Connect with us

Mangku Bumi

THE PURUSHA III

Published

on


Sifat bebutan atau Bhuta dekat pada angkara murka jika tak punya kendali, sifat Bhuta berasal dari yang wujud, tubuh yang tidak lain sattwa atau wahana (kendaraan) yang bercerita tentang hidup

Zat yang menjadi tubuh, dimulai Akasa/Ether zat terhalus (Yang Maha Agung) itu yang mencapai Pertiwi bentuk yang padat, yang mewujud menjadi segala bentuk keberadaan, tubuh sama dengan tubuh-tubuh yang lain adalah binatang yang bersifat wujud yang liar

Pengagung dan penyembah rasa hidup yang di sodorkan oleh zat kimiawi tubuh apapun wujud sesembahanya semata-mata para penyembah materi, mereka menyembah karena tidak tau yang sebenarnya bahwa rasa yang di organisir oleh Zat Yang Maha Agung ini adalah hasil pematerian dirinya

Antara Maha Hidup dan Akasa wujud zat terhalus belum mencapai kesadaran sempurnanya, karena belum mencapai Pertiwi zat padat cikal bakal sampul hidupnya, hanya sebentuk zat yang masih berupa proses awal belum mencapai akhiran, karena apa yang ia mulai berakhir pada wujud padatnya

Bapa-Akasa ibu-Pertiwi belum melakukan sanggama sehingga belum membuahkan anak berupa kesadaran sempurna, sekalipun semula ia semourna tetapi belum mencapai wujud dari kesempurnaan yang melekat atas eksistensi’nya

Bapa-Akasa ibu-Pertiwi Raganta-Jati, Lingga-Yoni, hanya ketika Bapa-Akasa Ibu-Pertiwi melakukan “sanggama-agung” menjadilah engkau yang terbaikk diantaranya, atas ketunggalan wujud terhalus dengan wujud padatnya munculah engkau sebagai yang terbaikk diantaramu, karena akasa maupun Pertiwi tidak lain dirimu yang tunggal atas keberadaan

Dualisme Tunggal berwujud Akasa-bapa Pertiwi-ibu itulah bukti bahwa Sang Diri bukan perwakilan wujud, sebaliknya akasa pertiwi adalah terjemahan (bayangan) dari kondisi dualisme sang hidup, sedangkan inti hidup bukanlah wujud, IA hanya bisa diterjemahkan oleh dualisme yang mewujud, namun yang hidup tidak terikat pada dualisme dimaksud

Dia menjadi berkesadaran oleh dualismenya, ia mendapati kesadaran hidupnya atas tunggalnya wujud halus dan wujud kasarnya, tetapi ia bukan keduanya sekalipun dia ada di dalam keduanya

Dan asal segenap wujud itu adalah zat yang dijadikan dan dihidupi oleh sang maha hidup, jika tuhanmu zat maka kesempurnaan’nya yang mewujud adalah tubuh manusia ini, yang mengandung Maya yanh terkuat dan maha menipu

Dia yang tidak lain yang juga disebut si raja maya raja penipuan, halnya rasa hidup yang menipu ketika sang diri tak kuasa melepas terikatan padanya, sang diri yang bersifat menetap tidak mengalami perubahan, sekalipun wujudnya berubah menjadi zat halus ataupun padat, IA tidak ikut mengalami perubahan

Di alam semesta Di Awali Bapa-Akasa Langit diakhiri Ibu-Pertiwi Bumi yang diperkirakan terbentuk 4,5 milyar tahun yang lalu itu tempat benih hidup dapat bertumbuh mencapai kondisi tubuh biologis, kehidupan dimulai lagi dari kondisi yang sama seperti pbentukan alam semesta, dimulai dari wujud paling sederhana hingga mencapai yang paling sempurna

Itu sebabnya bumi di sebut ibu-pertiwi, karena di sini di atas bumi ini kondisi perwujudan yang terbalik dari perwujudan awal alam semesta menemui akhir, pada kesempurnan tubuh manusia ini, jika alam semesta di lingkupi oleh kekosongan sang maha hidup sebaliknya di tubuh manusia ini sang maha hidup di kurung oleh sampul pembungkus hidupnya

Kesimpulan lain yang dapat ditarik dari kondisi terbalik ini adalah pencapaian wujud tubuh yang maha sempurna yang sekaligus perhentian geliat gerak hidupnya sendiri, dengan demikian sejatinya penciptaan telah final dan gerak hidup yang selalu mencapai wujud fisik terpenjara di dalam tubuhnya yang maha sempurna ini, guna menjaga pemeliharaan semesta

Atau sebut saja semua ini diakhiri pada kesempurnaan tubuh manusia agar kekuatan penciptaan sang maha hidup itu tidak berkembang liar tanpa kendali, awal-akhir, sekarang mulai masuk di akal bukan

Untuk memastikan keamanan kekuatan cipta maha dahsyat yang terkurunh di tubuh maha sempurna itu terjaga dari penyalah gunaan, mereka di belah menjadi dua laki dan perempuan, Purusha dan Pradana, itu alasanya mengapa seseorang terlahir sebagai banci, alasan logisnya dikarenakan ketidak seimbangan evolusi spiritual, karena di tubuh ini pun terdapat Purusha (maskulin) Pradana (Feminin), bahkan banyak terlihat lelaki yang awalnya normal cenderung kewanita-wanitaan saat mendalami spiritualitas pada capaian tingkat tertentu

Kemampuan menyatukan kekuatan Purusha-Pradana di tubuh inilah jalan membangkitkan kekuatan cipta, sanggama bapa-ibu beranak kekuatan maha cipta

Atlantia Ra


Mangku Bumi

Peringati Hari Pahlawan PEKAT IB Laksanakan Penanaman 100 Bibit Bakau

Published

on

Denpasar – Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (PEKAT IB)) DPW PEKAT IB Provinsi Bali kali ini mengadakan kegiatan yang sangat positif dalam rangka memperingati hari Pahlawan tahun 2023, di hutan Mangrove Tuban, Kamis /02/11/2023

Widodo Marmer SE, MMA selaku Sekretaris Wilayah PEKAT IB Provinsi Bali mengatakan Program kegiatan DPW PEKAT IB ini diiimplementasikan melalui program kegiatan penanaman bakau.

” Kami rencanakan tanggal 10 November sementara dari hitungan iklim tanggal 10 November itu air laut pasang atau tinggi, maka kegiatan di majukan pada hari ini tanggal 2 November kondisi air memungkinkan menanam bakau dengan mengundang teman – teman organisasi lain yang mau ikut dalam kegiatan ini “ucap Widodo Marmer SE, MMA

Lanjut Widodo Marmer, Kegiatan penanaman pohon bakau kali ini menyediakan 100 pohon bakau saja dan program akan terus berkelanjutan dan ini merupakan program PEKAT IB untuk melestarikan alam atau lingkungan.

Kegiatan ini juga turut serta ormas dan partai, terkait hal tersebut Widodo Marmer menjelaskan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran Rumah Tangga PEKAT IB pasal 7 bahwa PEKAT IB tidak ber afiliasi dengan atau kepada salah satu partai tetapi ada kegiatan di DPP Pusat yang sudah mendukung salah satu partai tetapi kami di DPW tidak mendukung siapapun dan kami murni memiliki tujuan membantu tanah air dan pemerintah melalui organisasi kemasyarakatan

Kami juga akan membantu TNI dan POLRI menjaga keamanan dalam pelaksanaan Pemilu yang akan datang , imbuh Widodo Marmer. (Ich)

Continue Reading

Mangku Bumi

Ki Ageng Giring III, Royal Ambarrukmo Ajak Tamu Asal Bali Wisata Spiritual Desa Sodo

Published

on

By

Susilo Juru Kunci Makam Ki Ageng Giring III (selama 30 tahun) baju kuning menceritakan kepada Herman Courbois GM Royal Ambarrukmo kisah tentang wahyu air kelapa Ki Ageng Giring III.

YOGYAKARTA – Perjalanan wisata spiritual yang dilaksanakan salah satu tamu Royal Ambarrukmo mendapatkan kisah unik dibelakangnya.

Pengertian tentang pariwisata spiritual juga pernah dikemukakan oleh Bali Travel News (2008) dalam Susanty (2009) di mana pariwisata spiritual merupakan salah satu kegiatan wisata minat khusus, yakni perjalanan wisata menuju tempat- tempat suci untuk melaksanakan kegiatan spiritual berupa sembahyang, yoga, meditasi dan lainnya.

Kali ini ke tempat yang dikeramatkan warga sekitar, Pesarean Ki Ageng Giring III di Sodo, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kisah ini diceritakan oleh Susilo seorang juru kunci makam Ki Ageng Giring III yang sudah 30 tahun.

” Ki Ageng Giring III merupakan keturunan dari Brawijaya IV dari raja Majapahit, yang beliau disuruh mengemban amanah mencari keberadaan wahyu yang pergi (oncat = hilang) dari kerajaan Pajang, ” ujarnya, Sabtu (24/06/2023).

Ki Ageng Giring III bersama dengan Ki Ageng Pemanahan, kemudian Ki Ageng Giring III bertapa di sekitaran wilayah Sodo lalu Ki Pemanahan di wilayah Kembang Lampir.

Lanjut bercerita, suatu saat Ki Ageng Giring III mendapat firasat untuk menanam sabut kelapa kering (Sepet aking) kemudian sabut tersebut tumbuh menjadi tunas kelapa yang dijaga oleh abdi dalem Ki Ageng Giring III yakni Bintulu Aji.

Lalu firasat kembali muncul, ia mengetahui bahwa barang siapa yang meminum air kelapa muda (degan) sekaligus (1 buah) habis akan menurunkan raja – raja tanah Jawa.

Pohon kelapa tersebut berbuah hanya 1 butir, siapapun dikisahkan tidak mampu memetiknya.

” Untuk memetik dari pohon itu harus menepuk batang pohonnya dan kemudian pohon itu akan menunduk dengan sendirinya dan bisalah diambil pleh Ki Ageng Giring III, ” lanjutnya bercerita.

Ki Ageng Pemanahan pun mendapat informasi tersebut dari Ki Sunan Kalijogo bahwa kelapa itu sudah dimiliki oleh Ki Ageng Giring III.

” Ki Ageng Pemanahan pun menuju arah kelapa tersebut yang ditandai oleh cahaya yang tegak lurus ke langit ”

Tidak disangka – sangka Ki Ageng Giring III yang mensucikan diri atau mandi besar di sungai yang meninggalkan buah kelapa tadi. Kemudian Ki Ageng Pemanahan sampailah ke tempat dimana kelapa itu disimpan lalu memaksa meminumnya walaupun sudah dicegah oleh istri dari Ki Ageng Giring III.

Kemudian saat Ki Ageng Giring III melihat air kelapa tersebut sudah habis, maka dikejarlah Ki Ageng Pemanahan dan menanyakan keturunan ke berapa agar keturunannya (Ki Ageng Giring III) dapat Mukti (Jawa = Makmur, Sansekerta = Bebas), agar kekuasaan tanah Jawa bisa bergantian dengan anak keturunannya, kondisi itu belum juga mendapat jawaban.

Jalan menuju Petilasan Gunung Pasar. (Sumber foto : Syaeful Cahyadi)

Konon singkat cerita di wilayah Desa Gunung Pasar (Petilasan Gunung Pasar) di Kecamatan Dlingo, Bantul ada 7 makam tiban (kijing pitu) misterius yang dipercaya sebagai tanda perjanjian antara Ki Ageng Pemanahan dengan Ki Ageng Giring III ihwal penerus tahta Kerajaan Mataram Islam.

” Walahualam kang mas nanti kelak keturunan ke 7 sampai ke 9 kelak keturunanmu akan menjadi raja tanah Jawa ”

Kemudian mendapatkan jawaban tersebut Ki Ageng Pemanahan melanjutkan perjalanan ke Alas (hutan) Mentaok (Bumi Mataram), kemudian Ki Ageng Giring III kembali ke wilayah Desa Sodo menyebarkan syiar Islam sambil menunggu kembali kapan keturunannya akan menjadi raja kelak.

” Itulah kisah singkat cerita sejarah paling sepuh dari Kerajaan Mataram Islam, yaitu disini, ” ujarnya mengakhiri. (Ray)

Continue Reading

Mangku Bumi

Kobaborasi Biddokkes dengan Puskor Hindunesia, Bantu Kebutuhan Darah Sulinggih

Published

on

By

dr. Komang Nurada Mahardana Sp. THT - KL selaku Kabiddokkes Polda Bali.

DENPASAR – Relawan Manawa Dharma Puskor Hindunesia di Tabanan melakukan langkah cepat dalam upaya kemanusiaan. Dikabarkan seorang Sulinggih yang sedang dirawat di RSU Tabanan membutuhkan darah golongan O, segera dengan sigap informasi ini diteruskan ke tim PDDI Polda Bali dibawah pimpinan Kompol I Nyoman Rinda,A.Md.Kep dan A.A Gede Dalem Pemayun, SH.,MAP untuk ditindaklanjuti, Kamis (27/04/2023).

Kondisi ini dilakukan karena ketersediaan cadangan kantong darah di rumah sakit sangat minim.

Tidak membutuhkan waktu lama pihak PDDI Polda Bali bergerak dan akhirnya mendapatkan pendonor dengan segera. Bahkan tim PDDI Polda Bali langsung mengirim ambulance untuk jemput bola mendatangi pendonor agar darah yang dibutuhkan bisa cepat dimanfaatkan.

Ida Bagus Susena selaku Ketua Umum Puskor Hindunesia

“Terimakasih kepada Kapolda dan Kabiddokkes Polda Bali di bawah ke pemimpinan dr. Komang Nurada Mahardana, Sp.THT-KL yang sudah merespon cepat, apa yang kami butuhkan, utamanya untuk kebutuhan darah Sulinggih tersebut, ” ujar Ida Bagus K Susena selaku Ketua Umum Puskor Hindunesia.

Pelayanan cepat tanggap (emergency) ini merupakan sinergitas keberhasilan dari Puskor Hindunesia dengan pihak Biddokkes Polda Bali. Pelayanan ini merupakan layanan kesehatan bergerak (mobile healthy service) untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

Tak hanya sebatas itu, dalam upacara besar seperti Bethara Turun Kabeh di Pura Besakih, BIDDOKKES Polda Bali dan Puskor Hindunesia juga melakukan pelayanan kesehatan dari tanggal 5-26 April 2023.

Dalam kesempatan audiensi Puskor Hindunesia dengan Kapolda Bali, Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra, salah satu poin penting yang menjadi pembahasan adalah keberlanjutan dan perluasan jangkauan kerjasama organisasi swadaya keumatan Hindu tersebut dengan Polda Bali. Utamanya untuk bidang Sosial, Kemanusiaan, Kesehatan dan Pembinaan SDM Hindu.

Kapolda Bali sangat mengapresiasi hadirnya Puskor Hindunesia dalam 20 tahun ini melakukan pelayanan, pengabdian dan pemberdayaan umat Hindu.

“Kami siap akan memperluas kerjasama sosial dengan Puskor Hindunesia seperti kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu, bedah rumah dan juga pelayanan kesehatan”, tambah Irjen Pol.Putu Jayan Danu Putra, yang asli Bali juga.

Pihak humas Dekornas Puskor Hindunesia juga mengucapkan terima kasib kepada Kabiddokkes Polda Bali.

Dewa Sudarsana selaku pihak Humas Dekornas Puskor Hindunesia

” Terima kasih dr. Komang Nurada Mahardana Sp. THT – KL atas kebersamaannya dalam melayani anggota jaga dan masyarkat di karya Besakih kemarin, ” pungkas Dewa Sudarsana. (Ray)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku