Tamparan Realita di UGM, Museum Koruptor Indonesia Bongkar Wajah Para Penjarah Negeri!
- account_circle Admin
- calendar_month Kam, 26 Jun 2025

Museum Koruptor Indonesia ramaikan acara Sound Of Justice UGM (X @bacottetanggaid)
YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) bikin gebrakan yang mengguncang publik lewat acara Sound of Justice yang digelar Fakultas Hukum. Dalam rangkaian acara tersebut, hadir sebuah pameran kontroversial namun menggugah: Museum Koruptor Indonesia, yang disebut-sebut sebagai yang pertama di Indonesia.
Booth museum ini sontak menjadi pusat perhatian mahasiswa dan pengunjung. Tak seperti pameran biasa, museum ini menyajikan wajah-wajah nyata para koruptor kelas kakap yang telah merugikan negara hingga triliunan rupiah. Mulai dari mantan Menkominfo Johny G. Plate dalam kasus BTS, Harvey Moeis dalam skandal nikel, hingga Zarof Ricar, yang dijuluki “mafia peradilan” karena menerima suap demi meringankan hukuman pelaku korupsi.
“Bikin kita sadar, betapa dalamnya luka negeri ini karena orang-orang rakus yang pernah kita panggil pejabat. Rasanya kayak ditampar realita,” tulis akun X @ch_chotimah2 yang mengunggah suasana pameran.
Pameran ini tidak hanya menampilkan kronologi kasus dan wajah pelaku, tapi juga menyentil nurani publik dengan data kerugian negara, modus operandi, dan pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat. Banyak pengunjung yang keluar dari area museum dengan ekspresi campur aduk, marah, kecewa, sekaligus tersadar bahwa kehancuran negara bukan semata datang dari luar, tapi dari dalam, lewat tangan para pejabat yang seharusnya jadi pelindung rakyat.
“Nama Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap dari koruptor biar hukumannya ringan. Jadi ternyata hukum bukan lagi soal keadilan… tapi soal harga,” tulis akun X lainnya.
Museum Koruptor ini pun ramai diperbincangkan di media sosial, terutama X, karena pendekatannya yang berani, edukatif, dan menyentil langsung kesadaran generasi muda. Banyak yang berharap agar pameran serupa bisa digelar di kampus-kampus lain sebagai bagian dari gerakan antikorupsi yang menyasar akar: kesadaran moral dan integritas generasi penerus bangsa.
Pameran ini bukan hanya ruang belajar, tapi juga cermin pahit dari wajah kelam bangsa, mengajarkan bahwa melawan korupsi tak cukup lewat pidato, tapi perlu keberanian untuk menampar kenyataan. (Ray)
Saat ini belum ada komentar