Connect with us

News

Pastikan Aman, Babinsa Koramil Sawan Dampingi Pembagian BLT – DD

Published

on

Pastikan Aman, Babinsa Bungkulan dampingi pembagian BLT

BULELENG – Babinsa Koramil 1609-09/Sawan Sertu Gede Astawa melaksanakan Pendampingan dan Monitoring Pembagian Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) kepada masyarakat kurang mampu di Kantor Desa Bungkulan Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, Rabu (15/3/2023).

Sertu Gede Astawa mengungkapkan Babinsa bersama Kepala Desa beserta Tim Satgas membagikan BLT Tahun 2023 kepada warga kurang mampu di Desa Bungkulan
“BLT tersebut merupakan bantuan dari pemerintah kepada warga dengan besaran bantuan yang diterima Keluarga yang kurang mampu ucapnya,”.

Bantuan BLT bertujuan untuk meringankan beban masyarakat kurang mampu di Indonesia saat ini. Ia berharap dengan adanya bantuan tersebut dapat membantu masyarakat setempat.

Diakui jika kehadiran Babinsa di lapangan untuk mengawal bantuan BLT agar berjalan lancar, tertib dan aman sehingga tidak ada permasalahan.

Bahkan Sertu Gede Astawamengaku mendapat ucapan terimakasih dari Kepala Desa setempat dengan keterlibatan aparat yang turut membantu pelaksanaan BLT hingga terlaksana aman dan lancar.

“Kami berharap bantuan yang berasal dari Pemerintah dapat dimanfaatkan sebaik mungkin serta dapat meringankan beban masyarakat yang kurang mampu tambahnya.(Mga).


Advertisement

News

Dandrem 163/Wirasatya Komit Kawal Proses Pahlawan Nasional Kapten Mudita 

Published

on

By

BANGLI – Peringatan gugurnya Pahlawan Kapten Anak Agung Anom Mudita dipusatkan di Tugu Pahlawan Penglipuran, Bangli, Rabu (20/11/2024). Upacara peringatan dipimpin langsung Dandrem 163/Wirastya, Brigjen TNI Ida Idewa Agung Hadisaputra, SH. Hadir saat itu, Pj Sekda Bangli, pimpinan OPD Pemkab Bangli dan jajaran terkait lainnya. Saat itu, seluruh jajaran berkomitmen mengawal terbitnya Gelar Pahlawan Nasional Kapten TNI. A.A Gde Anom Mudita.

Menurut Dandrem 163/Wira Satya, Brigjen TNI Ida Idewa Agung Hadisaputra, kegiatan seperti ini harus diteruskan. Kata dia, dilihat dari perjuangan Pahlawan Kapten Mudita, harus diakui beliau bertempur dan berjuang untuk NKRI. Maka dari itu, kita harus menghormati para pahlawan yang telah mendahului kita demi mempertahankan NKRI. “Saya selaku putra Bangli sangat menghormati beliau dan kami sarankan kedepannya agar pelaksanaan ini lebih meriah lagi. Semua Kepala Desa, semua OPD Pemkab Bangli bisa menghadiri peringatan ini supaya bisa lebih memahami sejarah perjuangan Kapten TNI Anak Agung Anom Mudita,” ujarnya.

Hal itu, mesti dilakukan agar dijadikan pedoman bagi generasi penerus untuk membangun bangsa ini. Terkait usulan gelar Pahlawan Nasional bagi Kapten Anom Mudita, Dandrem mengaku telah terus berupaya agar prosesnya berjalan lancar. “Mudah-mudahan tahun 2025, gelar pahlawan nasional untuk Kapten TNI Anak Agung Gede Anom Mudita bisa turun. Kami juga berupaya terkait pangkat Brigjend Anumerta TNI I Gusti Ngurah Rai kami juga sudah proses, sehingga Skep (Surat Keputusan) Presiden bisa turun bersamaan dengan Anak Agung Anom Mudita,” tegas Dewa Agung Hadisaputra.

Lebih lanjut, disinggung terkait pengamanan Pilkada, pihaknya menegaskan sejak awal telah berkomitmen memback up kepolisian untuk menjaga agar pelaksanaan Pilkada damai. “Harapan kami dalam pelaksanaan Pilkada, siapa pun yang nantinya jadi pemenang, Bangli dan Bali harus tetap aman,” pungkasnya.

Continue Reading

News

Jeritan Warga Pesisir Kusamba, Jalan Satu-satunya Terancam Putus Akibat Abrasi

Published

on

By

KLUNGKUNG – Pesisir Pantai Kusamba, salah satu kawasan bersejarah dan bernilai ekonomi di Kabupaten Klungkung, kini menghadapi ancaman serius akibat abrasi yang semakin parah.

Terjangan ombak besar yang terus-menerus menggerus pantai tidak hanya merusak ekosistem pesisir, tetapi juga mengancam infrastruktur vital yang menjadi satu-satunya akses masyarakat setempat untuk beraktivitas.

Akses jembatan satu-satunya menuju kampung petani garam di desa Kusamba yang nyaris putus

Kadek Kartika, salah seorang warga yang tinggal di kawasan tersebut, menceritakan keluh kesahnya atas kondisi jalan satu-satunya yang kini terancam hilang akibat hantaman gelombang laut yang kian tak terkendali.

“Dulu pantai masih jauh, sekitar 50 meter dari sini. Tapi sekarang, abrasi sudah memakan lebih dari 50 meter. Air laut bahkan sampai ke keramik rumah saya saat gelombang besar. Kalau jalan ini putus, kami tidak punya akses lagi. Kami akan terisolir,” ungkap Kartika dengan nada penuh kekhawatiran.

Kadek Kartika didampingi Ni Ketut Seringkik bersama warga petani garam Kusamba saat menyampaikan keluhan dan harapannya

Jalan tersebut tidak hanya menjadi nadi kehidupan bagi warga, tetapi juga merupakan jalur vital bagi petani garam yang menggantungkan hidupnya pada tradisi turun-temurun.

Kartika bercerita bahwa jalan itu dulunya dibangun secara swadaya oleh masyarakat untuk memastikan kelancaran aktivitas penduduk, terutama petani garam. Namun kini, semua itu terancam hilang.

“Kalau jalan ini hilang, 20 kepala keluarga yang tinggal di sini akan kesulitan. Ini satu-satunya akses bagi kami, petani garam, dan masyarakat yang ingin datang ke sini. Saya mewakili warga disini berharap ada perbaikan segera. Biar ada tanggul atau apa pun untuk melindungi kami di sini,” katanya penuh harap.

Menurut Kartika, abrasi ini mulai menjadi mimpi buruk bagi warga sekitar tiga bulan terakhir, dengan puncaknya terjadi saat gelombang besar pada Hari Raya Kuningan. Gelombang pasang yang ganas tidak hanya menggerus garis pantai tetapi juga mengancam kehidupan masyarakat yang bergantung pada aktivitas pesisir, termasuk sektor wisata yang sempat direncanakan pemerintah.

Bagi warga, jalan yang kini nyaris terputus bukan sekadar infrastruktur. Jalan itu adalah urat nadi ekonomi dan sosial masyarakat pesisir Kusamba. Tanpa jalan ini, mereka akan kehilangan akses ke kebun garam, peluang wisata, dan bahkan logistik penting untuk kebutuhan sehari-hari.

“Kalau ini dibiarkan, dampaknya besar sekali. Bukan hanya kami, tapi juga ekonomi lokal. Harapan kami, Pemkab Klungkung segera turun tangan. Kami butuh tanggul yang bisa menahan abrasi ini sebelum semuanya terlambat,” tegas Kartika.

Abrasi yang terus meluas juga menimbulkan kekhawatiran lain, yakni ancaman terhadap cagar budaya tak benda Kusamba yang selama ini menjadi kebanggaan Klungkung. Garam tradisional Kusamba yang terkenal hingga mancanegara menjadi salah satu warisan yang bisa hilang jika kawasan ini dibiarkan tanpa perlindungan.

Bagi warga seperti Kadek Kartika, waktu adalah segalanya. Setiap hari yang berlalu tanpa solusi berarti semakin dekatnya potensi bencana yang lebih besar. Jeritan ini adalah bentuk harapan agar pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk melindungi pantai, warga, dan warisan budaya yang ada di Kusamba.

“Kalau tidak ada tindakan segera, saya tidak tahu bagaimana nasib kami di sini. Tolong kami, ini bukan hanya soal jalan, ini soal kehidupan,” tutup Kartika dengan nada memelas.

Harapan senada juga menjadi harapan Ni Ketut Serengkik, wanita yang sehari-hari sebagai petani garam di Kusamba.

“Jalan ini satu-satunya bagi saya untuk membawa hasil garam ini untuk dijual ke pembeli, kalau jembatan ini putus saya kesulitan untuk menjual garam saya,” jelasnya

Haji Mashudi

Haji Mashudi, salah satu warga dan petani garam setempat, mengungkapkan kesulitan yang dialami masyarakat, terutama dalam mengambil air laut sebagai bahan utama pembuatan garam.

“Kami sangat kesulitan untuk beraktivitas. Jalan ini satu-satunya akses umum bagi petani garam. Jika ini tidak segera diperbaiki, kami benar-benar tidak bisa bekerja,” ujarnya.

Produksi garam Kusamba, yang sebagian besar diekspor ke luar negeri, termasuk Jerman, menjadi sumber penghasilan utama bagi warga.

Sistem pemasaran dilakukan melalui koperasi yang mengumpulkan hasil produksi untuk dijual secara terorganisir.

Dengan lebih dari 20 kepala keluarga yang bergantung pada jalan ini, warga berharap pemerintah Kabupaten Klungkung segera mengambil tindakan untuk memperbaiki akses tersebut.

“Kami sangat menunggu perbaikan dari pemerintah. Ini urat nadi kehidupan kami,” tambah Haji Masudi.

Abrasi yang terus meluas tidak hanya mengancam keberlangsungan usaha petani garam, tetapi juga mata pencaharian masyarakat pesisir yang mengandalkan jalan ini sebagai satu-satunya jalur penghubung.

Rumah kaca untuk produksi garam milik Pemkab Klungkung di Desa Kusamba

Abrasi ini bukan sekadar masalah lingkungan, karena kawasan ini merupakan lokasi penting bagi keberlangsungan cagar budaya tak benda Kusamba, yang telah diakui hingga tingkat internasional.

Cagar budaya ini meliputi tradisi pembuatan garam lokal, yang tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga aset ekonomi, karena garam Kusamba digunakan untuk kebutuhan ekspor, termasuk dalam industri kecantikan dan farmasi.

Selain itu, pantai ini juga menjadi jalur utama untuk logistik, khususnya barang-barang yang dikirim ke Nusa Penida. Dengan abrasi yang terus memburuk, jalur ini terancam tidak dapat digunakan, menghambat distribusi logistik dan memperburuk kondisi ekonomi masyarakat yang bergantung pada kawasan ini.

Bahkan, sebelumnya telah ada blueprint untuk mengembangkan wilayah ini menjadi kawasan wisata kuliner seafood yang terintegrasi dengan pelabuhan barang. Jika abrasi dibiarkan, perencanaan ini akan sia-sia, menyebabkan pemborosan anggaran dan menimbulkan potensi penyalahgunaan aset daerah.

Situasi ini juga mengancam potensi ekonomi yang telah dirintis, termasuk pembangunan rumah garam dan fasilitas pendukung lainnya milik Pemkab Klungkung. Jika dibiarkan terbengkalai, aset ini tidak hanya akan kehilangan nilai ekonomi tetapi juga merusak citra pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya.

Dengan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) yang tersedia di akhir tahun, Pj Bupati melalui Pemkab Klungkung memiliki peluang untuk segera mengalokasikan anggaran guna penanggulangan abrasi dan perbaikan infrastruktur.

Langkah ini mendesak untuk memastikan keberlanjutan aktivitas warga, kelestarian budaya, dan kelangsungan ekonomi daerah. Jika tidak, Kusamba yang kaya akan potensi dapat berubah menjadi kawasan tertinggal.

Abrasi di pantai Kusamba bukan hanya persoalan lingkungan tetapi juga masalah sosial, ekonomi, dan budaya. Pemerintah harus segera bertindak untuk menyelamatkan akses warga, menjaga cagar budaya, dan memastikan kelangsungan aset daerah sebagai bagian dari tanggung jawab terhadap masyarakat Klungkung.(E’Brv)

Continue Reading

News

Senam Massal HUT Golkar ke 60 Pecahkan Rekor MURI, Dihadiri De Gadjah Dengan Door Prize Spektakuler

Published

on

By

De Gadjah saat hadir bersama-sama pengurus Golkar Bali

BADUNG – Sebanyak 2.000 peserta dengan penuh semangat dan keceriaan memadati acara Senam Bahagia dalam rangka memperingati HUT ke-60 Partai Golkar yang digelar oleh DPD Golkar Bali di area parkir barat, GOR Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (15/11/2024).

Acara meriah ini berlangsung dengan rangkaian kegiatan menarik, termasuk senam pagi, pemotongan tumpeng, dan pengundian door prize, dengan hadiah utama berupa dua sepeda motor dan berbagai hadiah lainnya, seperti kulkas dua pintu.

De Gadjah ditengah massa partai Golkar

Calon Gubernur Bali nomor urut 1, I Made Muliawan Arya (De Gadjah), hadir dan turut memeriahkan suasana dengan senam bersama peserta dengan penuh semangat.

Dalam sambutannya, De Gadjah mengapresiasi hangatnya sambutan dari para peserta, terutama ibu-ibu yang memenuhi lokasi acara.

“Kami sangat senang berada di tengah-tengah masyarakat yang penuh senyum dan kebahagiaan. Selamat ulang tahun ke-60 untuk Golkar ! Tujuan kita satu, yaitu membangun Bali bersama. Kita tidak bisa membangun Bali sendiri-sendiri, tapi harus bersinergi dan berpegangan tangan,” ujar De Gadjah.

Ia menambahkan, harapannya untuk masa depan adalah terciptanya kolaborasi antara berbagai pihak di Bali demi kemajuan bersama. Sebagai bentuk apresiasi, De Gadjah bahkan berjanji akan mendukung Golkar dengan hadiah lebih besar pada acara tahun depan.

“Semoga di masa mendatang, Golkar bisa menggelar acara yang lebih besar. Kalau bisa, nanti hadiahnya rumah dari saya, gratis,” tambahnya, disambut tepuk tangan meriah.

Dewa Made Suamba Negara

Sementara itu, politisi senior Golkar Bali,  Dewa Made Suamba Negara, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia oleh DPP Partai Golkar. Acara ini juga disiarkan secara live streaming untuk mempererat rasa kebersamaan di seluruh nusantara.

“Senam bahagia ini adalah bentuk rasa syukur kami dalam perjalanan panjang Partai Golkar selama 60 tahun. Kehadiran Pak Muliawan Arya (De Gadjah) dalam acara ini adalah wujud sinergi yang baik. Namun, pada kesempatan ini beliau hadir sebagai pribadi, bukan sebagai calon Gubernur,” jelas Suamba Negara.

Ia menegaskan bahwa Golkar akan terus berperan aktif di tengah masyarakat untuk membangun Bali, mulai dari Desa hingga tingkat Kabupaten.

Selain itu, Suamba Negara menyampaikan pesan penting kepada masyarakat untuk lebih cerdas dalam menentukan pilihan politik demi masa depan Bali yang lebih baik.

Rekor Muri untuk Golkar

Acara senam Bahagia yang dilaksanakan secara serentak dengan waktu yang bersamaan di semua DPD Golkar se Indonesia ini menghasilkan terciptanya rekor Muri, yakni katagori “Senam secara serentak dilokasi terbanyak”.

Dengan semangat kebersamaan yang terpancar dalam acara ini, HUT ke-60 Golkar tidak hanya menjadi perayaan sederhana tetapi juga wujud komitmen partai untuk terus hadir dan bersinergi bersama masyarakat Bali.

Puncak peringatan HUT ke-60 partai Golkar, rencananya akan dilaksanakan pada bulan Desember mendatang, setelah agenda pilkada selesai. (E’Brv)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku