Connect with us

Global

Diujung Tahun 2017, Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai Berikan Kejutan Menyambut Penumpang.

Published

on


YANUS

GATRADEATA.COM| MANGUPURA.Senin.1 January 2018 – Memberikan pengalaman dan sensasi malam pergantian tahun di bandara, Manajemen Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai sambut penumpang dengan berbagai suguhan menarik berupa pagelaran tari dan iringan gamelan Bali serta flash mob bertema “Sounds of Miracle”. Pesawat Emirates (EK 399) meninggalkan Bali tepat di ujung tahun 2017.

Penumpang tujuan Dubai ini dilepas langsung oleh Direktur Pemasaran & Pelayanan PT. Angkasa Pura I (Persero) Devy Suradji dan General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi dengan pengalungan bunga dan pemberian souvenir. Tidak hanya yang berangkat, penumpang yang datang pertama di tahun 2018 pun mendapat sambutan meriah dari seluruh jajaran manajerial Bandara I Gusti Ngurah Rai.

 

TARI MASKOT ANGKASA PURA

Tari Maskot Angkasa Pura I dan tetabuhan gamelan Bali menyambut penumpang QZ537 dari Perth yang mendarat di Bali pukul 00.03 Wita. Para penumpang ini juga menerima kalungan bunga dan souvenir kain pantai. “Bagi kami, penumpang adalah yang paling utama dari seluruh entitas pelayanan di bandara. Mereka adalah first and most valuable customer. Karenanya saat moment special seperti malam pergantian tahun ini, Kami ingin memberikan yang special kepada para penumpang,” tutur Yanus. Ia menambahkan bahwa pengalaman pertama yang menyenangkan saat di bandara secara efektif membantu meningkatkan mood wisatawan. “Terlebih bagi mereka yang menghabiskan berjam-jam perjalanan untuk sampai ke Bali. Kegiatan seperti ini bisa menjadi mood booster dan menjadi awal liburan yang menyenangkan,” imbuhnya.

Menilik perjalanan tahun 2017, pada triwulan tiga lalu Bandara I Gusti Ngurah Rai terbukti berhasil mensejajarkan dirinya sebagai 1st World Best Airport versi Airport Council International dengan peroleah score 4,99 untuk kategori bandara dengan 15 s/d 25 penumpang per tahun. Sebagai pengelola 13 bandara, Angkasa Pura I percaya upaya yang paling efektif dalam meningkatkan kualitas layanan adalah dengan mengacu pada customer needs. “Kami berupaya untuk terus berinovasi dan untuk berada di posisi pertama dunia seperti sekarang ini kami harus lakukan sesuatu yang beyond expectation,” terangnya lagi. Seperti yang dilakukan malam tahun baru ini, penumpang dan pengguna jasa bandara lainnya dikejutkan dengan aksi flash mob yaitu sekelompok pemain orchestra dan choir yang memainkan lagu Auld Lang Syne dan Symphony No.9 Beethoven Ode to Joy. Yang menarik adalah adanya unsur gamelan Bali dalam penampilan orchestra ini. Kolaborasi yang unik dan berbeda . Sangat Istimewa .(Tom’s)

 


Global

Segenap Manajemen Kura Kura Bali Mengucapkan Rahajeng nyanggra rahina Galungan lan Kuningan

Published

on

“Dumogi Ida Sang Hyang Widhi Wasa suaeca Asung Kertha Wara Nugraha ring semeton sareng sami”

Continue Reading

Global

Benarkah Bermain Saham Sama dengan Berjudi?

Published

on

By

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M. – Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar

 

Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah pidato pernah menyamakan bermain saham dengan berjudi. Pernyataan ini tentu memicu perdebatan di kalangan masyarakat dan pelaku pasar modal. Dalam pidatonya pada acara Milad Ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Prabowo menyampaikan bahwa bagi masyarakat kecil, bermain saham sering kali dianggap serupa dengan praktik perjudian karena penuh risiko dan cenderung merugikan.

Saham dalam Perspektif Ekonomi

Dalam teori ekonomi, saham adalah instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Dengan membeli saham, seorang investor berhak atas sebagian keuntungan perusahaan serta memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham. Pasar saham sendiri berfungsi sebagai platform di mana saham diperjualbelikan, memungkinkan perusahaan memperoleh modal serta investor mendapatkan keuntungan.

Di era modern, kemajuan ekonomi suatu negara sering kali diukur melalui aktivitas di pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencerminkan kinerja pasar saham Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG menunjukkan perubahan sebesar 3,25% secara year-to-date, dengan ditutup pada level 7.036,57 pada 27 Desember 2024. Dalam tiga bulan terakhir, IHSG mengalami fluktuasi:

Desember 2024: IHSG berada di level 7.036,57.

Januari 2025: Mengalami penurunan ke level 6.900.

Februari 2025: Kembali naik ke level 7.050.

 

Fluktuasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, serta sentimen investor.

Pasar Saham: Investasi atau Judi?

Beberapa teori ekonomi mendukung pentingnya pasar saham dalam perekonomian:

1. Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) – Dikemukakan oleh Eugene Fama (1970), teori ini menyatakan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia, sehingga tidak ada investor yang dapat secara konsisten mengalahkan pasar tanpa keunggulan informasi.

 

2. Teori Portofolio Modern (Modern Portfolio Theory) – Harry Markowitz (1952) menekankan pentingnya diversifikasi investasi untuk meminimalkan risiko.

 

3. Teori Keagenan (Agency Theory) – Jensen & Meckling (1976) membahas hubungan antara pemegang saham dan manajemen perusahaan dalam menciptakan nilai yang optimal.

Jika yang dimaksud Prabowo dengan “bermain saham sama dengan berjudi” adalah spekulasi tanpa analisis yang matang, maka argumen tersebut dapat diterima. Banyak investor pemula terjebak dalam pola investasi berbasis emosi, membeli saham hanya berdasarkan tren sesaat tanpa mempertimbangkan nilai fundamental perusahaan.

Namun, jika saham secara keseluruhan disamakan dengan judi, pendapat ini kurang tepat. Dalam investasi jangka panjang, saham justru menjadi salah satu instrumen utama untuk pertumbuhan aset dan perekonomian.

Volatilitas Pasar Saham dan Edukasi Investor

Kritik terhadap volatilitas pasar saham sering kali dikaitkan dengan kerugian besar yang dialami investor dalam waktu singkat. Namun, volatilitas adalah karakteristik alami dari pasar keuangan, bukan indikasi bahwa saham sama dengan judi. Regulasi yang kuat dan edukasi bagi investor dapat mengurangi risiko spekulasi berlebihan yang mendekati praktik perjudian.

Di tingkat global, negara-negara dengan pasar saham yang maju cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil. Investor yang memahami risiko dan strategi investasi dapat memperoleh keuntungan signifikan tanpa harus mengandalkan keberuntungan semata.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi pernyataan Presiden dengan menekankan pentingnya literasi masyarakat tentang investasi di pasar modal. Edukasi yang memadai dapat membantu investor memahami risiko dan potensi keuntungan dalam berinvestasi saham, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan terinformasi.(***)

Continue Reading

Global

Mampukah THR Mendorong Pertumbuhan Ekonomi?

Published

on

By

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE., MM.
Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar

DENPASAR – Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) pada bulan ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, penting untuk memahami bahwa pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi tidak sekuat pertumbuhan yang didorong oleh produksi dan investasi.

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Robert M. Solow (1956) menekankan peran akumulasi modal, tenaga kerja, dan teknologi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Solow berpendapat bahwa tanpa investasi dalam modal dan teknologi, pertumbuhan ekonomi akan mencapai titik jenuh.

Sementara itu, Joseph Schumpeter (1934) menekankan pentingnya inovasi dan peran pengusaha dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui konsep destruksi kreatif. Dalam proses ini, inovasi menggantikan teknologi dan produk lama dengan yang baru, menciptakan dinamika ekonomi yang lebih maju.

Peran Konsumsi dalam PDB

Data empiris menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga merupakan komponen utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Pada 2022, konsumsi rumah tangga menyumbang 54,42% dari total PDB.

Pada 2023, kontribusi ini meningkat menjadi 55,12%.

Pada 2024, angkanya mencapai 55,60%.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini didorong oleh peningkatan pendapatan dan stabilitas ekonomi.

Di sisi lain, investasi—yang diukur melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)—juga mengalami pertumbuhan:

2022: tumbuh 4,91%

2023: meningkat menjadi 5,45%

2024: mencapai 5,03%

Pertumbuhan investasi ini mencerminkan peningkatan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Dinamika Ekonomi Bali

Khusus untuk Bali, perekonomian menunjukkan tren positif pasca pandemi.

Pada Triwulan I 2024, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali atas dasar harga berlaku mencapai Rp69,61 triliun.

Pada Triwulan II 2024, meningkat menjadi Rp74,77 triliun.

Pertumbuhan ini didorong oleh pemulihan sektor pariwisata serta peningkatan konsumsi dan investasi lokal.

Konsumsi vs Investasi, Mana yang Lebih Berkelanjutan?

Secara teori, meskipun konsumsi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, ketergantungan yang berlebihan pada konsumsi dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekonomi. Tanpa peningkatan kapasitas produksi melalui investasi, lonjakan permintaan justru dapat menyebabkan inflasi dan defisit neraca perdagangan akibat peningkatan impor.

Sebaliknya, investasi dalam infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia dapat meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Sebagai contoh:

Investasi di sektor manufaktur dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan mendorong konsumsi.

Investasi dalam teknologi dapat meningkatkan efisiensi produksi, menurunkan biaya, dan meningkatkan daya saing produk domestik di pasar internasional.

Strategi Jangka Panjang

Meskipun pencairan THR dan peningkatan konsumsi dapat memberikan dorongan sementara bagi pertumbuhan ekonomi, strategi jangka panjang harus difokuskan pada peningkatan investasi dan produksi.

Pendekatan ini sejalan dengan pandangan Solow dan Schumpeter bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memerlukan investasi dalam modal, teknologi, dan inovasi. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi harus:

Mendorong iklim investasi yang kondusif.

Mengembangkan teknologi dan inovasi.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Selain itu, diversifikasi ekonomi juga menjadi faktor penting. Misalnya, Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata perlu mengembangkan sektor lain, seperti pertanian dan industri kreatif, untuk meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap guncangan eksternal.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, konsumsi memang memainkan peran penting dalam perekonomian. Namun, pertumbuhan yang berbasis produksi dan investasi menawarkan fondasi yang lebih kuat dan berkelanjutan bagi pembangunan ekonomi jangka panjang.

Oleh karena itu, kebijakan ekonomi yang menyeimbangkan konsumsi dengan investasi dan produksi adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.(***)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku