Connect with us

Mangku Bumi

SAMSARA

Published

on


Bagaimana caramu mempertanggung-jawabkan perbuatanmu ketika sudah tidak memiliki tubuh wadag penterjemah rasa kesadaran atas hidup’NYA

Itulah spiritualitas atau ketuhanan membutuhkan backup kecerdasan agar selalu waspada dalam penyampaian, agar kamu tidak mempermalukan tuhanmu dengan sabda-sabda diatas kebodohanya

Mari kita coba berandai-andai, sedikit menghibur diri dari kepenatan menjadi penyaksi prilaku orang-orangan tuhan, atau setidaknya kita belajar mentertawai diri sendiri

Semisal :
Bagaimana jika sabda-sabda itu keluar dari mulut seorang nabi perempuan menyatakan sabda yg persis sama, adakah yang mau mengakuinya atau akan diterimakah oleh orang-orang kekinian, tentu saja jawaban tegas yang di dapat : Wahyu Tuhan tidak bisa dibuat berandai-andai, harus disesuaikan kenyataan

Sama persis seperti jawaban orang waras yang tidak mau berandai-andai tentang tuhan yg tidak punya wujud nyata, karena pada dasarnya semua orang hanya percaya pada hal-hal nyata bahkan Tuhan yang nyata yang bisa tersaksi di kenyataan, bukan hanya tuhan angan-angan product para penghayal, apalagi hanya sebatas “TUHAN KATANYA”

KATANYA lagi lebih keren kehidupan setelah mati lebih mulia, mungkin maksudnya yang sudah mati bisa hidup lagi, keren gak !!??

Tetapi……
sesungguhnya mereka lupa pintar, yang masuk dan menyaksikan dimensi roh itu hanya yang masih berada di dalam badan wadagh, karena hanya yang beradan kasar yang bisa menterjemahkan dimensi tiada wujud, sama halnya kesadaran sang maha hidup yang tiada wujud itu diterjemahkan oleh tubuh wadag’nya, kondisi yang sama juga berlaku pada penterjemahan dimensi roh

Akan tetapi karena kurangnya pengetahuan dan minimnya kecerdasan seorang pelaku spiritual, dengan sangat mudah mereka tertipu lalu dengan bangga mengabarkan kebodohanya tanpa pertimbangan yang bijaksana, karena Egonya ingin dipuji sebagai orang pintar, yang pintar-pintar bodoh

Inilah maya’ku yang terkuat, maha ghaib yang tertinggi sekaligus yang terendah, disebut sebagai maya’ku karena hanya bayangan dari kesejatian yang disadari oleh aku yang melihat di balik materi, dan segala sesuatu yang dilihat dan terlihat hanya bayangan dirinya semata, temasuk roh, jiwa, suksma bukanlah kesejatian, mereka hanyalah bayangan dan bayangan itu GELAP segelap kesadaran yang tersesat

Residu karma memory kehidupan yang tertinggal di dimensi wujud, hanya sebatas itulah sesungguhnya alam-alam yang disaksikan itu, dan sang penyaksi harus berada di dalam wadagh (masih berbadan kasar), karena wadagh adalah alat penterjemah maha canggih

Demikian kelahiran kembali dikarenakan tarikan memory kehidupan masa lalu, demikianlah sifat karakter ditentukan oleh prilaku di kehidupan masa lalu, bukan berupa hasil (pahala) yang dijalani setelah wadag/badan kasar mati menjadi kemuliaan hidup setelah mati, itu penerjemahan yang maha keliru

Hanya di badan kasar inilah penterjemahan wujud-wujud halus terjadi, bahkan kesadaran hidup sang maha hidup yang tiada wujud diterjemahkan, tidak ada dimensi penyaksian yang lain, dimensi roh hanyalah alam hantu, residu sampah kehidupan masa lalu, samasekali bukan tempat kemuliaan

Di tubuh wadagh ini sajalah kemuliaan terwakili, perwakilan kesadaran hidup sang maha hidup itulah kemuliaan, kemuliaan sebagai sang penyaksi, badan kasar mati penyaksian pun hilang , badan mati kesadaran lenyap, karena tidak ada lagi mesin canggih penterjemah tiada-wujud kepada wujud

Dan roh-roh yang di panggil dari kuburan-kuburan itu hanyalah hantu yang di agung-agungkan melebihi keagungan sadar’nya sendiri, bahkan tidak jarang yang berakhir menjadi pengkultus hantu yang di anggap hhebat semasa hidupnya, bahkan bersetubuh dengan hantu, karena kebodohan dan lupa ingatan, apalagi kalau bukan sinting

Sebagian roh-roh itu adalah memory pengetahuan yang tertinggal di dimensi wujud, dan memang benar ilmu pun pengetahuanya bisa dipelajari, tapi bukan dengan senggama seperti manusia berbadan kasar, terjemahan seperti itu tergantung isi otak individu

Senggama yang benar adalah penyatuan roh memory dimaksud untuk mengkloning jejak pengetahuan masa lalunya, mengakses memory pencapaian’nya untuk membuka simpul-simpul spiritual, bukan bersemggama dengan hantu, itu prilaku orang sakit jiwa, karena ambisi dan nafsu birahi yang tidak terkendali

Memory kehidupan masa lalu yang tertinggal di alam wujud itu penghalang kemajuan evolusi spiritual, mengakses kembali memory dimaksud untuk dituntaskan guna kemajuan spiritual, bukan untuk di bangga-banggakan agar dianggap hhebat, itu prilaku konyol

Inti dari pengaksesan memory masa lalu sebagai jalan penuntasan dosa-kesalahan di kehidupan masa lalu, yang membuat memorynya terjebak di dimensi hantu eh dimensi wujud halus/roh, yang itu membuatnya terlahir kembali

Kelahiran kembali diketahui saat memory masa lalunya terakses kembali, bukan memorynya pemegang peran utama tetapi sebaliknya, yang di dalam badan wadaglah yang memiliki kemampuan mengakses kembali badan halusnya yang pernah tertinggal, begitulah penjelasan reinkarnasi, tidak ada kemuliaan hidup setelah mati, tuhan yang menjadi hantu bukanlah kemuliaan

Darakha Ruba


Mangku Bumi

Peringati Hari Pahlawan PEKAT IB Laksanakan Penanaman 100 Bibit Bakau

Published

on

Denpasar – Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (PEKAT IB)) DPW PEKAT IB Provinsi Bali kali ini mengadakan kegiatan yang sangat positif dalam rangka memperingati hari Pahlawan tahun 2023, di hutan Mangrove Tuban, Kamis /02/11/2023

Widodo Marmer SE, MMA selaku Sekretaris Wilayah PEKAT IB Provinsi Bali mengatakan Program kegiatan DPW PEKAT IB ini diiimplementasikan melalui program kegiatan penanaman bakau.

” Kami rencanakan tanggal 10 November sementara dari hitungan iklim tanggal 10 November itu air laut pasang atau tinggi, maka kegiatan di majukan pada hari ini tanggal 2 November kondisi air memungkinkan menanam bakau dengan mengundang teman – teman organisasi lain yang mau ikut dalam kegiatan ini “ucap Widodo Marmer SE, MMA

Lanjut Widodo Marmer, Kegiatan penanaman pohon bakau kali ini menyediakan 100 pohon bakau saja dan program akan terus berkelanjutan dan ini merupakan program PEKAT IB untuk melestarikan alam atau lingkungan.

Kegiatan ini juga turut serta ormas dan partai, terkait hal tersebut Widodo Marmer menjelaskan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran Rumah Tangga PEKAT IB pasal 7 bahwa PEKAT IB tidak ber afiliasi dengan atau kepada salah satu partai tetapi ada kegiatan di DPP Pusat yang sudah mendukung salah satu partai tetapi kami di DPW tidak mendukung siapapun dan kami murni memiliki tujuan membantu tanah air dan pemerintah melalui organisasi kemasyarakatan

Kami juga akan membantu TNI dan POLRI menjaga keamanan dalam pelaksanaan Pemilu yang akan datang , imbuh Widodo Marmer. (Ich)

Continue Reading

Mangku Bumi

Ki Ageng Giring III, Royal Ambarrukmo Ajak Tamu Asal Bali Wisata Spiritual Desa Sodo

Published

on

By

Susilo Juru Kunci Makam Ki Ageng Giring III (selama 30 tahun) baju kuning menceritakan kepada Herman Courbois GM Royal Ambarrukmo kisah tentang wahyu air kelapa Ki Ageng Giring III.

YOGYAKARTA – Perjalanan wisata spiritual yang dilaksanakan salah satu tamu Royal Ambarrukmo mendapatkan kisah unik dibelakangnya.

Pengertian tentang pariwisata spiritual juga pernah dikemukakan oleh Bali Travel News (2008) dalam Susanty (2009) di mana pariwisata spiritual merupakan salah satu kegiatan wisata minat khusus, yakni perjalanan wisata menuju tempat- tempat suci untuk melaksanakan kegiatan spiritual berupa sembahyang, yoga, meditasi dan lainnya.

Kali ini ke tempat yang dikeramatkan warga sekitar, Pesarean Ki Ageng Giring III di Sodo, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kisah ini diceritakan oleh Susilo seorang juru kunci makam Ki Ageng Giring III yang sudah 30 tahun.

” Ki Ageng Giring III merupakan keturunan dari Brawijaya IV dari raja Majapahit, yang beliau disuruh mengemban amanah mencari keberadaan wahyu yang pergi (oncat = hilang) dari kerajaan Pajang, ” ujarnya, Sabtu (24/06/2023).

Ki Ageng Giring III bersama dengan Ki Ageng Pemanahan, kemudian Ki Ageng Giring III bertapa di sekitaran wilayah Sodo lalu Ki Pemanahan di wilayah Kembang Lampir.

Lanjut bercerita, suatu saat Ki Ageng Giring III mendapat firasat untuk menanam sabut kelapa kering (Sepet aking) kemudian sabut tersebut tumbuh menjadi tunas kelapa yang dijaga oleh abdi dalem Ki Ageng Giring III yakni Bintulu Aji.

Lalu firasat kembali muncul, ia mengetahui bahwa barang siapa yang meminum air kelapa muda (degan) sekaligus (1 buah) habis akan menurunkan raja – raja tanah Jawa.

Pohon kelapa tersebut berbuah hanya 1 butir, siapapun dikisahkan tidak mampu memetiknya.

” Untuk memetik dari pohon itu harus menepuk batang pohonnya dan kemudian pohon itu akan menunduk dengan sendirinya dan bisalah diambil pleh Ki Ageng Giring III, ” lanjutnya bercerita.

Ki Ageng Pemanahan pun mendapat informasi tersebut dari Ki Sunan Kalijogo bahwa kelapa itu sudah dimiliki oleh Ki Ageng Giring III.

” Ki Ageng Pemanahan pun menuju arah kelapa tersebut yang ditandai oleh cahaya yang tegak lurus ke langit ”

Tidak disangka – sangka Ki Ageng Giring III yang mensucikan diri atau mandi besar di sungai yang meninggalkan buah kelapa tadi. Kemudian Ki Ageng Pemanahan sampailah ke tempat dimana kelapa itu disimpan lalu memaksa meminumnya walaupun sudah dicegah oleh istri dari Ki Ageng Giring III.

Kemudian saat Ki Ageng Giring III melihat air kelapa tersebut sudah habis, maka dikejarlah Ki Ageng Pemanahan dan menanyakan keturunan ke berapa agar keturunannya (Ki Ageng Giring III) dapat Mukti (Jawa = Makmur, Sansekerta = Bebas), agar kekuasaan tanah Jawa bisa bergantian dengan anak keturunannya, kondisi itu belum juga mendapat jawaban.

Jalan menuju Petilasan Gunung Pasar. (Sumber foto : Syaeful Cahyadi)

Konon singkat cerita di wilayah Desa Gunung Pasar (Petilasan Gunung Pasar) di Kecamatan Dlingo, Bantul ada 7 makam tiban (kijing pitu) misterius yang dipercaya sebagai tanda perjanjian antara Ki Ageng Pemanahan dengan Ki Ageng Giring III ihwal penerus tahta Kerajaan Mataram Islam.

” Walahualam kang mas nanti kelak keturunan ke 7 sampai ke 9 kelak keturunanmu akan menjadi raja tanah Jawa ”

Kemudian mendapatkan jawaban tersebut Ki Ageng Pemanahan melanjutkan perjalanan ke Alas (hutan) Mentaok (Bumi Mataram), kemudian Ki Ageng Giring III kembali ke wilayah Desa Sodo menyebarkan syiar Islam sambil menunggu kembali kapan keturunannya akan menjadi raja kelak.

” Itulah kisah singkat cerita sejarah paling sepuh dari Kerajaan Mataram Islam, yaitu disini, ” ujarnya mengakhiri. (Ray)

Continue Reading

Mangku Bumi

Kobaborasi Biddokkes dengan Puskor Hindunesia, Bantu Kebutuhan Darah Sulinggih

Published

on

By

dr. Komang Nurada Mahardana Sp. THT - KL selaku Kabiddokkes Polda Bali.

DENPASAR – Relawan Manawa Dharma Puskor Hindunesia di Tabanan melakukan langkah cepat dalam upaya kemanusiaan. Dikabarkan seorang Sulinggih yang sedang dirawat di RSU Tabanan membutuhkan darah golongan O, segera dengan sigap informasi ini diteruskan ke tim PDDI Polda Bali dibawah pimpinan Kompol I Nyoman Rinda,A.Md.Kep dan A.A Gede Dalem Pemayun, SH.,MAP untuk ditindaklanjuti, Kamis (27/04/2023).

Kondisi ini dilakukan karena ketersediaan cadangan kantong darah di rumah sakit sangat minim.

Tidak membutuhkan waktu lama pihak PDDI Polda Bali bergerak dan akhirnya mendapatkan pendonor dengan segera. Bahkan tim PDDI Polda Bali langsung mengirim ambulance untuk jemput bola mendatangi pendonor agar darah yang dibutuhkan bisa cepat dimanfaatkan.

Ida Bagus Susena selaku Ketua Umum Puskor Hindunesia

“Terimakasih kepada Kapolda dan Kabiddokkes Polda Bali di bawah ke pemimpinan dr. Komang Nurada Mahardana, Sp.THT-KL yang sudah merespon cepat, apa yang kami butuhkan, utamanya untuk kebutuhan darah Sulinggih tersebut, ” ujar Ida Bagus K Susena selaku Ketua Umum Puskor Hindunesia.

Pelayanan cepat tanggap (emergency) ini merupakan sinergitas keberhasilan dari Puskor Hindunesia dengan pihak Biddokkes Polda Bali. Pelayanan ini merupakan layanan kesehatan bergerak (mobile healthy service) untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

Tak hanya sebatas itu, dalam upacara besar seperti Bethara Turun Kabeh di Pura Besakih, BIDDOKKES Polda Bali dan Puskor Hindunesia juga melakukan pelayanan kesehatan dari tanggal 5-26 April 2023.

Dalam kesempatan audiensi Puskor Hindunesia dengan Kapolda Bali, Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra, salah satu poin penting yang menjadi pembahasan adalah keberlanjutan dan perluasan jangkauan kerjasama organisasi swadaya keumatan Hindu tersebut dengan Polda Bali. Utamanya untuk bidang Sosial, Kemanusiaan, Kesehatan dan Pembinaan SDM Hindu.

Kapolda Bali sangat mengapresiasi hadirnya Puskor Hindunesia dalam 20 tahun ini melakukan pelayanan, pengabdian dan pemberdayaan umat Hindu.

“Kami siap akan memperluas kerjasama sosial dengan Puskor Hindunesia seperti kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu, bedah rumah dan juga pelayanan kesehatan”, tambah Irjen Pol.Putu Jayan Danu Putra, yang asli Bali juga.

Pihak humas Dekornas Puskor Hindunesia juga mengucapkan terima kasib kepada Kabiddokkes Polda Bali.

Dewa Sudarsana selaku pihak Humas Dekornas Puskor Hindunesia

” Terima kasih dr. Komang Nurada Mahardana Sp. THT – KL atas kebersamaannya dalam melayani anggota jaga dan masyarkat di karya Besakih kemarin, ” pungkas Dewa Sudarsana. (Ray)

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku