Connect with us

Global

Jelang Pelaksanaan Bulan Puasa Ramadhan DANLANAL Denpasar Pimpin Apel Khuaus di Mako Lanal Denpasar

Published

on


GatraDewata.Com – Menjelang pelaksanaan bulan Puasa Ramadhan tahun 1439 H/ 2018 M bagi umat muslim serta Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu, Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Denpasar, Lantamal V Kolonel Laut (P) GB. Oka, memberikan pengarahan dalam apel khusus yang dilaksanakan di Lapangan Apel Mako Lanal Denpasar, Rabu (16/05).

Dalam arahannya Komandan Lanal Denpasar memberikan beberapa pedoman bagi personel militer maupun PNS dijajaran Mako Lanal Denpasar memasuki Bulan Puasa Ramadhan tahun 2018 bagi umat Muslim dan akan datangnya Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu terutama berkaitan dengan pengamanan personel dan material yang perlu diperhatikan.

Adapun penekanan Danlanal, bagi seluruh personel agar tetap meningkatkan kewaspadaan melalui pengamanan kemarkasan yang meliputi obyek vital, gedung gedung, tamu tamu yang keluar masuk, karena terkait maraknya aksi terorisme, tingkatkan prestasi, jaga kebersihan, tingkatkan keimanan dan ketaqwaan bagi umat muslim yang menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan dan mejelang hari Raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu.

Kepada seluruh anggota agar tetap waspada, kepada seluruh anggota agar Divisi jaga tetap siaga serta diatur agar personel yang ada dapat dipergunakan secara efektif tanpa mengurangi kewaspadaan dan jaga kesehatan serta tingkatkan Sinergitas antara TNI/Polri..

Pada bagian akhir Danlanal Denpasar juga menekankan tentang pentingnya pembinaan keluarga dalam hal etika dan pengawasan terhadap seluruh anggota keluarga baik dalam kedinasan maupun dilingkungan masyarakat. (Pen Lanal Denpasar)


Advertisement

Global

Jaksa Agung ST Burhanuddin: “Entitas Jaksa ASEAN Meningkatkan Kolaborasi Antar Lembaga Kejaksaan se-ASEAN Demi Terwujudnya Sinergitas Penegakan Hukum”

Published

on

By

SIARAN PERS Nomor: PR – 359/072/K.3/Kph.3/04/2024

JAKARTA – Kamis 25 April 2024 bertempat di Merusaka Hotel, Nusa Dua, Bali, Jaksa Agung ST Burhanuddin hadir dan memberikan sambutan pada kegiatan “Pertemuan Konsultasi ke-2 Untuk Membentuk Badan/Entitas Para Jaksa ASEAN”.

Jaksa Agung menyampaikan bahwa sekitar satu tahun sejak pertemuan konsultasi pertama yang diselenggarakan di Lam Thaen, House Bang Saen, Chonburi, Thailand menghasilkan poin penting pertemuan yaitu perlunya memperkuat kerja sama di antara para Jaksa se-ASEAN.

“Hal tersebut sebagai bentuk optimalisasi terhadap peran yang dilakukan Jaksa ASEAN dalam mencegah dan menekan kejahatan transnasional yang terorganisir, serta mendorong para Jaksa ASEAN untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait kegiatan Kejaksaan guna memperkuat jaringan Kejaksaan ASEAN,” ujar Jaksa Agung.

Adapun pada pertemuan konsultasi Jaksa ASEAN di Bang Saen telah mencapai suatu kesepakatan “Bang Saen Initiative 2023”. Kesepakatan tersebut pada pokoknya membuka peluang untuk menjajaki terbentuknya entitas atau sebuah Badan bagi para Jaksa se-ASEAN beserta format organisasi dan fungsinya sebagai wadah dalam peningkatan kerja sama meliputi sarana berbagi informasi serta pengetahuan terkait penegakan hukum guna menjaga supremasi hukum di kawasan ASEAN.

Menurut Jaksa Agung, urgensi untuk membentuk wadah kerja sama antar institusi Kejaksaan di kawasan ASEAN sangat diperlukan karena dalam konteks globalisasi dan perkembangan teknologi, kejahatan lintas batas kini semakin kompleks dan sulit untuk ditangani oleh satu negara saja.

“Dengan terbentuknya entitas Kejaksaan se-ASEAN diharapkan dapat membantu dalam penegakan hukum lintas batas, termasuk dalam mengatasi kejahatan transnasional seperti perdagangan manusia, narkotika, pencucian uang, korupsi dan kejahatan lainnya,” imbuh Jaksa Agung.

Jaksa Agung berharap dengan adanya entitas atau badan Para Jaksa se-ASEAN dapat meningkatkan kolaborasi dan sinergi antar lembaga Kejaksaan se-ASEAN dalam rangka membangun sistem penegakan hukum yang kuat dan efektif.

Selain itu dengan keberadaan entitas tersebut, diharapkan juga dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi para Jaksa dalam menangani berbagai kasus yang memerlukan kerja sama lintas negara, kebutuhan memperoleh akses informasi, serta memperluas jejaring lembaga Kejaksaan di negara kawasan ASEAN.

Pada kesempatan ini, Jaksa Agung mengajak para Jaksa ASEAN/peserta forum untuk berkomitmen bersama menjadikan forum Pertemuan Konsultasi ke-2 Jaksa se-ASEAN di Bali sebagai langkah penguatan sinergi dan koordinasi bersama.

“Mari kita serukan pesan yang kuat kepada para pelaku kejahatan bahwa upaya penegakan hukum tidak boleh dikalahkan dengan sekat-sekat perbedaan sistem hukum dan yurisdiksi, mengingat globalisasi saat ini telah memberikan dorongan terhadap transformasi kejahatan yang semula sektoral menjadi multi-sektoral,” imbuh Jaksa Agung.

Mengakhiri sambutannya, Jaksa Agung atas nama pribadi dan selaku Pimpinan Kejaksaan RI menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kepercayaan yang telah diberikan kepada Indonesia untuk menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan kegiatan forum konsultasi ini.

“Semoga forum pertemuan konsultasi antara Jaksa se-ASEAN dapat mewujudkan terbentuknya Badan atau Entitas khusus bagi Jaksa se-ASEAN, agar ke depan entitas ini dapat menjadi wadah pertukaran ide, gagasan, ilmu, dan pengalaman yang dapat mengoptimalkan profesionalitas Jaksa ASEAN dalam penegakan hukum yang berkeadilan. Hal itu dalam rangka mendorong supremasi hukum dan keamanan regional di kawasan ASEAN,” pungkas Jaksa Agung.

Kegiatan Pertemuan Konsultasi ke-2 Untuk Membentuk Badan/Entitas Para Jaksa ASEAN di Bali turut dihadiri oleh Jaksa Agung Filipina Yang Mulia Tuan Benedicto Malcotento, Wakil Jaksa Agung Thailand Yang Mulia Tuan Jumphon Phansumrit, Kepala Badan Pemulihan Aset sekaligus Ketua Umum Persatuan Jaksa Indonesia, Jaksa Agung Muda Intelijen, Staf Ahli Jaksa Agung Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya, Para Ketua dan Anggota Delegasi Jaksa Agung dari Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Filipina, Kamboja, Laos, Vietnam dan Myanmar, Para Observer dari Negara Jepang, Luxemburg, Amerika Serikat, Denmark, UNODC, dan para undangan yang hadir.  (K.3.3.1)

Continue Reading

Daerah

Demi Kenyamanan Customers, Java Lotus Hotel Gelar Uji Kompetensi Food Handler 

Published

on

Java Lotus Hotel Jember

GatraDewata – Jember, Menjawab tuntutan pelanggan, pasar industri jasa dan meningkatkan “value” layanan terhadap pelanggan, serta memenuhi kewajiban perusahaan untuk up-skilling paralel dengan upaya re-skilling sumber daya manusia di perusahaan, maka menejemen Java Lotus Hotel Jember menyelenggarakan Uji Kompetensi Food Handler.

Investasi soft-skill kepada sebagian karyawan di Tri Wulan pertama tahun 2024, dilaksanakan bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan (JMKP). Berupa Sertifikasi Pengelolaan Higiene Sanitasi Makanan, skema sertifikasi okupasi nasional penjamah makanan (food handler).

LSP JMKP, terverifikasi Badan Nasional Seritifikasi Profesi (BNSP) ini, adalah LSP pihak ketiga yang dibentuk oleh Asosiasi Profesi Keamanan Pangan Indonesia (APKEPI). Mendapat dukungan penuh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Kementrian Perindustrian RI, Kementrian Pertanian RI, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, terpercaya!

Uji Kompetensi dengan asesor Sigit Jaya Saputra yang didatangkan dari Jakarta menjadi program perusahaan melalui divisi HRD (Human Resources Development) dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan produk makanan, minuman yang disediakan hotel. Selain untuk meningkatkan keyakinan tamu bahwa setiap “sajian” telah diolah dengan standard keamanan dan kebersihan sesuai undang – undang yang berlaku.

Setiap produk sajian diracik tangan – tangan terampil, profesional dan telah teruji kompetensinya sehingga melalui sajian makanan dan minuman tamu merasa nyaman dan aman berada di hotel.

Kearifan Lokal

General Manager Java Lotus Hotel Jember, Jeffrey Wibisono V

Hal meracik kudapan berstandar keamanan dan kebersihan internasional, namun bahan baku tetap mengutamakan hasil budidaya pekebun, petani, nelayan sekitar Jember, negeri Pandhalungan yang dikenal dengan JFC —Jember Fashion Carnaval—nya ini.

Dari program sertifikasi uji kompetensi, Jeffrey Wibisono V mengungkapkan  “Jadi, tidak perlu ragu dan khawatir lagi ya! Java Lotus Hotel Jember berusaha meningkatkan mutu pelayanan untuk tamu yang datang, juga mempertahankan kualitas produk sajiannya tanpa melupakan keberpihakan pada budidaya setempat.”

Jeffrey menutup pernyataannya dengan menyampaikan, “Nilai tambah bagi tamu yang menginap atau sekadar menikmati olahan dapur Java Lotus Hotel Jember, tidak hanya mendapat konsumsi makanan sehat, aman, berkualitas. Juga tetap berbagi dengan lingkungan sekitar serta ikut menekan emisi CO2 dari aktivitas mengolah bahan baku menjadi kudapan siap saji.”

Apalagi, Java Lotus Hotel memiliki 3 outlet FnB yakni MakanKoe Restaurant, KopiKoe Café, dan The Upper & Lower Sky Lounge. Hal ini menjadi sangat penting mengingat konsumen dari ketiga outlet tersebut cukup ramai dan diminati masyarakat. Ceruk pasar komoditi lokal yang mendukung perekonomian setempat.

Perlu diingat bahwa Uji Kompetensi dilakukan tanggal 20 Februari 2024, jam 10.00 WIB di Mawar Melati Meeting Room, Mezzanine Floor of Java Lotus Hotel.

Kegiatan eksklusif ini diikuti 11 karyawan di bagian Food and Beverage Departement, yang telah memenuhi persyaratan dan ketentuan untuk mengikuti uji kompetensi. Dalam skema food handler diikuti tujuh (7) staff Food and Beverage Porduct, tiga (3) staff Food and Beverage Service, serta satu (1) staff Akunting Receiving. Sedangkan untuk Skema Pengelola Higiene Sanitasi Makanan untuk penanggung jawab hanya diikuti oleh Chef Arif (Chef de Cuisine Java Lotus Hotel).

Uji kompetensi meliputi tes tulis, tes wawancara, dan praktek bagi masing – masing peserta. Mereka juga mendapat evaluasi mengenai hal – hal yang harus diperbaiki dan di pertahankan.

So, kita tunggu kehadiranmu di Java Lotus Hotel ya!

Narahubung:
Jeffrey Wibisono V., General Manager
Email: gm@javalotushotel.com
Telepon Java Lotus Hotel: 0331 5102 777; HP: 0811 39 8917

Website: https://javalotushotel.com

Continue Reading

Daerah

My Travel My Adventure – Bagaimana Menarik Perhatian Wisatawan?

Published

on

GatraDewata – Jember, Pembatasan perjalanan dihapus paska pandemi, maka terjadilah euphoria wisata balas dendam dan semarak case overtourism di beberapa kawasan dalam dan luar negeri. Lantas, saya mesti melakukan penyegaran, berlibur dimana?

Buat saya, mencari satu destinasi untuk liburan ke luar negeri mirip dengan berkegiatan mencari bahan bacaan di toko buku, Sama – sama menarik. Dari mulai tertarik dengan judul dan gambar di sampul depan, kemudian menelaah rangkuman premis dan diksi dari buku yang sedang saya pegang. Teman-teman percaya toh, kalau ilmu marketing mengatakan people do not buy products, they buy emotions dan ada pengaruh validasi sosial disitu.

Lalu apa yang menarik perhatian saya untuk memutuskan destinasi liburan berikutnya? You do not attract what you want, you attract what you are! Yang pasti pertanyaan pertama adalah “ada apa disana?”

Traveler lain —menurut saya— melakukan hal yang mirip yaitu mulai dari menyusun top-most-priority untuk dibaca dan dibahas ulang bersama teman perjalanan —bagian dari mematangkan perencanaan dan mem-finalkannya—. Sangat subyektif. Dan kita belum berbicara tentang perubahan iklim terkait rencana berlibur kita.

Kemudian, kalau kita berandai – andai sebagai “turis” yang tertarik untuk liburan di Indonesia,—mengusung genre traveler generasi baru yaitu Milenial, iGeneration dan Alpha kelahiran tahun 1990an dan 2000an—, kira-kira apa yang menarik perhatian kita?

Dari total 17.504 pulaunya saja, tidak mungkin kita bisa mengunjungi, menangguk experience kehidupan kepulauan Indonesia, sekalipun menikmatinya menggunakan masa cuti panjang selama 30 hari.

Tetapi –catat– kita bisa mengunjungi wilayah Indonesia ber-ulang-ulang dan mendarat di pulau yang berbeda-beda – island hopping,  tergantung tujuan pengalaman yang hendak kita timba.

Dalam pemikiran saya, salah satu pembangkit minat untuk Indonesia  menjadi pilihan future travelers melalui people – beragam suku dan budayanya menjadikan Indonesia memiliki potensi destinasi-destinasi tematik.  Mampukah Indonesia membangun special interest sesuai karakteristik historis geografis masyarakat dan pulaunya? Bukan melulu eksploitasi alamnya. Sehingga kemudian pangsa pasar niche nya terbentuk, lalu target promosinya jelas dan kuota kunjungan wisatawannya-pun dapat ditentukan.—Tidak perlu terjadi kasus overtourism—Disinilah, kita bisa bicara lebih banyak tentang destinasi dengan quality of tourism nya —didalamnya ada length of stay dan spending power wisatawan yang sedang berkunjung—.

Mari kita coba buka sejarah Nusantara. Harus kita akui, penguasaan bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya, bangsa Indonesia kalah jauh dibandingkan beberapa negara anggota ASEAN. Tetapi Indonesia masih bisa unggul apabila dapat mengembangkan experience. Paket bisa dibuat dan itu misalnya Paket Perjalanan Sejarah, Paket Legenda, Paket Arkeologi Antropologi, Paket Keraton, Paket Laboratorium Hidup dan masih banyak lagi. Khusus Paket Laboratorium Hidup saya dapat membandingkan Galapagos di Ekuador dengan Flobamora di NTT (Kepulauan Nusa Tenggara Timur).

Jangan lupa! Saya sedang memikirkan bagaimana menarik minat, perhatian potensi future travelers tersebut. Kuncinya pada penguasaan teknologi, dan jadikan Indonesia sebagai destinasi digital yang handal. Semua paket yang ditawarkan dan dijual harus terintergrasi dapat dipertanggungjawabkan secara etika moral, sosial, hukum dengan aman. Mulai dari beragam tipe akomodasi, destinasi makanan sesuai daerahnya dengan mempromosikan exotic food yang dapat dikonsumsi wisatawan internasional sesuai karakter daerahnya. Jangan lupa ada misi edukasi didalam memberikan experience kepada wisatawan. Salah satunya adalah mengajari wisatawan untuk mendapatkan pengalaman berinteraksi dengan penduduk lokal dengan sarana naik public transportation (angkot) dari satu poin ke poin lainnya, bahkan bisa untuk mengajari memilih angkutan umum antar kota seperti menggunakan bis dan kereta api/listrik.

Bagaimana dengan paket budaya?

Saya sendiri secara pribadi sangat tertarik dengan budaya. Indonesia ini kaya banget!. Setiap daerah memiliki kekuatan masing masing. Dari seni tari, rupa, patung dan lainnya, yang dapat diintegrasikan dalam Paket Sejarah Nusantara —untuk daerah tertentu— atau bahkan Paket Legenda yang di ceritakan dari dongeng rakyat seperti Balingkang Dewi Danu di Kintamani Bali. Untuk mensukseskan semua program wisata ini Indonesia perlu Story Tellers sebagai duta wisata. Dalam hal sales, marketing diperlukan seller, marketer yang menguasai strategi storytelling, didukung tim content creator yang setara. Dan tetap berpedoman pada Kode Etik Pariwisata Global serta kode etik jurnalistik Indonesia —meskipun Anda bukan jurnalis—.

Kita sebagai future travelers perlu akses masuk yang nyaman dan infrastrukturnya.

Suksesnya program satu paket-satu destinasi perlu dukungan masyarakat setempat. Sosialisasi tidak cukup dilakukan oleh pemerintah selaku fasilitator, juga oleh kalangan pelaku bisnis perjalanan wisata. Sosialisi dan pelatihan secara berkesinambungan selayaknya dilakukan stakeholder terkait. Ini sebagian pekerjaan pemerintah dengan dukungan swasta untuk implementasi dan mengembangkannya.

Bagaimanapun wujud destinasinya? Walau lokasinya terpencil, kebutuhan kekiniannya atau keperluan modernisasi tetap harus disediakan. Misalnya MCK (Mandi Cuci Kakus) standar internasional, transportasi, convenience store, alat pembayaran non-tunai (tourist card dan virtual), APPS of the Destination. Semua travelers memerlukan kemudahan mobilitas dengan segala informasinya yang terintegrasi dan akurat. Mungkin ada yang sudah pernah ke Singapura dan London? Di kedua kota ini saya sangat nyaman untuk mobilitas dengan mudah dan murah selama berkunjung.

Satu lagi, apakah saya memiliki ketertarikan pada destinasi di Indonesia yang menerapan aksi ramah lingkungan? Ya, ini tren global.—green and sustainable tourism—. Tentu menarik  jika  ada pulau-pulau di Indonesia yang siap mempertunjukkan teknologi “free chemical” untuk kehidupan sehari-hari nya. Mulai dari pertanian, kemasan sampai ke pengelolaan limbahnya. Saya akan experience untuk menginap beberapa malam disini. Pasti ada pelajaran yang bisa dibawa pulang.

Jadi sekali lagi kualitas suatu produk termasuk produk wisata itu sangat subyektif. Semua bergantung terhadap pengalaman apa yang dirasakan oleh penikmatnya pada saat itu. Contoh konkritnya, mari kita masuk ke situs-situs guest review seperti tripadvisor dan google review. Apakah dari satu review ke review lainnya isinya sama untuk produk yang sama dengan penikmat  berbeda? Maka itulah bukti subyektifitas tersebut.

Pemikiran tertulis saya tentang cara atau bagaimana menarik niat,  perhatian wisatawan secara umum ini masih sangat “sempit”,  dibandingkan potensi Indonesia yang sangat luar biasa.

Dari slogan saya  My Travel My Adventure terdapat letupan-letupan  emosi yang membuat saya menjadi tertarik berkunjung ke satu destinasi. Misalnya karena cerita sejarahnya yang memikat, ingin mendapatkan pengalaman  yang diceritakan oleh orang lain, kelangkaan/scarcity atau ekskulisifitas, tipe wisatawannya, eksotisme suku setempat, jaminan keamanan, cocok untuk pengambilan foto-foto yang bisa untuk diceritakan kembali, heritage, history, pengalaman spiritual, affordable – sesuai kocek, banyaknya waktu untuk digunakan termasuk masa tempuh untuk mencapai destinasi yang menarik.

Pada akhirnya, Indonesia harus mampu menjual dengan cara mentransfer perasaan. —kemampuan storytelling disemua dimensi–. Memahami “maunya” dan kebutuhan traveler seperti cerita fiksi yang menjadi non-fiksi, menjadi kenyataan. Bukan hard-sales saja dengan menonjolkan “Ini produk unggul kami”.

Tentunya teman-teman pembaca mempunyai ketertarikan yang lain dari saya dan ingin urun-rembug. Silakan. Terima kasih.

 

Jember, 08 February 2024

Jeffrey Wibisono V.│@namakubrandku│ Telu Learning and Consulting for Hospitality Industry │ General Manager Java Lotus Hotel Jember
Continue Reading

Trending

Copyright © 22 Juni 2013 Gatradewata. Pesonamu Inspirasiku