Global
Kepengurusan DPD PPWI Lampung dan DPC PPWI Bandar Lampung Resmi Dilantik

GatraDewata.Com, Bandar Lampung –
Jajaran Kepengurusan DPD PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) Provinsi Lampung masa bakti 2017 – 2022 resmi dilantik dan dikukuhkan di Bandar Lampung, Kamis, 8 Maret 2018.
Peresmian dan pengukuhan pengurus DPD PPWI Lampung yang dilaksanakan mulai pukul 08.00 wib di Gedung Pusiban, Kantor Pemprov Lampung tersebut bersamaan dengan pelantikan DPC PPWI Kota Bandar Lampung.
Upacara pelantikan dihadiri langsung oleh Ketua Umum PPWI Nasional, Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, yang sekaligus bertugas melantik kedua kepengurusan di Lampung tersebut. Acara ini turut dihadiri dan disaksikan pejabat di Lingkungan Provinsi Lampung, diantaranya PJ. Gubernur Lampung yang diwakili oleh Kadis Infokom Pemprov Krisna Putra, Danrem 043 Garuda Hitam yang diwakili oleh Kapenrem 043/Gatam Mayor Czi I Made Arimbawa, Kapolda Lampung yang diwakilkan oleh Kombes Pol Solichin, Walikota Bandar Lampung yang diwakili oleh Kadis Infokom Pemkot Bandar Lampung, Anggota DPD RI dari Provinsi Lampung, Ir. Anang Prihantoro serta 200-an undangan dari kalangan mahasiswa, pelajar, guru, ormas pemuda dan rekan pers di Kota Bandar Lampung.
Para pengurus DPD PPWI Lampung periode 2017-2022 yang dilantik beberapa hari lalu diketuai oleh Edi Suryadi, SE, seorang aktivis antikorupsi yang juga aktif menulis di Koran Online Pewarta Indonesia (KOPI). Sedangkan kepengurusan DPC PPWI Kota Bandar Lampung dipimpin ketuanya Sudirman atau yang akrab dipanggil Buyung. Dalam kesehariannya, Bang Buyung adalah seorang kontraktor dan aktivis sosial yang sangat peduli dalam kemajuan Provisinsi Lampung, Kota Bandar Lampung pada khususnya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PPWI Nasional Wilson Lalengke menjelaskan bahwa PPWI adalah suatu organisasi yang mewadahi setiap warga masyarakat tanpa melihat latarbelakang masing-masing, yang aktif menjalankan fungsi jurnalistik dalam berbagi informasi sesama warga. Setiap warga Negara berhak memberitakan atau mempublikasikan suatu peristiwa kepada seluruh elemen masyarakat dan tentunya untuk tujuan kemajuan bangsa dan negara. Wilson menegaskan juga bahwa penguasaan terhadap informasi sangat penting bagi setiap orang. “Siapa mengusai informasi, maka dia mengusai dunia,” ujar alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu.
Seusai pelantikan, acara tersebut dilanjutkan dengan seminar Wawasan Kebangsaan yang bertema “Meningkatkan Moralitas Generasi Muda dengan Jiwa Pergerakan Baru”, menghadirkan pemateri Ir. Anang Prihantoro, selaku Anggota DPD RI dari Provinsi Lampgung. Dalam paparannya Ir. Anang Prihantoro, mengobarkan semangat perubahan dengan motto “Kita Bisa”, yang disambut kompak dan antusias oleh seluruh peserta seminar yang diikuti ratusan mahasiwa dan pelajar ini.
Selain itu juga diadakan sosialisasi tentang bahaya Narkoba dengan pembicara dari BNNP Lampung, mengingat bahaya narkoba mengancam generasi muda penerus bangsa. (SPR/Red)

Global
Segenap Manajemen Kura Kura Bali Mengucapkan Rahajeng nyanggra rahina Galungan lan Kuningan

“Dumogi Ida Sang Hyang Widhi Wasa suaeca Asung Kertha Wara Nugraha ring semeton sareng sami”
Global
Benarkah Bermain Saham Sama dengan Berjudi?

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M. – Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar
Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah pidato pernah menyamakan bermain saham dengan berjudi. Pernyataan ini tentu memicu perdebatan di kalangan masyarakat dan pelaku pasar modal. Dalam pidatonya pada acara Milad Ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Prabowo menyampaikan bahwa bagi masyarakat kecil, bermain saham sering kali dianggap serupa dengan praktik perjudian karena penuh risiko dan cenderung merugikan.
Saham dalam Perspektif Ekonomi
Dalam teori ekonomi, saham adalah instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Dengan membeli saham, seorang investor berhak atas sebagian keuntungan perusahaan serta memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham. Pasar saham sendiri berfungsi sebagai platform di mana saham diperjualbelikan, memungkinkan perusahaan memperoleh modal serta investor mendapatkan keuntungan.
Di era modern, kemajuan ekonomi suatu negara sering kali diukur melalui aktivitas di pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencerminkan kinerja pasar saham Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG menunjukkan perubahan sebesar 3,25% secara year-to-date, dengan ditutup pada level 7.036,57 pada 27 Desember 2024. Dalam tiga bulan terakhir, IHSG mengalami fluktuasi:
Desember 2024: IHSG berada di level 7.036,57.
Januari 2025: Mengalami penurunan ke level 6.900.
Februari 2025: Kembali naik ke level 7.050.
Fluktuasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, serta sentimen investor.
Pasar Saham: Investasi atau Judi?
Beberapa teori ekonomi mendukung pentingnya pasar saham dalam perekonomian:
1. Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) – Dikemukakan oleh Eugene Fama (1970), teori ini menyatakan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia, sehingga tidak ada investor yang dapat secara konsisten mengalahkan pasar tanpa keunggulan informasi.
2. Teori Portofolio Modern (Modern Portfolio Theory) – Harry Markowitz (1952) menekankan pentingnya diversifikasi investasi untuk meminimalkan risiko.
3. Teori Keagenan (Agency Theory) – Jensen & Meckling (1976) membahas hubungan antara pemegang saham dan manajemen perusahaan dalam menciptakan nilai yang optimal.
Jika yang dimaksud Prabowo dengan “bermain saham sama dengan berjudi” adalah spekulasi tanpa analisis yang matang, maka argumen tersebut dapat diterima. Banyak investor pemula terjebak dalam pola investasi berbasis emosi, membeli saham hanya berdasarkan tren sesaat tanpa mempertimbangkan nilai fundamental perusahaan.
Namun, jika saham secara keseluruhan disamakan dengan judi, pendapat ini kurang tepat. Dalam investasi jangka panjang, saham justru menjadi salah satu instrumen utama untuk pertumbuhan aset dan perekonomian.
Volatilitas Pasar Saham dan Edukasi Investor
Kritik terhadap volatilitas pasar saham sering kali dikaitkan dengan kerugian besar yang dialami investor dalam waktu singkat. Namun, volatilitas adalah karakteristik alami dari pasar keuangan, bukan indikasi bahwa saham sama dengan judi. Regulasi yang kuat dan edukasi bagi investor dapat mengurangi risiko spekulasi berlebihan yang mendekati praktik perjudian.
Di tingkat global, negara-negara dengan pasar saham yang maju cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil. Investor yang memahami risiko dan strategi investasi dapat memperoleh keuntungan signifikan tanpa harus mengandalkan keberuntungan semata.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi pernyataan Presiden dengan menekankan pentingnya literasi masyarakat tentang investasi di pasar modal. Edukasi yang memadai dapat membantu investor memahami risiko dan potensi keuntungan dalam berinvestasi saham, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan terinformasi.(***)
Global
Mampukah THR Mendorong Pertumbuhan Ekonomi?

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE., MM.
Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar
DENPASAR – Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) pada bulan ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, penting untuk memahami bahwa pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi tidak sekuat pertumbuhan yang didorong oleh produksi dan investasi.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Robert M. Solow (1956) menekankan peran akumulasi modal, tenaga kerja, dan teknologi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Solow berpendapat bahwa tanpa investasi dalam modal dan teknologi, pertumbuhan ekonomi akan mencapai titik jenuh.
Sementara itu, Joseph Schumpeter (1934) menekankan pentingnya inovasi dan peran pengusaha dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui konsep destruksi kreatif. Dalam proses ini, inovasi menggantikan teknologi dan produk lama dengan yang baru, menciptakan dinamika ekonomi yang lebih maju.
Peran Konsumsi dalam PDB
Data empiris menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga merupakan komponen utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Pada 2022, konsumsi rumah tangga menyumbang 54,42% dari total PDB.
Pada 2023, kontribusi ini meningkat menjadi 55,12%.
Pada 2024, angkanya mencapai 55,60%.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini didorong oleh peningkatan pendapatan dan stabilitas ekonomi.
Di sisi lain, investasi—yang diukur melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)—juga mengalami pertumbuhan:
2022: tumbuh 4,91%
2023: meningkat menjadi 5,45%
2024: mencapai 5,03%
Pertumbuhan investasi ini mencerminkan peningkatan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Dinamika Ekonomi Bali
Khusus untuk Bali, perekonomian menunjukkan tren positif pasca pandemi.
Pada Triwulan I 2024, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali atas dasar harga berlaku mencapai Rp69,61 triliun.
Pada Triwulan II 2024, meningkat menjadi Rp74,77 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh pemulihan sektor pariwisata serta peningkatan konsumsi dan investasi lokal.
Konsumsi vs Investasi, Mana yang Lebih Berkelanjutan?
Secara teori, meskipun konsumsi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, ketergantungan yang berlebihan pada konsumsi dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekonomi. Tanpa peningkatan kapasitas produksi melalui investasi, lonjakan permintaan justru dapat menyebabkan inflasi dan defisit neraca perdagangan akibat peningkatan impor.
Sebaliknya, investasi dalam infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia dapat meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Sebagai contoh:
Investasi di sektor manufaktur dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan mendorong konsumsi.
Investasi dalam teknologi dapat meningkatkan efisiensi produksi, menurunkan biaya, dan meningkatkan daya saing produk domestik di pasar internasional.
Strategi Jangka Panjang
Meskipun pencairan THR dan peningkatan konsumsi dapat memberikan dorongan sementara bagi pertumbuhan ekonomi, strategi jangka panjang harus difokuskan pada peningkatan investasi dan produksi.
Pendekatan ini sejalan dengan pandangan Solow dan Schumpeter bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memerlukan investasi dalam modal, teknologi, dan inovasi. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi harus:
Mendorong iklim investasi yang kondusif.
Mengembangkan teknologi dan inovasi.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Selain itu, diversifikasi ekonomi juga menjadi faktor penting. Misalnya, Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata perlu mengembangkan sektor lain, seperti pertanian dan industri kreatif, untuk meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap guncangan eksternal.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, konsumsi memang memainkan peran penting dalam perekonomian. Namun, pertumbuhan yang berbasis produksi dan investasi menawarkan fondasi yang lebih kuat dan berkelanjutan bagi pembangunan ekonomi jangka panjang.
Oleh karena itu, kebijakan ekonomi yang menyeimbangkan konsumsi dengan investasi dan produksi adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.(***)
-
Mangku Bumi6 years ago
HIDUP DHARMA
-
News1 year ago
Diduga Gelapkan Dana Ratusan Calon Pekerja Migran, Pengusaha Ibukota Diajukan Ke Meja Hijau
-
News2 years ago
Geger!! Siswi Kelas 2 Smp Ditemukan Gantung Diri Di Kandang Sapi
-
News10 years ago
Post Format: Gallery
-
Daerah4 years ago
Jangan Sampai Jadi Pemangku Tanggung, Ikuti Kursus Kepemangkuan Disini!
-
News3 years ago
Kasus Ungasan, Orang Misterius Hadir ditengah Upacara sebut Kutukan Telah Jalan
-
Mangku Bumi7 years ago
Mengenal lebih dekat Sareng Ide Sire Empu Dharma Sunu dari Griya Taman Pande Tonja Denpasar
-
Daerah4 years ago
Miris! Nusa Dua Tampak Seperti Abandoned City