Connect with us

Pariwisata dan Budaya

HUT ke 17 SMK PGRI 3 Denpasar, Kreatif, Inovatif dan Berbudya

Published

on


Drs. I Nengah Madiadnyana, MM., Kepala SMK PGRI 3 Denpasar memotong tumpeng dalam puncak HUT 17 Trigriska, foto;alt

Drs. I Nengah Madiadnyana, MM., Kepala SMK PGRI 3 Denpasar memotong tumpeng dalam puncak HUT 17 Trigriska, foto;alt


GATRADEWATA – Puncak peringatan Hari Ulang Tahun SMK PGRI ke 17 yang dirangkai dengan reuni akbar alumni sekolah berlangsung dengan penuh kegembiraan dan kemeriahan. Dimana HUT sweet seventeen ini ditandai dengan pemotongan tumpeng sebagi wujud syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa oleh Drs. I Nengah Madiadnyana, MM., Kepala SMK PGRI 3 Denpasar.

Dalam HUT yang bertema “Kreatif, Inovatif dan Berbudya” ini, diawali dengan tarian maskot Kota Denpasar, yakni Tari Jempiring yang dibawakan dengan indah oleh siswi sekolah yang bernama keren Trigriska.

Laporan panita menyampaikan bahwa HUT tahun ini merupakan program kerja sekolah dan OSIS, yang sebelumnya melakukan musyawarah dewan guru dan juga rapat panitia. Dimana HUT yang dimulai sejak 18 Januari 2017, bertujuan untuk menjalin kerjasama antara sekolah intern, lembaga pendidikan lainnya maupaun masyarakat.

Menurut Drs. I Nengah Madiadnyana, MM., Kepala SMK PGRI 3 Denpasar menyampaikan sejarah berdirinya sekolah yang dipimpinnya 17 tahun silam yang didirikan Drs Made Sudana yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala SMKK Negeri 4 Denpasar. Hingga saat ini tenaga pendidik masih dipakai sebanyak 50%.

Awal mula berdiri, SMK PGRI 3 Denpasar pada saat itu masih bergabung dengan SMIP PGRI Badung di Sibang dengan jumlah siswa sebanyak 13 murid.

Memasuki tahun ke 4, Trigriska berpisah dengan SMIP karena peraturan baru tentang yayasan/YPLP Badung dan Denpasar. Dan Trigriska memilih hijrah ke Kota Denpasar.

“Memasuki tahun ke 4 diluar prediksi kami, minat siswa melanjutkan ke sekolah kami sangat luar biasa mencapai 200 siswa,” ungkapnya. Selasa, 24/01/2017.

Dengan based camp di SMK Kesehatan bekerja sama dengan SMK Negeri 4 sampai dengan tahun 2008, Trigriska akhirnya memiliki gedung sendiri dan berkembang hingga menambah gedung yang terletak disisi timur.

“Hari ini 24 Januari 2017 genap SMK PGRI 3 Denpasar berumur 17 tahun dan sudah seperti ini jerihpayah para pendiri. Dan kini, sekolah mememiliki 2.167 siswa. Dimana minat yang ingin melanjutkan di sekolah ini pada tahun ajaran kemarin membludak hingga 2.500 pendaftar dari berbagai kabupaten/kota yang ada di Bali,” paparnya.

Di sekolah yang memiliki moto bersih, disiplin dan berprestasi, dikatakan Madiadnyana, ditanamkan siswa dan seluruh staf sekolah bahkan setiap pagi moto tersebut diterapkan di sekolahnya ini. Sementara terkait prestasi, diungkap Kasek, telah berhasil meraih berbagai prestasi baik ditingkat kota, Provinsi, hingga nasional.

“Perayaan sweet seventen ini, sebenarnya kami tidak mau menyelengarakan semeriah ini, akan tetapi karena tuntutan OSIS maka kita tuangkan menyambut ulang tahun ini selama satu minggu,” kata Madiadnyana.

Yang menjadi istimewa dalam HUT ini, sekolah menggelar lomba kuliner yang dihadiri Walikota Denpasar dan juga lomba ngelawar. Dimana Walikota untuk pertama kali ikut berpartisipasi bersama Kasek membuat lawar.

Nyoman Winata Ketua PGRI Denpasar menyampaikan selamat ulang tahun ke 17 kepada SMK PGRI 3 Denpasar dan memohon agar membagi tips kepada sekolah-sekolah PGRI yang ada di Denpasar cara untuk mengelola sekolah sehingga bisa sukses seperti sekolah Trigriska ini.

“Saya mohon ilmu yang dimiliki bisa ditularkan ke sekolah-sekolah yang lain,” kata Winata.
Begitu juga dengan OSIS, orangtua, siswa, bahkan alumni, dikatakan Winata, rasa memiliki sekolah sangat baik. Dan ilmu ini juga diharapkan dapat ditularkan ke sekolah SMK yang lainnya.

“Teruskan prestasi yang telah dicapai. Kami sangat apresiasi dan mohon ditularkan sekolah lain,” akhir Winata.

Komang Merta Dana Kabid. SMK Dinas Pendidikan Provinsi Bali sebelum membacakan sambutan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali menyampaikan sangat terkesan melihat hari ulang tahun SMK PGRI 3 Denpasar yang begitu meriah dan baru pertama kali melihat acara HUT yang sangat luar biasa ini.
Dalam sambutan yang dibacakan tersebut, Kepala Dinas atas nama pribadi
dan Pemerintah Provinsi Bali mengucapkan selamat kepada SMK PGRI 3 Denpasar karena hari yang berbahagia ini diselenggarakan acara Resepsi Hari Ulang Tahun Ke-17, dan berharap SMK PGRI 3 Denpasar semakin gemilang dalam menghasilkan lulusannya.

“Perayaan HUT Ke-17 SMK PGRI 3 Denpasar ini agar dijadikan momentum untuk mengevaluasi diri dalam kelembagaan karena evaluasi diri kelembagaan merupakan salah satu indikator untuk melihat seberapa jauh kinerja lembaga pendidikan mampu
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung program pemerintah dalam bidang pembangunan di Provinsi Bali,” kata Tia Kusuma Wardhani.

Menurutnya, SMK PGRI 3 Denpasar telah memberi kontribusi dan peran penting dalam mensukseskan pembangunan daerah Bali. Secara berkesinambungan memperluas kesempatan belajar bagi masyarakat pada jenjang pendidikan menengah yang berkualitas serta memastikan kompetensi lulusan melalui evaluasi proses dan hasil belajar yang akurat.

“Pendidikan pada hakekatnya adalah human investment. Investasi ini memerlukan modal yang sangat besar, tidak hanya modal materi, tetapi modal kualitas sumber daya manusia dan komitmen yang tinggi tulus ikhlas dan sungguh-sungguh dalam mengabdikan dirinya untuk peningkatan kualitas generasi muda kita,” ujarnya.

Sebagai pengelola lembaga pendidikan menengah, dan sebagai lembaga pencetak generasi muda yang cerdas, pemikir serta sekaligus merupakan tenaga kerja handal dituntut mampu mengantisipasi perkembangan tersebut. Disamping itu sekolah juga merupakan lembaga sosial yang memiliki peran untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Saya berharap partisipasi dan sumbangsih yang selama ini telah diberikan kepada masyarakat dan pemerintah daerah dapat terus ditingkatkan sehingga lulusan yang dihasilkan SMK PGRI 3 Denpasar selalu berorientasi pada kualitas lulusannya terdepan, profesional dan berdaya saing internasional yang mampu menghadapi tantangan masa depan yang penuh dengan persaingan di segala bidang yang sangat ketat,” lanjutnya.

Keberadaan SMK PGRI 3 Denpasar sangat berperan aktif dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas mandiri yang mampu membantu pemerintah dalam membangun Bali. Pemerintah berharap, SDM yang dihasilkan sekolah ini agar nanti kembali ke masyarakat ikut menjadi pelaku pembangunan sehingga terjalin kerjasama dalam membangun Bali.

Alt


Advertisement

Pariwisata dan Budaya

I Gede Sujana, Arsitek Inovasi Budaya & Kemewahan di Royal Ambarrukmo Yogyakarta

Published

on

By

YogyakartaRoyal Ambarrukmo Yogyakarta, hotel ikonik yang melekat dengan sejarah dan budaya Jawa, terus menciptakan terobosan di dunia perhotelan mewah. Di tengah transformasi fasilitas dan penyempurnaan layanan, Royal Ambarrukmo kini juga memperkuat peran sosialnya melalui berbagai inisiatif berkelanjutan.

Salah satu program unggulannya adalah tukar sampah dengan pangan sehat, yang menjadi bukti nyata komitmen hotel dalam mendukung pengelolaan sampah dan pemberdayaan masyarakat lokal. Inovasi-inovasi ini hadir berkat kepemimpinan inspiratif dari I Gede Sujana, General Manager yang resmi menjabat sejak April 2025.

 

Jejak Karier Penuh Dedikasi

Lahir di Bali, I Gede Sujana memiliki rekam jejak panjang di industri perhotelan. Karier manajerialnya dimulai sebagai General Manager Fairfield by Marriott Belitung pada 2016, dilanjutkan ke Four Points by Sheraton Makassar pada 2018, hingga memimpin Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa pada 2022. Kini, ia memegang kendali di Royal Ambarrukmo Yogyakarta dengan visi menyelaraskan kemewahan dan kearifan lokal.

 

Harmoni Kemewahan dan Budaya

Di bawah arahannya, Royal Ambarrukmo Yogyakarta tampil sebagai rumah kedua bagi para tamu, menggabungkan sentuhan modern dengan kekayaan budaya Jawa yang autentik. Bagi Sujana, hospitality bukan sekadar layanan, tapi seni menghadirkan pengalaman yang menyentuh — dari arsitektur, kuliner tradisional, keramahan staf, hingga nilai budaya yang hidup dalam setiap sudut hotel.

 

Bergerak Bersama Komunitas

Komitmen terhadap Sustainable Development Goals menjadi prioritas Sujana dalam menjalankan strategi hotel. Dengan menggandeng komunitas lokal, Royal Ambarrukmo memperkuat peran industri perhotelan sebagai penggerak pariwisata yang inklusif dan ramah lingkungan.

 

Kepemimpinan yang Membumi dan Visioner

Tak hanya memimpin operasional harian, Sujana juga membangun budaya kerja yang kolaboratif, inovatif, dan berbasis pembelajaran berkelanjutan. Di tangannya, Royal Ambarrukmo tidak hanya mempertahankan standar tinggi layanan, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai simbol hidup dari kemewahan yang berpadu dengan warisan budaya.

 

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Royal Ambarrukmo Yogyakarta di (0274) 488 488, kunjungi Instagram @royalambarrukmo, atau akses situs resminya di www.royalambarrukmo.com.

 

“Kembali ke Jantung Budaya, Menginaplah di Legenda.”

#RoyalAmbarrukmo #LivingLegend #LuxuryMeetsCulture

Continue Reading

Pariwisata dan Budaya

Investasi Ilegal WNA Rugikan Bali, Dr. Panudiana Kuhn Desak Penertiban Menyeluruh

Published

on

By

Dr. Panudiana Kuhn, Ketua Pembina Apindo Bali

DENPASAR — Fenomena pelanggaran hukum yang dilakukan warga negara asing (WNA) di sektor pariwisata Bali menuai sorotan tajam dari Dr. Panudiana Kuhn, Ketua Pembina Apindo Bali sekaligus pengusaha senior yang lama bergelut di industri lokal. Ia menilai praktik-praktik bisnis gelap yang kian marak bukan hanya menggerus pendapatan pajak daerah, tetapi juga mengancam kelangsungan usaha milik warga lokal.

Menurut Dr. Kuhn, modus operandi yang kerap terjadi adalah penyewaan vila oleh WNA yang kemudian kembali disewakan kepada sesama WNA secara diam-diam dari luar negeri, tanpa jejak administratif, tanpa izin usaha, dan tentu tanpa kontribusi pajak. Lebih lanjut, ia mengungkap bahwa banyak transaksi jual beli properti dilakukan menggunakan mata uang asing dan dibayarkan di luar negeri—sebuah pelanggaran serius yang luput dari pantauan otoritas.

“Ironisnya, pemerintah Bali bahkan tidak memiliki data pasti soal jumlah vila yang disewakan tiap tahun, padahal pungutan keamanan dari pecalang terus berjalan,” ujarnya.

Ia menyerukan agar aparat pemerintah, mulai dari dinas hingga imigrasi dan kepolisian, tidak hanya menunggu laporan masyarakat, tetapi aktif melakukan inspeksi ke lapangan. Setiap usaha ilegal harus ditindak tegas—dengan jalan legalisasi melalui SIUP dan NPWP, atau penutupan permanen.

“Persaingan bisnis saat ini tidak sehat. Warga lokal terdesak oleh kekuatan modal asing yang tidak bermain sesuai aturan. Ini harus dihentikan,” tegasnya.

Kuhn juga menyoroti ketidakjelasan implementasi program Golden Visa 10 tahun yang memungkinkan WNA memiliki vila senilai miliaran rupiah serta hak pakai tanah hingga 80 tahun. Ia menilai regulasi yang longgar membuat konflik antara pemodal besar dan pemilik lokal semakin sering terjadi.

“Bila Bali ingin tetap menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan dan adil, maka penegakan hukum terhadap bisnis ilegal WNA bukan lagi pilihan—melainkan kewajiban mendesak,” pungkasnya. (Ray)

Continue Reading

Pariwisata dan Budaya

Bayangan Gelap di Surga, Ketika Bali Kehilangan Pemasukan dari Pariwisata Ilegal

Published

on

By

BADUNG – Di balik citra glamor dan keindahan Pulau Dewata, terselip sebuah ironi yang menggerogoti perekonomian lokal. Banyak wisatawan asing datang ke Bali, namun tidak tercatat menginap di hotel atau vila resmi. Ternyata, sebagian besar dari mereka memilih akomodasi alternatif seperti vila pribadi atau rumah kos milik warga lokal yang belum memiliki izin operasional lengkap.

Tak hanya itu, marak pula praktik ilegal di mana Warga Negara Asing (WNA) menyewa vila secara daring dan menyewakannya kembali kepada kolega sesama WNA, bahkan sebelum mereka sendiri menempatinya. Aktivitas ini kerap terjadi di luar pengawasan pemerintah dan menghindari kewajiban pajak yang seharusnya dibayarkan.

Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana, Prof. Dr. Drs. I Putu Anom, B.Sc., M.Par., mengungkapkan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap properti-properti yang disewakan kepada orang asing, baik berupa vila, rumah pribadi, maupun bentuk akomodasi lainnya.

“Pernah terjadi kasus di Seminyak di mana seorang tamu asing tinggal melebihi masa izin tinggalnya hingga menyebabkan keributan besar, bahkan menewaskan seorang anggota polisi. Mirisnya, vila tersebut ternyata tidak memiliki izin legal,” ungkap Prof. Anom saat dihubungi, Sabtu (10/5/2025).

Ia juga menyoroti keberadaan guest house mewah dan rumah kos elite yang kerap luput dari pengawasan pajak. Meskipun dimiliki oleh warga lokal, bentuk bisnis ini tak terklasifikasi sebagai akomodasi resmi, sehingga pendapatannya tidak dikenakan pajak hotel dan restoran.

“Bayangkan satu kamar disewakan seharga Rp2–3 juta. Jika ada 10 kamar, bisa menghasilkan Rp30 juta tanpa perlu promosi. Semua langsung masuk ke kantong pribadi, sementara daerah tidak memperoleh apa pun,” tegasnya.

Prof. Anom juga menyoroti praktik pembelian tanah oleh WNA yang memanfaatkan nama warga lokal sebagai perantara melalui akta notaris. Setelah membangun vila di atas tanah tersebut, mereka kemudian menyewakannya kepada turis asing lainnya. Keuntungan pun langsung dinikmati pemilik modal asing, sementara warga lokal hanya menjadi nama di atas kertas.

“Fenomena ini jelas menyebabkan potensi pajak daerah yang sangat besar tidak masuk ke kas negara,” tambahnya.

Untuk itu, ia menyarankan agar desa adat maupun desa dinas dilibatkan aktif dalam pengawasan akomodasi di wilayahnya. Karena mereka yang paling mengetahui siapa pemilik dan penyewa properti di daerah masing-masing, serta dapat melakukan pencatatan rutin untuk memastikan semua berjalan sesuai aturan.

Sebagai penutup, Prof. Anom juga menyinggung soal kebijakan Golden Visa dan retirement visa, yakni visa pensiun yang memungkinkan warga asing tinggal dalam jangka panjang di Indonesia. Menurutnya, kebijakan tersebut perlu dikaji ulang agar tidak membuka celah baru bagi penyalahgunaan izin tinggal untuk kepentingan bisnis ilegal. (Ray)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku