Connect with us

Global

Ribuan Anak Panti Asuhan Nonton Bareng Film Rafathar di Aston Denpasar Hotel & Convention Center

Published

on


GatraDewata.Com – Denpasar, 20 April 2018 –  Begitu banyak cara untuk membantu sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Salah satunya adalah  dengan cara menggalang dana melalui nonton bersama film yang telah sukses diluncurkan pada Agustus 2017 yang lalu yaitu Rafathar.

Film yang dibintangi oleh Rafi Ahmad tersebut ditonton oleh Ibu Selly Mantra, 1.500 orang yang 1.000 anak panti asuhan, 100 orang pendamping dan 400 orang yang terdiri dari donatur, para sponsor, pendukung acara dan tim sukarelawan dari sahabat anak kanker. Seluruh tiket penjualan film tersebut langsung disumbangkan ke yayasan Peduli Kanker Anak Bali.

Selain penggalangan dana melalui nonton bersama, kegiatan yang diadakan di Aston Grand Ballroom, Aston Denpasar Hotel & Convention Center ini merupakan hasil kerjasama di tahun kedua antara Yayasan Peduli Kanker Anak Bali dengan komunitas Hijabersmom Community (HMC) Bali sebgai organizer acara. Untuk melengkapi kegiatan amal tahunan, seminar juga diadakan pada 28 Maret yang lalu, adapun tema yang dibawakan oleh Dra. IG Kusumawati, Psi adalah “Pelayanan Prima Dalam Dunia Kesehatan”, sedangkan dr. Kt. Ariawati, Spa (K) membawakan “Deteksi Dini Kanker Pada Anak”. “Tujuan HMC Bali berperan serta dalam kegiatan amal tahunan ini adalah untuk meningkatkan awarness di kalangan masyarakat  dan lembaga lainnya. Selain itu kita juga dapat memahami makna bersyukur yang sesungguhnya ketika dapat menjalankan kegiatan amal secara ikhlas.” Demikian yang disampaikan oleh Erlina Devi Rostita selaku ketua HMC Bali di sela – sela acara.

“Film Rafathar dipilih karena pihak rumah produksi Raffi Ahmad bersedia memutar film ini untuk kepentingan amal. Dan kami melibatkan 1000 anak panti asuhan karena acara ini pada dasarnya merupakan konsep dobel amal, dimana selain membahagiakan anak – anak panti asuhan juga dapat menolong anak – anak penderita kanker di seluruh wilayah Indonesia Timur. Tujuan lain dari diadakannya acara ini adalah untuk memperkenalkan program yang baru saja kami luncurkan, yaitu aplikasi Payment Gateway. Aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah para donatur untuk berdonasi kapan, dimana, dan berapa saja.” ungkap Dwi Wahyu Kurniawan, ST selaku Founder Yayasan Peduli Kanker Anak Bali.

“Ada rasa kebanggaan tersendiri dapat membantu dengan menyediakan ruangan untuk kegiatan amal yang diadakan tahunan oleh Yayasan Peduli Kanker Anak Bali ini. Semoga melalui kegiatan ini banyak yang tebantu khususnya bagi adik – adik penderita kanker yang ada di wilayah Indonesia Timur.” ungkap Sony Bambang Suryo – General Manager Aston Denpasar Hotel & Convention Center.<swn>


Global

Segenap Manajemen Kura Kura Bali Mengucapkan Rahajeng nyanggra rahina Galungan lan Kuningan

Published

on

“Dumogi Ida Sang Hyang Widhi Wasa suaeca Asung Kertha Wara Nugraha ring semeton sareng sami”

Continue Reading

Global

Benarkah Bermain Saham Sama dengan Berjudi?

Published

on

By

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M. – Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar

 

Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah pidato pernah menyamakan bermain saham dengan berjudi. Pernyataan ini tentu memicu perdebatan di kalangan masyarakat dan pelaku pasar modal. Dalam pidatonya pada acara Milad Ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Prabowo menyampaikan bahwa bagi masyarakat kecil, bermain saham sering kali dianggap serupa dengan praktik perjudian karena penuh risiko dan cenderung merugikan.

Saham dalam Perspektif Ekonomi

Dalam teori ekonomi, saham adalah instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Dengan membeli saham, seorang investor berhak atas sebagian keuntungan perusahaan serta memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham. Pasar saham sendiri berfungsi sebagai platform di mana saham diperjualbelikan, memungkinkan perusahaan memperoleh modal serta investor mendapatkan keuntungan.

Di era modern, kemajuan ekonomi suatu negara sering kali diukur melalui aktivitas di pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencerminkan kinerja pasar saham Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG menunjukkan perubahan sebesar 3,25% secara year-to-date, dengan ditutup pada level 7.036,57 pada 27 Desember 2024. Dalam tiga bulan terakhir, IHSG mengalami fluktuasi:

Desember 2024: IHSG berada di level 7.036,57.

Januari 2025: Mengalami penurunan ke level 6.900.

Februari 2025: Kembali naik ke level 7.050.

 

Fluktuasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, serta sentimen investor.

Pasar Saham: Investasi atau Judi?

Beberapa teori ekonomi mendukung pentingnya pasar saham dalam perekonomian:

1. Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) – Dikemukakan oleh Eugene Fama (1970), teori ini menyatakan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia, sehingga tidak ada investor yang dapat secara konsisten mengalahkan pasar tanpa keunggulan informasi.

 

2. Teori Portofolio Modern (Modern Portfolio Theory) – Harry Markowitz (1952) menekankan pentingnya diversifikasi investasi untuk meminimalkan risiko.

 

3. Teori Keagenan (Agency Theory) – Jensen & Meckling (1976) membahas hubungan antara pemegang saham dan manajemen perusahaan dalam menciptakan nilai yang optimal.

Jika yang dimaksud Prabowo dengan “bermain saham sama dengan berjudi” adalah spekulasi tanpa analisis yang matang, maka argumen tersebut dapat diterima. Banyak investor pemula terjebak dalam pola investasi berbasis emosi, membeli saham hanya berdasarkan tren sesaat tanpa mempertimbangkan nilai fundamental perusahaan.

Namun, jika saham secara keseluruhan disamakan dengan judi, pendapat ini kurang tepat. Dalam investasi jangka panjang, saham justru menjadi salah satu instrumen utama untuk pertumbuhan aset dan perekonomian.

Volatilitas Pasar Saham dan Edukasi Investor

Kritik terhadap volatilitas pasar saham sering kali dikaitkan dengan kerugian besar yang dialami investor dalam waktu singkat. Namun, volatilitas adalah karakteristik alami dari pasar keuangan, bukan indikasi bahwa saham sama dengan judi. Regulasi yang kuat dan edukasi bagi investor dapat mengurangi risiko spekulasi berlebihan yang mendekati praktik perjudian.

Di tingkat global, negara-negara dengan pasar saham yang maju cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil. Investor yang memahami risiko dan strategi investasi dapat memperoleh keuntungan signifikan tanpa harus mengandalkan keberuntungan semata.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi pernyataan Presiden dengan menekankan pentingnya literasi masyarakat tentang investasi di pasar modal. Edukasi yang memadai dapat membantu investor memahami risiko dan potensi keuntungan dalam berinvestasi saham, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan terinformasi.(***)

Continue Reading

Global

Mampukah THR Mendorong Pertumbuhan Ekonomi?

Published

on

By

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE., MM.
Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar

DENPASAR – Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) pada bulan ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, penting untuk memahami bahwa pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi tidak sekuat pertumbuhan yang didorong oleh produksi dan investasi.

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Robert M. Solow (1956) menekankan peran akumulasi modal, tenaga kerja, dan teknologi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Solow berpendapat bahwa tanpa investasi dalam modal dan teknologi, pertumbuhan ekonomi akan mencapai titik jenuh.

Sementara itu, Joseph Schumpeter (1934) menekankan pentingnya inovasi dan peran pengusaha dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui konsep destruksi kreatif. Dalam proses ini, inovasi menggantikan teknologi dan produk lama dengan yang baru, menciptakan dinamika ekonomi yang lebih maju.

Peran Konsumsi dalam PDB

Data empiris menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga merupakan komponen utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Pada 2022, konsumsi rumah tangga menyumbang 54,42% dari total PDB.

Pada 2023, kontribusi ini meningkat menjadi 55,12%.

Pada 2024, angkanya mencapai 55,60%.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini didorong oleh peningkatan pendapatan dan stabilitas ekonomi.

Di sisi lain, investasi—yang diukur melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)—juga mengalami pertumbuhan:

2022: tumbuh 4,91%

2023: meningkat menjadi 5,45%

2024: mencapai 5,03%

Pertumbuhan investasi ini mencerminkan peningkatan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Dinamika Ekonomi Bali

Khusus untuk Bali, perekonomian menunjukkan tren positif pasca pandemi.

Pada Triwulan I 2024, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali atas dasar harga berlaku mencapai Rp69,61 triliun.

Pada Triwulan II 2024, meningkat menjadi Rp74,77 triliun.

Pertumbuhan ini didorong oleh pemulihan sektor pariwisata serta peningkatan konsumsi dan investasi lokal.

Konsumsi vs Investasi, Mana yang Lebih Berkelanjutan?

Secara teori, meskipun konsumsi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, ketergantungan yang berlebihan pada konsumsi dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekonomi. Tanpa peningkatan kapasitas produksi melalui investasi, lonjakan permintaan justru dapat menyebabkan inflasi dan defisit neraca perdagangan akibat peningkatan impor.

Sebaliknya, investasi dalam infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia dapat meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Sebagai contoh:

Investasi di sektor manufaktur dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan mendorong konsumsi.

Investasi dalam teknologi dapat meningkatkan efisiensi produksi, menurunkan biaya, dan meningkatkan daya saing produk domestik di pasar internasional.

Strategi Jangka Panjang

Meskipun pencairan THR dan peningkatan konsumsi dapat memberikan dorongan sementara bagi pertumbuhan ekonomi, strategi jangka panjang harus difokuskan pada peningkatan investasi dan produksi.

Pendekatan ini sejalan dengan pandangan Solow dan Schumpeter bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memerlukan investasi dalam modal, teknologi, dan inovasi. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi harus:

Mendorong iklim investasi yang kondusif.

Mengembangkan teknologi dan inovasi.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Selain itu, diversifikasi ekonomi juga menjadi faktor penting. Misalnya, Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata perlu mengembangkan sektor lain, seperti pertanian dan industri kreatif, untuk meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap guncangan eksternal.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, konsumsi memang memainkan peran penting dalam perekonomian. Namun, pertumbuhan yang berbasis produksi dan investasi menawarkan fondasi yang lebih kuat dan berkelanjutan bagi pembangunan ekonomi jangka panjang.

Oleh karena itu, kebijakan ekonomi yang menyeimbangkan konsumsi dengan investasi dan produksi adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.(***)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku