Connect with us

Daerah

Meriah Kirab Merah Putih, Indonesia Damai Wujud Cinta Tanah Air dan Bangsa

Published

on


DENPASAR – Pagelaran Kirab Merah Putih yang mengarak bendera merah putih berukuran raksasa sepanjang 1001 meter, yang diusung oleh 10.000 siswa se Bali berlangsung dengan meriah dan menarik perhatian banyak warga Denpasar, terutama sepanjang jalan dari GOR I Gusti Ngurah Rai menuju lapangan Puputan Badung, Minggu 12/11/2023.

Kegiatan diDenpasar ini berjalan tertib dan aman, diikuti oleh ribuan pelajar SMP dan SMA/K, organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, Drumband, Paskibraka, aparat TNI – Polri, jajaran Pemkab dan Pemkot, tokoh adat serta para pemangku budaya adat Nusantara.

Pelaksanaan Kirab Merah Putih di Denpasar ini merupakan perhelatan yang ke 18, setelah pertama kali dilepas oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu, 28/08/2022 silam bertempat di Istana Negara Jakarta Pusat.

Ketua panitia pelaksana Kirab Merah Putih, Dr. Gusti Kade Sutawa, SE, MM, MBA dalam laporan kegiatannya didepan para undangan menyampaikan, atas nama panitia menghaturkan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang terlibat atas terlaksananya acara Kirab Merah Putih ini sehingga bisa berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala yang berarti.

Hari ini juga menjadi terasa istimewa karena tanggal 12 November ini juga bertepatan dengan hari ulang tahun kerajaan Majapahit, yang juga merupakan kerajaan yang pertama mengawali penggunaan bendera Merah Putih di Nusantara.

Kegiatan ini menjadi catatan sejarah karena baru kali ini ada kirab membawa bendera Merah Putih yang terpanjang dan besar di Bali, ini sesuatu yang sangat luar biasa.

Hal ini diperkuat dengan disampaikannya penghargaan berupa sertifikat dari Indonesia Book of Record kepada Ketua panitia, Dr Gusti Kade Sutawa, SS, MM, MBS, sekretaris panitia, Tonny Kuzha, SS dan panitia Harmoni Nusantara Bangkit atas pencapaian rekor pertama kali di Bali terselenggaranya kirab bendera Merah Putih raksasa, beserta panji – panji dan Garuda Pancasila ukuran 5 X 5 meter, yang tercatat didukung oleh 10.000 peserta kirab.

“Kirab Merah Putih ini juga merupakan rangkaian dari merayakan hari Pahlawan dan Sumpah Pemuda, dengan bertujuan merawat, meruwat rasa kebangsaan untuk menguatkan rasa nasionalisme dan kecintaan kepada NKRI,” demikian disampaikan ketua panitia, Dr Gusti Kade Sutawa, SE, MM, MBA. Besar harapan acara yang sama bisa terlaksana kembali ditahun depan.

Dalam kesempatan terpisah, ketua panitia kirab pusat dari Harmoni Nusantara Bangkit, R.A Endang Nanik Purwati, SS, KN menyatakan, pihaknya sangat mengapresasi atas kerja keras panitia sehingga acara ini bisa berlangsung dengan meriah serta antusias warga Bali yang sangat luar biasa terhadap acara ini.

“Dengan negara selalu hadir dan terlibat dalam kegiatan ini, target terlaksana acara kirab Merah Putih dari Sabang sampai Merauke akan tercapai,” demikian pungkasnya.

Acara juga dimeriahkan dengan acara tarian Jegog dari Jembrana dan ramainya masyarakat yang berbelanja di aneka stand UMKM yang digelar dilapangan Anak Agung Made Ngurah (Puputan Badung) Denpasar.

Diantara kegiatan parade peserta kirab saat melintas dekat patung Catur Muka, terlihat adanya seorang ibu yang bertindak agak istimewa, dengan mengangkat kedua tangannya seakan berdoa kepada Tuhan YME, memohon atas keselamatan dan kelancaran acara kirab ini. Setelah itu terdengar dia juga mengumandangkan lagu – lagu perjuangan menyemangati para peserta kirab.

Pagelaran hari ini juga menjadi istimewa dengan awan mendung yang menggantung serta turunnya hujan yang cukup lebat, sehingga mengurangi suhu di kota Denpasar yang sudah cukup lama terasa panas dan menggerahkan.

Semoga ini juga menjadi tanda kebaikan, kesejukan dan keberkahan bagi masyarakat Bali, khususnya di Kota Denpasar. (tim)


Daerah

Dukung Penuh Petani, Bupati Kembang Salurkan ribuan Bibit Tanaman dan Pupuk Organik

Published

on

Jembrana – Kakao menjadi komoditas unggulan di kabupaten Jembrana yang mendapat perhatian khusus dari Pemkab Jembrana mulai dari hulu sampai hilir sehingga kakao Jembrana mampu merambah pangsa pasar dunia Internasional.

Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, Pemkab Jembrana terus mendorong mewujudkan kebun-kebun kakao yang bersertifikasi yang mampu menghasilkan produk kakao fermentasi dengan kualitas “Organik Aromatik Spesifik”.

Upaya itu pun direalisasikan dengan pemberian bantuan 19.999 bibit kakao unggul dan 99,9 ton pupuk organik kepada 8 subak abian dan kelompok tani di Kabupaten Jembrana oleh Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, Minggu (11/5) di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

Bupati Kembang saat melakukan simbolis penyerahan bibit kakao di Kelompok Tani Kakao Rastani, Banjar Candikusuma, Desa Candikusuma.

“Hari ini saya ingin bibit yang diterima cukup banyak ini dengan anggaran hampir setengah miliar yang murni dianggarkan dari APBD supaya bisa betul-betul bermanfaat,” ucap Bupati Kembang, usai acara penyerahan secara simbolis.

Diharapkan, pemberian bantuan bibit unggul dan pupuk organik dapat memicu peningkatan produktivitas dan daya saing produk kakao, yang pada saat ini produksinya mencapai 3.000 ton pertahun.

Kakao Jembrana yang telah berhasil menembus pasar ekspor, menjadi pemacu semangat Bupati Kembang Hartawan dan Wabup Patriana Krisna untuk terus mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas kakao ini. Salah satu upayanya juga dengan meminta dana bagi hasil melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) di bawah Kementerian Keuangan RI.

“Karena kakao kita sudah menembus pasar ekspor, maka kita akan bersurat, sehingga nanti harapannya kita mendapat dana bagi hasil cukai kakao, dan kita akan gunakan dana itu sepenuhnya untuk petani kakao,” ujar Bupati Kembang.

Pihaknya menegaskan tidak akan mengembangkan terlalu banyak jenis komoditi perkebunan, pengembangan kakao akan menjadi prioritas untuk semakin meningkatkan posisi Jembrana sebagai produsen kakao berkualitas dunia.

“Tidak banyak jenis yang kita kembangkan, yang kita utamakan justru kakao. Mudah-mudahan, kita doakan petani kita sukses semua,” tutupnya.

Continue Reading

Daerah

Tegas! Polsek Gilimanuk Kembalikan Anak Punk Tanpa Identitas

Published

on

Jembrana – Sebanyak lima orang anak punk yang masuk ke Bali tanpa dilengkapi identitas resmi berhasil diamankan di kawasan SPBU Gilimanuk, Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Rabu (30/4) siang. Penanganan cepat dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Babinsa, Satpol PP dan Linmas Kelurahan Gilimanuk dengan didampingi aparat setempat, demi menjaga kondusivitas wilayah pintu gerbang Bali tersebut.

Kejadian bermula sekitar pukul 12.30 Wita, saat petugas melakukan patroli rutin di seputaran Pelabuhan Gilimanuk. Mereka menemukan lima pemuda bergaya punk yang mencurigakan tanpa membawa kelengkapan identitas diri. Dari hasil pendataan, kelima orang tersebut masing-masing bernama Trian (21), Dean (27), Ahmad Bajuri (32), Edi (24), dan Hisan Fauzi (25), seluruhnya berasal dari Bandung, Jawa Barat.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, kelima anak punk ini mengaku berangkat dari Bandung dengan tujuan Denpasar. Namun, untuk menghindari pemeriksaan petugas di pintu masuk resmi Pelabuhan Gilimanuk, mereka memilih berjalan kaki melewati jalur pesisir pantai.

Kelima anak punk tanpa identitas dikembalikan ke pulau jawa dengan dikawal ketat anggota kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk

Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Kompol I Komang Muliyadi, S.H., M.M., menyatakan bahwa pihaknya memang rutin memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang keluar-masuk Bali, khususnya di area pelabuhan. “Kami selalu tekankan personel di pos-pos pemeriksaan, termasuk mengawasi jalur-jalur tidak resmi yang kerap dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Selanjutnya, Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma yang didampingi Kasi Trantib, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan personel Pol PP setempat, langsung memberikan pembinaan dan imbauan kepada para anak punk tersebut. Mereka diingatkan agar tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum maupun lalu lintas jalan.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kelima anak punk itu akhirnya diputuskan untuk dikembalikan ke daerah asal. Pada pukul 14.20 Wita, mereka diberangkatkan menggunakan KMP Trisakti Elfina melalui Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. Pengawalan ketat dilakukan hingga mereka naik ke atas kapal oleh personel Polsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Lurah Gilimanuk, Satpol PP, Linmas, dan Bhabinkamtibmas.

Continue Reading

Daerah

Bersama dalam Sunyi, Warga Serangan dan BTID Bangun Masa Depan

Published

on

By

Masyarakat Adat Serangan.

DENPASAR – Di tengah dinamika pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Desa Adat Serangan dan PT Bali Turtle Island Development (BTID) menunjukkan kolaborasi yang kuat dan konsisten. Tanpa banyak sorotan, keduanya terus berjalan beriringan membangun kawasan dengan semangat kebersamaan dan saling percaya.

Sejak lama, hubungan antara warga Serangan dan BTID tidak hanya bersifat formal, tapi juga personal dan kekeluargaan. Dalam setiap aspek kehidupan—adat, budaya, lingkungan, hingga pembangunan—masyarakat dilibatkan secara aktif.

“Keterbukaan untuk berkomunikasi selalu kita jaga. Tidak semua harus diumumkan, yang penting kepercayaan dan niat baik,” ujar Jro Ketut Sudiarsa, Mangku Pura Pat Payung.

Jro Ketut menyampaikan dukungan penuh terhadap pembangunan KEK Kura Kura Bali, seraya berharap berkah dari Ida Betara Dalem Pat Payung agar semua rencana berjalan lancar.

Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, menegaskan pentingnya menjaga harmoni. Ia menyebut bahwa komunikasi adalah kunci untuk merawat hubungan yang baik, termasuk dengan investor seperti BTID.

“Kami ingin pembangunan ini membawa manfaat dan kesejahteraan bagi warga. Kura Kura Bali adalah bagian dari desa kami,” ujarnya.

Kontribusi nyata BTID selama ini juga tak sedikit. Sejak kesepakatan tahun 1998, BTID telah menyerahkan lahan lebih dari 7 hektar, menyediakan fasilitas umum, dan membantu akses ibadah. Salah satu hal yang paling dikenang adalah keputusan BTID untuk tidak melakukan PHK terhadap karyawan asal Serangan saat pandemi Covid-19.

“Saat perusahaan lain memberhentikan pegawai, warga kami tetap digaji. Itu sangat berarti,” kata Gede Pariatha.

Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami, turut menyampaikan hal senada. Ia mengapresiasi komunikasi baik yang terus dibangun antara warga dan BTID, termasuk dalam pengembangan infrastruktur seperti jembatan ke Pura Sakenan yang dulunya hanya bisa diakses dengan berjalan kaki atau jukung.

“Kontribusi BTID banyak dan positif. Hubungan tetap harmonis dan kondusif,” ujarnya.

Kolaborasi ini membuktikan bahwa pembangunan yang berakar pada budaya dan keharmonisan bukan hanya mimpi. Ia sudah berjalan nyata, meski tanpa hingar-bingar. (Tim)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku