Connect with us

Daerah

Anjay! Trekking Disini Takjubnya Beruntun

Published

on


Trekking di Bukit Asah Bali Camp

GatraDewata[Karangasem] Sebuah penelitian menunjukkan bahwa, hanya dengan trekking (jalan lintas alam) sejauh 8 kilometer pada kecepatan normal, sudah cukup untuk mengurangi resiko serangan penyakit hingga 30%. Penyakit dimaksud misalnya stroke, gagal jantung dan serangan jantung. Faktor pencegahan lain bisa didapatkan dari konsumsi obat obatan dan pola makan yang tepat. Oleh karena itu, Bukit Asah Bali Camp (BABC) membuka peluang bagi Anda untuk turut serta di program trekking mereka. Belum lagi suasana hati yang senang, ceria dan takjub turut pula menyumbang imun di luar faktor 30% tadi. Ini tidak semata soal bisnis, tapi lebih pada kesehatan Anda. Bukankah health is wealth?

Keren ga melulu mahal. Investasi kesehatan ini tergolong cukup murah, hanya 250k/2 orang. Lagipula trekking tidak membutuhkan sarana yang ribet; pilih saja sepatu outdoor yang ukurannya pas (jangan terlalu ketat ataupun longgar) sehingga nyaman untuk menaklukkan medan; bisa gunakan outfit jogging untuk atasan (biasanya berbahan quick dry alias cepat kering).

Sebetulnya Trekking bisa dimana saja; baik di lapangan, jalan raya, maupun di pegunungan. Tapi khusus di BABC trekking anda dipastikan berbeda; ada banyak serpihan surga yang akan membuat anda takjub sehingga berat untuk beranjak pulang. Jika anda beruntung, Anda bisa bertemu langsung dengan pegawai surga. Yuk, mulai!

Takjub #1 – Abandoned Joglo

Pemandangan laut dari ketinggian 275 mdpl, Bukit Asah Bali Camp

Sekitar 10 menit perjalanan dari tempat kemah Anda akan tiba di sebuah Joglo yang sudah lama ditinggalkan.  Pemandu kami, pak Wayan Sudarma, mengatakan jika Joglo tersebut rencananya untuk dibangun resor kecil, tapi sang pemilik membiarkannya diambil alih oleh alam. Ada fasilitas bangku beton melingkar kokoh di pinggiran tebing dengan pemandangan yang menakjubkan; camper van yang sedang parkir di kejauhan terlihat jelas dari sini, disamping juga pemandangan laut dengan air jernihnya yang memukau. Saat ini anda ada di ketinggian sekitar 275 mdpl.

Takjub #2 – Old Camping Ground

Tempat camping lama yang sudah beralih fungsi, Bukit Asah Bali Camp

Lanjutkan langkah Anda dengan kecepatan normal, dalam hitungan 10 menit Anda akan tiba di surga berikutnya, hamparan padang rumput yang berundag. Konon, disinilah dulunya tempat kemah sebelum di tempat yang sekarang. Tapi mengingat lahan ini merupakan lahan pribadi, dan pemiliknya memilih untuk sepi sehingga tempat kemahpun berpindah. Sekarang tempat ini didayagunakan untuk piaraan sapi. Jika anda menoleh ke kanan Anda akan takjub dengan pemandangan laut dari ketinggian sekitar 290 mdpl. “Sampai sekarang masih banyak yang ingin berkemah disini, terutama mereka yang sudah pernah kesini,” ungkap Wayan Sudarma, sang pemandu surga.

Takjub #3 – Farmer Slope

Seorang kakek menyabit rumput di lereng terjal pada ketinggian sekitar 330 mdpl, Bukit Asah Bali Camp

Anda akan kembali takjub saat tiba di sini. Di tempat kami berdiri, di bibir lereng bukit, ada tanda peringatan berbunyi ‘Area tempat suci. Dilarang berpacaran. Pelanggar akan ditindak tegas.’ Beberapa meter dibawah tanda peringatan ini kami melihat seorang kakek sedang menyabit untuk pakan sapinya. Untuk itulah kami menyebut tempat ini sebagai farmer slope. Lereng bukit ini memiliki kemiringan yang sangat ekstrim. Pak Wayan wanti – wanti agar kami berpegangan selama menuruni bukit, hingga sejajar dengan posisi kakek itu. Tempat ini ada di ketinggian 330 mdpl, yang jika sedikit saja salah langkah maka Anda akan dijemput tim Basarnas. Anda tidak harus turun kesini kecuali menyukai tantangan; pemandangan dari atas sana sama bagusnya. Sekitar 100 meter dari sini terdapat pura yang gerbang depannya sangat megah. Setelah berfoto ria kamipun melanjutkan perjalanan.

Takjub #4 – Majestic Peak 360

Pengalaman menakjubkan dari segala arah – Majestic Peak 360, Bukit Asah Bali Camp

Puncak ini klimaks buat kami setelah berkali – kali dibuat takjub. Betapa tidak, di dataran puncak ini kami menyaksikan seorang petani sedang membajak ladangnya untuk kemudian ditanami kacang – kacangan; di sisi barat, jauh dibawah sana, kami menyaksikan hamparan perumahan masyarakat Desa Bugbug, termasuk tempat usaha tambak udangnya. Desa ini diapit oleh Bukit Asah dan Bukit Gumang; di sisi timurnya kembali disuguhkan hamparan laut nan biru. Saat kami tertegun dipinggiran lereng barat Bukit Asah ini pak Wayan pergi entah kemana. Tapi tidak lama berselang kamipun dikejutkan dengan suguhan kelapa muda. Karena begitu banyaknya faktor ketakjuban dari segala arah maka kami menamai puncak ini sebagai Puncak Maha Agung 360 (Majestic Peak). Angka 360 merupakan representasi segala arah, lingkaran penuh.

Takjub #5 – Villagers Compound

Trekking melewati pemukiman warga, Bukit Asah Bali Camp

Dari sini kami pulang menuju garis start, tempat kemah. Sepanjang jalan kami melewati pepohonan pisang super subur dan pohon Intaran tua dengan lekuk pohonnya yang seksi tapi kokoh. Pak Wayan bilang jika pohon Intaran ini sangat bagus untuk bahan bangunan dan harganya mahal. Selang beberapa meter kami melihat kandang sapi beserta ternaknya. Sapi – sapi tersebut hidup sehat walaupun tanpa Prokes ketat. Sepertinya Corona tidak menyukai lingkungan seperti ini. Sesekali kami melewati rumah warga dan mendapatkan senyuman renyah tanpa beban. Pengalaman ini sangat berbeda dengan kerasnya kehidupan metro; bising, polusi dan kadang kemacetan. Di Desa ini kehidupan kita seolah – olah mundur beberapa puluh tahun.

Ada dua pilihan rute yang bisa Anda pertimbangkan; jika mulai dari camping site maka butuh waktu sekitar 2 jam; hanya butuh waktu sejam jika dimulai dari Desa dekat gerbang masuk. Bukan tanpa harga, rute lebih pendek berarti ada beberapa spot yang terlewatkan. Namun, pada akhirnya kembali pada daya jelajah Anda.

Jika surga diibaratkan sebuah taman firdaus yang menakjubkan, maka status tempat ini layak disejajarkan. Oleh karena itu juga maka kakek di Farmer Slope dan yang sedang membajak merupakan pegawai surganya.[SWN]


Daerah

Dukung Penuh Petani, Bupati Kembang Salurkan ribuan Bibit Tanaman dan Pupuk Organik

Published

on

Jembrana – Kakao menjadi komoditas unggulan di kabupaten Jembrana yang mendapat perhatian khusus dari Pemkab Jembrana mulai dari hulu sampai hilir sehingga kakao Jembrana mampu merambah pangsa pasar dunia Internasional.

Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, Pemkab Jembrana terus mendorong mewujudkan kebun-kebun kakao yang bersertifikasi yang mampu menghasilkan produk kakao fermentasi dengan kualitas “Organik Aromatik Spesifik”.

Upaya itu pun direalisasikan dengan pemberian bantuan 19.999 bibit kakao unggul dan 99,9 ton pupuk organik kepada 8 subak abian dan kelompok tani di Kabupaten Jembrana oleh Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, Minggu (11/5) di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

Bupati Kembang saat melakukan simbolis penyerahan bibit kakao di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

“Hari ini saya ingin bibit yang diterima cukup banyak ini dengan anggaran hampir setengah miliar yang murni dianggarkan dari APBD supaya bisa betul-betul bermanfaat,” ucap Bupati Kembang, usai acara penyerahan secara simbolis.

Diharapkan, pemberian bantuan bibit unggul dan pupuk organik dapat memicu peningkatan produktivitas dan daya saing produk kakao, yang pada saat ini produksinya mencapai 3.000 ton pertahun.

Kakao Jembrana yang telah berhasil menembus pasar ekspor, menjadi pemacu semangat Bupati Kembang Hartawan dan Wabup Patriana Krisna untuk terus mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas kakao ini. Salah satu upayanya juga dengan meminta dana bagi hasil melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) di bawah Kementerian Keuangan RI.

“Karena kakao kita sudah menembus pasar ekspor, maka kita akan bersurat, sehingga nanti harapannya kita mendapat dana bagi hasil cukai kakao, dan kita akan gunakan dana itu sepenuhnya untuk petani kakao,” ujar Bupati Kembang.

Pihaknya menegaskan tidak akan mengembangkan terlalu banyak jenis komoditi perkebunan, pengembangan kakao akan menjadi prioritas untuk semakin meningkatkan posisi Jembrana sebagai produsen kakao berkualitas dunia.

“Tidak banyak jenis yang kita kembangkan, yang kita utamakan justru kakao. Mudah-mudahan, kita doakan petani kita sukses semua,” tutupnya.

Continue Reading

Daerah

Tegas! Polsek Gilimanuk Kembalikan Anak Punk Tanpa Identitas

Published

on

Jembrana – Sebanyak lima orang anak punk yang masuk ke Bali tanpa dilengkapi identitas resmi berhasil diamankan di kawasan SPBU Gilimanuk, Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Rabu (30/4) siang. Penanganan cepat dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Babinsa, Satpol PP dan Linmas Kelurahan Gilimanuk dengan didampingi aparat setempat, demi menjaga kondusivitas wilayah pintu gerbang Bali tersebut.

Kejadian bermula sekitar pukul 12.30 Wita, saat petugas melakukan patroli rutin di seputaran Pelabuhan Gilimanuk. Mereka menemukan lima pemuda bergaya punk yang mencurigakan tanpa membawa kelengkapan identitas diri. Dari hasil pendataan, kelima orang tersebut masing-masing bernama Trian (21), Dean (27), Ahmad Bajuri (32), Edi (24), dan Hisan Fauzi (25), seluruhnya berasal dari Bandung, Jawa Barat.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, kelima anak punk ini mengaku berangkat dari Bandung dengan tujuan Denpasar. Namun, untuk menghindari pemeriksaan petugas di pintu masuk resmi Pelabuhan Gilimanuk, mereka memilih berjalan kaki melewati jalur pesisir pantai.

Kelima anak punk tanpa identitas dikembalikan ke pulau jawa dengan dikawal ketat anggota kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk

Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Kompol I Komang Muliyadi, S.H., M.M., menyatakan bahwa pihaknya memang rutin memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang keluar-masuk Bali, khususnya di area pelabuhan. “Kami selalu tekankan personel di pos-pos pemeriksaan, termasuk mengawasi jalur-jalur tidak resmi yang kerap dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Selanjutnya, Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma yang didampingi Kasi Trantib, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan personel Pol PP setempat, langsung memberikan pembinaan dan imbauan kepada para anak punk tersebut. Mereka diingatkan agar tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum maupun lalu lintas jalan.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kelima anak punk itu akhirnya diputuskan untuk dikembalikan ke daerah asal. Pada pukul 14.20 Wita, mereka diberangkatkan menggunakan KMP Trisakti Elfina melalui Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. Pengawalan ketat dilakukan hingga mereka naik ke atas kapal oleh personel Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Lurah Gilimanuk, Satpol PP, Linmas, dan Bhabinkamtibmas.

Continue Reading

Daerah

Bersama dalam Sunyi, Warga Serangan dan BTID Bangun Masa Depan

Published

on

By

Masyarakat Adat Serangan.

DENPASAR – Di tengah dinamika pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Desa Adat Serangan dan PT Bali Turtle Island Development (BTID) menunjukkan kolaborasi yang kuat dan konsisten. Tanpa banyak sorotan, keduanya terus berjalan beriringan membangun kawasan dengan semangat kebersamaan dan saling percaya.

Sejak lama, hubungan antara warga Serangan dan BTID tidak hanya bersifat formal, tapi juga personal dan kekeluargaan. Dalam setiap aspek kehidupan—adat, budaya, lingkungan, hingga pembangunan—masyarakat dilibatkan secara aktif.

“Keterbukaan untuk berkomunikasi selalu kita jaga. Tidak semua harus diumumkan, yang penting kepercayaan dan niat baik,” ujar Jro Ketut Sudiarsa, Mangku Pura Pat Payung.

Jro Ketut menyampaikan dukungan penuh terhadap pembangunan KEK Kura Kura Bali, seraya berharap berkah dari Ida Betara Dalem Pat Payung agar semua rencana berjalan lancar.

Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, menegaskan pentingnya menjaga harmoni. Ia menyebut bahwa komunikasi adalah kunci untuk merawat hubungan yang baik, termasuk dengan investor seperti BTID.

“Kami ingin pembangunan ini membawa manfaat dan kesejahteraan bagi warga. Kura Kura Bali adalah bagian dari desa kami,” ujarnya.

Kontribusi nyata BTID selama ini juga tak sedikit. Sejak kesepakatan tahun 1998, BTID telah menyerahkan lahan lebih dari 7 hektar, menyediakan fasilitas umum, dan membantu akses ibadah. Salah satu hal yang paling dikenang adalah keputusan BTID untuk tidak melakukan PHK terhadap karyawan asal Serangan saat pandemi Covid-19.

“Saat perusahaan lain memberhentikan pegawai, warga kami tetap digaji. Itu sangat berarti,” kata Gede Pariatha.

Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami, turut menyampaikan hal senada. Ia mengapresiasi komunikasi baik yang terus dibangun antara warga dan BTID, termasuk dalam pengembangan infrastruktur seperti jembatan ke Pura Sakenan yang dulunya hanya bisa diakses dengan berjalan kaki atau jukung.

“Kontribusi BTID banyak dan positif. Hubungan tetap harmonis dan kondusif,” ujarnya.

Kolaborasi ini membuktikan bahwa pembangunan yang berakar pada budaya dan keharmonisan bukan hanya mimpi. Ia sudah berjalan nyata, meski tanpa hingar-bingar. (Tim)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku