Global
Pangkalan TNI AL Denpasar bantu evakuasi kebakaran 39 kapal ikan di pelabuhan Benoa Bali
GATRADEWATA.COM||Denpasar, 9 Juli 2018.
Pada hari Senin tanggal 9 Juli 2018 sekitar pukul 02.00 Wita dini hari telah terjadi kebakaran kapal ikan di dermaga Barat Utara depan PT Intimas Surya pelabuhan Benoa Bali. Tidak kurang 39 kapal ikan yang bersandar dipelabuhan tersebut hangus terbakar.
Menurut keterangan saksi atas nama I Ketut Kariana Security PT TKF pada saat yang bersangkutan jaga di pos saksi mendengar ada salah satu ABK berteriak kebakaran selanjutnya saksi dan beberapa Abk berusaha memadamkan Api dengan tabung pemadam mengingat angin saat itu kencang api dengan cepat menjalar kekapal di sebelahnya. Diduga api berawal dari kapal ikan KM. Cilacap Jaya Karya milik PT TKF dan api menjalar ke beberapa kapal milik PT. Intimas Surya dan PT. Bandar Nelayan. Selanjutnya petugas security menghubungi petugas kebakaran via radio IBHRC (Integrated Benoa Harbour Radio Communication).
Upaya pemadaman dari kejadian tersebut melibatkan 11 unit mobil PMK, dari Kodya Denpasar 8 unit, PMK Kabupaten Badung 2 unit, PMK Pelindo 1 unit, 2 unit Water Cannon Polda Bali, Alkon milik PT. Intimas, PT. AKFI dan Bandar Nelayan serta di bantu oleh 3 unit Ambulance BPBD Kota Denpasar dan 1 unit Ambulance Pangkalan TNI AL Denpasar. Untuk sementara korban jiwa nihil serta kerugian belum bisa di taksir masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang mengingat para pemilik kapal belum dapat dimintai keterangan.
Langkah – langkah yang telah diambil Instansi terkait melakukan upaya tindakan di lapangan bersama – sama yaitu antara TNI AL. Polair, Polsek Kawasan Laut Benoa, KSOP, Pelindo III, dan Damkar Kodya Denpasar melaksanakan koordinasi dengan pemilik kapal bersenergi dengan Damkar PMK Kodya Denpasar maupun Damkar PT. Pelindo III, pemadaman kebakaran baik dari laut maupun darat serta mengisolir lokasi kapal dengan memutus tali kapal biar tidak merembet kekapal lain dengan maksud mengurangi kebakaran kapal lain.
Dalam kejadian kebakaran yang menghanguskan setidaknya 39 kapal ikan tersebut Kapolda Bali Irjen Pol. Petrus R. Golose didampingi Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Denpasar Kolonel Laut (P) GB. Oka meninjau lokasi kebakaran tersebut bersama-sama pejabat terkait di Pelindo III, KSOP dan BPBD Kota Denpasar.
Menurut Danlanal Denpasar, sebagian besar api sudah mulai padam. Namun, angin yang begitu kencang sedikit menyulitkan pemadaman yang tersisa. Danlanal menyampaikan seluruh pemangku kepentingan dilibatkan membantu pemadaman. Kolonel Oka memastikan, kebakaran kali ini tidak memengaruhi aktivitas penerbangan, dan penyeberangan di pelabuhan besar di Bali. Dalam musibah ini Kapal-kapal milik TNI Angkatan Laut khususnya Lanal Denpasar telah dikerahkan untuk membantu evakuasi dan pengamanan area kebakaran yaitu tiga Patkamala (Catamaran, Kal Badung dan Speed Boad), 1 unit Ambulance dan 1 Truck Pangkalan TNI AL Denpasar.
Sementara untuk kapal-kapal Pelni dan kapal-kapal pesiar masih beroperasi seperti biasa. “Kebakaran terjadi di dermaga sektor barat, sementara pelabuhan penyeberangan ada di dermaga sisi timur. Jarak antara dermaga barat dan dermaga timur cukup jauh sehingga kapal-kapal Pelni, kapal-kapal pesiar yang bersandar relatif aman, jelas Danlanal di Pelabuhan Benoa, Senin (9/7).
Pukul 16.00 Wita, setelah berjibaku kurang lebih 14 jam petugas gabungan pemadam kebakaran berhasil memadamkan api yang melalap kapal-kapal ikan tersebut, dan untuk sementara, Info awal kapal yang terbakar berjumlah kurang lebih 39 unit kapal masing- masing :
1. Milik PT. AKFI : sebanyak 5 unit kapal yaitu KM. Cilacap Jaya Karya, KM. Akau Jaya Lima, KM. BMJ Satu, KM. Bintang Barat, KM. Bina Sejati.
2. Milik PT. Intimas Surya sebanyak 7 kapal masing-masing : KM. Hiroyosi 7, KM. Permata 03, KM. Permata 103, KM. Permata 06, KM. Permata 01, KM. Mutiara 28, KM. Mutiara 10.
3. Milik PT Bandar Nelayan sementara 2 kapal yaitu : KM. Bandar Nelayan 168, KM. Bandar Nelayan 2019 dan kapal kapal yang belum terdata kurang lebih 25 kapal mengingat api masih menyala saat pendataan. (Satya & Sugi Denpasar)
Global
Laporan UNESCO tentang Kondisi Pekerja Media Ditolak, Kedubes Rusia Sampaikan Apresiasi ke PPWI
JAKARTA – Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mr. Sergei Tolchenov, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada organisasi Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) atas dukungan yang diberikan kepada organisasi Persatuan Wartawan Rusia (Russia Union of Journalists) dalam penyampaian protes atas draft laporan Direktur Jenderal UNESCO (The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organisation), Mrs. Audrey Azoulay. Ucapan terima kasih tersebut disampaikan Dubes Rusia melalui atase bidang media dan publikasi Kedubes Rusia, Mr. Alexander Tumaykin, melalui pesan WhatsApp ke Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, Selasa, 17 Desember 2024.
“Mrs. Azoulay’s report was not accepted, thanks to the efforts of all global community and your help, Wilson,” tulis Alexander Tumaykin dalam pesan singkatnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, draft laporan UNESCO terkait Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas yang disampaikan Audrey Azoulay pada Sidang ke-34 Dewan Kerjasama Antar-pemerintah yang membahas Program Internasional untuk Pengembangan Komunikasi UNESCO di Paris, 21-22 November 2024, tidak menyertakan data dan informasi tentang kondisi wartawan dan perkerja media Rusia yang mengalami pembatasan akses informasi, penangkapan, penyiksaan, dan bahkan pembunuhan secara sengaja, saat melakukan peliputan di medan perang Rusia melawan Ukraina. Draft laporan UNESCO itu mendapat protes keras dari organisasi Persatuan Wartawan Rusia, dan meminta kepada Kedutaan Rusia di berbagai negara untuk menggalang dukungan dari para wartawan di negara tempat bertugas masing-masing.
Berita terkait dapat dilihat di sini: UNESCO Terkesan Berat Sebelah, PPWI Dukung Persatuan Wartawan Rusia Surati Lembaga Dunia Itu (https://pewarta-indonesia.com/2024/12/unesco-terkesan-berat-sebelah-ppwi-dukung-persatuan-wartawan-rusia-surati-lembaga-dunia-itu/)
Kedubes Rusia untuk Indonesia meminta bantuan PPWI memberikan dukungan dalam bentuk surat dukungan dan seruan serta bentuk dukungan lainnya kepada organisasi Persatuan Wartawan Rusia tersebut. Ketum PPWI Wilson Lalengke selanjutnya membuat surat resmi dan video yang berisi Seruan Jurnalis Internasional yang dikirimkan ke koleganya di Persatuan Wartawan Rusia untuk diteruskan ke Dirjen UNESCO dan pihak terkait lainnya di badan dunia, Persatuan Bangsa-Bangsa.
Video Seruan Jurnalis Internasional dapat diakses di sini: The Call of International Journalists on Unacceptable UNESCO’s Report (https://youtu.be/xVESZ6WcXEk)
Hasilnya, laporan Dirjen Audrey Azoulay terkait Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas yang diajukan ke lembaga dunia itu pada tanggal 13 Desember 2024 lalu di Markas PBB di New York, Amerika Serikat, ditolak oleh peserta sidang. Penolakan tersebut disambut gembira oleh Persatuan Wartawan Rusia dengan menyampaikan ucapan terima kasih kepada rekan-rekan jurnalis di seluruh dunia yang sudah memberikan dukungan terhadap perjuangan mereka.
Berikut ini disadurkan kembali secara lengkap isi Seruan Jurnalis Internasional dari PPWI yang juga mengatasnamakan para anggota dan perwakilan PPWI di 25 negara, yang dikirimkan ke UNESCO melalui Persatuan Wartawan Rusia.
_SERUAN JURNALIS INTERNASIONAL_
_Saya, Wilson Lalengke, atas nama segenap anggota organisasi Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) yang berpusat di Jakarta, Indonesia, bersama seluruh perwakilan PPWI di 25 negara di dunia menyerukan kepada Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization – UNESCO), untuk merevisi laporannya terkait data dan informasi tentang keadaan dan kondisi para jurnalis yang bertugas dan menjadi korban perang Ukraina versus Russia. Sebagai bagian dari badan dunia, UNESCO wajib menjadi representase seluruh masyarakat dunia, termasuk bagi kalangan jurnalis dari negara manapun tanpa kecuali._
_Dalam draft laporan UNESCO tentang Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas Jurnalis yang disampaikan pada pertemuan Sesi Ke-34 Dewan Kerjasama Antar Pemerintahan dan Program Internasional tentang Pembangunan Komunikasi UNESCO di Paris pada tanggal 21-22 November 2024 lalu, lembaga tersebut terkesan diskriminatif dan kurang akurat dalam menyajikan data real terkait hambatan, pembatasan akses, penangkapan, penyiksaan, dan pembunuhan, yang dialami kalangan jurnalis, khususnya para jurnalis Rusia. Oleh sebab itu, sekali lagi saya mendesak agar Direktur Jenderal UNESCO, Ibu Audrey Azoulay, segera merevisi dan melengkapi draft laporannya, sebelum dipublikasikan pada tanggal 13 Desember 2024 mendatang, dengan mencantumkan data faktual tentang kondisi dan situasi yang dialami para wartawan Rusia saat melakukan peliputan di medan perang Rusia-Ukraina._
_UNESCO semestinya menjunjung tinggi independensi dan netralitasnya dalam menyampaikan fakta lapangan serta sebagai wasit yang adil bagi semua orang tanpa memandang kewarganegaraan, kebangsaan, ras, agama, dan status sosial, terutama terhadap para pihak yang sedang berkonflik seperti Ukraina dengan Rusia. UNESCO juga harus memegang teguh komitmennya untuk melindungi setiap pekerja jurnalisme dan membela kebebasan berbicara bagi semua pihak._
_Saya berharap Seruan Jurnalis Internasional ini menjadi perhatian bagi semua pihak, para jurnalis di manapun, dan teristimewa bagi Direktur Jenderal UNESCO, Ibu Audrey Asoulay. Terima kasih._
_Jakarta, 11 Desember 2024_
_DEWAN PENGURUS NASIONAL_
_PERSATUAN PEWARTA WARGA INDONESIA_
_Ketua Umum,_
_Mr. Wilson Lalengke_
Selain menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih melalui pesan WhatsApp, Kedutaan Besar Rusia juga mengundang Ketum PPWI, bersama beberapa pekerja media lainnya, untuk menghadiri pertemuan (briefing) dengan Dubes Sergei Tolchenov pada tanggal 20 Desember 2024 mendatang di kediaman Dubes Rusia, Jl. Denpasar Raya, Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam undangan tersebut, disebutkan bahwa topik yang akan dibicarakan antara lain tentang: agenda geopolitik, jadwal kegiatan bilateral Rusia – Indonesia, serta persiapan Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Rusia dengan Indonesia.
“Me and Ambassador hope to meet you in person at the briefing.” Demikian disampaikan Alexander Tumaykin seakan menegaskan agar Ketum PPWI, Wilson Lalengke, dapat meluangkan waktu untuk hadir langsung alias tidak diwakilkan ke pertemuan dengan Dubes Rusia yang belum lama bertugas di Indonesia itu.
Merespon undangan tersebut, Wilson Lalengke menyampaikan bahwa dirinya akan hadir ke acara dimaksud ditemani oleh beberapa Pengurus Nasional PPWI. (APL/Red)
Global
UNESCO Terkesan Berat Sebelah, PPWI Dukung Persatuan Wartawan Rusia Surati Lembaga Dunia Itu
JAKARTA – Dewan Pengurus Nasional Persatuan Pewarta Warga Indonesia (DPN PPWI) mengirimkan surat dukungan kepada Presiden Persatuan Wartawan Rusia (Russian Union of Journalists) untuk menyurati Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organisation – UNESCO) terkait laporan tahunan lembaga internasional itu tentang kondisi wartawan dan pemberitaan di wilayah perang Ukraina – Rusia yang dinilai tendensius dan berpihak kepada Ukraina dan sekutu baratnya. Surat DPN PPWI yang ditandatangani Ketua Umumnya, Wilson Lalengke, tersebut dikirimkan pada Rabu malam (waktu Indonesia), 11 Desember 2024 lalu.
Pada bagian awal suratnya, Wilson Lalengke atas nama PPWI menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas kontribusi Persatuan Wartawan Rusia dalam mendukung kebebasan jurnalisme, kemerdekaan berpendapat, dan keamanan para pekerja media. Hal ini menurut PPWI sangat penting bagi setiap jurnalis dan pewarta di seluruh dunia.
DPN PPWI, lanjut tokoh pers Indonesia ini dalam suratnya, telah menganalisis dengan seksama Draft Laporan tentang Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas yang disampaikan oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, pada Sidang ke-34 Dewan Kerjasama Antar-pemerintah yang membahas tentang Program Internasional untuk Pengembangan Komunikasi UNESCO di Paris, 21-22 November 2024, silam. PPWI berpendapat bahwa draft laporan tersebut didasarkan pada fakta yang tidak dapat diterima dan jelas mengabaikan berbagai kasus pembunuhan yang disengaja terhadap koresponden Rusia oleh pihak Ukraina dan sekutunya.
Pengabaian yang disengaja terhadap informasi resmi yang disampaikan oleh negara-negara Anggota UNESCO terkait pembatasan akses, penghadangan wartawan, penangkapan, penyiksaan dan bahkan pembunuhan terhadap para wartawan Rusia yang akan meliput di medan perang merupakan pelanggaran atas prinsip kesetaraan dan netralitas sebuah lembaga internasional yang independen. Sikap semacam itu jelas bertentangan dengan nilai-nilai dan cita-cita Konstitusi UNESCO, serta merusak citra dan kegunaan lembaga itu bagi masyarakat dunia.
Terkait keberatan terhadap hasil kerja UNESCO tersebut, PPWI menyampaikan rasa solidaritasnya kepada segenap pekerja media massa Rusia dan mendukung penuh surat Presiden Persatuan Wartawan Rusia, Vladimir Soloviev, yang ditujukan kepada pimpinan UNESCO, Audrey Azoulay. Surat dari para wartawan Rusia tersebut pada intinya berisi tuntutan agar isi laporan direvisi dengan memasukkan data objektif terkait rekan-rekan jurnalis Rusia yang gugur, serta informasi mengenai jurnalis Rusia yang menghadapi kekerasan, ancaman, dan penindasan di Ukraina dan negara-negara Barat.
Surat dukungan dari DPN PPWI itu disertai lampiran Seruan Jurnalis Internasional, yang isinya meminta agar UNESCO menjunjung tinggi independensi dan netralitasnya dalam menyampaikan fakta lapangan. Lembaga yang menjadi bagian dari PBB tersebut juga diminta menjadi wasit yang adil bagi semua orang tanpa memandang kewarganegaraan, kebangsaan, ras, agama, dan status sosial, terutama terhadap para pihak yang sedang berkonflik seperti Ukraina dengan Rusia.
Berikut ini disadurkan secara lengkap isi Seruan Jurnalis Internasional dari PPWI yang juga mengatasnamakan para anggota dan perwakilan PPWI di 25 negara, yang dikirimkan ke UNESCO melalui Persatuan Wartawan Rusia.
_SERUAN JURNALIS INTERNASIONAL_
_Saya, Wilson Lalengke, atas nama segenap anggota organisasi Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) yang berpusat di Jakarta, Indonesia, bersama seluruh perwakilan PPWI di 25 negara di dunia menyerukan kepada Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization – UNESCO), untuk merevisi laporannya terkait data dan informasi tentang keadaan dan kondisi para jurnalis yang bertugas dan menjadi korban perang Ukraina versus Russia. Sebagai bagian dari badan dunia, UNESCO wajib menjadi representase seluruh masyarakat dunia, termasuk bagi kalangan jurnalis dari negara manapun tanpa kecuali._
_Dalam draft laporan UNESCO tentang Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas Jurnalis yang disampaikan pada pertemuan Sesi Ke-34 Dewan Kerjasama Antar Pemerintahan dan Program Internasional tentang Pembangunan Komunikasi UNESCO di Paris pada tanggal 21-22 November 2024 lalu, lembaga tersebut terkesan diskriminatif dan kurang akurat dalam menyajikan data real terkait hambatan, pembatasan akses, penangkapan, penyiksaan, dan pembunuhan, yang dialami kalangan jurnalis, khususnya para jurnalis Rusia. Oleh sebab itu, sekali lagi saya mendesak agar Direktur Jenderal UNESCO, Ibu Audrey Azoulay, segera merevisi dan melengkapi draft laporannya, sebelum dipublikasikan pada tanggal 13 Desember 2024 mendatang, dengan mencantumkan data faktual tentang kondisi dan situasi yang dialami para wartawan Rusia saat melakukan peliputan di medan perang Rusia-Ukraina._
_UNESCO semestinya menjunjung tinggi independensi dan netralitasnya dalam menyampaikan fakta lapangan serta sebagai wasit yang adil bagi semua orang tanpa memandang kewarganegaraan, kebangsaan, ras, agama, dan status sosial, terutama terhadap para pihak yang sedang berkonflik seperti Ukraina dengan Rusia. UNESCO juga harus memegang teguh komitmennya untuk melindungi setiap pekerja jurnalisme dan membela kebebasan berbicara bagi semua pihak._
_Saya berharap Seruan Jurnalis Internasional ini menjadi perhatian bagi semua pihak, para jurnalis di manapun, dan teristimewa bagi Direktur Jenderal UNESCO, Ibu Audrey Asoulay. Terima kasih._
_Jakarta, 11 Desember 2024_
_DEWAN PENGURUS NASIONAL_
_PERSATUAN PEWARTA WARGA INDONESIA_
_Ketua Umum,_
_Mr. Wilson Lalengke_
Sebagaimana kiprahnya di dalam negeri, PPWI juga sangat konsern untuk memperjuangkan dan membela hak-hak para wartawan dan pewarta warga di belahan dunia manapun. Dalam mukadimah Deklarasi HAM Internasional yang diadopsi PBB dinyatakan bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada diri setiap orang serta hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua manusia merupakan dasar kebebasan, keadilan, dan perdamaian di dunia.
“Oleh karena itu, kita semua harus memperjuangkan dan membela hak-hak hidup, bebas, adil, dan dunia yang damai bagi semua orang dimanapun berada tanpa pengecualian sama sekali. Inilah komitmen PPWI sejak didirikan 17 tahun lalu,” ungkap Wilson Lalengke dalam pernyataannya kepada media-media di tanah air, Jumat, 13 Desember 2024. (APL/Red)
Global
Maroko, Portugal, dan Spanyol Tuan Rumah Piala Dunia FIFA 2030, Arab Saudi di 2034
ZURICH – Maroko, Portugal, dan Spanyol resmi ditetapkan sebagai negara tuan rumah Piala Dunia FIFA 2030 oleh Kongres Fédération Internationale de Football Association (Kongres FIFA) yang diselenggarakan pada Rabu, 11 Desember 2024. Dalam sesi luar biasa yang dilakukan melalui konferensi video itu, Kongres juga menetapkan Arab Saudi sebagai negara tuan rumah Piala Dunia 2034. Pertemuan yang dipimpin langsung Presiden FIFA, Gianni Infantino, dari Zurich, Swiss, ini para anggota Kongres juga menyetujui pemberian tiga pertandingan peringatan seratus tahun kepada Uruguay, Argentina, dan Paraguay.
Ketiga usulan (FIFA 2030, FIFA 2034, dan tiga pertandingan peringatan 100 tahun – red) tersebut disetujui secara aklamasi oleh 211 federasi anggota FIFA, yang memberikan suara secara terpisah terkait prosedur pencalonan yang diadopsi oleh FIFA dan masing-masing tawaran. Merespon hal tersebut, Infantino mengatakan bahwa di dunia yang terpecah belah saat ini, dapat menyetujui sesuatu seperti ini merupakan pesan yang luar biasa.
“Kita hidup dalam persatuan. Kita hidup dalam inklusivitas. Kita hidup dalam sepak bola,” ungkapnya dengan sungguh-sungguh.
Sementara itu, Presiden Federasi Sepak Bola Kerajaan Maroko (Fédération Royale Marocaine de Football – FRMF), Fouzi Lekjaa, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada federasi anggota FIFA karena telah memungkinkan sesuatu yang disebutnya sebagai momen kebahagiaan bersama, momen yang kaya dalam banyak hal, dimulai dengan representasi universal, yang jarang terlihat atau dialami di bidang lain.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih karena telah memberikan kepercayaan kepada negara saya, Maroko, dan kedua mitra kami, Portugal dan Spanyol, untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2030 bersama-sama,” katanya dalam pidato yang direkam sebelumnya yang disiarkan selama Kongres.
“Kepercayaan yang diberikan kepada negara saya dengan mempertahankan pencalonannya sebagai bagian dari tawaran tripartit merupakan kesaksian lebih lanjut atas kemajuan yang telah dicapai baik dalam persiapan khusus untuk acara tersebut maupun dalam kemajuan negara secara keseluruhan, yang dipimpin oleh visi yang tercerahkan dari Yang Mulia King Mohammed VI,” tambah Lekjaa.
Ini tidak hanya akan berkontribusi pada keberhasilan organisasi, lanjutnya, tetapi juga untuk mencapai apa yang selalu dibela, yaitu bahwa olahraga secara umum, dan sepak bola secara khusus, merupakan pendorong bagi pembangunan sosial-ekonomi dan manusia. “Penawaran tripartit ini akan menjadi sejarah. Ini adalah pertama kalinya acara universal diselenggarakan secara serentak di Afrika, tempat lahirnya Kemanusiaan, dan di Benua Lama, Eropa,” jelas Presiden FRMF menyimpulkan.
Lebih lanjut, seorang pejabat dari auditor independen yang ditugaskan oleh FIFA untuk memverifikasi kepatuhan penawaran untuk Piala Dunia 2030 dan 2034, menyimpulkan bahwa prosedur pengusulan telah dilakukan dengan objektif, berintegritas, dan transparan. Kemantapan usulan tersebut tercermin dalam evaluasi teknis, yang mencakup infrastruktur dan potensi komersial. Maroko-Spanyol-Portugal 2030 menawarkan 20 pilihan stadion yang bervariasi: enam di Maroko, tiga di Portugal, dan 11 di Spanyol.
Ini melampaui persyaratan minimum (14 stadion) yang digariskan untuk Piala Dunia 2030, yang menawarkan fleksibilitas yang cukup untuk memilih tempat yang beragam dan simbolis di ketiga negara. Laporan tersebut lebih lanjut mencatat bahwa stadion Santiago Bernabéu di Madrid, Camp Nou di Barcelona, dan Grand Stade Hassan II di Casablanca telah diajukan untuk pertandingan pembukaan dan final nanti. (PERSISMA/Red)
-
Mangku Bumi5 years ago
HIDUP DHARMA
-
News9 months ago
Diduga Gelapkan Dana Ratusan Calon Pekerja Migran, Pengusaha Ibukota Diajukan Ke Meja Hijau
-
News2 years ago
Geger!! Siswi Kelas 2 Smp Ditemukan Gantung Diri Di Kandang Sapi
-
News10 years ago
Post Format: Gallery
-
News3 years ago
Kasus Ungasan, Orang Misterius Hadir ditengah Upacara sebut Kutukan Telah Jalan
-
Daerah4 years ago
Jangan Sampai Jadi Pemangku Tanggung, Ikuti Kursus Kepemangkuan Disini!
-
Mangku Bumi6 years ago
Mengenal lebih dekat Sareng Ide Sire Empu Dharma Sunu dari Griya Taman Pande Tonja Denpasar
-
Daerah4 years ago
Miris! Nusa Dua Tampak Seperti Abandoned City