Connect with us

Global

Pinandita Sanggraha Nusantara Denpasar Utara melaksanakan Pewintenan Aji Saraswati Massal di Pura Maospahit Grenceng Denpasar

Published

on


GATRADEWATA.COM|| Denpasar.Kamis,31Mei 2018

Upacara Pawintenan Aji Saraswati Massal yang digagas Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) pada hari Kamis tanggal 31 Mei 2018 bertempat di Pura Maospahit Jalan Sutomo Grenceng Denpasar

Jro Pinandita Darma Wisesa menjelaskan ide dari Mewinten aji Saraswati di Pura Maospahit yang dilaksanakan hari ini idenya dari PSN Korcam denpasar Utara yang sekretariat di Pura Maospahit jalan Sutomo Grenceng
Pujawali di awali saat Purnama lalu dan akan dilakukan Penyineban tanggal 2 Juni

Untuk Pawintenan Aji Saraswati pesertanya ada dari Singaraja, Bangli, Denpasar, SD 4 Pemecutan. Masayarakat umum dan penyungsung Pura Maospahit.

Hadir dalam acara ini Gusti Ngurah Mataram , angga Puri Pemecutan , Jero Kuta, Jero Bendesa Pekraman Denpasar, Kelian Dinas Banjar Grenceng, Kapolsek Denpasar Utara, Bapak Camat Denpasar Utara, masyarakat penyungsung Pura Maospahit

Jumlah peserta Pawintenan ini diikuti kurang lebih 500 orang terdiri dari SD 4 Denpasar 106 orang ,sekehe gong 30 orang dan dari masyarakat umum 300 orang peserta mengikuti Pawintenan Aji Saraswati yang upacaranya dipuput oleh Ide Perande Mas dari Geria Balon

Acara ini merupakan program AD/ART dari PSN Korda Denpasar yang di mulai bulan ini sudah dilaksanakan Pawintenan dan pada bulan Juni mendatang sampai September akan diprogramkan melakukan pendataan pemangku ,pinandita yang ada di Denpasar Utara sehingga koordinator lapangan Denpasar Utara memiliki data acuan kerja di Denpasar Utara kedepannya
Kedepan akan terus berlanjut program pawintenan Massal, pebayuhan Sapuleger dll

Pawintenan saraswati adalah penyucian diri melalui pemujaan thd Dewi Saraswati sebagai sakti Brahma yg mencipta…ilmu pengetahuan yg dilaksanakan dgn upacara mawinten setelah pembersihan diri secara lahir dan batin
Pawintenan saraswati dalam konsep hindu bali adalah bertujuan untuk memohon kepada sanghyang aji sarasvati agar badan ini siap menerima Wahyu Sruti atau ilmu pengetahuan
Khusus Sisya Upanayana SD no 4 Pemecutan adalah…Sisya upanayana sebagai langkah awal yg sakral dan penting untuk melahirkan generasi bangsa yg diharapkan bersama

sebuah ritual ini dilakukan sebagai pertanda pengesahan diri peserta didik dan secara spiritual atau Niskala untuk mensucikan mereka dari kebiasaan buruk

Adapun proses yg dilakukan dlm Pawintenan sarawati adalah
1.Mapetik….2.mapedamel…3.Merajah…4, Semayut…5.Karowista dan Kalpika untuk mengendalikan Pikiran

Ujar Jro Pinandita Darma Wisesa Manggalaning Karya Upacara Pawintenan Sang Hyang Aji Saraswati ring Pura Maospahit (INN.W)


Global

Perjalanan Sejarah Intelijen dan Telik Sandi di Indonesia: Dari Mata-mata Kerajaan Hingga Badan Intelijen Negara

Published

on

By

Ilustrasi

Oleh : Dr. Kt. Sukawati Lanang P. Perbawa, SH.,M.Hum.

DENPASAR – Dalam dunia pengintaian atau penyusupan, dahulu kita mengenal istilah “Telik Sandi”. Istilah ini berasal dari bahasa Indonesia dan dikenal pada zaman kerajaan-kerajaan, di mana Telik Sandi adalah sebutan untuk mata-mata kerajaan yang bertugas mengawasi kerajaan-kerajaan lain. Ini mirip dengan konsep intelijen yang kita kenal saat ini, di mana kecerdasan dan ketelitian dalam pengolahan informasi sangat penting.

Etimologis kata “Telik Sandi” sendiri merupakan gabungan kata “telik,” yang berarti cermat dan teliti, dengan “sandi,” yang berarti rahasia. Oleh karena itu, Telik Sandi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang cerdas yang memiliki sifat rahasia, dan mereka ditugaskan dengan tugas yang memerlukan kecermatan dan ketelitian, seperti memata-matai kerajaan lain atas perintah kerajaan atau penguasa.

Meskipun istilahnya berbeda, esensi dari Intelijen dan Telik Sandi memiliki kesamaan, yaitu dalam pengumpulan, analisis, dan penggunaan informasi dengan tujuan yang berkaitan dengan keamanan dan pemahaman situasi. Perbedaan terutama terletak pada asal-usul istilah dan konteks sejarah di mana mereka muncul. Intelijen cenderung lebih modern dan luas dalam cakupannya, sementara Telik Sandi adalah istilah historis dalam konteks kerajaan.

Badan Intelijen Negara (BIN) Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan selama berbagai era sejarahnya. Mari kita bahas perjalanan dan evolusi BIN sejak awal hingga saat ini.

Era Intelijen Perjuangan (Sebelum Kemerdekaan):

Era pertama adalah masa intelijen perjuangan sebelum kemerdekaan Indonesia. Pada periode ini, tujuan utama intelijen adalah untuk memberikan informasi kepada pemerintahan pada masa itu, termasuk Presiden Soekarno, mengenai gerak-gerik penjajah yang berusaha kembali menduduki Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan pada 1945. Badan Istimewa, yang dipimpin oleh Kolonel Zulkifli Lubis, didirikan pada September 1945 untuk memenuhi tujuan tersebut. Namun, situasi geopolitik yang belum stabil dan cakupan geografis yang luas membuat tugas intelijen sulit dilaksanakan secara efektif.

Perkembangan Pasca-Proklamasi:

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, informasi intelijen tetap sangat penting dalam merumuskan strategi diplomatik dan militer. Namun, kendala dalam organisasi dan koordinasi mengarah pada perubahan nama dan struktur. Pada 7 Mei 1946, Badan Intelijen diubah menjadi Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani).

Kehadiran Badan Pertahanan B:

Pada masa ini, Departemen Pertahanan Indonesia membentuk Badan Pertahanan B, yang menjadi lembaga intelijen terpisah dari Brani. Persaingan antara kedua lembaga ini mengarah pada pembubaran Brani dan pembentukan Bagian V oleh Departemen Pertahanan sebagai penggantinya.

Era Biro Informasi Staf Angkatan Perang (BISAP):

Pada 1950-an, dengan T. B. Simatupang memimpin tentara Indonesia, dibentuk Biro Informasi Staf Angkatan Perang (BISAP) sebagai lembaga intelijen baru. Namun, pada tahun 1959, pemerintahan Soekarno mencoba memisahkan badan intelijen dari militer dengan membentuk Badan Koordinasi Intelijen (BKI). BKI kemudian diubah menjadi Badan Intelijen Pusat (BIP) pada 10 November 1959 dengan Dr. Subandrio sebagai kepala.

Era Intelijen Pembangunan:

BIP menjadi simbol penutup era intelijen perjuangan dan membuka era baru, dikenal sebagai era intelijen pembangunan. Saat Soeharto berkuasa pada tahun 1967, ia membentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), yang memiliki cakupan tugas yang sangat luas untuk mengawasi usaha melawan pemerintahan.

Munculnya Komando Intelijen Negara (KIN):

Setelah Kopkamtib, Soeharto membentuk Komando Intelijen Negara (KIN) sebagai badan intelijen pengganti BIP. KIN bertanggung jawab secara langsung kepada Soeharto dan memiliki peran penting dalam membersihkan sisa-sisa kekuatan yang dianggap mengancam pemerintahan Soeharto.

Peran KIN dan Hubungan dengan AS:

KIN memiliki wewenang besar dalam mengawasi dan memantau potensi ancaman, dan juga menjalin hubungan dengan dinas intelijen Amerika Serikat, seperti CIA, melalui hubungan dekat Soeharto dengan AS.

Era Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin):

Pada tahun 1967, Soeharto mengganti KIN dengan Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin). Bakin fokus pada operasi luar negeri dan kontra spionase, sementara pengawasan politik dalam negeri lebih banyak dilakukan oleh Kopkamtib melalui Satuan Khusus Intelijen (Satsus Intel). Selain itu, Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI juga memiliki wewenang luas dalam pengawasan situasi politik dalam negeri.

Perubahan setelah Reformasi 1998:

Reformasi 1998 mengubah dinamika komunitas intelijen, khususnya intelijen dari militer. Badan Intelijen Negara (BIN) resmi disahkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001. BIN masih ada hingga saat ini.

………

Penulis : Dekan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati.

Editor : Ray

Continue Reading

Global

KTT AIS, Gus Bawa: Mampu Tangkap Potensi Kerjasama Regional

Published

on

By

Ida Bagus Wibawa, SE,MAP., (Gus Wibawa).

DENPASAR – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ‘Archipelagic and Island States’ (AIS) Forum merupakan penguatan peran AIS Forum sebagai pusat solusi cerdas dan inovatif, serta sebagai platform gotong royong dalam mendorong agenda masa depan tata kelola laut global.

Mereka akan fokus pada inisiatif-inisiatif nyata yang menyentuh masyarakat di negara – negara pulau dan kepulauan.

Menemui Ida Bagus Wibawa, SE,MAP., (Gus Wibawa), selaku pengamat publik yang juga merupakan mantan komisaris Bank BPD Bali (2019 – 2023) ini, menekankan bahwa acara tersebut memberikan platform untuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Timur untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam berbagai isu strategis.

Ia juga merupakan Putra dari mantan Bupati Klungkung Drs. Ida Bagus Oka dan Letkol (Purn) CAJ  Ida Ayu Sasih SAg (ibu).

Kemudian, manfaat bagi Bali dan Indonesia. Dalam diplomasi regional, kehadiran KTT AIS dapat memperkuat diplomasi Indonesia di tingkat regional. Sebagai tuan rumah, Indonesia dapat memainkan peran utama dalam mempengaruhi agenda dan keputusan yang diambil dalam acara ini.

” Secara keamanan dan stabilitas, ini juga bertujuan untuk mempromosikan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan, ” ungkapnya, Selasa (10/10/2023) di sebuah Kedai Kopi di Denpasar.

Tentu dari sisi kerjasama regional, Indonesia dan Bali dapat memperoleh manfaat dari upaya bersama untuk mengatasi ancaman keamanan, termasuk terorisme, perdagangan narkoba, dan permasalahan maritim.

” Yang menarik adalah, Integrasi ekonomi, forum ini juga membahas hubungan ekonomi antara negara-negara ASEAN dan Asia Timur, termasuk kerjasama perdagangan, investasi, dan pemulihan ekonomi pasca krisis ”

Hal ini dapat membantu meningkatkan akses pasar dan peluang investasi bagi Indonesia dan Bali.

Dan yang terpenting sebagai tuan rumah KTT AIS, Bali mendapat kesempatan untuk mempromosikan daya tarik pariwisata dan budaya lokal kepada para delegasi negara-negara peserta. Selain itu, event ini juga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan pemasukan ekonomi bagi Bali.

Ia juga menekankan bahwa Bali sendiri memiliki 3 pulau, Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan yang masuk wilayah Kabupaten Klungkung.

” Disana (forum) Bali dapat memahami apa yang menjadi potensi dan apa yang harus dikembangkan disana, ” sebutnya.

Indonesia memang memliliki pulau yang sangat banyak sekitar 17.508 pulau yang dihuni 360 suku bangsa. Dan pulau tersebut memiliki potensinya masing – masing secara ekonomi.

” Kalo bicara soal kepulauan kita bicara tentang bagaimana memanfaatkan, menjaga dan melindungi kepulauan ini sendiri, KTT ini membuat kita bisa lebih peduli terhadap keberadaan pulau – pulau ini untuk ekonomi bangsa ini ”

Ia juga menyinggung soal dampak yang selama ini belum selesai dihadapi Bali, yakni sampah yang dihasilkan.

Menanyakan soal Nusa Penida yang sudah sebagian besar dikuasai investor, dirinya mengutarakan bahwa masyarakat lokal jangan terbuai oleh gemerincing dollar.

” Kita yang tidak mampu mengelolanya dengan baik ”

Ada baiknya saat pemerintah mengeluarkan izin ada baiknya melakukan penataan lebih dahulu, dimana yang namanya sepadan pantai yang apakah boleh dibangun atau tidak, ini wajib ditata dengan baik.

” Bahkan kita bisa tidak melihat pantai lagi nantinya, ini tentang tata ruang. Dan sampah yang dihasilkan, kemana nantinya akan dibawa, ” pungkasnya. (Ray)

Continue Reading

Global

Samsung Keluarkan Galaxy Tab S9 Dengan Fitur Sultan

Published

on

Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku