Mangku Bumi
SANG PENGAMAT DAN SANG PENIKMAT

Menarik diri,
itulah yang akan dilakukan oleh yang sadar ketika mereka di doktrin dengan pengetahuan bawah sadar, sebaliknya yang hidup dalam ilusi bawah sadarnya akan curiga dengan yang dikatakan oleh yang sadar
Kedua kondisi ini bagai minyak dan air, bila di paksa di satukan akan timbul kekeruhan, yang terbaikk adalah membiarkan mereka di keadaan alami masing-masing, tidak perlu di seragamkan, artinya kedua belah pendirian hidup tidak perlu merasa diri paling benar, jalani saja kebenaran masing-masing dalam diam
Memang sangat mudah mengatakannya di atas sebuah harapan-harapan yang semu yang samasekali tidak mudah di realitanya, mengapa demikian karena proses dari siklus hidup demikian adanya, bahwa setiap kelahiran berada dalam dominasi bawah-sadar atau Maya atau bayanganya atau tertipu sehingga lupa kesejatian dirinya
Seperti bahan makanan, tergantung kepiawain pengolah, sesekali kita membeli makanan “jadi”, walau kadang tak sesuai di lidah untuk sekedar melayani rasa lapar, lalu melupakannya sampai lapar kembali datang menjenguk, jika kompleksitas perangkat tubuh di umpamakan keaneka ragman bahan makanan, kesadaran adalah sang koki master
Lelah-lesu-ngantuk- bergairah-berkeringat- haus-lapar tidak lain pekerjaan tubuh dari metabolismenya
(copas : Metabolisme
(bahasa Yunani: μεταβολισμος, metabolismos, perubahan) adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat sel, metabolom : keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi)
Kita sang diri yang berkesadaran atas rasa hidup ini di buat tunduk tak berdaya pada reaksi kimiawi tubuh kita, apalah lagi mereka yang tidak sadar bergelut dengan bawah sadarnya, mereka menjadi setengah sadar dibuai ilusi rasa yang disodorkan kimiawi tubuhnya,
yang di disangkanya rasa kiriman khusus oleh tuhan melalui doraemon
Kebodohah atas ketidaktauan membuat mereka tidak mautau bahwa segenap sensasi rasa itu semata-mata reaksi zat kimiawi tubuh, dengan segenap rasa bangga berilusi bahwa itu bagian dari nikmat tuhan mejadi sang penikmat rasa reaksi kimiawi tubuhnya, sang bhairawa sang penikmat, penikmat maya atau bayangan atau kepalsuan
Yang mengetahui kebenaran yang sejati memilih diam, bukan diam karena sok tau atau agar di nilai sudah mengenal kesejatian, bukan itu, tetapi karena kesadaran atas rasa malu, malu mengutarakan ketidakberdayaan dirinya atas keterseretan pada sensasi rasa kimiawinya, maka itu mereka memilih diam mengamati rasanya
Berbanding seratus delapan puluh derajat dengan para penyembah kekuatan bhairawa sang penikmat, penikmat rasa, mereka sangat hobby membesar- besarkan sensasi rasa yang dialami, karena ketidaktaunya bahwa rasa itu hanya “sensasi rasa” reaksi “kimiawi tubuh”, dan di saat tersesat itu kimiawi tubuhnya dijadikan Tuhan yang “aha-ulia”
Yang mengetahui kebenaran yang sejati hanya tersenyum melihat tingkah laku lucu mereka begitu menjiwai kebodohanya, bahkan tuhan mereka tidak berbuat apapun, tidak berupaya mencerahkan kesadaran mereka, tuhan’nya justru memilih menyesatkan mereka dengan membiarkan mereka terbenam makin dalam kedalam lumpur gelap “ilusi rasanya”
Mereka berkotbah sedemikian gagah, mengumbar sensasi rasa tuhan kimiawinya di depan jutaan orang, mengkotbahkan kebodohanya yang telah membiarkan diri tertipu hayalan sensasi rasa kimiawi, yang di persangkakan pemberian khusus dari tuhan sesembahan’nya, karena telah mentaati ilusi rasa’nya
Sang pengamat tidak akan mau meributkan kebodohan’nya atas keterseretan oleh dominasi rasa kimiawi tubuhnya, mereka memilih berupaya melampaui dan menyelaraskan diri pada rasanya, yang adalah upaya menerus dengan kedisiplinan untuk menjadi tuan dari rasa hidupnya
Atlantia Ra

Mangku Bumi
Ki Ageng Giring III, Royal Ambarrukmo Ajak Tamu Asal Bali Wisata Spiritual Desa Sodo

YOGYAKARTA – Perjalanan wisata spiritual yang dilaksanakan salah satu tamu Royal Ambarrukmo mendapatkan kisah unik dibelakangnya.
Pengertian tentang pariwisata spiritual juga pernah dikemukakan oleh Bali Travel News (2008) dalam Susanty (2009) di mana pariwisata spiritual merupakan salah satu kegiatan wisata minat khusus, yakni perjalanan wisata menuju tempat- tempat suci untuk melaksanakan kegiatan spiritual berupa sembahyang, yoga, meditasi dan lainnya.
Kali ini ke tempat yang dikeramatkan warga sekitar, Pesarean Ki Ageng Giring III di Sodo, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kisah ini diceritakan oleh Susilo seorang juru kunci makam Ki Ageng Giring III yang sudah 30 tahun.
” Ki Ageng Giring III merupakan keturunan dari Brawijaya IV dari raja Majapahit, yang beliau disuruh mengemban amanah mencari keberadaan wahyu yang pergi (oncat = hilang) dari kerajaan Pajang, ” ujarnya, Sabtu (24/06/2023).
Ki Ageng Giring III bersama dengan Ki Ageng Pemanahan, kemudian Ki Ageng Giring III bertapa di sekitaran wilayah Sodo lalu Ki Pemanahan di wilayah Kembang Lampir.
Lanjut bercerita, suatu saat Ki Ageng Giring III mendapat firasat untuk menanam sabut kelapa kering (Sepet aking) kemudian sabut tersebut tumbuh menjadi tunas kelapa yang dijaga oleh abdi dalem Ki Ageng Giring III yakni Bintulu Aji.
Lalu firasat kembali muncul, ia mengetahui bahwa barang siapa yang meminum air kelapa muda (degan) sekaligus (1 buah) habis akan menurunkan raja – raja tanah Jawa.
Pohon kelapa tersebut berbuah hanya 1 butir, siapapun dikisahkan tidak mampu memetiknya.
” Untuk memetik dari pohon itu harus menepuk batang pohonnya dan kemudian pohon itu akan menunduk dengan sendirinya dan bisalah diambil pleh Ki Ageng Giring III, ” lanjutnya bercerita.
Ki Ageng Pemanahan pun mendapat informasi tersebut dari Ki Sunan Kalijogo bahwa kelapa itu sudah dimiliki oleh Ki Ageng Giring III.
” Ki Ageng Pemanahan pun menuju arah kelapa tersebut yang ditandai oleh cahaya yang tegak lurus ke langit ”
Tidak disangka – sangka Ki Ageng Giring III yang mensucikan diri atau mandi besar di sungai yang meninggalkan buah kelapa tadi. Kemudian Ki Ageng Pemanahan sampailah ke tempat dimana kelapa itu disimpan lalu memaksa meminumnya walaupun sudah dicegah oleh istri dari Ki Ageng Giring III.
Kemudian saat Ki Ageng Giring III melihat air kelapa tersebut sudah habis, maka dikejarlah Ki Ageng Pemanahan dan menanyakan keturunan ke berapa agar keturunannya (Ki Ageng Giring III) dapat Mukti (Jawa = Makmur, Sansekerta = Bebas), agar kekuasaan tanah Jawa bisa bergantian dengan anak keturunannya, kondisi itu belum juga mendapat jawaban.

Jalan menuju Petilasan Gunung Pasar. (Sumber foto : Syaeful Cahyadi)
Konon singkat cerita di wilayah Desa Gunung Pasar (Petilasan Gunung Pasar) di Kecamatan Dlingo, Bantul ada 7 makam tiban (kijing pitu) misterius yang dipercaya sebagai tanda perjanjian antara Ki Ageng Pemanahan dengan Ki Ageng Giring III ihwal penerus tahta Kerajaan Mataram Islam.
” Walahualam kang mas nanti kelak keturunan ke 7 sampai ke 9 kelak keturunanmu akan menjadi raja tanah Jawa ”
Kemudian mendapatkan jawaban tersebut Ki Ageng Pemanahan melanjutkan perjalanan ke Alas (hutan) Mentaok (Bumi Mataram), kemudian Ki Ageng Giring III kembali ke wilayah Desa Sodo menyebarkan syiar Islam sambil menunggu kembali kapan keturunannya akan menjadi raja kelak.
” Itulah kisah singkat cerita sejarah paling sepuh dari Kerajaan Mataram Islam, yaitu disini, ” ujarnya mengakhiri. (Ray)
Mangku Bumi
Kobaborasi Biddokkes dengan Puskor Hindunesia, Bantu Kebutuhan Darah Sulinggih

DENPASAR – Relawan Manawa Dharma Puskor Hindunesia di Tabanan melakukan langkah cepat dalam upaya kemanusiaan. Dikabarkan seorang Sulinggih yang sedang dirawat di RSU Tabanan membutuhkan darah golongan O, segera dengan sigap informasi ini diteruskan ke tim PDDI Polda Bali dibawah pimpinan Kompol I Nyoman Rinda,A.Md.Kep dan A.A Gede Dalem Pemayun, SH.,MAP untuk ditindaklanjuti, Kamis (27/04/2023).
Kondisi ini dilakukan karena ketersediaan cadangan kantong darah di rumah sakit sangat minim.
Tidak membutuhkan waktu lama pihak PDDI Polda Bali bergerak dan akhirnya mendapatkan pendonor dengan segera. Bahkan tim PDDI Polda Bali langsung mengirim ambulance untuk jemput bola mendatangi pendonor agar darah yang dibutuhkan bisa cepat dimanfaatkan.

Ida Bagus Susena selaku Ketua Umum Puskor Hindunesia
“Terimakasih kepada Kapolda dan Kabiddokkes Polda Bali di bawah ke pemimpinan dr. Komang Nurada Mahardana, Sp.THT-KL yang sudah merespon cepat, apa yang kami butuhkan, utamanya untuk kebutuhan darah Sulinggih tersebut, ” ujar Ida Bagus K Susena selaku Ketua Umum Puskor Hindunesia.
Pelayanan cepat tanggap (emergency) ini merupakan sinergitas keberhasilan dari Puskor Hindunesia dengan pihak Biddokkes Polda Bali. Pelayanan ini merupakan layanan kesehatan bergerak (mobile healthy service) untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Tak hanya sebatas itu, dalam upacara besar seperti Bethara Turun Kabeh di Pura Besakih, BIDDOKKES Polda Bali dan Puskor Hindunesia juga melakukan pelayanan kesehatan dari tanggal 5-26 April 2023.
Dalam kesempatan audiensi Puskor Hindunesia dengan Kapolda Bali, Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra, salah satu poin penting yang menjadi pembahasan adalah keberlanjutan dan perluasan jangkauan kerjasama organisasi swadaya keumatan Hindu tersebut dengan Polda Bali. Utamanya untuk bidang Sosial, Kemanusiaan, Kesehatan dan Pembinaan SDM Hindu.
Kapolda Bali sangat mengapresiasi hadirnya Puskor Hindunesia dalam 20 tahun ini melakukan pelayanan, pengabdian dan pemberdayaan umat Hindu.
“Kami siap akan memperluas kerjasama sosial dengan Puskor Hindunesia seperti kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu, bedah rumah dan juga pelayanan kesehatan”, tambah Irjen Pol.Putu Jayan Danu Putra, yang asli Bali juga.
Pihak humas Dekornas Puskor Hindunesia juga mengucapkan terima kasib kepada Kabiddokkes Polda Bali.

Dewa Sudarsana selaku pihak Humas Dekornas Puskor Hindunesia
” Terima kasih dr. Komang Nurada Mahardana Sp. THT – KL atas kebersamaannya dalam melayani anggota jaga dan masyarkat di karya Besakih kemarin, ” pungkas Dewa Sudarsana. (Ray)
Mangku Bumi
Yayasan Widya Kerthi – UNHI, Satu Napas Kuatkan Hindu Nusantara

DENPASAR – Napas Hindu merupakan bagian dari Nusantara masa lalu, kini kepopuleran Hindu yang minoritas di negeri ini menjadi tantangan baru bagi semboyan kebangkitan Hindu di Nusantara. Banyak legenda, cerita rakyat yang dikemas yang mengatakan Hindu akan bangkit.
Tentu ini harus sejalan dengan semangat kebangkitan Hindu Nusantara, melalui sebuah wadah besar keumatan yakni Puskor Hindunesia.
Menemui Kolonel (Purn). Dr. I Dewa Ketut Budiana, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi mengharapkan support dari seluruh umat Hindu di Nusantara.
” ini sejalan dengan visi dan misi UNHI yang selama ini menjadi lembaga pendidikan perguruan tinggi Hindu ”
Dengan adanya kerjasama ini ia menceritakan harapannya adalah UNHI bisa dapat menjadi center dari pengetahuan Umat Hindu di Indonesia.
” Seluruh permasalahan yang dihadapi oleh Umat Hindu diharapkan UNHI dapat menjadi barometer penyelesaian dari setiap permasalahan umat Hindu sendiri, ” jelasnya.
Lanjut menemui pengurus Dewan Koordinator Nasional (DEKORNAS) Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (PUSKOR HINDUNESIA) di Kampus Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar, yang diterima langsung Dr. Dewa Ketut Budiana, M.Fil., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi – Universitas Hindu Indonesia, Kamis (09/02/2023).
Anak Agung Gde Agung selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) PUSKOR HINDUNESIA menjelaskan kedatangannya dan pengurus Dekornas lainnya ke UNHI adalah bagian dari program PUSKOR HINDUNESIA dalam memajukan umat sedharma.
” Kita sebagai lembaga organisasi yang mengedepankan dalam memajukan umat (Hindu) melalui pengembangan SDM-nya (Sumber Daya Manusia) dan dimanapun PUSKOR berada dapat membawa Umat menjadi lebih sejuk, ” terangnya.
Bagi PUSKOR UNHI sendiri merupakan pusat pengetahuan Hindu itu sendiri, jadi dengan misi yang sama tentu menjadi penting dalam bersinergi dengan PUSKOR HINDUNESIA.
” Kita akan melakukan MoU (memorandum of Understanding) dengan UNHI, mungkin minggu depan. Mengenai teknologi, SDM, informasi jadi PUSKOR HINDUNESIA dapat memperkenalkan UNHI sebagai pusat secara Nasional ”
PUSKOR HINDUNESIA sendiri saat ini telah memiliki 23 perwakilan di setiap provinsi di Indonesia. Targetnya dalam 5 tahun kepengurusan baru ini memiliki target bahwa organisasi ini lebih berkembang dan ada di 38 provinsi di Indonesia.
Putu Dewa Sudarsana selaku Wakil Ketua Umum (Waketum) PUSKOR HINDUNESIA bidang Hubungan Masyarakat (Humas) mengiyakan pernyataan dari A.A. Gde Agung. Ia menyebutkan bahwa sinergitas antara PUSKOR HINDUNESIA dengan UNHI merupakan bagian dari ‘Sradha Bhakti’ sebagai umat Hindu.
” Kami di PUSKOR menginginkan agar manusia Hindu ini baik dibidang Yowana, Kepemangkuan dan kehidupan yang lain, dimana umat Hindu Nusantara ini bisa lebih mengenal jati dirinya yang tentu berbasis di UNHI ini juga nantinya ”
Menanyakan soal banyaknya organisasi sejenis dan hubungannya dengan politik praktis, Dewaaji Sudarsana menjelaskan bahwa PUSKOR HINDUNESIA adalah milik umat Hindu seluruh Indonesia.
” Kita di PUSKOR HINDUNESIA tidak melaksanakan politik praktis, tetapi tentu kehidupan kita tidak lepas dari politik. Kita juga sebagai umat Hindu harus taat dan patuh kepada guru Wisesa (Pemimpin/Pemerintah) kita, ” jelasnya.
Kembali menanyakan soal benturan sesama umat Hindu yang berbeda aliran bagi Dewa Sudarsana yang mewakili PUSKOR HINDUNESIA mengatakan bahwa organisasi ini hadir untuk menjawab permasalahan umat seperti itu juga.
” ‘Gema Shanti’ merupakan program kami yang hadir untuk ikut berada menjaga kedamaian Hindu Indonesia sendiri. Kita memang tidak masuk keranah konflik tersebut tetapi kami mengulurkan tangan untuk membantu menselaraskan energinya menjadi positif dalam kita melaksanakan ‘Sradha Bhakti kita ” (Ray)
-
Mangku Bumi4 years ago
HIDUP DHARMA
-
Daerah2 years ago
Seorang Ibu Muda Tewas Gantung Diri di Setra Buleleng
-
Daerah2 years ago
Biadab! Seorang Anak Bantai Ayah Sendiri Hingga Tewas
-
Daerah3 years ago
Telah Ditemukan Gudang Segala Mesin di Batubulan
-
Daerah2 years ago
Pelajar Tewas Adu Jangkrik di Jalur Air Sanih – Karangasem
-
Daerah3 years ago
Jangan Pernah Nginep di Menzel Ubud! Simak Kenapa.
-
Daerah3 years ago
DUNIA MAYA HEBOH, JRO DALEM SAMUDRA DAPAT PAWISIK PASANG PATUNG
-
News5 years ago
Indonesian Housekeeper Association (IHKA) Bali, Menggelar Talkshow dan Exhibition 2018.