Daerah
Hadirkan Pusat Belanja Terkemuka, Mitsubishi Estate Dan GOBI Buka ‘The Grand Outlet’ Di Kawasan Ekonomi Khusus Kura Kura Bali

DENPASAR, Indonesia – Bertempat di IUD Campus Kura Kura Bali dikawasan pulau Serangan, telah dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Mitsubishi Estate Group dan Grand Outlet Bali Investama (GOBI), anak perusahaan PT Bali Turtle Island Development (BTID), untuk mengembangkan sebuah pusat perbelanjaan bernama The Grand Outlet Bali di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali (18/12/2023)
The Grand Outlet Bali ini dirancang untuk menjadi tujuan belanja ritel terkemuka dan berskala internasional, dengan menyediakan berbagai merek mewah dari beragam produk pakaian, tas dan koper, aksesoris, dan lainnya.
Proyek ini direncanakan akan dibangun di atas lahan seluas 4,7 hektar, dengan total investasi sekitar US$100 juta (sekitar Rp1,5 triliun).

Imajinasi visual dari The Grand Oulet Bali di KEK Kura Kura Bali
Proyek ini terinspirasi oleh konsep ‘Desa Bhinneka,’ yang berarti “Desa untuk Komunitas yang Beragam”, dimana akan menampilkan beragam tempat rekreasi dengan pemandangan indah dan jalan di tepi pantai yang melayani pengunjung domestik maupun internasional, penggemar mode, pencinta kuliner, dan keluarga.
Setelah proses pembangunan rampung, pusat perbelanjaan ini akan menjanjikan kemewahan, kegiatan berbelanja, relaksasi, dan kemeriahan yang sarat dengan nuansa Bali.
Ditambah lagi dengan lokasinya yang strategis, hanya 15 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai, dan berada di antara Nusa Dua dan Sanur, yang merupakan kawasan wisata utama di Bali.
Dengan beragam penawaran ini, pengunjung bisa mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan dan merasakan keragaman budaya Bali.
The Grand Outlet Bali siap untuk menjadi tujuan utama yang populer dan berkesan bagi pengunjungnya.
Kolaborasi antara BTID dengan Mitsubishi Estate di Bali ini mengikuti pembangunan The Grand Outlet – East Jakarta, Karawang, yakni sebuah pusat perbelanjaan mewah yang berlokasi di Jawa Barat.
Bapak Koji Segawa, Kurebayashi, Managing Director Mitsubishi Estate Asia Pte. Ltd. (MEA), Mitsubishi Estate Co. Ltd (MEC), kantor pusat regional Mitsubishi Estate Co, Ltd (MEA) untuk wilayah Asia Tenggara dan Oseania, mengatakan, “Kami sangat yakin bahwa The Grand Outlet Bali akan memberikan nilai tambah bagi Kawasan Ekonomi Khusus Kura Kura Bali, dengan menawarkan pengalaman berbelanja yang eksklusif.”
KEK Kura Kura Bali merupakan sebuah kawasan pengembangan terpadu yang bertujuan untuk mendorong pembangunan ekonomi dan investasi di Bali.
KEK Kura Kura Bali juga memberikan insentif fiskal dan non-fiskal kepada investor yang memulai bisnis di wilayah tersebut.
Selain itu, kawasan KEK Kura Kura Bali ini akan mengembangkan kegiatan pariwisata bertaraf Internasional, termasuk marina, hotel dan resor, institusi pendidikan dengan fasilitas terbaik, pusat gaya hidup sehat dan kegiatan lainnya untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan tetap melestarikan hutan bakau yang ada di dalam kawasan.
Presiden Direktur PT BTID, Tuti Hadiputranto menyambut baik pembangunan The Grand Outlet Bali.
“Kami sangat senang menyambut proyek ini karena akan membawa semangat baru bagi KEK Kura Kura Bali. Kami ingin para pengunjung kawasan ini dapat menikmati budaya Bali yang indah dan menikmati kecantikan lansekapnya, sambil berbelanja di destinasi kelas atas yang modern ini. Para calon investor di kawasan ini dikurasi dengan cermat untuk memastikan Kawasan Ekonomi Khusus Kura Kura Bali menjadi tujuan wisata berkualitas di Bali,” demikian disampaikannya.
Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia telah menetapkan Kura Kura Bali sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dengan tujuan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan investasi di Bali, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta menjadikan Bali sebagai tujuan wisata internasional berkualitas. (Brv)

Daerah
Dukung Penuh Petani, Bupati Kembang Salurkan ribuan Bibit Tanaman dan Pupuk Organik

Jembrana – Kakao menjadi komoditas unggulan di kabupaten Jembrana yang mendapat perhatian khusus dari Pemkab Jembrana mulai dari hulu sampai hilir sehingga kakao Jembrana mampu merambah pangsa pasar dunia Internasional.
Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, Pemkab Jembrana terus mendorong mewujudkan kebun-kebun kakao yang bersertifikasi yang mampu menghasilkan produk kakao fermentasi dengan kualitas “Organik Aromatik Spesifik”.
Upaya itu pun direalisasikan dengan pemberian bantuan 19.999 bibit kakao unggul dan 99,9 ton pupuk organik kepada 8 subak abian dan kelompok tani di Kabupaten Jembrana oleh Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, Minggu (11/5) di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

Bupati Kembang saat melakukan simbolis penyerahan bibit kakao di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.
“Hari ini saya ingin bibit yang diterima cukup banyak ini dengan anggaran hampir setengah miliar yang murni dianggarkan dari APBD supaya bisa betul-betul bermanfaat,” ucap Bupati Kembang, usai acara penyerahan secara simbolis.
Diharapkan, pemberian bantuan bibit unggul dan pupuk organik dapat memicu peningkatan produktivitas dan daya saing produk kakao, yang pada saat ini produksinya mencapai 3.000 ton pertahun.
Kakao Jembrana yang telah berhasil menembus pasar ekspor, menjadi pemacu semangat Bupati Kembang Hartawan dan Wabup Patriana Krisna untuk terus mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas kakao ini. Salah satu upayanya juga dengan meminta dana bagi hasil melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) di bawah Kementerian Keuangan RI.
“Karena kakao kita sudah menembus pasar ekspor, maka kita akan bersurat, sehingga nanti harapannya kita mendapat dana bagi hasil cukai kakao, dan kita akan gunakan dana itu sepenuhnya untuk petani kakao,” ujar Bupati Kembang.
Pihaknya menegaskan tidak akan mengembangkan terlalu banyak jenis komoditi perkebunan, pengembangan kakao akan menjadi prioritas untuk semakin meningkatkan posisi Jembrana sebagai produsen kakao berkualitas dunia.
“Tidak banyak jenis yang kita kembangkan, yang kita utamakan justru kakao. Mudah-mudahan, kita doakan petani kita sukses semua,” tutupnya.
Daerah
Tegas! Polsek Gilimanuk Kembalikan Anak Punk Tanpa Identitas

Jembrana – Sebanyak lima orang anak punk yang masuk ke Bali tanpa dilengkapi identitas resmi berhasil diamankan di kawasan SPBU Gilimanuk, Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Rabu (30/4) siang. Penanganan cepat dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Babinsa, Satpol PP dan Linmas Kelurahan Gilimanuk dengan didampingi aparat setempat, demi menjaga kondusivitas wilayah pintu gerbang Bali tersebut.
Kejadian bermula sekitar pukul 12.30 Wita, saat petugas melakukan patroli rutin di seputaran Pelabuhan Gilimanuk. Mereka menemukan lima pemuda bergaya punk yang mencurigakan tanpa membawa kelengkapan identitas diri. Dari hasil pendataan, kelima orang tersebut masing-masing bernama Trian (21), Dean (27), Ahmad Bajuri (32), Edi (24), dan Hisan Fauzi (25), seluruhnya berasal dari Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, kelima anak punk ini mengaku berangkat dari Bandung dengan tujuan Denpasar. Namun, untuk menghindari pemeriksaan petugas di pintu masuk resmi Pelabuhan Gilimanuk, mereka memilih berjalan kaki melewati jalur pesisir pantai.

Kelima anak punk tanpa identitas dikembalikan ke pulau jawa dengan dikawal ketat anggota kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk
Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Kompol I Komang Muliyadi, S.H., M.M., menyatakan bahwa pihaknya memang rutin memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang keluar-masuk Bali, khususnya di area pelabuhan. “Kami selalu tekankan personel di pos-pos pemeriksaan, termasuk mengawasi jalur-jalur tidak resmi yang kerap dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Selanjutnya, Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma yang didampingi Kasi Trantib, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan personel Pol PP setempat, langsung memberikan pembinaan dan imbauan kepada para anak punk tersebut. Mereka diingatkan agar tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum maupun lalu lintas jalan.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kelima anak punk itu akhirnya diputuskan untuk dikembalikan ke daerah asal. Pada pukul 14.20 Wita, mereka diberangkatkan menggunakan KMP Trisakti Elfina melalui Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. Pengawalan ketat dilakukan hingga mereka naik ke atas kapal oleh personel Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Lurah Gilimanuk, Satpol PP, Linmas, dan Bhabinkamtibmas.
Daerah
Bersama dalam Sunyi, Warga Serangan dan BTID Bangun Masa Depan

DENPASAR – Di tengah dinamika pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Desa Adat Serangan dan PT Bali Turtle Island Development (BTID) menunjukkan kolaborasi yang kuat dan konsisten. Tanpa banyak sorotan, keduanya terus berjalan beriringan membangun kawasan dengan semangat kebersamaan dan saling percaya.
Sejak lama, hubungan antara warga Serangan dan BTID tidak hanya bersifat formal, tapi juga personal dan kekeluargaan. Dalam setiap aspek kehidupan—adat, budaya, lingkungan, hingga pembangunan—masyarakat dilibatkan secara aktif.
“Keterbukaan untuk berkomunikasi selalu kita jaga. Tidak semua harus diumumkan, yang penting kepercayaan dan niat baik,” ujar Jro Ketut Sudiarsa, Mangku Pura Pat Payung.
Jro Ketut menyampaikan dukungan penuh terhadap pembangunan KEK Kura Kura Bali, seraya berharap berkah dari Ida Betara Dalem Pat Payung agar semua rencana berjalan lancar.
Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, menegaskan pentingnya menjaga harmoni. Ia menyebut bahwa komunikasi adalah kunci untuk merawat hubungan yang baik, termasuk dengan investor seperti BTID.
“Kami ingin pembangunan ini membawa manfaat dan kesejahteraan bagi warga. Kura Kura Bali adalah bagian dari desa kami,” ujarnya.
Kontribusi nyata BTID selama ini juga tak sedikit. Sejak kesepakatan tahun 1998, BTID telah menyerahkan lahan lebih dari 7 hektar, menyediakan fasilitas umum, dan membantu akses ibadah. Salah satu hal yang paling dikenang adalah keputusan BTID untuk tidak melakukan PHK terhadap karyawan asal Serangan saat pandemi Covid-19.
“Saat perusahaan lain memberhentikan pegawai, warga kami tetap digaji. Itu sangat berarti,” kata Gede Pariatha.
Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami, turut menyampaikan hal senada. Ia mengapresiasi komunikasi baik yang terus dibangun antara warga dan BTID, termasuk dalam pengembangan infrastruktur seperti jembatan ke Pura Sakenan yang dulunya hanya bisa diakses dengan berjalan kaki atau jukung.
“Kontribusi BTID banyak dan positif. Hubungan tetap harmonis dan kondusif,” ujarnya.
Kolaborasi ini membuktikan bahwa pembangunan yang berakar pada budaya dan keharmonisan bukan hanya mimpi. Ia sudah berjalan nyata, meski tanpa hingar-bingar. (Tim)
-
Mangku Bumi6 years ago
HIDUP DHARMA
-
News1 year ago
Diduga Gelapkan Dana Ratusan Calon Pekerja Migran, Pengusaha Ibukota Diajukan Ke Meja Hijau
-
News2 years ago
Geger!! Siswi Kelas 2 Smp Ditemukan Gantung Diri Di Kandang Sapi
-
News10 years ago
Post Format: Gallery
-
Daerah5 years ago
Jangan Sampai Jadi Pemangku Tanggung, Ikuti Kursus Kepemangkuan Disini!
-
News3 years ago
Kasus Ungasan, Orang Misterius Hadir ditengah Upacara sebut Kutukan Telah Jalan
-
Mangku Bumi7 years ago
Mengenal lebih dekat Sareng Ide Sire Empu Dharma Sunu dari Griya Taman Pande Tonja Denpasar
-
Daerah4 years ago
Miris! Nusa Dua Tampak Seperti Abandoned City