Global
Mpu Narotama, Pengabdi Setia Raja Airlangga

Bali – Mpu Narotama, Mahapatih yang membaur dalam kisah kejayaan Kerajaan Kahuripan di bawah naungan Raja Airlangga, bukanlah sekadar sosok pengabdi setia, melainkan arsitek utama dari sebuah narasi epik yang menembus batas sejarah. Dalam perjalanan panjangnya, Narotama tak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga penulis setiap lembaran peristiwa yang melibatkan dedikasi tanpa pamrih, pelarian penuh makna, dan kemenangan agung bagi wangsa Isyana.
Awal perjalanan epik Narotama dan Airlangga di Jawa pada tahun 1006 membuka pintu kisah tragis. Mereka dihadapkan pada serangan tiba-tiba Raja Wurawari yang merenggut Dharmawangsa Teguh. Perjalanan pelarian mereka melalui hutan pegunungan, menyusuri Wanagiri/Wonogiri, Tamwlang, Watugaluh, dan Jolotundho, bukan sekadar peristiwa sejarah, melainkan petualangan yang memperkaya makna keberanian, kesetiaan, dan semangat juang.
Petilasan Mahapatih Narotama, berdampingan dengan petirtaan Jolotundo di Mojokerto, menjadi tempat yang menyimpan berbagai jejak sejarah ini. Gelar Rakryan Kanuruhan yang diterimanya pada tahun 1009 tak hanya mencerminkan kontribusinya dalam membangun kembali Kerajaan Isyana, tetapi juga menorehkan namanya dalam prasasti Pucangan hingga tahun 1041, menjadi saksi bisu akan kebijaksanaan dan warisan spiritual yang mendalam.
Puncak epik Narotama tercapai pada tahun 1032, ketika bersama Raja Airlangga dan Mpu Niti, mereka membalaskan dendam terhadap Raja Wurawari. Kemenangan ini tak hanya mengembalikan kehormatan bagi Wangsa Isyana, tetapi juga mengukuhkan peran Narotama sebagai pilar moral dan kebijaksanaan di tengah gejolak politik yang kompleks.
Namun, NAROTAMA adalah lebih dari sekadar pengabdi setia Raja Airlangga. Ia adalah seorang cendikiawan dan mahapatih yang menjalankan roda pemerintahan dengan penuh kebijaksanaan. Gelar lengkapnya, Rakryan Kanuruhan Mpu Dharmamurti Narottama Danasura, tidak hanya menggambarkan kecendekiawanannya, tetapi juga dedikasinya yang tak tergoyahkan.
Dalam Prasasti Pucangan, tertulis: “Pada 963 Tarikh Cyaka (th 1042 Masehi) Airlangga, putera pertama Raja Udayana dari Kerajaan Bedahulu Bali, melangsungkan penikahan dengan puteri Raja Dharmawangsa di Kahuripan.” Pesta perkawinan itu terhenti karena serbuan dan penaklukan oleh Kerajaan Wurawari, memaksa Airlangga hidup dalam pengasingan.
Peran NAROTAMA dalam hidup Airlangga menjadi tak tergantikan. Dimulai dari Bali hingga masa pengasingan, Narotama setia mendampingi, menyiapkan, dan mendidik Airlangga. Dedikasinya membawa Airlangga menjadi raja yang tangguh, merebut kembali tahta Kahuripan, dan menjadi seorang Maharaja.
Berkat jerih payah Narotama, serta dengan ketekunan dan semangat tinggi, Airlangga dapat membaktikan diri bagi negaranya. Narotama, bukan hanya seorang pengabdi setia, tetapi penuntun dan pelatih bagi seorang raja yang akhirnya menjadi puncak kejayaan Kerajaan Kahuripan. Dalam alurnya yang penuh liku, kisah Narotama membentuk landasan kokoh bagi gemilangnya Kerajaan Kahuripan. (Tim)

Global
Benarkah Bermain Saham Sama dengan Berjudi?

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M. – Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar
Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah pidato pernah menyamakan bermain saham dengan berjudi. Pernyataan ini tentu memicu perdebatan di kalangan masyarakat dan pelaku pasar modal. Dalam pidatonya pada acara Milad Ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Prabowo menyampaikan bahwa bagi masyarakat kecil, bermain saham sering kali dianggap serupa dengan praktik perjudian karena penuh risiko dan cenderung merugikan.
Saham dalam Perspektif Ekonomi
Dalam teori ekonomi, saham adalah instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Dengan membeli saham, seorang investor berhak atas sebagian keuntungan perusahaan serta memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham. Pasar saham sendiri berfungsi sebagai platform di mana saham diperjualbelikan, memungkinkan perusahaan memperoleh modal serta investor mendapatkan keuntungan.
Di era modern, kemajuan ekonomi suatu negara sering kali diukur melalui aktivitas di pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencerminkan kinerja pasar saham Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG menunjukkan perubahan sebesar 3,25% secara year-to-date, dengan ditutup pada level 7.036,57 pada 27 Desember 2024. Dalam tiga bulan terakhir, IHSG mengalami fluktuasi:
Desember 2024: IHSG berada di level 7.036,57.
Januari 2025: Mengalami penurunan ke level 6.900.
Februari 2025: Kembali naik ke level 7.050.
Fluktuasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, serta sentimen investor.
Pasar Saham: Investasi atau Judi?
Beberapa teori ekonomi mendukung pentingnya pasar saham dalam perekonomian:
1. Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) – Dikemukakan oleh Eugene Fama (1970), teori ini menyatakan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia, sehingga tidak ada investor yang dapat secara konsisten mengalahkan pasar tanpa keunggulan informasi.
2. Teori Portofolio Modern (Modern Portfolio Theory) – Harry Markowitz (1952) menekankan pentingnya diversifikasi investasi untuk meminimalkan risiko.
3. Teori Keagenan (Agency Theory) – Jensen & Meckling (1976) membahas hubungan antara pemegang saham dan manajemen perusahaan dalam menciptakan nilai yang optimal.
Jika yang dimaksud Prabowo dengan “bermain saham sama dengan berjudi” adalah spekulasi tanpa analisis yang matang, maka argumen tersebut dapat diterima. Banyak investor pemula terjebak dalam pola investasi berbasis emosi, membeli saham hanya berdasarkan tren sesaat tanpa mempertimbangkan nilai fundamental perusahaan.
Namun, jika saham secara keseluruhan disamakan dengan judi, pendapat ini kurang tepat. Dalam investasi jangka panjang, saham justru menjadi salah satu instrumen utama untuk pertumbuhan aset dan perekonomian.
Volatilitas Pasar Saham dan Edukasi Investor
Kritik terhadap volatilitas pasar saham sering kali dikaitkan dengan kerugian besar yang dialami investor dalam waktu singkat. Namun, volatilitas adalah karakteristik alami dari pasar keuangan, bukan indikasi bahwa saham sama dengan judi. Regulasi yang kuat dan edukasi bagi investor dapat mengurangi risiko spekulasi berlebihan yang mendekati praktik perjudian.
Di tingkat global, negara-negara dengan pasar saham yang maju cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil. Investor yang memahami risiko dan strategi investasi dapat memperoleh keuntungan signifikan tanpa harus mengandalkan keberuntungan semata.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi pernyataan Presiden dengan menekankan pentingnya literasi masyarakat tentang investasi di pasar modal. Edukasi yang memadai dapat membantu investor memahami risiko dan potensi keuntungan dalam berinvestasi saham, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan terinformasi.(***)
Global
Mampukah THR Mendorong Pertumbuhan Ekonomi?

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE., MM.
Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar
DENPASAR – Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) pada bulan ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, penting untuk memahami bahwa pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi tidak sekuat pertumbuhan yang didorong oleh produksi dan investasi.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Robert M. Solow (1956) menekankan peran akumulasi modal, tenaga kerja, dan teknologi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Solow berpendapat bahwa tanpa investasi dalam modal dan teknologi, pertumbuhan ekonomi akan mencapai titik jenuh.
Sementara itu, Joseph Schumpeter (1934) menekankan pentingnya inovasi dan peran pengusaha dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui konsep destruksi kreatif. Dalam proses ini, inovasi menggantikan teknologi dan produk lama dengan yang baru, menciptakan dinamika ekonomi yang lebih maju.
Peran Konsumsi dalam PDB
Data empiris menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga merupakan komponen utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Pada 2022, konsumsi rumah tangga menyumbang 54,42% dari total PDB.
Pada 2023, kontribusi ini meningkat menjadi 55,12%.
Pada 2024, angkanya mencapai 55,60%.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini didorong oleh peningkatan pendapatan dan stabilitas ekonomi.
Di sisi lain, investasi—yang diukur melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)—juga mengalami pertumbuhan:
2022: tumbuh 4,91%
2023: meningkat menjadi 5,45%
2024: mencapai 5,03%
Pertumbuhan investasi ini mencerminkan peningkatan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Dinamika Ekonomi Bali
Khusus untuk Bali, perekonomian menunjukkan tren positif pasca pandemi.
Pada Triwulan I 2024, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali atas dasar harga berlaku mencapai Rp69,61 triliun.
Pada Triwulan II 2024, meningkat menjadi Rp74,77 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh pemulihan sektor pariwisata serta peningkatan konsumsi dan investasi lokal.
Konsumsi vs Investasi, Mana yang Lebih Berkelanjutan?
Secara teori, meskipun konsumsi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, ketergantungan yang berlebihan pada konsumsi dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekonomi. Tanpa peningkatan kapasitas produksi melalui investasi, lonjakan permintaan justru dapat menyebabkan inflasi dan defisit neraca perdagangan akibat peningkatan impor.
Sebaliknya, investasi dalam infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia dapat meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Sebagai contoh:
Investasi di sektor manufaktur dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan mendorong konsumsi.
Investasi dalam teknologi dapat meningkatkan efisiensi produksi, menurunkan biaya, dan meningkatkan daya saing produk domestik di pasar internasional.
Strategi Jangka Panjang
Meskipun pencairan THR dan peningkatan konsumsi dapat memberikan dorongan sementara bagi pertumbuhan ekonomi, strategi jangka panjang harus difokuskan pada peningkatan investasi dan produksi.
Pendekatan ini sejalan dengan pandangan Solow dan Schumpeter bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memerlukan investasi dalam modal, teknologi, dan inovasi. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi harus:
Mendorong iklim investasi yang kondusif.
Mengembangkan teknologi dan inovasi.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Selain itu, diversifikasi ekonomi juga menjadi faktor penting. Misalnya, Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata perlu mengembangkan sektor lain, seperti pertanian dan industri kreatif, untuk meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap guncangan eksternal.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, konsumsi memang memainkan peran penting dalam perekonomian. Namun, pertumbuhan yang berbasis produksi dan investasi menawarkan fondasi yang lebih kuat dan berkelanjutan bagi pembangunan ekonomi jangka panjang.
Oleh karena itu, kebijakan ekonomi yang menyeimbangkan konsumsi dengan investasi dan produksi adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.(***)
Global
Mereka-reka Dampak Ekonomi Kedatangan Kapal Pesiar

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M
Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar
Pada tahun 2025, Bali diperkirakan akan kedatangan 77 kapal pesiar. Kedatangan kapal pesiar ini berpotensi membawa dampak yang cukup signifikan bagi perekonomian Bali. Kapal pesiar umumnya membawa ribuan penumpang yang merupakan wisatawan berkualitas dengan tingkat pengeluaran lebih tinggi dibandingkan wisatawan reguler. Kehadiran mereka tidak hanya menjadi peluang besar bagi industri pariwisata, tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.
Saat kapal pesiar berlabuh, ribuan wisatawan akan turun ke daratan Bali dan menikmati berbagai destinasi wisata unggulan, mulai dari pantai eksotis, kawasan budaya di Ubud, hingga pusat perbelanjaan dan restoran kelas atas di Kuta, Legian, Seminyak, dan Canggu. Wisatawan ini cenderung membelanjakan uang mereka untuk layanan premium, seperti pengalaman kuliner mewah, spa eksklusif, hingga tur pribadi ke tempat-tempat bersejarah dan budaya. Hal ini memberikan dampak positif terhadap pendapatan pelaku usaha lokal, termasuk hotel, restoran, penyedia jasa transportasi, serta pemandu wisata.
Selain itu, sektor ekonomi kreatif dan UMKM Bali juga akan mendapatkan manfaat besar dari meningkatnya permintaan akan produk khas Bali, seperti kerajinan tangan, kain tradisional, perhiasan perak, hingga kopi dan rempah-rempah. Wisatawan kapal pesiar yang memiliki daya beli tinggi sering kali mencari produk berkualitas sebagai oleh-oleh, sehingga permintaan terhadap barang premium akan meningkat. Dengan demikian, pelaku UMKM memiliki peluang besar untuk meningkatkan produksi dan memperluas pasar mereka.
Tidak hanya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, kedatangan kapal pesiar dalam jumlah besar juga akan berdampak pada sektor transportasi dan logistik. Penyedia jasa angkutan darat, seperti taksi, bus wisata, dan kendaraan sewa, akan mengalami lonjakan permintaan, terutama untuk perjalanan dari pelabuhan menuju berbagai destinasi wisata. Di sisi lain, industri penyediaan bahan baku untuk sektor pariwisata, seperti makanan, minuman, dan perlengkapan akomodasi, juga akan mengalami peningkatan permintaan yang signifikan.
Dari perspektif makroekonomi, peningkatan jumlah wisatawan kapal pesiar akan mendorong pertumbuhan ekonomi Bali melalui peningkatan penerimaan daerah, baik dari pajak maupun kontribusi sektor pariwisata lainnya. Pemerintah daerah juga akan mendapatkan keuntungan dari tingginya perputaran uang di sektor-sektor yang terkait langsung dengan pariwisata, sehingga dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan peningkatan layanan publik.
Namun, dampak positif ini harus diimbangi dengan kesiapan infrastruktur dan tata kelola pariwisata yang baik. Pemerintah dan pelaku industri perlu memastikan bahwa fasilitas pelabuhan mampu menangani arus wisatawan dalam jumlah besar serta menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Dengan perencanaan yang matang, kedatangan 77 kapal pesiar di Bali sepanjang tahun 2025 akan menjadi momentum penting bagi pemulihan dan penguatan ekonomi Bali di era pasca-pandemi.(***)
-
Mangku Bumi5 years ago
HIDUP DHARMA
-
News1 year ago
Diduga Gelapkan Dana Ratusan Calon Pekerja Migran, Pengusaha Ibukota Diajukan Ke Meja Hijau
-
News2 years ago
Geger!! Siswi Kelas 2 Smp Ditemukan Gantung Diri Di Kandang Sapi
-
News10 years ago
Post Format: Gallery
-
News3 years ago
Kasus Ungasan, Orang Misterius Hadir ditengah Upacara sebut Kutukan Telah Jalan
-
Daerah4 years ago
Jangan Sampai Jadi Pemangku Tanggung, Ikuti Kursus Kepemangkuan Disini!
-
Mangku Bumi7 years ago
Mengenal lebih dekat Sareng Ide Sire Empu Dharma Sunu dari Griya Taman Pande Tonja Denpasar
-
Daerah4 years ago
Miris! Nusa Dua Tampak Seperti Abandoned City