Mangku Bumi
“SWA RGA”

Swaha di Raga atau kemandirian sadar di dalam tubuh, tubuh ini adalah kuil Tuhan, Tuhan atau The Purusa tidak lain poros kehidupan, tidak lain yang hidup itu, yang berkesadaran sempurna itu, Maha Hidup itu yang berkesadaran sempurna di dalam Kuilnya, Sang Diri
Kemana dirimu hendak mencari sorga, di kolong langit manapun dirimu tidak akan temukan sorga karena sorga adalah suasana hati, hatimu yang mendamba sorga akan menjatuhkanmu ke neraka, keterikatan pada keinginan sorga itu racun yang merusak hatimu tanpa kamu sadari, pikiranmu selalu terbayang-bayang keadaan sorga sedangkan realitas hidupmu bertolak belakang dari harapanmu atas sorga segala pemenuhan
Keinginan keinginan tak terkendali itulah yang sebetulnya terjadi di dalam dirimu, terlepas dirimu sadari atau tidak, berilah jeda untuk melihat kebenaran-nya, jangan sakiti jiwamu dengan harapan-harapan semu yang kosong tidak berujung-pangkal, berpikirlah, otak disertakan untuk memudahkan hidupmu bukan untuk menyesatkan pikirmu kedalam angan-angan tak pasti, bukan untuk berilusi tentang yang tidak ada
Kemandirian sadar’mu swa atau siwa atau saiwa atau poros pelayanan hidup, tubuhmu adalah raga, kuil suci kesadaranmu, kendaraan sadarmu, swa yang mengendarai raga, yaitu swarga yang berubah menjadi sorga untuk sebuah dan banyak kepentingan, kondisi swarga/sorga ini sejatinya kondisi kemandiirian jiwa yang menjalani ketenangan dan kedamaian, keindahan rasa hidup, kejiwaan yang memandang hidup sebagai sebuah seni berkehidupan, jiwa yang damai yang berkeindahan hidup
Swarga/sorga itu bukanlah tempat akan tetapi suasana hati, akan tetapi kaum edin yang menganggap hidup berporos di hati salah menterjemah tentang sorga, ketidak mampuan mereka memasuki dimensi pengetahuan langit yang membuat mereka tertipu, menganggap sorga ada di sebuah dimensi yang di jaga oleh pasukan langit berpanah api, itu sesungguhnya ilusi mereka karena sorga sesungguhnya suasana hati – keadaan jiwa
Berada di sorga jika hatimu tidak tenang apalah guna, sedangkan rasa hati selalu bergolak atas dinamika hidup ini, jika suasana hati bergantung pada bergejolaknya kehidupan, adakah yang mampu mempertahankan kedamaian hatinya, tentu saja anda masing-masing memiliki jawaban sendiri-sendiri , namun bukan disana inti maksudnya
Swaha atau Swa atau kemandirian di dalam raganya tidak lain swarga/sorga, swa bermakna mandiri, mandiri berarti tidak bergantung apapun selain pada kemurnian sadar itu saja, tidak mendiuakan sadarnya pada apapun selain pada kebutuhan pemeliharaan hidup tubuhnya, kesadaran yang murni itu swaha atau yang hidup yang mandiri itu, yang murni yang tidak terbelenggu kondisi lain selain belenggu raganya, kesadaran yang tidak terhalang apapun selain keberadaan terbatas di dalam raganya, diri yang sadar yang tidak lain perwakilan kesadaran hidup Sang Maha Hidup itu sendiri, dia yang mandiri pada kesadaran murninya
Jiwa-jiwa mandiri inilah penghuni sorga, mereka pula poros utama pewujud kehidupan sorga di muka bumi, karena kedamaian dan kemakmuran hidup lah hasil akhir ber-SWA RGA, bukan mereka yang masih kebingungan mencari alamat sorga, mereka yang masih sibuk dengan prasangka pikiran mereka, hati mereka telah rusak oleh kebencian, mereka jiwa yang lemah yang terlalu takut pada bayangan mereka sendiri, mereka takut pada ilusinyailusinya, mereka para penyangkal kebenaran, mereka anti kebenaran, mereka sekumpulan kaum berjiwa rapuh, tidak mungkin mereka bisa mencapai Swa Rga, ngerti aja kga ! pegimana mau sampai
Berkelitlah, berdalihlah, ketika tanaman kebenaran tumbuh membesar, rasa malu akan membayangi hatimu ketika mengatakan kebohongan, sekalipun tidak ada yang mencibir atau menuding telunjuk ke mukamu, rasa itu akan bergelayut di hatimu dan tidak ada tempat bersembunyi yang aman di kolong langit bagi kebohonganmu itu, minta ampunan lah, hentikan
Hati yang rusak penuh kebencian, itulah yang mereka dapat dari mengumbar keinginan sorga melaui pengetahuan indria, mereka menginginkan sorga tetapi merusak keindahan kekuatan cipta Swa Rga, itu Dosa/kesalahan yang sangat besar, mereka sendiri yang membiarkan dirinya berkubang dalam lumpur kebodohan, oleh ulah mereka sendiri, oleh egonya yang tak terkendali, sebab-akibat harus terlaksana, dan ketika akibat dari sebab itu datang pastilah menyakitkan
Kehidupan ini berada di bawah naungan lautan energi tiada batas, energi yang sama yang menghubungkan manusia dengan sesama manusia , dengan alam dengan semesta, dan ketika energi yang dikuasai kegelapan sadar itu berbalik dikuasai getaran energi yang termurnikan oleh para ksatria kehidupan, bisa dibayangkan apa yang terjadi jika dirimu masih memilih berkubang dalam kegelapan, namun itu kehendak bebas, setiap gerak mengandung resiko
Swa-Rga atau sorga bukan tentang keinginan duniawi namun itu tentang aksi-reaksi pencerahan dari kegelapan sadar yang menguasai kehidupan, manusialah penyebab utama apa yang terjadi di kehidupan, kegelapan mendorong kemunculan terang, kegelapan sadar menggiring pencapaian terang kesadaran, ketidak benaran memaksa kemunculan kebenaran, ketidak nyamanan hidup memicu Swa Rga
Atlantia Ra

Mangku Bumi
Peringati Hari Pahlawan PEKAT IB Laksanakan Penanaman 100 Bibit Bakau

Denpasar – Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (PEKAT IB)) DPW PEKAT IB Provinsi Bali kali ini mengadakan kegiatan yang sangat positif dalam rangka memperingati hari Pahlawan tahun 2023, di hutan Mangrove Tuban, Kamis /02/11/2023
Widodo Marmer SE, MMA selaku Sekretaris Wilayah PEKAT IB Provinsi Bali mengatakan Program kegiatan DPW PEKAT IB ini diiimplementasikan melalui program kegiatan penanaman bakau.
” Kami rencanakan tanggal 10 November sementara dari hitungan iklim tanggal 10 November itu air laut pasang atau tinggi, maka kegiatan di majukan pada hari ini tanggal 2 November kondisi air memungkinkan menanam bakau dengan mengundang teman – teman organisasi lain yang mau ikut dalam kegiatan ini “ucap Widodo Marmer SE, MMA
Lanjut Widodo Marmer, Kegiatan penanaman pohon bakau kali ini menyediakan 100 pohon bakau saja dan program akan terus berkelanjutan dan ini merupakan program PEKAT IB untuk melestarikan alam atau lingkungan.
Kegiatan ini juga turut serta ormas dan partai, terkait hal tersebut Widodo Marmer menjelaskan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran Rumah Tangga PEKAT IB pasal 7 bahwa PEKAT IB tidak ber afiliasi dengan atau kepada salah satu partai tetapi ada kegiatan di DPP Pusat yang sudah mendukung salah satu partai tetapi kami di DPW tidak mendukung siapapun dan kami murni memiliki tujuan membantu tanah air dan pemerintah melalui organisasi kemasyarakatan
Kami juga akan membantu TNI dan POLRI menjaga keamanan dalam pelaksanaan Pemilu yang akan datang , imbuh Widodo Marmer. (Ich)
Mangku Bumi
Ki Ageng Giring III, Royal Ambarrukmo Ajak Tamu Asal Bali Wisata Spiritual Desa Sodo

YOGYAKARTA – Perjalanan wisata spiritual yang dilaksanakan salah satu tamu Royal Ambarrukmo mendapatkan kisah unik dibelakangnya.
Pengertian tentang pariwisata spiritual juga pernah dikemukakan oleh Bali Travel News (2008) dalam Susanty (2009) di mana pariwisata spiritual merupakan salah satu kegiatan wisata minat khusus, yakni perjalanan wisata menuju tempat- tempat suci untuk melaksanakan kegiatan spiritual berupa sembahyang, yoga, meditasi dan lainnya.
Kali ini ke tempat yang dikeramatkan warga sekitar, Pesarean Ki Ageng Giring III di Sodo, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kisah ini diceritakan oleh Susilo seorang juru kunci makam Ki Ageng Giring III yang sudah 30 tahun.
” Ki Ageng Giring III merupakan keturunan dari Brawijaya IV dari raja Majapahit, yang beliau disuruh mengemban amanah mencari keberadaan wahyu yang pergi (oncat = hilang) dari kerajaan Pajang, ” ujarnya, Sabtu (24/06/2023).
Ki Ageng Giring III bersama dengan Ki Ageng Pemanahan, kemudian Ki Ageng Giring III bertapa di sekitaran wilayah Sodo lalu Ki Pemanahan di wilayah Kembang Lampir.
Lanjut bercerita, suatu saat Ki Ageng Giring III mendapat firasat untuk menanam sabut kelapa kering (Sepet aking) kemudian sabut tersebut tumbuh menjadi tunas kelapa yang dijaga oleh abdi dalem Ki Ageng Giring III yakni Bintulu Aji.
Lalu firasat kembali muncul, ia mengetahui bahwa barang siapa yang meminum air kelapa muda (degan) sekaligus (1 buah) habis akan menurunkan raja – raja tanah Jawa.
Pohon kelapa tersebut berbuah hanya 1 butir, siapapun dikisahkan tidak mampu memetiknya.
” Untuk memetik dari pohon itu harus menepuk batang pohonnya dan kemudian pohon itu akan menunduk dengan sendirinya dan bisalah diambil pleh Ki Ageng Giring III, ” lanjutnya bercerita.
Ki Ageng Pemanahan pun mendapat informasi tersebut dari Ki Sunan Kalijogo bahwa kelapa itu sudah dimiliki oleh Ki Ageng Giring III.
” Ki Ageng Pemanahan pun menuju arah kelapa tersebut yang ditandai oleh cahaya yang tegak lurus ke langit ”
Tidak disangka – sangka Ki Ageng Giring III yang mensucikan diri atau mandi besar di sungai yang meninggalkan buah kelapa tadi. Kemudian Ki Ageng Pemanahan sampailah ke tempat dimana kelapa itu disimpan lalu memaksa meminumnya walaupun sudah dicegah oleh istri dari Ki Ageng Giring III.
Kemudian saat Ki Ageng Giring III melihat air kelapa tersebut sudah habis, maka dikejarlah Ki Ageng Pemanahan dan menanyakan keturunan ke berapa agar keturunannya (Ki Ageng Giring III) dapat Mukti (Jawa = Makmur, Sansekerta = Bebas), agar kekuasaan tanah Jawa bisa bergantian dengan anak keturunannya, kondisi itu belum juga mendapat jawaban.

Jalan menuju Petilasan Gunung Pasar. (Sumber foto : Syaeful Cahyadi)
Konon singkat cerita di wilayah Desa Gunung Pasar (Petilasan Gunung Pasar) di Kecamatan Dlingo, Bantul ada 7 makam tiban (kijing pitu) misterius yang dipercaya sebagai tanda perjanjian antara Ki Ageng Pemanahan dengan Ki Ageng Giring III ihwal penerus tahta Kerajaan Mataram Islam.
” Walahualam kang mas nanti kelak keturunan ke 7 sampai ke 9 kelak keturunanmu akan menjadi raja tanah Jawa ”
Kemudian mendapatkan jawaban tersebut Ki Ageng Pemanahan melanjutkan perjalanan ke Alas (hutan) Mentaok (Bumi Mataram), kemudian Ki Ageng Giring III kembali ke wilayah Desa Sodo menyebarkan syiar Islam sambil menunggu kembali kapan keturunannya akan menjadi raja kelak.
” Itulah kisah singkat cerita sejarah paling sepuh dari Kerajaan Mataram Islam, yaitu disini, ” ujarnya mengakhiri. (Ray)
Mangku Bumi
Kobaborasi Biddokkes dengan Puskor Hindunesia, Bantu Kebutuhan Darah Sulinggih

DENPASAR – Relawan Manawa Dharma Puskor Hindunesia di Tabanan melakukan langkah cepat dalam upaya kemanusiaan. Dikabarkan seorang Sulinggih yang sedang dirawat di RSU Tabanan membutuhkan darah golongan O, segera dengan sigap informasi ini diteruskan ke tim PDDI Polda Bali dibawah pimpinan Kompol I Nyoman Rinda,A.Md.Kep dan A.A Gede Dalem Pemayun, SH.,MAP untuk ditindaklanjuti, Kamis (27/04/2023).
Kondisi ini dilakukan karena ketersediaan cadangan kantong darah di rumah sakit sangat minim.
Tidak membutuhkan waktu lama pihak PDDI Polda Bali bergerak dan akhirnya mendapatkan pendonor dengan segera. Bahkan tim PDDI Polda Bali langsung mengirim ambulance untuk jemput bola mendatangi pendonor agar darah yang dibutuhkan bisa cepat dimanfaatkan.

Ida Bagus Susena selaku Ketua Umum Puskor Hindunesia
“Terimakasih kepada Kapolda dan Kabiddokkes Polda Bali di bawah ke pemimpinan dr. Komang Nurada Mahardana, Sp.THT-KL yang sudah merespon cepat, apa yang kami butuhkan, utamanya untuk kebutuhan darah Sulinggih tersebut, ” ujar Ida Bagus K Susena selaku Ketua Umum Puskor Hindunesia.
Pelayanan cepat tanggap (emergency) ini merupakan sinergitas keberhasilan dari Puskor Hindunesia dengan pihak Biddokkes Polda Bali. Pelayanan ini merupakan layanan kesehatan bergerak (mobile healthy service) untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Tak hanya sebatas itu, dalam upacara besar seperti Bethara Turun Kabeh di Pura Besakih, BIDDOKKES Polda Bali dan Puskor Hindunesia juga melakukan pelayanan kesehatan dari tanggal 5-26 April 2023.
Dalam kesempatan audiensi Puskor Hindunesia dengan Kapolda Bali, Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra, salah satu poin penting yang menjadi pembahasan adalah keberlanjutan dan perluasan jangkauan kerjasama organisasi swadaya keumatan Hindu tersebut dengan Polda Bali. Utamanya untuk bidang Sosial, Kemanusiaan, Kesehatan dan Pembinaan SDM Hindu.
Kapolda Bali sangat mengapresiasi hadirnya Puskor Hindunesia dalam 20 tahun ini melakukan pelayanan, pengabdian dan pemberdayaan umat Hindu.
“Kami siap akan memperluas kerjasama sosial dengan Puskor Hindunesia seperti kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu, bedah rumah dan juga pelayanan kesehatan”, tambah Irjen Pol.Putu Jayan Danu Putra, yang asli Bali juga.
Pihak humas Dekornas Puskor Hindunesia juga mengucapkan terima kasib kepada Kabiddokkes Polda Bali.

Dewa Sudarsana selaku pihak Humas Dekornas Puskor Hindunesia
” Terima kasih dr. Komang Nurada Mahardana Sp. THT – KL atas kebersamaannya dalam melayani anggota jaga dan masyarkat di karya Besakih kemarin, ” pungkas Dewa Sudarsana. (Ray)
-
Mangku Bumi4 years ago
HIDUP DHARMA
-
Daerah2 years ago
Seorang Ibu Muda Tewas Gantung Diri di Setra Buleleng
-
Daerah3 years ago
Biadab! Seorang Anak Bantai Ayah Sendiri Hingga Tewas
-
Daerah3 years ago
Telah Ditemukan Gudang Segala Mesin di Batubulan
-
Daerah3 years ago
Pelajar Tewas Adu Jangkrik di Jalur Air Sanih – Karangasem
-
Daerah3 years ago
Jangan Pernah Nginep di Menzel Ubud! Simak Kenapa.
-
Daerah4 years ago
DUNIA MAYA HEBOH, JRO DALEM SAMUDRA DAPAT PAWISIK PASANG PATUNG
-
News6 years ago
Indonesian Housekeeper Association (IHKA) Bali, Menggelar Talkshow dan Exhibition 2018.