau Dewata. (Ray)

Continue Reading

Pariwisata dan Budaya

Keceriaan Perayaan HUT ke 2 Trans Studio Bali dan Sensasi Bermain Salju di Frozenland

Published

on

By

DENPASAR – Trans Studio Bali kembali menyemarakkan dunia hiburan di Bali dengan perayaan ulang tahun yang ke-2 dengan penuh keceriaan sekaligus menyambut libur Natal dan Tahun Baru.

Bertempat di Amphitheater Trans Studio, Indoor theme park terbesar di Bali, yang berlokasi dalam Trans Studio Mall Bali, Jl.Imam Bonjol 440, Denpasar, mengajak para pengunjung untuk ikut merasakan kemeriahan perayaan ulang tahun yang dipenuhi dengan berbagai hiburan memukau.

Penampilan paduan suara dari Bali Music Academy, tarian kontemporer dari komunitas Lintang Ayu Entertainment, hingga pertunjukan dari tim Show & Production Trans Studio Bali menjadi magnet yang memikat para pengunjung.

Dalam sambutannya, General Manager Trans Studio Bali Theme Park, I Nyoman Sutarjana, mengungkapkan bahwa selama dua tahun berjalan, pihaknya selalu berusaha memberikan hiburan terbaik untuk momen bahagia setiap pengunjung.

“Untuk merayakan hari spesial ini, kami juga memberikan promo tiket dan hadiah menarik, pertunjukkan spesial paduan suara, lomba mewarnai, gift hunting games, face painting dan es krim gratis. Serta tak lupa juga membagikan hadiah untuk seluruh pengunjung yang datang di perayaan ulang tahun kali ini, kami menyiapkan lucky draw berhadiah utama Smart TV, Smart Watch, TWS Bluetooth dan masih banyak lainnya”, ujarnya.

“Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan hiburan terbaik, tidak hanya untuk warga Bali, tetapi juga untuk wisatawan domestik dan internasional. Kami berharap Trans Studio Bali bisa menjadi simbol kebahagiaan dan kebanggaan Bali,” tambahnya.

Dengan antusiasme yang tinggi dari masyarakat, Trans Studio Bali diharapkan dapat terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal, menarik lebih banyak wisatawan, dan menciptakan lapangan kerja baru. Kehadirannya juga menjadi simbol sinergi antara hiburan modern dan budaya lokal, menciptakan pengalaman tak terlupakan bagi pengunjung dari seluruh dunia.

“Kami optimis masa depan Trans Studio Bali akan semakin gemilang. Dengan terus menghadirkan inovasi dan hiburan berkualitas, kami percaya dapat menjadi ikon hiburan yang membanggakan bagi Bali dan Indonesia,” pungkasnnya.

Sebagai bagian dari komitmen sosialnya, Trans Studio Bali juga mengundang 200 anak yatim dari berbagai yayasan di Denpasar dan sekitarnya untuk menikmati pengalaman bermain di 16 wahana kelas dunia. Kegiatan ini diharapkan memberikan kebahagiaan dan kenangan indah bagi mereka.

Dalam menyambut Natal dan Tahun Baru ini, Trans Studio Bali menawarkan berbagai promo menarik seperti Promo KTP Bali Rp 150.000, Promo Duo Domestik Rp 400.000 untuk 2 tiket, dan bundling promo lainnya yang bisa dibeli di website.

Menambah keistimewaan perayaan ini, Trans Studio Bali juga memperkenalkan Frozenland, wahana bermain salju dengan suhu -5 derajat Celsius. Wahana ini memberikan sensasi unik musim dingin di tengah tropisnya Bali. Dibuka sejak 15 Desember 2024, Frozenland akan memanjakan pengunjung selama dua bulan sebelum melanjutkan perjalanannya ke kota lain.

“Frozenland adalah inovasi baru yang tidak hanya memberikan pengalaman berbeda bagi pengunjung, tetapi juga menjadi daya tarik yang bisa meningkatkan kunjungan ke TSM Bali,” ujar Sukma Widyantari dari Public Relation Trans Studio Bali.

Dengan harga tiket masuk, Rp 30.000, Frozenland akan menawarkan kesempatan bagi pengunjung untuk bermain salju, membangun istana salju, hingga berfoto dengan latar belakang musim dingin yang estetik.

Perayaan ulang tahun ke-2 ini menjadi momentum untuk melihat peluang besar yang dimiliki Trans Studio Bali. Dengan wahana-wahana inovatif seperti Flying Over Indonesia dan iFly, ditambah wahana sementara seperti Frozenland, Trans Studio Bali berpotensi menjadi pusat hiburan utama di Indonesia Timur.

Ayo tunggu apalagi, lengkapi kemeriahan liburan akhir tahunmu bersama keluarga di Trans Studio Bali. (E’Brv)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku