Connect with us

Kesehatan

Perkuat Kesiapsiagaan Bencana, PMI Gelar Sosialisasi Anticipatory Action

Published

on


BALI – Bencana hidrometeorologi terjadi akibat anomali cuaca dan iklim di atmosfer (yang peningkatan frekuensi dan intensitasnya diduga diakibatkan oleh perubahan iklim) dan termanifestasikan dalam bentuk kejadian ekstrem terkait meteorologi.

Bencana hidrometeorologi di Indonesia sangat terkait dengan tingkat curah hujan atau presipitasi. Beberapa bencana hidrometeorologi yang terjadi di Indonesia adalah kejadian banjir, banjir bandang, kekeringan, hujan ekstrem, tanah longsor, hujan es, puting beliung, angin kencang, dan lain-lain.

Upaya berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas dalam rangka pengurangan risiko bencana di Indonesia terus dilakukan.

Salah satunya adalah Program SIAP SIAGA yang merupakan kerjasama Kemitraan Australia-Indonesia untuk Kesiapsiagaan Bencana yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Indonesia dalam mencegah, mempersiapkan, menanggapi, dan memulihkan diri dari bencana serta memperkuat kerja sama antara Australia dan Indonesia dalam aksi kemanusiaan di Indonesia.

Program ini selaras dengan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Indonesia (RPJMD) 2020-2024, Rencana Induk Penanggulangan Bencana (2020-2024), dan strategi Kemanusiaan Pemerintah Australia.

Palang Merah Indonesia menjadi salah satu organisasi yang mendapatkan dukungan pendanaan dari Program SIAP SIAGA untuk dapat melakukan peningkatan kapasitas PMI dalam kesiapsiagaan bencana sebagai bagian dari rantai penanggulangan bencana di Indonesia yang sesuai dengan mandat PMI dalam UU No. 1 Tahun 2018 dan PP No. 7 Tahun 2019.

Program SIAP SIAGA memulai untuk melakukan peningkatan kapasitas dan ketangguhan pada tingkat lokal dengan menetapkan intervensi program SIAP SIAGA di Provinsi Bali tidak hanya menjadi wilayah kerja dari PMI, namun juga menjadi wilayah kerja bersama dengan actor lain yang terlibat dalam Program SIAP SIAGA seperti BPBD dan Palladium.

Dalam rangka meningkatkan dan memperkuat kapasitas kesiapsiagaan bencana bagi Pemerintah dan stakeholders, maka PMI Provinsi Bali atas dukungan Program SIAP SIAGA melalui kemitraan IFRC dan DFAT akan melaksanakan Sosialisasi dan Penguatan Kapasitas Kesiapsiagaan Bencana Melalui Pengembangan Aksi Antisipasi di level Provinsi dan Kabupaten yang dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2024 bertempat di Prime Plaza Dennpasar.

Kegiatan ini melibatkan sekitar 70 orang yang berasal dari PMI dan lintas sectoral terkait baik dari instansi Pemerintah maupun NGO yang consent dalam penguatan kesiapsiagaan Bencana.

Ketua Pengurus PMI Provinsi Bali Bapak I Gusti Bagus Alit Putra, SH., S.Sos., M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Sosialisasi dan penguatan kesiapsiagaan bencana melalui Anticipatory Action (AA) bagi PMI dan stake holder di wilayah Bali.

“Kami juga mengucapkan terima kasih atas partisipasi dari semua yang hadir dan turut mensukseskan jalannya kegiatan” imbuhnya di sela-sela acara Pembukaan.

Ibu Ninik Kun Naryatie selaku Ketua Bidang Hubungan Internasional mewakili Pengurus Pusat PMI dalam acara pembukaan menyampaikan bahwa Prioritas Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) dan PMI adalah terkait ketahanan terhadap ancaman global salah satunya Perubahan Iklim yang di realisasikan dalam bentuk rencana strategi untuk mengatasi dampak lingkungan untuk dapat di implementasikan PMI di masing-masing wilayah.

“Semoga kegiatan dapat diterima oleh peserta yang hadir dan mari kita kawal bersama Aksi Antisipatory untuk mengurangi dampak bencana” imbuhnya yang dilanjutkan membuka secara resmi kegiatan Sosialisasi dan Penguatan Kesiapsiagaan Bencana melalui Aksi Anticipatory bagi PMI dan Stek holder di Bali.

Info lebih lanjut hub:

Markas PMI Bali Center, Jl.Trengguli No. 27 Denpasar | Taufan Kristanto (Kadiv. Orkom) Hp. 081647 36056,

Yohana (Staf Orkom) 081 246 684 177 | e-mail: info@pmibali.or.id | www.pmibali.o.id

 


Kesehatan

Yayasan Kaori Welas Asih Berbagi Kasih di Bangli, Bantuan Sembako dan Kursi Roda untuk Warga Terdampak Stroke

Published

on

By

Yayasan Kaori Welas Asih berphoto bersama

BANGLI – Yayasan Kaori Welas Asih terus menunjukkan komitmennya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya di Kabupaten Bangli. Melalui pendiri yayasan, Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota, mereka mengunjungi beberapa keluarga yang tengah menghadapi kesulitan akibat penyakit dan kondisi ekonomi yang terbatas pada Jumat, (25/10/2024).

Kunjungan pertama dilakukan ke keluarga Wijaya yang tinggal di Banjar Gunaksa, Desa Cempage, Kabupaten Bangli. Istri Wijaya, Ni Wayan Sinar, menerima bantuan berupa paket sembako dan alat persembahyangan. Bantuan ini diberikan karena istrinya telah mengalami kelumpuhan selama setahun, sementara putra pertama mereka, Putu Bima, menjadi tulang punggung keluarga. Usaha kecil-kecilan dari rumah untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Winie Kaori saat mengunjungi Ni Wyn Sinar

Winie Kaori menyatakan harapannya agar bantuan yang diberikan dapat meringankan beban keluarga Wijaya. Pada kesempatan ini, yayasan juga mendoakan kesembuhan bagi Ni Wayan Sinar yang saat ini sedang sakit.

“Semoga bantuan ini bisa bermanfaat dan membawa berkah bagi keluarga Wijaya, terutama dalam kondisi seperti ini,” kata Winie Kaori

Setelah mengunjungi keluarga Wijaya, Yayasan Kaori Welas Asih melanjutkan kunjungan ke Banjar Malet Tengah, Desa Tiga, Kecamatan Susut, untuk bertemu dengan Nengah Agus yang sudah enam tahun mengalami stroke. Nengah Agus hanya ditemani istrinya, Nyoman Nyoblong, karena anak-anaknya telah menikah dan tinggal di tempat lain. Dengan tulus, Yayasan Kaori Welas Asih memberikan bantuan berupa kursi roda, sembako, dan alat persembahyangan.

Winie Kaori berharap bantuan ini dapat menjadi berkah dan memberi semangat baru bagi Nengah Agus dalam menjalani kehidupannya.

Winie Kaori saat memberikan bantuan kursi roda pada Nengah Agus.

“Kami selalu mendoakan kesembuhan Nengah Agus dan semoga dia bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala,” ujar wanita pengusaha asal Gianyar ini.

Yayasan Kaori Welas Asih tak berhenti di situ, mereka melanjutkan perjalanan ke Banjar Malet Tengah untuk mengunjungi Jro Made Buncing dan keluarganya. Di sana, Ketut Praya, kakak dari Jro Made Buncing, sudah lima tahun menderita stroke. Sama seperti kunjungan sebelumnya, yayasan memberikan kursi roda, sembako, dan alat persembahyangan.

Winie Kaori saat memberikan bantuan kursi roda pada Ketut Praya.

“Semoga bantuan ini dapat sedikit meringankan beban keluarga Jro Made Buncing, dan semoga Ketut Praya bisa segera pulih,” ucap Winie Kaori.

Yayasan Kaori Welas Asih berjanji akan terus berbagi kasih kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama mereka yang terdampak penyakit berat seperti stroke. Winie Kaori menegaskan bahwa yayasan tidak akan berhenti menyalurkan bantuan dan mendoakan kesembuhan bagi mereka yang mengalami kesulitan.

“Kami berharap bisa terus membawa berkah bagi orang-orang yang membutuhkan, sehingga mereka dapat menjalani hidup dengan lebih baik,” pungkas wanita yang energik ini.

Aksi sosial Yayasan Kaori Welas Asih ini adalah wujud nyata kepedulian terhadap masyarakat yang kurang mampu dan mengalami kondisi kesehatan yang berat. Dengan bantuan yang diberikan, yayasan berharap dapat terus membawa kebaikan dan harapan bagi mereka yang sedang berjuang. (E’Brv)

Continue Reading

Kesehatan

Dengan Sertifikasi Kompetensi, SPA Wellness Tepis Stigma Negatif

Published

on

By

Kegiatan FGD yang diikuti oleh para pelaku usaha SPA dan Pemda Kabupaten Gianyar

GIANYAR – Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Gianyar bersama para pelaku usaha yang bergerak di bidang SPA dilaksanakan di Kori Maharani Villas, Jl Prof.IB Mantra, Tulikup, Gianyar, Kamis (29/08/2024).

Agenda acara diskusi ini diawali dengan Yoga dan Meditasi yang dibawakan oleh Pasraman Bali Eling Spirit ini di inisiasi oleh I Gusti Ketut Jayeng Saputra sebagai Ketua Bali SPA Bersatu dan Ketua IV ASPI (Assosiasi SPA Indonesia) DPP pusat yang kemudian direspon cepat oleh Pemkab Gianyar.

Dengan mengambil tema peran praktik berkelanjutan dalam SPA dan Pariwisata kesehatan di Kabupaten Gianyar ini bertujuan memberikan informasi bagi para pelaku usaha SPA agar bisa taat berusaha sesuai UU yang berlaku guna untuk menyongsong wellnes tourism.

Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus Asosiasi Spa Terapis Indonesia (ASTI), Asosiasi SPA Pengusaha Indonesia (ASPI), Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja, Satpol PP dari Pemda Kabupaten Gianyar beserta para pelaku usaha SPA di Gianyar.

“Pasca Pandemi ini orientasi Pariwisata Bali lebih mengarah pada quality tourism dan sustainable tourism, untuk itu hari ini kami mengundang Pemda dan pelaku usaha untuk duduk bersama, berdiskusi agar bisa bersinergi untuk peningkatan kapasitas SDM, membuat usaha mereka menjadi legal dan sesuai aturan UU yang berlaku di Gianyar,” ujar Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, Pande Putu Ayu Sri Ratnawati kepada media.

“Disini kita mengambil peran sesuai tupoksi kami masing-masing dan berintegrasi dengan dinas terkait untuk saling melengkapi sehingga usaha SPA di Kabupaten Gianyar ini bisa berjalan dengan baik dan berkelanjutan,” tambahnya.

Para nara sumber yang hadir, (kiri-kanan), 1. Seketaris & ketua II bidang sertifikasi dan akreditasi DPD ASTI Bali, Humas DPD ASPI Bali, Sri Rahayu Winingsih, 2, Dewan penasehat DPD ASPI Bali, Direktur Taman Air SPA, Bali SPA Bersatu, Debra Maria Rumpesak, 3, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, Pande Putu Ayu Sri Ratnawati dan 4,Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Masta Selianawaty Sembiring, SKM.

Perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Masta Selianawaty Sembiring. SKM, menyatakan bahwa setiap terapis SPA harus mempunyai Surat Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT) sesuai peraturan Menkes no 8 tahun 2014.

“Setiap terapis itu harus mempunyai STPT dan Sertifikat kompetensi sebagai terapis SPA.
Usaha SPA sendiri harus legal, ijinnya adalah SPA sesuai UU Cipta Kerja.
Kami harus bersosialisasi lagi tentang ini,” ucapnya.

Sesuai aturan Menkes, suatu usaha SPA harus memiliki persyaratan setidaknya terdapat 4 terapis yang memiliki kompetensi sertifikasi 2 Pratama 1 Madya dan 1 Penyelia yang bekerja ditempat tersebut.

“Apabila suatu usaha SPA tidak dapat memenuhi aturan dan sertifikasi yang berlaku, maka sesuai aturan Menkes, usaha SPA tersebut akan turun grade menjadi disebut Panti Sehat,” jelasnya.

Kendala saat ini adalah kurangnya informasi yang didapatkan terkait ijin dan masih banyak terapis yang belum bisa ikut ujian kompetensi.

“Semoga ditahun depan Dinas Tenaga Kerja bisa menyelenggarakan ujian kompetensi ini secara gratis,” harapnya.

Dewan penasehat DPD ASPI Bali, Direktur Taman Air SPA, Bali SPA Bersatu, Debra Maria Rumpesak, menyatakan kegiatan ini sangat penting untuk membangkitkan eksistensi SPA dimata masyarakat.

“Ijin dan sertifikasi kompetensi berdasarkan UU ini sangat penting bagi kita untuk membedakan usaha SPA berbasis kesehatan (Wellnes) ini dengan SPA “Eksekutif” yang berkonotasi hiburan,” ujarnya.

Hal ini sejalan dengan gugatan para pelaku usaha SPA yang sedang diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk merubah definisi SPA keluar dari katagori hiburan seperti diskotik, karaoke, club malam dan lain-lain.

Berdasarkan UU mengenai kepariwisataan Bab VI Pasal 14 ayat 1 huruf m dan Permenkes no 8 tahun 2014 menyatakan bahwa SPA itu termasuk dalam usaha pariwisata dan berbasiskan kesehatan (Wellness) dengan menggunakan sarana air (Sante Par Aqua) atau sehat pakai air (Husada Tirta).

Pengertian tentang SPA menurut pohon keilmuan SPA adalah Pelayanan Kesehatan secara holistic dengan
memadukan berbagai jenis perawatan Kesehatan tradisional dan modern yang mengunakan:
1. Terapi Air (Hydrotherapy)
2. Terapi Pijat (Massage Therapy)
3. Terapi Ramuan (Herbal therapy)
4. Terapi Aroma(Aroma Therapy)
5. Terapi Warna (Color Therapy)
6. Terapi Musik (Music Therapy)
7. Latihan Fisik
8. Makanan untuk memberikan efek terapi melalui panca Indera guna mencapai keseimbangan antara body  (tubuh), mind (pikiran) dan spirit (jiwa) sehingga terwujud kondisi kesehatan yang optimal.

Sedangkan Mandi uap merupakan salah satu dari bagian kecil dari Terapi Air (Hydrotherapy).

Mandi uap di usaha SPA bukan merupakan terapi dan fasilitas mandatory yangdiwajibkan di usaha SPA.
Ada atau tidaknya pelayanan mandi uap di usaha SPA adalah tidak mempengaruhi grade usaha SPA tersebut.
Dengan demikian dengan adanya penulisan dan atau penyebutan Mandi uap / SPA di UU Nomor 1 Tahun 2022 pada pasal 55 ayat 1 huruf l dan pasal 58 ayat 2 pada, maka semua definisi SPA akan berubah pemahamannya di semua
kurikulum Pendidikan SPA baik secara formal maupun informal.

Menurut para ahli hukum Tata Negara, tindakan sepihak mencantumkan usaha SPA dalam katagori hiburan, itu adalah tindakan diskriminasi dan termasuk pelanggaran HAM.

Untuk membedakan SPA kesehatan vs SPA “Eksekutif”, yakni SPA wajib :
1. Mempunyai Perijinan KBLI dan NIB SPA
2. Memiliki sertifikasi kompetensi, sertifikasi usaha, STPT dan Laik Sehat
3. Menjalankan standar usaha pelayanan Kesehatan SPA sesuai UU Kesehatan
4. Mengangkat budaya dan kearifan local menjadi trademark dalam usaha SPA

Untuk itu dirinya mengajak para pelaku usaha SPA untuk bergandengan tangan bersama-sama mengikuti aturan Pemerintah.

“Ayo kita peduli terhadap pemenuhan aturan legal ini, jika tidak mau dianggap SPA abal-abal,” ucapnya.

Seketaris & ketua II bidang sertifikasi dan akreditasi DPD ASTI Bali, Humas DPD ASPI Bali, Sri Rahayu Winingsih, menyatakan bahwa saat ini stigma yang melekat di masyarakat terhadap usaha SPA masih sangat buruk.

“Saat ini masyarakat masih melihat bahwa SPA itu berkaitan dengan hiburan seperti karaoke dan club malam.
Ini membuat banyak pihak menolak untuk bekerja sebagai terapis SPA,” ujarnya.

Hal ini tentu menjadi kendala tersendiri terhadap pemenuhan tenaga terapis didalam negeri berkaitan dengan upaya menggalakkan pariwisata kesehatan di Indonesia.

Adanya sertifikasi ini, diharapkan bisa memperbaiki citra negatif industri SPA di masyarakat sekaligus mendegradasi keberadaan usaha hiburan yang memakai label SPA abal-abal untuk kegiatan usahanya.

“Dengan citra SPA menjadi lebih baik, maka akan meningkatkan minat masyarakat untuk bekerja di bidang ini.
Kita adalah penyehat tradisional, bukan penghibur,” pungkasnya. (E’Brv)

Continue Reading

Kesehatan

Ratusan Personil Medis dan Evakuasi PMI Turut Sukseskan Maybank Marathon 2024

Published

on

By

GIANYAR – Maybank Marathon merupakan ajang lomba lari tahunan persembahan dari Maybank Indonesia yang kini telah menginjak satu dekade penyelenggaraan sejak pertama kali diselenggarakan pada 2012 di Bali. Dikenal dengan nama event Maybank Marathon (d/h) Bali Marathon, merupakan salah satu wisata utama olahraga (main sport tourism), Ajang lomba lari Maybank Marathon merupakan sebuah ajang atletik internasional dengan sentuhan budaya Bali beserta keindahan alam dan keramahan masyarakatnya.

Sejak 2012 Maybank Marathon menjadi lomba marathon pertama di Indonesia yang secara konsisten masuk dalam official race directory Boston Marathon. Pada 2020 menjadi event marathon pertama dan satu-satunya di Indonesia dengan ‘Elite Label’ dari World Athletics. Di samping itu Maybank Marathon juga satu-satunya event marathon di tanah air yang masuk ke dalam kalender World Athletics. Maybank Marathon tahun 2024 dilaksanakan terpusat di Bali United Training Center, Gianyar tanggal 25 Agustus 2024. Adapun kategori yang ada dalam kegiatan ini antara lain Marathin, Half Marathon, 10K dan kategori Wheelchair (3K) dengan total peserta sekitar12.700 orang dari 57 Negara.

Dalam kegiatan ini, PMI Provinsi Bali bertugas sebagai Tim medis dan evakuasi untuk memberikan bantuan penanganan medis maupun evakuasi bagi pelari yang mengalami cedera maupun gangguan kesehatan. PMI mendapatkan kepercayaan sejak tahun 2013 berturut-turut sampai dengan pelaksanaanya pada tahun 2024. Guna mendukung kelancaran kegiatan pada Maybank Marathin 2024, PMI Provinsi Bali menugaskan sekitar 265 personil, yang terdiri dari 25 orang dokter, 25 orang perawat/paramedis, kemudian selebihnya merupakan medical first responder, tenaga terlatih first aid, tenaga terlatih major insident and medical management support, serta tim pengendali operasi.

Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, PMI Provinsi Bali didukung dengan ketersediaan perlengkapan medis, peralatan first aid, Automated External Defibrillator (AED) sejumlah 20 unit, 13 unit Oksigen, 6 oksigen konsentrat, 18 unit ambulans, 18 unit ambulans motor, peralatan evakuasi, trauma kit sampai dengan obat-obatan first aid.

“Saat ini PMI Bali kembali dipercaya untuk menjadi tim medis di Maybank Marathon 2024” seperti yang disampaikan oleh Eko Wardani selaku Koordinator Tim Medis PMI Provinsi Bali. “Kami berharap kegiatan Maybank Marathon ini berjalan dengan aman dan lancar. Kita sebagai petugas aman dan selamat. Selain itu, kami berharap peserta juga mempersiapkan dirinya masing-masing dengan baik, have fun di race, dan mengetahui kapasitas diri sehingga dapat tiba di garis finish dengan sehat wal afiat dan penuh kegembiraan” imbuhnya.

Untuk PMI sendiri dalam pelaksanaan tugasnya tetap mengutamakan keselamatan, bertugas secara professional berdasar tujuh prinsip dasar geralan kepalangmerahan. Secara umum pelari yang mendapat perawatan di tenda medis mengalami keluhan seperti kram, sesak nafas, kelelahan sampai dengan adanya pelari yang harus di rujuk ke RS terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dalam kegiatan ini PMI telah berupaya semaksimal mungkin untuk turut mensukseskan gelaran maybank Marathon melalui pemberian bantuan penanganan bagi para peserta yang membutuhkan.

Info lebih lanjut hub :

Markas PMI Provinsi Bali, Jl. Trengguli I, No. 27 Denpasar – Bali – Indonesia

e-mail: info@pmibali.or.id / www.pmibali.or.id | CP : Taufan K (Kadiv. Orkom) Telp. 081 647 36 056

 

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku