Prabowo Resmikan RS Internasional, Tertutup Bayangan Ketidakhadiran Koster
- account_circle Ray
- calendar_month Kam, 26 Jun 2025

DENPASAR – Kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, ke Bali pada Rabu–Kamis (25–26 Juni 2025) menyisakan tanda tanya besar. Bukan soal agenda penting seperti peresmian Bali International Hospital (BIH), melainkan ketidakhadiran Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur I Nyoman Giri Prasta dalam momen kedatangan kepala negara di Bandara Ngurah Rai.
Tak satu pun pejabat Pemerintah Provinsi Bali tampak menyambut Presiden Prabowo di bandara. Video yang beredar luas menunjukkan penyambutan hanya dilakukan oleh Pangdam IX/Udayana dan Kapolda Bali. Yang menarik perhatian publik justru kehadiran Ketua DPD Partai Gerindra Bali, Made Muliawan Arya alias De Gadjah, berdiri paling depan menyambut langsung Presiden. Ketidakhadiran unsur Pemprov Bali yang notabene didominasi PDI Perjuangan lantas menimbulkan spekulasi politik.

Presiden Prabowo Subianto meninjau Bali International Hospital di Kota Denpasar, Provinsi Bali, pada Rabu, 25 Juni 2025. (Foto: BPMI Setpres)
Dikutip dari media online pikiran rakyat, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menjelaskan bahwa ketidakhadiran jajaran Pemprov di bandara bukan disengaja, melainkan karena tidak ada undangan resmi dari protokol kepresidenan. Ia menambahkan bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur tengah mengikuti retret pemerintahan di Jawa Barat yang tidak dapat ditinggalkan.
Meski demikian, Dewa Made Indra tetap mewakili Pemprov Bali dalam peresmian Bali International Hospital (BIH) di kawasan Sanur, yang dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo. Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan kebanggaan atas keberadaan fasilitas kesehatan bertaraf internasional tersebut.
“Saya juga melihat Bali International Hospital luar biasa. Waktu saya masuk saya kira hotel. Memang rumah sakit nuansa hotel, lantainya marmer. Indonesia adalah negara besar, berkemajuan, dan dinamis. Kita harus punya fasilitas terbaik agar bisa jadi pusat rujukan kawasan Asia Tenggara dan Pasifik,” ujar Presiden.
Sebelum peresmian, Presiden Prabowo meninjau langsung fasilitas rumah sakit yang dibangun oleh PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC), didampingi oleh Direktur Utama Mayjen TNI (Purn) Dr. dr. Lukman Ma’ruf. Rumah sakit ini memiliki 255 tempat tidur, delapan kamar operasi, dan layanan pemeriksaan jantung. Presiden juga melihat langsung layanan unggulan onkologi ICON dan teknologi canggih LINAC (Linear Accelerator) yang digunakan untuk pasien kanker stadium lanjut.
“Bapak Presiden sangat bangga dengan rumah sakit ini. Layanannya mencakup kardiologi, onkologi, neurologi, gastroenterologi, dan ortopedi, semuanya terintegrasi dalam satu tempat,” ujar Lukman.
Presiden pun berpesan agar BIH menjadi simbol kemajuan sistem kesehatan Indonesia dan terus memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. “Pesan khusus untuk tetap melanjutkan pelayanan sebaik mungkin terhadap masyarakat yang membutuhkan,” ucapnya.
Namun, di balik kemegahan peresmian BIH, bayang-bayang ketidakhadiran Koster dan para pejabat Bali terus menjadi sorotan. Publik kini mempertanyakan apakah ini hanya persoalan teknis protokoler atau sinyal perubahan peta kekuasaan politik di Bali pasca pilpres. Di tengah transisi kekuasaan nasional, absennya elite daerah dalam penyambutan Presiden bukan sekadar detail kecil, ia bisa jadi bagian dari dinamika yang jauh lebih besar. (Ray)
Saat ini belum ada komentar