Connect with us

Global

Kerjasama LANAL Denpasar dengan Dinas KARANTINA dan BKIPM Denpasar berhasil gagalkan penyelundupan ribuan ekor Burung

Published

on


GATRADEWATA.COM||Denpasar, 16 Maret 2019.
Pangkalan TNI AL Denpasar berhasil menggagalkan upaya penyelundupan ribuan burung dari Lombok ke Denpasar Bali melalui Pelabuhan Padang Bai. Berawal dari informasi yang disampaikan petugas pelabuhan Lembar dan personel Lanal Mataram pada Jumat malam (15/03/2019). Upaya penyelundupan beberapa jenis burung kicau dapat diamankan oleh personel Lanal Denpasar bekerja sama dengan BKIPM kota Denpasar dan Dinas Karantina Hewan Pelabuhan Padang Bai dari sebuah mobil truk yang diangkut oleh kapal ferry KMP. Swarna Kartika rute penyebrangan Lembar ke Padang Bai.

Menurut keterangan dari supir truk Sdr. SH serta pembawa burung Sdr. FA dan MK,  burung-burung milik Bpk. RF di Lombok tersebut sengaja diselundupkan ke Denpasar Bali untuk diperjual belikan. Diperkirakan ada sekitar 1.500 ekor burung jenis Kepodang, Manyar dan Kecial Kuning yang akan dikirim ke penjual burung di Pasar Burung Satria Kota Denpasar.

Burung-burung tersebut disimpan dalam box plastik dan kardus kemudian ditutupi daun-daun untuk menghindari pemeriksaan petugas. Berkat kejelian dan kerjasama petugas keamanan pelabuhan Lembar dengan instansi terkait di Pelabuhan Padang Bai, burung-burung kicau tersebut saat ini diamankan di kantor Karantina Hewan Padang Bai Kab. Karang Asem.

Menurut keterangan yang disampaikan petugas Karantina Hewan Pelabuhan Padang Bai, bapak Lundra, jenis burung-burung tersebut bukan kategori burung yang dilindungi. Namun karena jumlahnya yang cukup banyak dikhawatirkan dapat membawa bibit penyakit ke wilayah Denpasar Bali. Untuk itu rencana pengamanannya akan diserahkan kepada pihak Dinas Karantina dan BKSDA sesuai dengan ketentuan Undang-undang yang berlaku.

Saat ini jenis burung-burung tersebut sering dicari oleh masyarakat pecinta burung kicau sebagai sarana hiburan dan perlombaan. Walaupun harganya tidak terlalu mahal namun apabila dikonsumsi secara besar-besaran dikhawatirkan habitat jenis burung tersebut rawan terjadi kepunahan karena rentan terhadap penyakit dan bisa menimbulkan kematian dalam jumlah besar.

Keberhasilan bersama dalam menggagalkan upaya penyelundupan burung kicau yang tidak dilengkapi dengan dokumen yang syah akan terus ditingkatkan untuk membangun sinergitas dan soliditas antara TNI AL dengan instansi terkait. Untuk itu kedepannya sudah merupakan suatu kewajiban bagi Pangkalan TNI AL Denpasar Bali membangun kerjasama dengan petugas keamanan pelabuhan dalam meminimalisir kegiatan ilegal melalui penyebrangan kapal dari Pelabuhan Lembar ke Padang Bai Bali yang dapat merugikan dan menimbulkan dampak negatif terhadap keamanan wilayah di Perairan Provinsi Bali yang dilalui jalur ALKI II.

Pangkalan TNI AL Denpasar akan selalu bekerja keras dalam mengamankan wilayah Perairan Bali dalam mengantisipasi segala bentuk kegiatan ilegal dari dan lewat laut baik melalui pelabuhan penyebrangan Padang Bai, Gilimanuk, Celukan Bawang maupun pelabuhan-pelabuhan rakyat yg ada di wilayah Bali, seperti penyelundupan baby lobster dan hewan-hewan lain yang dilindungi serta barang-barang berbahaya sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku tegas Komandan Lanal Denpasar, Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko. (Satyagraha)


Advertisement

Global

Segenap Manajemen Kura Kura Bali Mengucapkan Rahajeng nyanggra rahina Galungan lan Kuningan

Published

on

“Dumogi Ida Sang Hyang Widhi Wasa suaeca Asung Kertha Wara Nugraha ring semeton sareng sami”

Continue Reading

Global

Benarkah Bermain Saham Sama dengan Berjudi?

Published

on

By

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M. – Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar

 

Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah pidato pernah menyamakan bermain saham dengan berjudi. Pernyataan ini tentu memicu perdebatan di kalangan masyarakat dan pelaku pasar modal. Dalam pidatonya pada acara Milad Ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Prabowo menyampaikan bahwa bagi masyarakat kecil, bermain saham sering kali dianggap serupa dengan praktik perjudian karena penuh risiko dan cenderung merugikan.

Saham dalam Perspektif Ekonomi

Dalam teori ekonomi, saham adalah instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Dengan membeli saham, seorang investor berhak atas sebagian keuntungan perusahaan serta memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham. Pasar saham sendiri berfungsi sebagai platform di mana saham diperjualbelikan, memungkinkan perusahaan memperoleh modal serta investor mendapatkan keuntungan.

Di era modern, kemajuan ekonomi suatu negara sering kali diukur melalui aktivitas di pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencerminkan kinerja pasar saham Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG menunjukkan perubahan sebesar 3,25% secara year-to-date, dengan ditutup pada level 7.036,57 pada 27 Desember 2024. Dalam tiga bulan terakhir, IHSG mengalami fluktuasi:

Desember 2024: IHSG berada di level 7.036,57.

Januari 2025: Mengalami penurunan ke level 6.900.

Februari 2025: Kembali naik ke level 7.050.

 

Fluktuasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, serta sentimen investor.

Pasar Saham: Investasi atau Judi?

Beberapa teori ekonomi mendukung pentingnya pasar saham dalam perekonomian:

1. Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) – Dikemukakan oleh Eugene Fama (1970), teori ini menyatakan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia, sehingga tidak ada investor yang dapat secara konsisten mengalahkan pasar tanpa keunggulan informasi.

 

2. Teori Portofolio Modern (Modern Portfolio Theory) – Harry Markowitz (1952) menekankan pentingnya diversifikasi investasi untuk meminimalkan risiko.

 

3. Teori Keagenan (Agency Theory) – Jensen & Meckling (1976) membahas hubungan antara pemegang saham dan manajemen perusahaan dalam menciptakan nilai yang optimal.

Jika yang dimaksud Prabowo dengan “bermain saham sama dengan berjudi” adalah spekulasi tanpa analisis yang matang, maka argumen tersebut dapat diterima. Banyak investor pemula terjebak dalam pola investasi berbasis emosi, membeli saham hanya berdasarkan tren sesaat tanpa mempertimbangkan nilai fundamental perusahaan.

Namun, jika saham secara keseluruhan disamakan dengan judi, pendapat ini kurang tepat. Dalam investasi jangka panjang, saham justru menjadi salah satu instrumen utama untuk pertumbuhan aset dan perekonomian.

Volatilitas Pasar Saham dan Edukasi Investor

Kritik terhadap volatilitas pasar saham sering kali dikaitkan dengan kerugian besar yang dialami investor dalam waktu singkat. Namun, volatilitas adalah karakteristik alami dari pasar keuangan, bukan indikasi bahwa saham sama dengan judi. Regulasi yang kuat dan edukasi bagi investor dapat mengurangi risiko spekulasi berlebihan yang mendekati praktik perjudian.

Di tingkat global, negara-negara dengan pasar saham yang maju cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil. Investor yang memahami risiko dan strategi investasi dapat memperoleh keuntungan signifikan tanpa harus mengandalkan keberuntungan semata.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi pernyataan Presiden dengan menekankan pentingnya literasi masyarakat tentang investasi di pasar modal. Edukasi yang memadai dapat membantu investor memahami risiko dan potensi keuntungan dalam berinvestasi saham, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan terinformasi.(***)

Continue Reading

Global

Mampukah THR Mendorong Pertumbuhan Ekonomi?

Published

on

By

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE., MM.
Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar

DENPASAR – Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) pada bulan ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, penting untuk memahami bahwa pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi tidak sekuat pertumbuhan yang didorong oleh produksi dan investasi.

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Robert M. Solow (1956) menekankan peran akumulasi modal, tenaga kerja, dan teknologi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Solow berpendapat bahwa tanpa investasi dalam modal dan teknologi, pertumbuhan ekonomi akan mencapai titik jenuh.

Sementara itu, Joseph Schumpeter (1934) menekankan pentingnya inovasi dan peran pengusaha dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui konsep destruksi kreatif. Dalam proses ini, inovasi menggantikan teknologi dan produk lama dengan yang baru, menciptakan dinamika ekonomi yang lebih maju.

Peran Konsumsi dalam PDB

Data empiris menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga merupakan komponen utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Pada 2022, konsumsi rumah tangga menyumbang 54,42% dari total PDB.

Pada 2023, kontribusi ini meningkat menjadi 55,12%.

Pada 2024, angkanya mencapai 55,60%.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini didorong oleh peningkatan pendapatan dan stabilitas ekonomi.

Di sisi lain, investasi—yang diukur melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)—juga mengalami pertumbuhan:

2022: tumbuh 4,91%

2023: meningkat menjadi 5,45%

2024: mencapai 5,03%

Pertumbuhan investasi ini mencerminkan peningkatan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Dinamika Ekonomi Bali

Khusus untuk Bali, perekonomian menunjukkan tren positif pasca pandemi.

Pada Triwulan I 2024, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali atas dasar harga berlaku mencapai Rp69,61 triliun.

Pada Triwulan II 2024, meningkat menjadi Rp74,77 triliun.

Pertumbuhan ini didorong oleh pemulihan sektor pariwisata serta peningkatan konsumsi dan investasi lokal.

Konsumsi vs Investasi, Mana yang Lebih Berkelanjutan?

Secara teori, meskipun konsumsi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, ketergantungan yang berlebihan pada konsumsi dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekonomi. Tanpa peningkatan kapasitas produksi melalui investasi, lonjakan permintaan justru dapat menyebabkan inflasi dan defisit neraca perdagangan akibat peningkatan impor.

Sebaliknya, investasi dalam infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia dapat meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Sebagai contoh:

Investasi di sektor manufaktur dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan mendorong konsumsi.

Investasi dalam teknologi dapat meningkatkan efisiensi produksi, menurunkan biaya, dan meningkatkan daya saing produk domestik di pasar internasional.

Strategi Jangka Panjang

Meskipun pencairan THR dan peningkatan konsumsi dapat memberikan dorongan sementara bagi pertumbuhan ekonomi, strategi jangka panjang harus difokuskan pada peningkatan investasi dan produksi.

Pendekatan ini sejalan dengan pandangan Solow dan Schumpeter bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memerlukan investasi dalam modal, teknologi, dan inovasi. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi harus:

Mendorong iklim investasi yang kondusif.

Mengembangkan teknologi dan inovasi.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Selain itu, diversifikasi ekonomi juga menjadi faktor penting. Misalnya, Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata perlu mengembangkan sektor lain, seperti pertanian dan industri kreatif, untuk meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap guncangan eksternal.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, konsumsi memang memainkan peran penting dalam perekonomian. Namun, pertumbuhan yang berbasis produksi dan investasi menawarkan fondasi yang lebih kuat dan berkelanjutan bagi pembangunan ekonomi jangka panjang.

Oleh karena itu, kebijakan ekonomi yang menyeimbangkan konsumsi dengan investasi dan produksi adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.(***)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku